Bab 8 Pertemuan Kembali
by Asher
10:01,Aug 25,2022
Ketiga bos tua botak itu berkata berbarengan, "Kita menaruh obat di wine-mu, kau harus mengeluarkan buktinya, menuduh orang sembarangan bisa dihukum lho nanti."
"Kalian......" Setelah itu, Wendy tidak bisa berkata apa-apa lagi, ia merasa sekujur tubuhnya sangat panas dan tidak nyaman, kedua tangannya terus meraba-raba tubuhnya.
Melihat kejadian itu, ketiga pria itu pun tertawa.
Sudah lama mereka tergiur akan kecantikan Wendy, dan sekarang mereka sudah tidak sabar untuk membawa Wendy ke kamar mandi untuk mereka bereskan.
Brak.
Tepat saat tangan-tangan mereka hampir menyentuh tubuh Wendy, pintu ruang VIP itu pun ditendang dair luar.
Melihat kejadian itu, ketiga pria itu pun sangat terkejut, mereka memandangi pria muda yang rupanya tampan itu, dengan marah mereka berkata, "SIapa kau, beraninya kau mengganggu kami."
"Cepat pergi, kalau tidak habislah kau."
Ketiga orang itu adalah bos besar perusahaan, mereka sudah sangat terbiasa membentak para bawahannya, dan sekarang saat melihat ada orang yang membuat onar, mereka juga langsung membentaknya seperti bawahannya.
Leon menatap ketiga pria tua botak itu, lalu melihat ekspresi wajah Wendy, ia tahu bahwa Wendy telah diberi obat.
Dengan dingin ia berkata, "Beraninya menyentuh istriku, cari mati!"
Mendengar perkataan Leon, ketiga pria itu pun saling bertatapan.
Mereka tahu bahwa Wendy memiliki suami, anak laki-laki terbesar dari Keluarga Zheng yang diusir itu.
Tapi anak itu sudah menghilang selama tiga tahun, ternyata sekarang sudah kembali tiba-tiba.
"Ternyata Tuan Muda Keluarga Zheng yang sampah itu, beraninya membuat masalah di sini."
"Kami menyukai istrimu, itu adalah keberuntungan untukmu, segera pergi dari sini, nanti kami akan memberimu ratusan ribu RMB, kalau tidak kami akan mematahkan kedua kakimu."
Mereka takut pada Keluarga Zheng, tapi tidak takut pada Leon Zheng si sampah yang diusir oleh Keluarga Zheng, merasa hanya dengan menakutinya sedikit, ia pasti akan langsung pergi.
Mendengar perkataan ketiga pria botak itu, Leon mengambil sebuah kursi, lalu hendak ia lemparkan ke salah seorang pria.
"Oh, si sampah juga berani memukul orang?"
"Sampah ini, benar-benar membuat kita membuka mata ya."
"Membereskan istrinya langsung di hadapannya, apakah akan lebih menarik."
Ketiga pria botak itu sama sekali tidak menganggap Leon, mereka menunjukkan senyuman mesum mereka sambil menatap Wendy, sama sekali tidak memedulikan keberadaan leon.
Brak.
Kursi pun mengenai kepala salah satu pria.
Pria botak itu sama sekali tidak punya kesempatan untuk bereaksi, kepalanya terluka parah, mengeluarkan darah, lalu tubuhnya pun melemas dan terjatuh ke atas lantai.
Gerakan tangan Leon sangat cepat, setelah memukul pria itu, ia mengambil kursi lagi, dan hendak ia lemparkan ke arah dua orang sisanya.
Dua pira botak sisanya tidak menyangka Leon sekeji itu, hati mereka pun merasa sangat ketakutan.
Dengan panik mereka berkata, "Jangan macam-macam, kalau tidak nasibmu akan tragis."
"Istrimu sedang membicarakan bisnis dengan kami, kalau kau membuat masalah, bisnis kita selesai, istrimu pasti akan kehilangan pekerjaannya."
Leon tersenyum, memegang kursi di tangannya, dan berjalan ke arah dua pria itu, "Tentu saja aku punya cara."
Ia berkata sambil mengangkat kursi, dan ia lembarkan ke tubuh kedua orang itu.
Krak.
Menerima sekian banyak pukulan dari Leon, tulang di dalam tubuh kedua pria itu terasa retak semua, hanya bergerak sedikit saja, sudah langsung berteriak setengah mati.
Hidung dan wajah mereka lebam dan bengkak, mereka menatap Leon dengan lemas, dengan suara gemetaran mereka berkata, "Jangan pukuli kami lagi, kami tidak berani lagi."
"Kita bicarakan saja baik-baik, kita bicarakan saja baik-baik." Tatapan mata mereka penuh dengan ketakutan.
Leon mengambil kontrak yang ada di atas meja, lalu berkata, "Kalau begitu, cepat tanda tangani ini."
Mereka berdua memandangi Leon, dengan panik berkata, "Tangan kami tidak bisa memegang bolpen, gemetaran dengan sangat hebat."
"Tidak bisa tanda tangan?" kata Leon dengan suara dingin, "Kalau begitu kuhancurkan saja."
"Ja...... jangan, aku akan memikirkan cara untuk menandatanganinya." Salah satu pria botak mengerahkan seluruh tenaganya yang tersisa, untuk menuliskan tanda tangan dengan hidungnya, lalu menyetempelnya.
Pria botak yang jatuh pingsan itu, Leon tidak berencana untuk membiarkannya lepas begitu saja.
Melihat dia pingsan di lantai, ia menginjak tubuhnya dengan keras, sampai dia tersadar karena kesakitan.
"Tanda tangan." Nada bicara Leon sangat dingin, ia berkata sambil menatap pria botak itu.
"Baik...... baik." Melihat kedua temannya penuh dengan luka, pria itu pun segera menandatangani kontrak itu, kalau dia tidak tanda tangan, dia pasti akan dipukuli juga.
Setelah selesai tanda tangan, Leon membaca kontrak itu dengan seksama, setelah memastikan tidak ada masalah, ia memukuli ketiga orang itu lagi.
"Jangan memikirkan cara yang bukan-bukan untuk menggoda istriku, kalau tidak kalian akan mati mengenaskan." kata Leon dengan suara dingin.
Mendengar perkataan Leon, ketiga pria botak itu segera menganggukkan kepala, "Tenang, kami pasti tidak akan melakukannya."
"Tuan Muda Zheng tidak perlu khawatir, kita pasti tidak akan mungkin berani berbuat macam-macam."
Melihat kehebatan Leon, mereka sangat ketakutan, meskipun Leon sudah diusir dari Keluarga Zheng, tapi di tubuhnya tetap mengalir darah Keluarga Zheng, mana mungkin mereka berani berbuat macam-macam.
Kalau sampai mereka membuat salah seorang Keluarga Zheng tidak senang, mereka pasti akan mati mengenaskan.
Ekspresi wajah Leon sangat dingin, ia menggendong Wendy, pergi dari ruang VIP nomor 8.
Setelah kembali ke rumah.
Leon menggendong Wendy yang wajahnya sangat panas itu ke lantai dua, lalu meletakkannya ke atas ranjang.
Wendy yang sekarang, efek obat di dalam tubuhnya bertambah parah, ia memandangi Leon dengan sangat menggoda, tubuhnya terus bergoyang-goyang seperti seekor ular.
Leon menggunakan jarinya untuk menekan beberapa titik akupuntur yang penting di tubuh Wendy, memasukkan kekuatan spiritualnya ke dalam tubuh Wendy, untuk melepaskan efek obatnya.
Setelah beberapa saat, tubuh Wendy tidak bergerak lagi, wajahnya yang merah juga kembali normal, edek obatnya sudah mulai menghilang.
Wendy menatap Leon, meskipun tidak begitu ingin berbicaran dengan Leon, ia tetap berkata, "Terima kasih."
Dengan nada bicara yang tenang Leon berkata, "Masalah kecil, tidak perlu berterima kasih."
Setelah itu, Leon pun segera pergi dari kamar Wendy.
Melihat Leon keluar begitu saja, Wendy juga tidak berkata apa-apa.
Hatinya merasa sangat kesal, jelas-jelas dirinya sangat membenci Leon, ingin rasanya pisah rumah dengannya, tapi kenapa tadi hatinya merasa ingin tinggal lebih lama dengan Leon, rasanya berada di sisinya sangat aman.
Wendy menggeleng-gelengkan kepalanya dengan keras, membuang pemikiran itu dari kepalanya, "Pasti karena efek obatnya masih belum benar-benar menghilang, kalau tidak mana mungkin aku akan merasa seperti itu."
Setelah Leon kembali ke kamarnya, ia mengeluarkan ginseng ratusan tahunnya.
Ginseng ratusan tahun ini, mengandung kekuatan spiritual yang jauh lebih banyak dari tanaman obat lainnya.
Namun Leon yang sekarang, dalam dua hari saja, sudah dapat mencapai Periode Pelatihan Qi tengah dari Periode Pelatihan Qi awal.
Kalau progres kultivasinya terlalu cepat, kekuatan dasar dirinya tidak akan begitu stabil, ia harus melakukan kultivasi dengan sempurna, setelah itu baru memasuki tahap selanjutnya.
Sekarang Leon akan menyimpan ginseng ratusan tahun ini terlebih dahulu, setelah ia mengumpulkan seluruh bahan yang ia inginkan, ia akan membuatnya menjadi pil obat.
Membuatnya menjadi obat, efek obatnya akan lebih baik sepuluh kali lipat.
Keesokan paginya.
Leon bangun pagi-pagi, setelah ia melatih Ilmu Bela Diri Sembilan Roh Hitam sejenak, barulah ia keluar.
Yang ingin ia lakukan sangatlah sederhana, yaitpu sering-sering pergi ke hutan pegunungan yang dalam, untuk mengumpulkan rerumputan obat herbal.
Menukar rerumputan itu dengan uang, lalu menggunakan uang untuk membeli rerumputan obat hermal yang kualitasnya lebih baik, dan ia gunakan untuk kultivasi.
Dalam sepuluh hari berturut-turut.
Leon pergi ke hutan pegunungan yang dalam setiap hari, bahkan tidak pulang ke rumah, kalau lapar ia akan berburu kelinci liar atau ayam liar untuk dimakan.
Di hari keduapuluh.
Di hutan pegunungan yang dalam, Leon bertemu dengan kakek dan cucu yang sebelumnya ia temui.
Tubuh kakek dan cucu itu tampak sangat baik, sangat bersemangat, di samping mereka juga ada tiga puluh orang lebih pemuda kekar berwajah dingin, yang mengenakan baju dan celana hitam.
"Kalian......" Setelah itu, Wendy tidak bisa berkata apa-apa lagi, ia merasa sekujur tubuhnya sangat panas dan tidak nyaman, kedua tangannya terus meraba-raba tubuhnya.
Melihat kejadian itu, ketiga pria itu pun tertawa.
Sudah lama mereka tergiur akan kecantikan Wendy, dan sekarang mereka sudah tidak sabar untuk membawa Wendy ke kamar mandi untuk mereka bereskan.
Brak.
Tepat saat tangan-tangan mereka hampir menyentuh tubuh Wendy, pintu ruang VIP itu pun ditendang dair luar.
Melihat kejadian itu, ketiga pria itu pun sangat terkejut, mereka memandangi pria muda yang rupanya tampan itu, dengan marah mereka berkata, "SIapa kau, beraninya kau mengganggu kami."
"Cepat pergi, kalau tidak habislah kau."
Ketiga orang itu adalah bos besar perusahaan, mereka sudah sangat terbiasa membentak para bawahannya, dan sekarang saat melihat ada orang yang membuat onar, mereka juga langsung membentaknya seperti bawahannya.
Leon menatap ketiga pria tua botak itu, lalu melihat ekspresi wajah Wendy, ia tahu bahwa Wendy telah diberi obat.
Dengan dingin ia berkata, "Beraninya menyentuh istriku, cari mati!"
Mendengar perkataan Leon, ketiga pria itu pun saling bertatapan.
Mereka tahu bahwa Wendy memiliki suami, anak laki-laki terbesar dari Keluarga Zheng yang diusir itu.
Tapi anak itu sudah menghilang selama tiga tahun, ternyata sekarang sudah kembali tiba-tiba.
"Ternyata Tuan Muda Keluarga Zheng yang sampah itu, beraninya membuat masalah di sini."
"Kami menyukai istrimu, itu adalah keberuntungan untukmu, segera pergi dari sini, nanti kami akan memberimu ratusan ribu RMB, kalau tidak kami akan mematahkan kedua kakimu."
Mereka takut pada Keluarga Zheng, tapi tidak takut pada Leon Zheng si sampah yang diusir oleh Keluarga Zheng, merasa hanya dengan menakutinya sedikit, ia pasti akan langsung pergi.
Mendengar perkataan ketiga pria botak itu, Leon mengambil sebuah kursi, lalu hendak ia lemparkan ke salah seorang pria.
"Oh, si sampah juga berani memukul orang?"
"Sampah ini, benar-benar membuat kita membuka mata ya."
"Membereskan istrinya langsung di hadapannya, apakah akan lebih menarik."
Ketiga pria botak itu sama sekali tidak menganggap Leon, mereka menunjukkan senyuman mesum mereka sambil menatap Wendy, sama sekali tidak memedulikan keberadaan leon.
Brak.
Kursi pun mengenai kepala salah satu pria.
Pria botak itu sama sekali tidak punya kesempatan untuk bereaksi, kepalanya terluka parah, mengeluarkan darah, lalu tubuhnya pun melemas dan terjatuh ke atas lantai.
Gerakan tangan Leon sangat cepat, setelah memukul pria itu, ia mengambil kursi lagi, dan hendak ia lemparkan ke arah dua orang sisanya.
Dua pira botak sisanya tidak menyangka Leon sekeji itu, hati mereka pun merasa sangat ketakutan.
Dengan panik mereka berkata, "Jangan macam-macam, kalau tidak nasibmu akan tragis."
"Istrimu sedang membicarakan bisnis dengan kami, kalau kau membuat masalah, bisnis kita selesai, istrimu pasti akan kehilangan pekerjaannya."
Leon tersenyum, memegang kursi di tangannya, dan berjalan ke arah dua pria itu, "Tentu saja aku punya cara."
Ia berkata sambil mengangkat kursi, dan ia lembarkan ke tubuh kedua orang itu.
Krak.
Menerima sekian banyak pukulan dari Leon, tulang di dalam tubuh kedua pria itu terasa retak semua, hanya bergerak sedikit saja, sudah langsung berteriak setengah mati.
Hidung dan wajah mereka lebam dan bengkak, mereka menatap Leon dengan lemas, dengan suara gemetaran mereka berkata, "Jangan pukuli kami lagi, kami tidak berani lagi."
"Kita bicarakan saja baik-baik, kita bicarakan saja baik-baik." Tatapan mata mereka penuh dengan ketakutan.
Leon mengambil kontrak yang ada di atas meja, lalu berkata, "Kalau begitu, cepat tanda tangani ini."
Mereka berdua memandangi Leon, dengan panik berkata, "Tangan kami tidak bisa memegang bolpen, gemetaran dengan sangat hebat."
"Tidak bisa tanda tangan?" kata Leon dengan suara dingin, "Kalau begitu kuhancurkan saja."
"Ja...... jangan, aku akan memikirkan cara untuk menandatanganinya." Salah satu pria botak mengerahkan seluruh tenaganya yang tersisa, untuk menuliskan tanda tangan dengan hidungnya, lalu menyetempelnya.
Pria botak yang jatuh pingsan itu, Leon tidak berencana untuk membiarkannya lepas begitu saja.
Melihat dia pingsan di lantai, ia menginjak tubuhnya dengan keras, sampai dia tersadar karena kesakitan.
"Tanda tangan." Nada bicara Leon sangat dingin, ia berkata sambil menatap pria botak itu.
"Baik...... baik." Melihat kedua temannya penuh dengan luka, pria itu pun segera menandatangani kontrak itu, kalau dia tidak tanda tangan, dia pasti akan dipukuli juga.
Setelah selesai tanda tangan, Leon membaca kontrak itu dengan seksama, setelah memastikan tidak ada masalah, ia memukuli ketiga orang itu lagi.
"Jangan memikirkan cara yang bukan-bukan untuk menggoda istriku, kalau tidak kalian akan mati mengenaskan." kata Leon dengan suara dingin.
Mendengar perkataan Leon, ketiga pria botak itu segera menganggukkan kepala, "Tenang, kami pasti tidak akan melakukannya."
"Tuan Muda Zheng tidak perlu khawatir, kita pasti tidak akan mungkin berani berbuat macam-macam."
Melihat kehebatan Leon, mereka sangat ketakutan, meskipun Leon sudah diusir dari Keluarga Zheng, tapi di tubuhnya tetap mengalir darah Keluarga Zheng, mana mungkin mereka berani berbuat macam-macam.
Kalau sampai mereka membuat salah seorang Keluarga Zheng tidak senang, mereka pasti akan mati mengenaskan.
Ekspresi wajah Leon sangat dingin, ia menggendong Wendy, pergi dari ruang VIP nomor 8.
Setelah kembali ke rumah.
Leon menggendong Wendy yang wajahnya sangat panas itu ke lantai dua, lalu meletakkannya ke atas ranjang.
Wendy yang sekarang, efek obat di dalam tubuhnya bertambah parah, ia memandangi Leon dengan sangat menggoda, tubuhnya terus bergoyang-goyang seperti seekor ular.
Leon menggunakan jarinya untuk menekan beberapa titik akupuntur yang penting di tubuh Wendy, memasukkan kekuatan spiritualnya ke dalam tubuh Wendy, untuk melepaskan efek obatnya.
Setelah beberapa saat, tubuh Wendy tidak bergerak lagi, wajahnya yang merah juga kembali normal, edek obatnya sudah mulai menghilang.
Wendy menatap Leon, meskipun tidak begitu ingin berbicaran dengan Leon, ia tetap berkata, "Terima kasih."
Dengan nada bicara yang tenang Leon berkata, "Masalah kecil, tidak perlu berterima kasih."
Setelah itu, Leon pun segera pergi dari kamar Wendy.
Melihat Leon keluar begitu saja, Wendy juga tidak berkata apa-apa.
Hatinya merasa sangat kesal, jelas-jelas dirinya sangat membenci Leon, ingin rasanya pisah rumah dengannya, tapi kenapa tadi hatinya merasa ingin tinggal lebih lama dengan Leon, rasanya berada di sisinya sangat aman.
Wendy menggeleng-gelengkan kepalanya dengan keras, membuang pemikiran itu dari kepalanya, "Pasti karena efek obatnya masih belum benar-benar menghilang, kalau tidak mana mungkin aku akan merasa seperti itu."
Setelah Leon kembali ke kamarnya, ia mengeluarkan ginseng ratusan tahunnya.
Ginseng ratusan tahun ini, mengandung kekuatan spiritual yang jauh lebih banyak dari tanaman obat lainnya.
Namun Leon yang sekarang, dalam dua hari saja, sudah dapat mencapai Periode Pelatihan Qi tengah dari Periode Pelatihan Qi awal.
Kalau progres kultivasinya terlalu cepat, kekuatan dasar dirinya tidak akan begitu stabil, ia harus melakukan kultivasi dengan sempurna, setelah itu baru memasuki tahap selanjutnya.
Sekarang Leon akan menyimpan ginseng ratusan tahun ini terlebih dahulu, setelah ia mengumpulkan seluruh bahan yang ia inginkan, ia akan membuatnya menjadi pil obat.
Membuatnya menjadi obat, efek obatnya akan lebih baik sepuluh kali lipat.
Keesokan paginya.
Leon bangun pagi-pagi, setelah ia melatih Ilmu Bela Diri Sembilan Roh Hitam sejenak, barulah ia keluar.
Yang ingin ia lakukan sangatlah sederhana, yaitpu sering-sering pergi ke hutan pegunungan yang dalam, untuk mengumpulkan rerumputan obat herbal.
Menukar rerumputan itu dengan uang, lalu menggunakan uang untuk membeli rerumputan obat hermal yang kualitasnya lebih baik, dan ia gunakan untuk kultivasi.
Dalam sepuluh hari berturut-turut.
Leon pergi ke hutan pegunungan yang dalam setiap hari, bahkan tidak pulang ke rumah, kalau lapar ia akan berburu kelinci liar atau ayam liar untuk dimakan.
Di hari keduapuluh.
Di hutan pegunungan yang dalam, Leon bertemu dengan kakek dan cucu yang sebelumnya ia temui.
Tubuh kakek dan cucu itu tampak sangat baik, sangat bersemangat, di samping mereka juga ada tiga puluh orang lebih pemuda kekar berwajah dingin, yang mengenakan baju dan celana hitam.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved