Bab 4 Diculik dan Dijual Dengan Sengaja
by Yenni Nio
11:27,Aug 23,2022
Hesti tersenyum, matanya penuh perhitungan, "Kamu bukan satu-satunya anak perempuan di keluarga ini, pihak keluarga Aristo cuman bilang kalau mereka ingin menikahi putri keluarga Kumala."
Lily tertegun sejenak, lalu tersentak kembali ke akal sehatnya, "Bu, maksudmu Anya? Emangnya dia bakal setuju?"
Lily memiliki keraguan di hatinya, tapi pada saat yang sama ada secercah harapan. Selama Anya bersedia menggantikannya, maka ini akan menjadi yang terbaik bagi kedua keluarga.
"Dia mana mungkin enggak setuju, neneknya ada di tangan ibu sekarang. Kalau enggak setuju, dia enggak akan bisa lihat neneknya yang enggak berguna itu lagi dalam hidupnya!”
"Tapi Ayah ..." Lily masih sedikit khawatir Hendra Kumala akan marah.
Hesti tersenyum, "Ayahmu sedang perjalanan bisnis ke luar negeri. Saat dia kembali, semua udah terlambat. Selain itu, jalang ini udah makan makanan dari keluarga Kumala selama bertahun-tahun, jadi emang dia pantas berkorban buat keluarga Kumala."
Lily masih tidak nyaman, "Gimana kalau dia bocorin sesuatu? Atau ... bisakah kita buat dia tutup mulut?"
Percakapan keji antara ibu dan anak itu terdengar sampai ke luar pintu, pelayan yang berdiri di pintu memiliki ekspresi yang sedikit rumit, tidak berani menatap wajah wanita di sampingnya.
Anya mencibir, menendang pintu secara langsung dan menerobos masuk.
Hesti dan Lily terkejut dan terlihat sedikit bingung saat melihat Anya.
Anya menatap keduanya dengan mata tajam dan berkata langsung, "Oh, ini rencanamu sejak lama? Oke, aku setuju, tapi biarin aku lihat nenek dulu!"
Hesti sedikit menyipitkan matanya dan menatapnya, gadis ini tidak mudah, dia sangat tenang bahkan setelah mendengar rencana mereka.
Tapi selama nenek di tangannya, dia tidak perlu takut Anya menolak.
Hesti memutar matanya dan berkata sambil tersenyum, "Oke, tapi kamu harus setuju dulu buat gantiin Lily nikah sama Dion, juga harus tutup mulut. Setelah nikah sama keluarga Aristo, kamu baru bisa lihat nenek.”
Anya berkata tanpa ragu, "Oke!"
Dia setuju dengan sangat cepat, bukan hanya demi menyelamatkan neneknya, tapi juga karena ini menyangkut kehidupannya sendiri.
Itu karena Anya curiga bahwa dia diculik dan dijual oleh seseorang dengan sengaja.
Dengan pergi ke keluarga Aristo, mungkin dia bisa mendapat lebih banyak petunjuk.
Setelah Anya menandatangani perjanjian dengan Hesti, dia menyuruh Anya untuk berganti gaun pengantin dan mempersiapkan pernikahannya.
Tidak heran Hesti terus mendesaknya untuk datang hari ini, ternyata keluarga Kumala sangat terburu-buru pengirim penganti wanita.
Anya melihat dirinya sendiri di cermin. Gaun putih itu ringan dan secara tidak terduga pas di tubuhnya. Dilihat dari gaun pengantin ini, dapat dikatakan jika keluarga Aristo sangat kaya, gaun pengantin ini juga merupakan model yang dibuat khusus.
Namun bagaimana kehidupan pihak lain hanyalah kesepakatan untuknya, sepertinya tidak terlalu penting juga.
Tepat setelah berganti pakaian, Hesti mendorong pintu masuk dan mendesak, "Kamu udah selesai? Mobil pengantin udah datang."
"Ya."
Anya menatapnya dengan acuh tak acuh dan berjalan keluar bersama Hesti.
Tidak ada upacara pernikahan di pernikahan ini dan yang disebut mobil pengantin hanyalah mobil biasa dari keluarga Aristo, tanpa hiasan sedikit pun.
Tidak ada seorang pun dari keluarga Aristo yang datang, hanya seorang sopir yang datang untuk membawanya ke keluarga Aristo dalam keheningan di sepanjang jalan.
"Nyonya, ini kamarmu."
Setelah pelayan mengantar Anya ke kamar pengantin, dia langsung menutup pintu.
Anya melihat ke arah pintu kamar yang tertutup dan tahu di dalam hatinya jika tidak ada yang mempedulikannya lagi. Dia berbalik dan mulai melihat-lihat tempat yang akan dia tinggali di masa depan.
Di dalam ruang kerja di sisi lain vila.
Seorang pria kurus itu duduk di kursi roda, menatap layar proyeksi di depannya dengan ekspresi dingin.
Pintu ruang kerja diketuk, Agra Noero masuk dengan hati-hati, menatap wajahnya dan berkata dengan suara rendah, "Tuan, keluarga Kumala udah kirim pengantin, tapi..itu bukan Lily."
Mendengar ini, jemari pria itu mengetuk sandaran tangan dengan sedikit jeda.
"Terus siapa?"
"Ini… aku enggak tau, aku belum pernah lihat dia sebelumnya."
Heh, pria itu tertawa kecil dan ada sedikit hawa dingin dalam nada acuh tak acuhnya.
"Di mana dia?"
Agra menjawab dengan suara rendah, "Di ruang tamu di lantai 3."
Pada saat yang sama, di ruang tamu lantai tiga, Anya sedang mengamati sekeliing, ketika tiba-tiba menerima telepon dari Asistennya.
Asisten, “Ada pesanan besar, ambil?"
Anya dengan ringan mengetuk ranjang empuk dengan jari-jarinya, lalu berkata dengan suara dingin, "Enggak, aku enggak ada waktu untuk buat terima itu."
Asisten di ujung telepon jelas tecengang, "Tapi dia membayar tinggi!"
"Aku udah nikah, aku enggak bebas."
Kali ini asisten itu benar-benar tercengang dan berkata dengan suara terkejut, "Udah nikah? Kamu enggak bercanda, kan?"
2 hari yang lalu dia masih dikejar-kejar, kenapa tiba-tiba sudah menikah?
Anya mendengar langkah kaki yang datang dari lantai bawah dan berkata dengan suara pelan, "Ada sesuatu yang harus kulakukan, aku tutup dulu."
Setelah mengatakan itu, Anya berbalik untuk melihat orang di ambang pintu.
Hal pertama yang menarik perhatiannya adalah kursi roda keperakan yang dingin, lalu pria yang mulia dan dingin.
Pemahaman Anya tentang Dion sepenuhnya berasal dari Lily.
Tuan Muda tertua dari keluarga Aristo setengah cacat, jelek dan cukup tua.
Tapi pria di depannya, selain kakinya yang cacat dan wajahnya yang pucat, tidak ada hal lain yang buruk. Fitur wajahnya sangat indah dan hampir sempurna, sepasang mata hitamnya dalam dan gelap di balik kacamata berbingkai emasnya.
Lily tertegun sejenak, lalu tersentak kembali ke akal sehatnya, "Bu, maksudmu Anya? Emangnya dia bakal setuju?"
Lily memiliki keraguan di hatinya, tapi pada saat yang sama ada secercah harapan. Selama Anya bersedia menggantikannya, maka ini akan menjadi yang terbaik bagi kedua keluarga.
"Dia mana mungkin enggak setuju, neneknya ada di tangan ibu sekarang. Kalau enggak setuju, dia enggak akan bisa lihat neneknya yang enggak berguna itu lagi dalam hidupnya!”
"Tapi Ayah ..." Lily masih sedikit khawatir Hendra Kumala akan marah.
Hesti tersenyum, "Ayahmu sedang perjalanan bisnis ke luar negeri. Saat dia kembali, semua udah terlambat. Selain itu, jalang ini udah makan makanan dari keluarga Kumala selama bertahun-tahun, jadi emang dia pantas berkorban buat keluarga Kumala."
Lily masih tidak nyaman, "Gimana kalau dia bocorin sesuatu? Atau ... bisakah kita buat dia tutup mulut?"
Percakapan keji antara ibu dan anak itu terdengar sampai ke luar pintu, pelayan yang berdiri di pintu memiliki ekspresi yang sedikit rumit, tidak berani menatap wajah wanita di sampingnya.
Anya mencibir, menendang pintu secara langsung dan menerobos masuk.
Hesti dan Lily terkejut dan terlihat sedikit bingung saat melihat Anya.
Anya menatap keduanya dengan mata tajam dan berkata langsung, "Oh, ini rencanamu sejak lama? Oke, aku setuju, tapi biarin aku lihat nenek dulu!"
Hesti sedikit menyipitkan matanya dan menatapnya, gadis ini tidak mudah, dia sangat tenang bahkan setelah mendengar rencana mereka.
Tapi selama nenek di tangannya, dia tidak perlu takut Anya menolak.
Hesti memutar matanya dan berkata sambil tersenyum, "Oke, tapi kamu harus setuju dulu buat gantiin Lily nikah sama Dion, juga harus tutup mulut. Setelah nikah sama keluarga Aristo, kamu baru bisa lihat nenek.”
Anya berkata tanpa ragu, "Oke!"
Dia setuju dengan sangat cepat, bukan hanya demi menyelamatkan neneknya, tapi juga karena ini menyangkut kehidupannya sendiri.
Itu karena Anya curiga bahwa dia diculik dan dijual oleh seseorang dengan sengaja.
Dengan pergi ke keluarga Aristo, mungkin dia bisa mendapat lebih banyak petunjuk.
Setelah Anya menandatangani perjanjian dengan Hesti, dia menyuruh Anya untuk berganti gaun pengantin dan mempersiapkan pernikahannya.
Tidak heran Hesti terus mendesaknya untuk datang hari ini, ternyata keluarga Kumala sangat terburu-buru pengirim penganti wanita.
Anya melihat dirinya sendiri di cermin. Gaun putih itu ringan dan secara tidak terduga pas di tubuhnya. Dilihat dari gaun pengantin ini, dapat dikatakan jika keluarga Aristo sangat kaya, gaun pengantin ini juga merupakan model yang dibuat khusus.
Namun bagaimana kehidupan pihak lain hanyalah kesepakatan untuknya, sepertinya tidak terlalu penting juga.
Tepat setelah berganti pakaian, Hesti mendorong pintu masuk dan mendesak, "Kamu udah selesai? Mobil pengantin udah datang."
"Ya."
Anya menatapnya dengan acuh tak acuh dan berjalan keluar bersama Hesti.
Tidak ada upacara pernikahan di pernikahan ini dan yang disebut mobil pengantin hanyalah mobil biasa dari keluarga Aristo, tanpa hiasan sedikit pun.
Tidak ada seorang pun dari keluarga Aristo yang datang, hanya seorang sopir yang datang untuk membawanya ke keluarga Aristo dalam keheningan di sepanjang jalan.
"Nyonya, ini kamarmu."
Setelah pelayan mengantar Anya ke kamar pengantin, dia langsung menutup pintu.
Anya melihat ke arah pintu kamar yang tertutup dan tahu di dalam hatinya jika tidak ada yang mempedulikannya lagi. Dia berbalik dan mulai melihat-lihat tempat yang akan dia tinggali di masa depan.
Di dalam ruang kerja di sisi lain vila.
Seorang pria kurus itu duduk di kursi roda, menatap layar proyeksi di depannya dengan ekspresi dingin.
Pintu ruang kerja diketuk, Agra Noero masuk dengan hati-hati, menatap wajahnya dan berkata dengan suara rendah, "Tuan, keluarga Kumala udah kirim pengantin, tapi..itu bukan Lily."
Mendengar ini, jemari pria itu mengetuk sandaran tangan dengan sedikit jeda.
"Terus siapa?"
"Ini… aku enggak tau, aku belum pernah lihat dia sebelumnya."
Heh, pria itu tertawa kecil dan ada sedikit hawa dingin dalam nada acuh tak acuhnya.
"Di mana dia?"
Agra menjawab dengan suara rendah, "Di ruang tamu di lantai 3."
Pada saat yang sama, di ruang tamu lantai tiga, Anya sedang mengamati sekeliing, ketika tiba-tiba menerima telepon dari Asistennya.
Asisten, “Ada pesanan besar, ambil?"
Anya dengan ringan mengetuk ranjang empuk dengan jari-jarinya, lalu berkata dengan suara dingin, "Enggak, aku enggak ada waktu untuk buat terima itu."
Asisten di ujung telepon jelas tecengang, "Tapi dia membayar tinggi!"
"Aku udah nikah, aku enggak bebas."
Kali ini asisten itu benar-benar tercengang dan berkata dengan suara terkejut, "Udah nikah? Kamu enggak bercanda, kan?"
2 hari yang lalu dia masih dikejar-kejar, kenapa tiba-tiba sudah menikah?
Anya mendengar langkah kaki yang datang dari lantai bawah dan berkata dengan suara pelan, "Ada sesuatu yang harus kulakukan, aku tutup dulu."
Setelah mengatakan itu, Anya berbalik untuk melihat orang di ambang pintu.
Hal pertama yang menarik perhatiannya adalah kursi roda keperakan yang dingin, lalu pria yang mulia dan dingin.
Pemahaman Anya tentang Dion sepenuhnya berasal dari Lily.
Tuan Muda tertua dari keluarga Aristo setengah cacat, jelek dan cukup tua.
Tapi pria di depannya, selain kakinya yang cacat dan wajahnya yang pucat, tidak ada hal lain yang buruk. Fitur wajahnya sangat indah dan hampir sempurna, sepasang mata hitamnya dalam dan gelap di balik kacamata berbingkai emasnya.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved