Bab 5 Jantung Berdetak Cepat

by Cherry 10:01,Aug 31,2022
Waktu terus berjalan, akhirnya Beth Tang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan alat yang sederhana.

Kondisi pasien juga telah lebih membaik, kelopak matanya sedikit bergerak, kemudian secara perlahan mulaai sadar, para penumpang dan pramugari di sana menghela nafas lega, dan menggunakan tatapan yang kagum menatap Beth Tang.

Melihat pasien yang membaik, Beth Tang juga menghela nafas lega, setelah mencuci tangannya, dia melihat Eden yang sedang menunggunya di depan saja, di sampingnya juga terdapat Myles Qin yang sedang berdiri tegak.

Eden segera melepaskan tangan Myles Qin, lalu berlari ke arah Beth Tang, sembari berbicara sesuatu.

Beth Tang mencubit pipinya yang merah muda, lalu berkata padanya: “Apakah sudah berterima kasih pada paman yang menjagamu?”

Eden mengedipkan matanya, kemudian menatap ke arah Myles Qin, dan tidak berbicara.

Dia mengelus kepala Eden, kemudian menatap ke arah Myles Qin, dan berkata: “Terima kasih banyak, tadi dia sudah merepotkanmu, oh iya, ini……”

Sembari berkata, dia seperti teringat sesuatu, kmeudian mengembalikan pena yang sudah dibersihkan kepada Myles Qin.

Myles Qin meliriknya, jari jemarinya sangat panjang dan ramping, warna kukunya juga sangat bersih.

Ketika dia menerimanya, tanpa sengaja dia menyentuh ujung jarinya.

Dua suhu yang berbeda saling bersentuhan, Beth Tang terkejut, dan segera menarik tangannya kembali, ketika Myles Qin melihat hal tersebut, muncul sedikit kebingungan di dalam tatapannya.

Kemudian semuanya kembali tenang, tanpa sadar, pesawat mendarat di daratan, kemudian pramugari dengan suara lembut mengingatkan: “Pesawat sudah mendarat, silahkan para penumpang untuk memperhatikan barang berharga kalian……”

Beth Tang baru saja sadar setelah tertidur, ketika ingin menggendong Eden, dia melihat Eden tahu bahwa pesawat sudah turun, sehingga kedua tangannya menopang ke kursi depan, kemudian kakinya berjalan ke depan.

“Ei, Eden, kamu mau pergi kemana?” Ketika Beth Tang melihatnya, dia terkejut dan bertanya, kemudian segera melepaskan tas di tangannya, dan mengikutinya.

Kemudian terlihat Eden berjalan ke arah Myles Qin yang akan turun dari pesawat, kemudian menarik tangan besar Myles Qin, “Sampai jumpa paman.”

Setelah berkata, dia memeluk kaki Myles Qin, seakan-akan tidak merelakan dia pergi.

Tubuh Myles Qin terkejut, kemudian dia menunduk dan melihat kepala kecil dengan kupluk, dan anak kecil itu sedang memeluknya sembari menatapnya dengan tersenyum.

Ketika Beth Tang melihat hal tersebut, dia sedikit terkejut.

Sejak kecil Eden sering mendapatkan pujian dari orang dewasa, namun dia tidak terlalu suka berhubungan dengan orang asing, namun sekarang dia baru berhubungan dengan Myles Qin beberapa saat, dan ternyata sekarang dia berpamitan dengannya, benar-benar tidak terduga.

“Eden, paman sudah harus pergi.” Beth Tang menghampirinya, kemudian menggendong Eden, lalu dia tersenyum kepada Myles Qin, dan kembali ke tempatnya untuk bersiap-siap.

Ketika tiba di bandara, waktu sudah subuh, angin musim dingin berhembus, Beth Tang kedinginan hingga gemetar, dan dia segera memeluk erat Eden.

Kembali ke kota yang sudah lama dia tinggalkan, ternyata dia merasa sedikit asing.

Dia berdiri di jalanan, kemudian hanya ada beberapa kendaraan yang berlalu-lalang, dan dia tidak dapat menemukan taksi.

Di saat ini, Eden mulai batuk lagi, bahkan lebih parah dari di atas pesawat, ketika melihat wajah keilnya menjadi merah, Beth Tang memeluknya dengan semakin erat.

Melihat waktu sudah berjalan sepuluh menit, dan dia masih tidak dapat menemukan taksi.

Angin dingin berhembus di wajahnya, anaknya sedang sakit, sehingga Beth Tang menjadi cemas.

Di saat ini, mobil yang menjemput Myles Qin sudah tiba, dia duduk di kursi belakang, dan bersiap memejamkan matanya untuk istirahat, namun ketika memalingkan wajahnya, dia melihat orang dewasa dan anak kecil yang berada di sisi jalan.

Ketika mobil sudah berjalan agak jauh, Myles Qin tiba-tiba berkata: “Berhenti.”

Supir mobil dengan bingung menatap ke arahnya: “Tuan Muda?”

Myles Qin mengangkat dagunya ke arah Beth Tang berada, dan berkata pada supir: “Pergi ke sana.”

Ketika Beth Tang sedang bingung harus bagaimana, sebuah mobil hitam berhenti di depannya.

Jendela mobil di belakang turun secara perlahan, kemudian wajah pria yang tampan muncul di hadapannya: “Masuk ke mobil?”

Pria yang di atas pesawat tadi, Beth Tang terkejut, kemudian dia merasa ragu, namun ketika teringat Eden sedang sakit, dia mengerutkan bibirnya, kemudian membuka pintu mobil dan masuk ke dalam.

Di dalam mobil, pria tersebut melepaskan jaketnya, kemeja di dalamnya tampak rapih dan berbentuk, sehingga membuat postur tubuhnya menjadi terlihat lebih kekar.

Kedua kakinya menyilang, jari-jarinya yang panjang berada di atas lutut, dan jam tangannya yang mahal terlihat di pergelangan tangannya.

Dia melirik Beth Tang dan Eden yang berada di pelukannya, dan dia menyadari Eden yang sebelumnya sangat ramah di dalam pesawat itu saat ini wajahnya merah, dan dengan lemas berada di pelukan Beth Tang, kemudian juga tidak berhenti batuk.

Alis Myles Qin sedikit mengerut: “Sakit?”

Beth Tang mengangguk: “Seharusnya tadi terkena angin dingin ketika baru turun……”

“Pergi ke rumah sakit.” Selanjutnya, Myles Qin membuka mulutnya, kemudian berkata kepada supir tanpa ragu.

“Itu, tidak perlu repot-repot.” Beth Tang tidak menyangka dia dapat berkata seperti itu, karena khawatir merpotkan orang lain, dia segera menolaknya.

Namun Myles Qin tidak berkata apa-apa, seakan-akan dirinya yang diam ini telah memutuskan keputusannya, dan supir hanya dapat berbalik arahg.

Suhu di dalam mobil lebih hangat, sehingga tubuh Beth Tang yang sebelumnya tertiup angin dingin sudah lebih hangat, namun dua pipi Eden masih terlihat merah dan tidak normal.

Beth Tang memegangi kepalanya, kemudian alisnya semakin mengerut.

“Uhuk, uhuk……” Suasana di dalam mobil yang hening, tiba-tiba terdengar suara batuk.

“Tambah keccepatan.” Myles Qin sedang memejamkan matanya, dan saat ini dia memerintahkan supir dengan nada bicara yang dingin.

Dia melirik Eden yang berada di dalam pelukan Beth Tang, tatapannya yang selalu terlihat dinign saat ini juga terdapat rasa kasihan.

Ada beberapa jodoh yang memang tidak dapat dibicarakan, anak ini baru bertemu dengannya satu hari, namun dia sudah menempati ruang lunak di dalam hatinya.

Segera, mereka tiba di rumah sakit.

Ketika turun dari mobil, Beth Tang agak kesulitan untuk turun karena sedang memeluk Eden, Myles Qin tanpa berbicara langsung mengulurkan tangannya dan ingin menggendong Eden.

Dia memakai jas mantel panjang, ketika mendekatinya, aroma seorang pria terhirup ke dalam hidupnya, dia berdiri di hadapannya, seakan-akan bersedia menahan angin dan salju untuknya.

Seketika, Beth Tang merasakan detak jantungnya menjadi cepat, namun dengan cepat dia kembali sadar, ini bukan perasaan yang dapat membuatnya merasa hangat dan aman.

“Tidak masalah, aku bisa.” Dia tersenyum, lalu memeluk Eden turun dari mobil.

Melihat punggung wanita yang ramping namun terlihat kuat itu, Myles Qin terlihat bingung.

Setelah pemeriksaan dokter, dia keluar dari unit gawat darurat, kemudian sembari melepaskan masker sembari berkata pada Beth Tang: “Anak ini menderita anemia, di tambah lagi demam tinggi yang diakibatkan suhu yang dingin.”

“Anemia?” Beth Tang mengerutkan alisnya, dia terkejut dan berkata: “Biasanya tidak pernah terjadi hal ini.”

“Seharusnya karena gizi yang kurang saat masa pertumbuhan, kondisinya tidak serius, anak akan membaik setelah diberikan darah.” Dokter berkata nada tenang, dan meminta Beth Tang untuk tidak panik.

“Namun ada satu masalah, dia memiliki golongan darah Rh negatif, dengan kata lain dia merupakan golongan darah panda yang cukup langka di bank darah rumah sakit kami, apakah kamu golongan darah panda?” Dia bertanya pada Beth Tang.

“Bukan.” Beth Tang berkata dengan sedikit tertekan, sejak lahir, dia sudah tahu bahwa Eden memiliki golongan darah panda yang langka, sedangkan dirinya hanyalah golongan darah o biasa, dan saat ini dia sama sekali tidak dapat membantu Eden.

“Aku iya.” Sebuah suara yang dingin muncul dari belakang, Beth Tang dengan terkejut menatap Myles Qin.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

79