Bab 4 Maaf, Aku Sangat Patuh

by Cherry 10:01,Aug 31,2022
Tatapan pria itu menurun, tubuhnya memancarkan aura dingin dan sulit di dekati.

Dari sisi Beth Tang, dia dapat melihat dengan jelas alis dan parasnya yang tajam, lalu sudut rahangnya juga terlihat tegas

Beth Tang tertegun sejenak, dia merrasa pria ini memberikannya sebuah perasaan yang asing dan familiar.

Hingga dia mengulurkan tangannya untuk menerima kartu permintaan maaf, dia menjempit kartu dengan jarinya yang panjang, kemudian alisnya terangkat, dan melirik Beth Tang sejenak

Tulisan di atas kartuu permintaan maaf terlihat sangat tulus, beberapa kata itu sudah dapat menunjukkan ketulusannya yang mendalam.

Myles Qin tersenyum samar, kemudian muncul tatapan yang kagum.

Ini adalah pertama kalinya dia mendapatkan kartu permintaan maaf karena ada anak kecil yang batuk di atas pesawat hingga menganggu penumpang lain

Dia melihat wanita yang ramping di depannya ini, dengan kulit yang lembut, paras yang indah, dan memiliki aura yang elegan, kedua matanya terlihat sangat bersinar, membuat orang lain tidak dapat berpaling darinya.

Saat ini, Myles Qin mendengar suara batuk anak-anak, dia menunduk, dan baru melihat di belakang wanita itu terdapat anak laki-laki

Sepasang mata anak itu bersinar, anak itu sedang memandanginya, seperti terdapat cahaya bintang matanya, dan dia terlihat penasaran.

Pertama kali, Myles Qin merasa hangat karena tatapan seorang anak-anak, dia sedikit mengerutkan alisnya, dia memandangi anak laki-laki itu, dan merasakan sebuah perasaan yang tidak dapat dijelaskan.

Dan di saat ini, suara pengumuman terdengar: “Terjadi kejadian darurat, terjadi kejadian darurat, ada seorang penumpang pingsan, dan sedang mencari bantuan penumpang yang paham dengan medis”

Seketika, suasana di dalam kabin menjadi sedikit kacau ketika Beth Tang mendengarnya, dia langsung berkata kepada pramugari: “Aku adalah dokter, aku bisa”

Pramugari seketika merasa senang sepeti telah menemui bintang penyelamat, dia segera mengundang Beth Tang pergi mengamati kondisi pasien.

Namun Beth Tang seketika merasa tergesa-gesa, dan tidak tahu harus bagaimana mengurusi Eden, sehingga dia hanya dapat berkata pada Myles Qin: “Maaf tuan, apakah kamu bisa membantu menjaga anakku sebentar?”

Setelah berkata, dia tidak menunggu jawaban dari Myles Qin, kemudian dengan ekspresi yang berterima kasih memberikan Eden ke dalam pelukan Myles Qin

Merasakan berat yang ringan di tuuhnya dan juga aroma susu dari tubuh anak tersebut, Myles Qin yang sejak tadi terlihat tenang seketika tercengang..

Dia mengulurkan tangannya dan mengelus anak tersebut, membuatnya untuk duduk tenang di atas tubuhnya, ketika Eden melihat ibunya pergi tergesa-gesa, dia menjadi sedikit panik, wajahnya terlihat tegang, kemudian hidungnya menjadi merah, dan hampir menangis.

Ketika Myles Qin melihat hal tersebut, dia mengerutkan bibirnya, dia tidak berdaya dan juga tidak tega, sehingga dia menepuk pelan-pelan punggung Eden, dan dengan pelan menenangkannya: “Jangan takut, nanti ibumu kembali lagi.”

Namun, ucapan Myles Qin ini tidak dapat menenangkan keteganan Eden, di dunia anak-anak, tidak dapat melihat ibu adalah perasaan yang paling tidak aman

Eden mulai menangis, alis matanya yang panjang terdapat air mata, terlihat sangat menyedihkan.

Myles Qin terkejut, dia tidak menyangka seorang anak-anak sama sekali tidak menanggapinya, merasakan mantel domba anak pria yang lembut tersebut bergetar, dia tanpa sadar berata: “Jangan menangis, aku antar kamu mencarinya”

Setelah berkata, Myles Qin merasa semua ini tidak masuk akal.

Sejak kapan dia pernah begitu baik pada orang lain, terlebih lagi pada seorang anak laki-laki yang sama sekali tidak dia kenal.

Eden menggandeng tangan Myles Qin yang besar, kemudian selangkah demi selangkah berjalan ke arah Beth Tang, setelah beberapa langkah, Eden sudah dapat melihat Beth Tang yang sedang dengan serius memeriksa penumpang yang pingsan.

“Mommy!” Ketika melihat Beth Tang, dia langsung tersenyum, seperti anak-anak mendapatkan permennya yang menghilang, matanya yang basah dipenuhi rasa bahagia

Beth Tang mengerutkan alisnya, seluruh perhatiannya tertuju untuk memeriksa penumpang, meskipun mendengar suara panggilan dari anaknya, dia tetap tidak dapat pergi menjawabnya

Myles Qin melirik wanita yang sedang serius tersebut, wanita itu menunduk, beberapa helai rambut belakangnya terurai ke sisi wajahnya, parasnya terlihat sangat cantik, seakan-akan semuanya telah dibentuk secara proposional.

Hal di depannya ini tanpa sadar menyatu dengan beberapa hal yang berada di dalam benaknya, namun Myles Qin masih tidak dapat mengingatnya, di mana dia pernah menemui wajah ini, dia hanya merasa wajah ini terlihat familiar……

Ketika Eden melihat Beth Tang tidak menanggapinya, dia melangkahkan kakinya kecilnya, dan bersiap pergi mencari Beth Tang, namun Myles Qin menahannya, “Anak patuh.”

Myles Qin meletakkan jari telunjuk di depan mulutnya, memberi Eden isyarat untuk tidak menganggu ibunya, Eden dengan setengah mengerti dan mengangguk, namun dia tidak menangis lagi.

“Ternyata penyumbatan darah di dada yang mengakibatkan dia pingsan, darah pasien ini harus di lepaskan.” Beth Tang mengerutkan alisnya, dan nada bicaranya terdengar yakin.

Namun saat ini dia tidak dapat menemukan alat seperti jarum suntik atau benda lainnya, sehingga dia menjadi sedikit tertekan.

Beberapa saat kemudian, Beth Tang langsung bertanya: “Apakah dari kalian ada yang bisa meminjamkan pena?”

Ketika mendengarkan uapannya, Myles Qin tanpa ragu, dia langsung mengeluarkan pena di sakunya, dan menyerahkannya kepada Beth Tang.

Beth Tang menerimanya, pena yang berat terasa di tangannya, dia dengan tatapan terima kasih menatap Myles Qin.

Bagi Myles Qin, sebagian besar wanita yang lain akan panik di kondisi seperti ini, bagaimana pun kondisi seperti ini melepaskan darah pasien adalah sebuah hal yang membutuhkan keberanian dan tehnik medis yang tinggi.

Namun Beth Tang sama sekali tidak ragu, dengan tehnik yang terampil, tangannya yang ramping dan lembut bergerak dengan cekatan, ketika dia sedang ingin mengambil wadah, tiba-tiba muncul tangan yang panjang di hadapannya.

Seakan-akan sudah berhasil menebak apa yang ingin dia lakukan selanjutnya, Myles Qin menyerahkan satu wadah plasti kepadanya.

“Terima kasih.” Nada bicaranya sangat lugas, dan dia langsung menerimanya.

Pena yang tajam menusuk ke tubuh penumpang, darah menetes keluar, Beth Tang menahan nafas, gerakannya menjadi hati-hati, namun tiba-tiba, darah menyembur ke wajahnya.

“Ahhh!” orang di sana berteriak, kemudian dengan terkejut menatap ke arah Beth Tang.

Ada orang yang takut dengan darah, sehingga mereka langsung memalingkan kepala mereka, darah bagi beberapa orang adalah sebuah benda yang sangat sensitif, terlebih lagi darah orang asing.

Seketika, ada banyak orang yang di sana menahan nafas mereka, hanya Beth Tang seorang saja, yang dengan tenang melanjutkan tindakannya, seperti tidak terjadi apa-apa.

Myles Qin berdiri di samping, dan tatapannya terpikat pada Beth Tang.

Di bawah lampu di dalam kabin, wajahnya terlihat lembut, matanya yang indah menatap ke bawah, sepasang alis yang seperti bukit, membuatnya terlihat sangat lembut, sepasang matanya yang indah mengandung banyak sekali keteguhan dan keuletan.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

79