Bab 11 Pameran

by Hervy 12:44,Oct 18,2021
Jelas, kejadian barusan sudah menyentuh relung hati Hugo Su, di sepanjang jalan, Hugo Su menghabiskan waktu bercengkrama denganJane Su.

Setelah memiliki putri dan istri seperti ini, semuanya sudah lebih dari cukup!

Dalam perjalanan, Jane Su juga pertama kalinya pergi bermain dengan ayahnya, jadi disepanjang jalan dia sibuk bertanya bermacam hal pada Hugo Su!

Hugo Su juga dengan senang hati memperkenalkan segala macam hal kepada putrinya. Orang yang lewat pun ikut iri melihat mereka. Karena lagi pula, Hugo Su dan putrinya ini di mata mereka terlihat sangat serasi dan bahagia.

Jane Su seperti penawar hati Hugo Su, tidak peduli ada masalah dan pikiran apa pun, selama ada Jane Su di sampingnya, maka masalah dan pikiran itu akan hilang sepenuhnya.

Dengan begini, dalam tawa yang dilalui keduanya, mereka akhirnya tiba ke aula tempat dimana sekolah mengadakan acara pameran seni.

Jane Su melihat teman-teman sekolah di sebelahnya datang dengan ayah atau ibunya, dia tidak menyangka kalau dia bisa datang bersama ayahnya, membuat perasaan hatinya begitu bahagia.

"Ayah! Di sini, ayo masuk!"

Hugo Su tersenyum dan mengangguk, lalu berjalan ke pusat pameran dengan Jane Su di pelukannya, mereka menyapa guru yang di pintu dan berjalan langsung ke pameran.

Dalam pameran, Jane Su terpesona oleh begitu banyak lukisan di depannya, dan ekspresinya sangat bahagia juga bersemangat.

"Wow! Ayah! Lihat, ada begitu banyak lukisan!"

"Iya, Jane, ada banyak lukisan!"

Hugo Su menurunkan Jane Su dan melihat Jane Su berlarian melihat lukisan itu, dia tidak menyangka putrinya begitu tertarik dengan lukisan.

"Pelan-pelan, jangan sampai jatuh, Jane!"

Hugo Su berteriak pada sosok Jane Su yang sudah berlarian.

Jane Su yang sedang melihat lukisan di sekitar, berkata "Iya ayah", kemudian kembali fokus melihat lukisan, seperti seorang gadis yang sedang berbelanja dan memilih pakaian yang disukainya.

Hugo Su juga tidak khawatir Jane Su bisa mengalami sesuatu, karena di sana ada dia, jadi dia membiarkan Jane Su pergi keliling sesuka hati.

Melihat Jane Su yang tertawa bahagia, dalam hati Hugo Su pun ikut penuh dengan kebahagiaan.

Pada saat ini, wali kelas Jane Su berjalan ke sisi Hugo Su dan berkata, "Kamu orang tua Jane Su?"

Hugo Su pertama-tama membeku, lalu mengangguk.

Wali kelas Jane Su tersenyum dan berkata, "Aku wali kelas Jane Su, halo!"

Hugo Su kira orang itu semacam orang jahat, tapi tidak dia sangka itu ternyata adalah wali kelas Jane Su, jadi dia berjabat tangan dengannya, "Halo, maaf tadi sempat bengong. Aku ayah Jane! Namaku Hugo Su!"

"Oh Tuan Hugo Su, halo!" Sapa wali kelas Jane Su pada Hugo Su.

Melihat tawa bahagia anak-anak, wali kelas itu pun ikut merasa senang.

"Dulu, setiap Jane Su berpartisipasi dalam kegiatan sekolah, dia pasti akan duduk sendirian di sudut, tidak pernay sehappy dan sebahagia seperti sekarang!"

"Oh? Jane sebegitu menepikan diri ya?" Tanya Hugo Su dengan bingung.

"Tidak, Jane biasanya sangat aktif, dan itu mungkin karena kamu! Tuan Hugo Su!"

Kata-kata wali kelas membuat Hugo Su tenggelam dalam pikirannya, sepertinya dia berhutang terlalu banyak pada keluarga ini.

"Aah!"

Dengan teriakan yang tiba-tiba, Hugo Su mendengar kalau itu suara dari putrinya-Jane Su jadi segera berlari.

Melihat Jane Su terduduk menangis di depan sebuah lukisan, Hugo Su buru-buru berjalan ke sisi Jane Su, berjongkok, dan berkata dengan lembut: "Jane, ada apa?"

Hugo Su mengeluarkan tisu dan menyeka air mata di wajah Jane Su, dia sangat takut terjadi sesuatu pada putrinya.

Tapi untungnya, putrinya tidak terluka dan ini membuat Hugo Su lega.

Pada saat ini, staf pusat pameran bergegas melihat lukisan yang jatuh di tanah, meskipun lukisan itu baik-baik saja, hanya bingkainya yang rusak, tapi staf itu melihat anak yang menangis dan Hugo Su di samping, kemudian berteriak keras: "Ada apa ini, siapa yang melakukannya?"

"Bisa tidak kecilkan suaramu, suaramu itu mengejuti anak-anak!"

Hugo Su melirik anggota staf itu. Setelah anggota staf itu melihat mata dingin Hugo Su, dia merasa di belakang punggungnya agak dingin, dalam hatinya bertanya-tanya siapa itu!

Hugo Su mengabaikan anggota staf dan menundukkan kepalanya untuk menenangkan Jane Su.

Setelah mendengar penjelasan dari orang yang lewat, ternyata saat berlari tadi Jane Su tidak sengaja menabrak lukisan itu hingga membuat lukisan itu jatuh ke tanah.

Setelah mengetahui apa yang terjadi, Hugo Su tidak peduli dengan lukisan itu, tetapi lebih peduli akan keadaan putrinya, Jane Su.

"Ayah, aku...Tidak sengaja, benar-benar tidak sengaja, huhuhu..."

Jane Su memeluk Hugo Su dan menangis, takut Hugo Su marah.

"Jane, tidak apa-apa, selama kamu baik-baik saja itu tidak apa-apa!"

Hugo Su menghibur Jane Su, takut kejadian itu akan meninggalkan trauma di hatinya.

Namun staf pameran tidak berpikir begitu. Mereka dengan sinis berkata kepada Hugo Su dan putrinya: "Kalian tahu tidak lukisan ini adalah mahakarya dari pelukis besar, harganya senilai 5 juta yuan, dan ini telah dirusak oleh anakmu? Kamu harus menggantinya, kalau tidak, jangan pikir bisa pergi dari sini!"

Hugo Su mendengar apa yang dikatakan staf, tidak setuju, lalu menatap lukisan yang rusak itu.

"Hehe, kamu bilang ini lukisan terkenal? Bahkan jika aku melukisnya dengan menggunakan kaki, aku juga bisa melukis lebih baik dari ini! Hehe."

Ketika staf dan orang-orang di sekitar mendengar apa yang dikatakan Hugo Su, mereka pertama-tama tertegun, dan kemudian staf memandang Hugo Su dengan marah. Dia tidak menyangka orang ini begitu menyebalkan. Dia bisa-bisanya mengatakan kata penghinaan seperti itu!

"Jangan pikir dengan kamu bicara omong kosong masalahnya akan selesai, kuberitahu ya, kalau kamu hari ini tidak mengganti kerugiannya, maka jangan harap bisa keluar dari sini!"

Staf membunyikan alarm, dan penjaga keamanan di sekitarnya mengepung mereka, seolah khawatir Hugo Su akan melarikan diri!

Jane Su dalam pelukan Hugo Su melihat begitu banyak penjaga keamanan di sekitar mereka merasa sangat ketakutan, dia tidak menyangka kalau dia akan membawa begitu banyak masalah untuk Hugo Su.

"Ayah, maaf, maaf, aku benar-benar tidak sengaja!"

Jane Su meneteskan air mata lagi, dia sangat takut dan memeluk Hugo Su semakin erat.

Melihat mata Jane Su yang begitu merah dan bengkak karena menangis, hati Hugo Su merasa tertekan dan buru-buru menenangkan putrinya, dia takut tangisa. Jane Su akan semakin besar.

"Jane, tidak apa-apa, ada ayah, ada ayah di sini! Jangan menangis, melihatmu menangis akan membuat ayah tidak senang!"

Benar saja, kata-kata Hugo Su benar-benar manjur untuk Jane Su. Setelah beberapa saat, Jane Su berhenti menangis, tetapi masih ada ketakutan di sorot mata di matanya.

Hugo Su melihat putrinya, Jane Su tidak lagi menangis, dan hatinya pun menjadi lega, dia benar-benar takut Jane Su akan menangis tak berhenti.

Staf pameran yang melihat Hugo Su benar-benar mengabaikan apa yang dia katakan, kemudian dengan suara yang keras berkata: "Apa maksudmu, pertama-tama anakmu sudah merusak lukisan terkenal itu, kemudian kamu mempermalukan lukisan kami. Kuberitahu ya, kalau kamu hari ini tidak memberikan jawaban, jangan harap bisa keluar dari pintu ini!"

Melihat tatapan garang staf itu, Hugo Su mengerutkan kening, tapi yang dia katalan benar, memang dia yang lebih dulu salah.

Tepat ketika Hugo Su hendak berbicara, sebuah suara datang dari pintu, memutuskan titik fokus semua orang.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

65