Bab 2 Dijebak
by Asher
10:01,Aug 25,2022
"Huh, siapa kau memangnya?" Bagaimanapun Jason tetap merasa bahwa Leon ini adalah orang gila.
Leon mengangkat kaki kanannya, lalu ia tendangkan ke arah perut Jason dengan keras.
Brak.
Jason merasa seperti perutnya pecah, bibirnya membentuk huruf 'o', tubuhnya seperti layangan putus, menabrak ke tong sampah gang bau yang berada di sudut, dan kemudian pingsan.
Wendy melihat pakaian Leon yang aneh itu, serta rambut panjang hitamnya, meskipun hatinya merasa kebingungan, namun ia tetap tersenyum dan berakta, "Terima kasih atas bantuan Kakak, siapa nama Kakak?"
Leon melihat Wendy yang tidak mengenalinya itu, dalam hati ia berpikir, benar juga.
Dia sudah tiga tahun tidak melihat dirinya sendiri, ditambah lagi dengan dandanannya yang aneh ini, serta sekujur tubuhnya yang penuh dengan darah, aneh jika dia bisa mengenalinya.
"Manaku Leon Zheng." Nada bicara Leon sangat tenang, ia berkata sambil menatap Wendy.
"Apa!" Mendengar jawaban Leon, Wendy mengira bahwa dirinya salah dengar, tatapan matanya penuh dengan kebingungan.
Dia tadi merasa bahwa Leon sangat familiar, seperti pernah melihatnya di suatu tempat, sekarang begitu mendengar jawaban Leon, Wendy pun mulai merasa bahwa pria di hadapannya ini adalah suaminya yang menghilang tiga tahun yang lalu.
Dia sudah tidak pernah mendengar ada orang mengungkit nama Leon Zheng sama sekali, kerabat dan teman di sekitarnya tahu bahwa Leon adalah satu hal yang dilarang di dalam hatinya, jarang sekali ada orang yang mengungkitnya langsung di hadapannya.
Waktu itu, kalau bukan karena kekuatan dan kemampuan Keluarga Zheng yang memaksanya menikah dengan Leon.
Serta kehausan Keluarga Xu akan harta dan kedudukan Keluarga Zheng, mana mungkin mereka tidak akan setuju untuk langsung menikahkan Wendy dengan Leon.
Waktu itu Wendy masih merupakan seorang gadis, yang memiliki harapan yang besar terhadap kehidupan percintaannya di masa mendatang, namun pada akhirnya ia menikah dengan seorang Tuan Muda sampah yang pengangguran seperti Leon ini, hatinya merasa sangat menderita.
Pada akhirnya Leon diusir oleh Keluarga Zheng, kehidupannya pun juga sengsara, kalau bukan karena tabungannya sendiri, Leon dan ibunya pasti sudah mati kelaparan sejak awal.
Hal yang paling tidak bisa diterima oleh Wendy adalah, tiga tahun lalu, Leon hilang secara misterius saat pergi keluar, dan dalam tiga tahun ini ia sama sekali tidak ada kabar, menghilang begitu saja bak ditelan bumi.
Banyak orang yang memfitnahnya, mengatakan bahwa karena ia tidak tahan dengan Leon sang Tuan Muda Sampah, lalu membunuhnya diam-diam.
Selama ini, selalu saja ada orang yang berkata seperti itu.
Wendy pernah berpikir untuk cerai, meninggalkan kota ini, namun Keluarga Xu tidak setuju.
Leon adalah cucu dari Keluarga Zheng yang sudah diusir keluar, dan sekarang sudah meninggal.
Selama Wendy tidak bercerai, anggota Keluarga Xu tetap saja dapat terus mendapatkan keuntungan.
Itulah sifat Keluarga Xu, mereka sama sekali tidak peduli akan hidup dan mati Wendy, mereka hanya menganggapnya sebagai alat yang dapat dimanfaatkan.
Oleh karena itu pula, selama Leon menghilang tiga tahun ini, kebencian Wendy terhadap Leon tidak malah berkurang, melainkan semakin bertambah dalam.
Leon menatap Wendy, dan berkata, "Aku tahu kau tidak menyukaiku, kalau kau ingin cerai, aku akan menemanimu kapan pun."
"Tidak perlu." Wendy mulai mengendalikan emosinya, "Kartu keluargamu sudah dibatalkan."
Leon tersenyum, "Benar juga, menghilang selama tiga tahun, wajar kalau dibatalkan."
"Setelah aku mengurus Kartu Keluargaku, aku akan menemanimu pergi." kata Leon dengan tenang.
Dia tahu Wendy tidak menyukainya, daripada seperti ini lebih baik membiarkannya mengejar kehidupan bahagia yang ia inginkan.
"Baik." jawab Wendy pelan.
Mereka berdua tidak berbicara lagi, hanya berjalan sampai ke ujung gang tersebut.
Tak lama kemudian, mereka pun tiba di sebuah rumah gedung dua lantai yang sederhana.
Wendy mengambil kunci, membuka pintu, dan masuk ke dalam.
Leon melihat rumah kecil dua lantai yang ada di hadapannya itu, tatapan matanya tampak agak sedikit bingung.
Setelah ia masuk ke ruang tamu, Wendy duduk di sofa, dengan nada bicara dingin ia berkata, "Vilamu dulu itu, sudah diambil kembali oleh adikmu."
Leon sama sekali tidak menyukai adik tirinya itu, sejak kecil, ia selalu berebut segala hal dengannya.
Leon sedikit mengerutkan keningnya, "Kapan dia mengambilnya?"
"Setengah tahun setelah kau menghilang." Setelah itu, Wendy terdiam sejenak, dan melanjutkan, "Kamarmu di lantai satu."
Lalu, ia pun berjalan ke lantai dua dengan wajah dingin.
Leon menatap wajah Wendy yang dingin itu, ia merasa santai melihat sikapnya itu, bagaimanapun dia sudah berhutang banyak padanya.
Dia berjalan ke kamarnya yang sederhana itu, mengunci kamar itu dari dalam, hendak kultivasi ulang.
Di Dunia Kultivasi, dia adalah Master Kultivasi Pelampau Kesengsaraan yang sangat tinggi, namun sekarang di bumi, dia tidak ada bedanya dengan manusia biasa, di dalam tubuhnya hanya tersisa sedikit kekuatan spiritual yang sangat tipis.
Dia ingin memasuki dunia kultivator kembali saat kekuatan spiritual yang tersisa tersebut masih ada dan belum menghilang.
Hanya kemampuanlah yang dapat membuat hati Leon tenang.
Bumi yang sekarang, kekuatan spiritualnya sangat tipis, sama sekali tidak bisa digunakan untuk kultivasi.
Leon mengeluarkan sebuah mutiara hitam yang besarnya hanya sebesar ibu jar dar lengan kemeja tangannya.
Mutiara itu, adalah mutara yang Leon dapatkan di sebuah reruntuhan kuno di Dunia Kultivasi.
Saat Leon menjapai Master Kultivasi Pelampau Kesengsaraan, ia masih belum menguasai rahasia mtuara kecil ini, ia hanya tahu bahwa mutiara kecil ini sangat ajaib, sangat berguna untuk membantu kultivasi.
Dan yang lebih tidak ia sangka lagi, setelah dirinya tiba di bumi, semua benda berharga yang ia dapatkan hilang semuanya, hanya mutiara kecil hitam inilah yang masih utuh.
Leon duduk bersila di atas ranjang, melakukan Ilmu Bela Diri Sembilan Roh Hitam, menghisap seluruh kekuatan spiritual yang berada di kiloanmeter di sekitarnya ke dalam tubuhnya.
Kekuatan spirit yang tipis itu, saat bersentuhan dengan Mutiara Hitam itu, seketika akan berubah menjadi kental dan murni.
Dengan kemampuan khusus dari Mutiara Hitam itu, Leon terus menghisap kekuatan spiritual, mengisi tubuhnya sampai penuh, untuk mengubah kesehatan tubuhnya.
Malam pun berlalu.
Saat Leon membuka matanya lagi, waktu sudah pukul delapan pagi.
Melalui kultivasi semalam, kemampuannya sudah mencapai Periode Pelatihan Qi awal, masih sangat jauh untuk mencapai tingkat yang sebelumnya.
Kruyuk kruyuk.
Perut Leon berbunyi, kultivasi kemarin malam, membuat kemampuanya bertambah, selain itu, dia juga telah menghabiskan banyak sekali energi.
Dia tidak terburu-buru untuk makan, ia mengeluarkan satu set oakaian dan pergi mandi, serta memotong rambut panjangnya.
Setelah Leon selesai melakukan semua hal itu, ia membuka pintu kamarnya dan pergi ke dapur, ia ingin melihat apakah ada sesuatu yang dapat mengisi perutnya.
Selain selembar uang merah di atas meja, tidak ada apa-apa lagi.
Melihat hal itu, Leon tahu bahwa Wendy masih sama seperti dulu, tidak menyiapkan sarapan untuknya, hanya memberinya uang untuk membeli makanan.
Ia mengulurkan tangannya mengambil uang seratus RMB itu, sama seperti biasanya, ia pergi mencari sarapan.
Leon berjalan di pinggiran jalan perumahan, melihat toko-toko di kedua sisi jalan itu sama sekali tidak berubah, bahkan bibi yang menjual sarapan pun masih sama seperti dulu.
Dia sama seperti dulu, pergi ke sebuah toko susu kedelai dan cakwe, lalu mengatakan semua yang ia inginkan.
Tak lama, bibi yang menjual makanan itu pun mengantarkan susu kedelai dan cakwe yang Leon inginkan ke hadapannya.
Saat ia hendak mulai makan, seorang gadis ceria yang mengenakan kemeja putih dan celana jeans hitam berjalan ke arah Leon.
Ia menatap Leon dengan sangat kebingungan, lalu berkata dengan pelan, "Leon Zheng?"
Melihat gadis ceria yang ada di hadapannya itu, Leon pun mengenalinya, "Grace Chen, kenapa kau ada di sini?"
Dia masih ingat dulu saat dirinya masih kuliah, Grace dan dia cukup akrab, sering mengajaknya nonton film dan makan, selalu membantunya jika terkena suatu masalah, hubungan antara mereka berdua sangat baik.
Mendengar perkataan Leon, Grace yakin bahwa dirinya tidak salah orang, dengan bersemangat ia berkata, "Leon, kau telah menghilang tiga tahun, ke mana perginya kau selama tiga tahun ini?"
Dia sangat penasaran, dalam tiga tahun ini, apa yang sebenarnya dialami Leon? Searang saat ia melihat Leon, rasanya dia berbeda dari sebelumnya.
Leon mengangkat kaki kanannya, lalu ia tendangkan ke arah perut Jason dengan keras.
Brak.
Jason merasa seperti perutnya pecah, bibirnya membentuk huruf 'o', tubuhnya seperti layangan putus, menabrak ke tong sampah gang bau yang berada di sudut, dan kemudian pingsan.
Wendy melihat pakaian Leon yang aneh itu, serta rambut panjang hitamnya, meskipun hatinya merasa kebingungan, namun ia tetap tersenyum dan berakta, "Terima kasih atas bantuan Kakak, siapa nama Kakak?"
Leon melihat Wendy yang tidak mengenalinya itu, dalam hati ia berpikir, benar juga.
Dia sudah tiga tahun tidak melihat dirinya sendiri, ditambah lagi dengan dandanannya yang aneh ini, serta sekujur tubuhnya yang penuh dengan darah, aneh jika dia bisa mengenalinya.
"Manaku Leon Zheng." Nada bicara Leon sangat tenang, ia berkata sambil menatap Wendy.
"Apa!" Mendengar jawaban Leon, Wendy mengira bahwa dirinya salah dengar, tatapan matanya penuh dengan kebingungan.
Dia tadi merasa bahwa Leon sangat familiar, seperti pernah melihatnya di suatu tempat, sekarang begitu mendengar jawaban Leon, Wendy pun mulai merasa bahwa pria di hadapannya ini adalah suaminya yang menghilang tiga tahun yang lalu.
Dia sudah tidak pernah mendengar ada orang mengungkit nama Leon Zheng sama sekali, kerabat dan teman di sekitarnya tahu bahwa Leon adalah satu hal yang dilarang di dalam hatinya, jarang sekali ada orang yang mengungkitnya langsung di hadapannya.
Waktu itu, kalau bukan karena kekuatan dan kemampuan Keluarga Zheng yang memaksanya menikah dengan Leon.
Serta kehausan Keluarga Xu akan harta dan kedudukan Keluarga Zheng, mana mungkin mereka tidak akan setuju untuk langsung menikahkan Wendy dengan Leon.
Waktu itu Wendy masih merupakan seorang gadis, yang memiliki harapan yang besar terhadap kehidupan percintaannya di masa mendatang, namun pada akhirnya ia menikah dengan seorang Tuan Muda sampah yang pengangguran seperti Leon ini, hatinya merasa sangat menderita.
Pada akhirnya Leon diusir oleh Keluarga Zheng, kehidupannya pun juga sengsara, kalau bukan karena tabungannya sendiri, Leon dan ibunya pasti sudah mati kelaparan sejak awal.
Hal yang paling tidak bisa diterima oleh Wendy adalah, tiga tahun lalu, Leon hilang secara misterius saat pergi keluar, dan dalam tiga tahun ini ia sama sekali tidak ada kabar, menghilang begitu saja bak ditelan bumi.
Banyak orang yang memfitnahnya, mengatakan bahwa karena ia tidak tahan dengan Leon sang Tuan Muda Sampah, lalu membunuhnya diam-diam.
Selama ini, selalu saja ada orang yang berkata seperti itu.
Wendy pernah berpikir untuk cerai, meninggalkan kota ini, namun Keluarga Xu tidak setuju.
Leon adalah cucu dari Keluarga Zheng yang sudah diusir keluar, dan sekarang sudah meninggal.
Selama Wendy tidak bercerai, anggota Keluarga Xu tetap saja dapat terus mendapatkan keuntungan.
Itulah sifat Keluarga Xu, mereka sama sekali tidak peduli akan hidup dan mati Wendy, mereka hanya menganggapnya sebagai alat yang dapat dimanfaatkan.
Oleh karena itu pula, selama Leon menghilang tiga tahun ini, kebencian Wendy terhadap Leon tidak malah berkurang, melainkan semakin bertambah dalam.
Leon menatap Wendy, dan berkata, "Aku tahu kau tidak menyukaiku, kalau kau ingin cerai, aku akan menemanimu kapan pun."
"Tidak perlu." Wendy mulai mengendalikan emosinya, "Kartu keluargamu sudah dibatalkan."
Leon tersenyum, "Benar juga, menghilang selama tiga tahun, wajar kalau dibatalkan."
"Setelah aku mengurus Kartu Keluargaku, aku akan menemanimu pergi." kata Leon dengan tenang.
Dia tahu Wendy tidak menyukainya, daripada seperti ini lebih baik membiarkannya mengejar kehidupan bahagia yang ia inginkan.
"Baik." jawab Wendy pelan.
Mereka berdua tidak berbicara lagi, hanya berjalan sampai ke ujung gang tersebut.
Tak lama kemudian, mereka pun tiba di sebuah rumah gedung dua lantai yang sederhana.
Wendy mengambil kunci, membuka pintu, dan masuk ke dalam.
Leon melihat rumah kecil dua lantai yang ada di hadapannya itu, tatapan matanya tampak agak sedikit bingung.
Setelah ia masuk ke ruang tamu, Wendy duduk di sofa, dengan nada bicara dingin ia berkata, "Vilamu dulu itu, sudah diambil kembali oleh adikmu."
Leon sama sekali tidak menyukai adik tirinya itu, sejak kecil, ia selalu berebut segala hal dengannya.
Leon sedikit mengerutkan keningnya, "Kapan dia mengambilnya?"
"Setengah tahun setelah kau menghilang." Setelah itu, Wendy terdiam sejenak, dan melanjutkan, "Kamarmu di lantai satu."
Lalu, ia pun berjalan ke lantai dua dengan wajah dingin.
Leon menatap wajah Wendy yang dingin itu, ia merasa santai melihat sikapnya itu, bagaimanapun dia sudah berhutang banyak padanya.
Dia berjalan ke kamarnya yang sederhana itu, mengunci kamar itu dari dalam, hendak kultivasi ulang.
Di Dunia Kultivasi, dia adalah Master Kultivasi Pelampau Kesengsaraan yang sangat tinggi, namun sekarang di bumi, dia tidak ada bedanya dengan manusia biasa, di dalam tubuhnya hanya tersisa sedikit kekuatan spiritual yang sangat tipis.
Dia ingin memasuki dunia kultivator kembali saat kekuatan spiritual yang tersisa tersebut masih ada dan belum menghilang.
Hanya kemampuanlah yang dapat membuat hati Leon tenang.
Bumi yang sekarang, kekuatan spiritualnya sangat tipis, sama sekali tidak bisa digunakan untuk kultivasi.
Leon mengeluarkan sebuah mutiara hitam yang besarnya hanya sebesar ibu jar dar lengan kemeja tangannya.
Mutiara itu, adalah mutara yang Leon dapatkan di sebuah reruntuhan kuno di Dunia Kultivasi.
Saat Leon menjapai Master Kultivasi Pelampau Kesengsaraan, ia masih belum menguasai rahasia mtuara kecil ini, ia hanya tahu bahwa mutiara kecil ini sangat ajaib, sangat berguna untuk membantu kultivasi.
Dan yang lebih tidak ia sangka lagi, setelah dirinya tiba di bumi, semua benda berharga yang ia dapatkan hilang semuanya, hanya mutiara kecil hitam inilah yang masih utuh.
Leon duduk bersila di atas ranjang, melakukan Ilmu Bela Diri Sembilan Roh Hitam, menghisap seluruh kekuatan spiritual yang berada di kiloanmeter di sekitarnya ke dalam tubuhnya.
Kekuatan spirit yang tipis itu, saat bersentuhan dengan Mutiara Hitam itu, seketika akan berubah menjadi kental dan murni.
Dengan kemampuan khusus dari Mutiara Hitam itu, Leon terus menghisap kekuatan spiritual, mengisi tubuhnya sampai penuh, untuk mengubah kesehatan tubuhnya.
Malam pun berlalu.
Saat Leon membuka matanya lagi, waktu sudah pukul delapan pagi.
Melalui kultivasi semalam, kemampuannya sudah mencapai Periode Pelatihan Qi awal, masih sangat jauh untuk mencapai tingkat yang sebelumnya.
Kruyuk kruyuk.
Perut Leon berbunyi, kultivasi kemarin malam, membuat kemampuanya bertambah, selain itu, dia juga telah menghabiskan banyak sekali energi.
Dia tidak terburu-buru untuk makan, ia mengeluarkan satu set oakaian dan pergi mandi, serta memotong rambut panjangnya.
Setelah Leon selesai melakukan semua hal itu, ia membuka pintu kamarnya dan pergi ke dapur, ia ingin melihat apakah ada sesuatu yang dapat mengisi perutnya.
Selain selembar uang merah di atas meja, tidak ada apa-apa lagi.
Melihat hal itu, Leon tahu bahwa Wendy masih sama seperti dulu, tidak menyiapkan sarapan untuknya, hanya memberinya uang untuk membeli makanan.
Ia mengulurkan tangannya mengambil uang seratus RMB itu, sama seperti biasanya, ia pergi mencari sarapan.
Leon berjalan di pinggiran jalan perumahan, melihat toko-toko di kedua sisi jalan itu sama sekali tidak berubah, bahkan bibi yang menjual sarapan pun masih sama seperti dulu.
Dia sama seperti dulu, pergi ke sebuah toko susu kedelai dan cakwe, lalu mengatakan semua yang ia inginkan.
Tak lama, bibi yang menjual makanan itu pun mengantarkan susu kedelai dan cakwe yang Leon inginkan ke hadapannya.
Saat ia hendak mulai makan, seorang gadis ceria yang mengenakan kemeja putih dan celana jeans hitam berjalan ke arah Leon.
Ia menatap Leon dengan sangat kebingungan, lalu berkata dengan pelan, "Leon Zheng?"
Melihat gadis ceria yang ada di hadapannya itu, Leon pun mengenalinya, "Grace Chen, kenapa kau ada di sini?"
Dia masih ingat dulu saat dirinya masih kuliah, Grace dan dia cukup akrab, sering mengajaknya nonton film dan makan, selalu membantunya jika terkena suatu masalah, hubungan antara mereka berdua sangat baik.
Mendengar perkataan Leon, Grace yakin bahwa dirinya tidak salah orang, dengan bersemangat ia berkata, "Leon, kau telah menghilang tiga tahun, ke mana perginya kau selama tiga tahun ini?"
Dia sangat penasaran, dalam tiga tahun ini, apa yang sebenarnya dialami Leon? Searang saat ia melihat Leon, rasanya dia berbeda dari sebelumnya.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved