Bab 10 Denissa Lu

by Hervy 12:44,Oct 18,2021
Di ruang tamu hanya tersisa Hugo Su sendiri. Mungkin karena ada banyak hal yang terjadi hari ini. Hugo Su yang baring di sofa tidak bisa tidur, dia akhirnya berjalan keluar melihat langit yang dipenuhi bintang, dalam hatinya saat iniada banyak perasaan.

Tepat ketika Hugo Su memikirkan semua yang terjadi baru-baru ini, ponsel di sakunya berdering, dan Hugo Su mengambil ponsel dan mengangkatnya.

"Tumben ada waktu kosong menghubungiku? Biasanya kamu tidak pernah menghubungiku!"

"Aku dengar kamu datang ke China, jadi aku ingin mengobrol denganmu. Ada waktu tidak?"

"Ya ada, kamu di mana, aku yang pergi cari kamu!"

Hugo Su karena hari ini mengalami banyak hal, dalam hatinya begitu penat, jadi langsung menyetujui ajakan orang di telepon.

"Hotel China tahu tidak? Aku akan menunggumu di sana!"

Hugo Su mengangguk menjawab ya, lalu menutup telepon pergi menuju Hotel China.

Sekitar sepuluh menit kemudian, Hugo Su tiba di Hotel China, dengan dipimpin oleh pelayan pergi ke kamar Denissa Lu.

"Lama tidak berjumpa!"

Wanita itu memutar matanya ke arah Hugo Su.

"Kamu ya yang tidak ingin berjumpa denganku. Tunggu, kamu setiap hari di Hotel China ini?"

"Oh! Lupa, kamu kan pemilik Hotel China ini!"

Benar, pemilik Hotel China ini adalah Denissa Lu. Dapat dikatakan kalau keduanya sudah saling kenal lama, tetapi yang aneh adalah keduanya tidak pernah merasakan hubungan yang lebih, dan ini membuat orang tidak habis pikir.

"Sepertinya istrimu sangat marah atas kepergianmu yang tiba-tiba itu dan belum memaafkanmu ya!"

"Ai, semua karena kejadian itu! Sekarang hanya bisa pasrah dan pelan-pelan lihat lah!"

Hugo Su menghela napas, mengambil sebotol anggur dari Denissa Lu dan meneguknya.

"Haha, sukurin semua karena ulahmu sendiri! Kamu tidak mendengarkanku, sekarang ya terima saja!"

Denissa Lu tertawa.

"Huftt, sudah lah, skip-skip, jangan diungkit-ungkit lagi, semakin diungkit semakin tidak enak!"

Hugo Su meneguk beberapa teguk anggur lagi, sementara Denissa Lu di sampingnya membantunya menuangkan anggur, tampaknya sangat mengerti Hugo Su juga sangat iri pada Hugo Su.

"Bagaimana denganmu? Bagaimana kabarmu, baik-baik saja kan?"

"Ya aku seperti-seperti ini lah. Setiap hari berada di Hotel China ini, bagaimana kabarku, kamu sebelumnya kan tahu!"

Denissa Lu memutar matanya ke arah Hugo Su lagi.

"Haha! Lupa, maaf, kamu memangnya tidak berpikir pergi dari sini?"

"Sudah lah lupakan saja, aku lebih baik tinggal di sini, pergi dari sini memangnya aku bisa pergi ke mana, aku sudah terbiasa di sini!"

Setelah Denissa Lu memberikan senyuman pahit, dia tahu Hugo Su hebat, tetapi dia juga tidak ingin merepotkannya. Lagi pula, Denissa Lu dikurung di Hotel China, juga karena perilakunya sendiri!

"Aih! Aku tidak mengerti orang secantik kamu, kenapa bisa tidak punya pacar?"

Mendengar perkataan Hugo Su, Denissa Lu terdiam, ada rasa sakit yang mendalam di hatinya, dia menuangkan segelas anggur untuk dirinya sendiri dan segera meminumnya.

"Sudah lupakan saja, kalau kamu tidak ingin mengatakannya, ya sudah, aku juga tidak ingin tahu terlalu banyak!"

Setelah Hugo Su mengatakan itu, dia meminum anggur di gelasnya dalam sekali teguk.

Dan Denissa Lu di samping hanya terus menuangkan anggur ke gelas Hugo Su. Dia tidak tahu harus bagaimana menjawab pertanyaan Hugo Su, jadi hanya bisa dalam diam menuangkan anggur untuknya.

Mereka minum sampai fajar, matahari perlahan terbit, Hugo Su melihat jam lalu mengucapkan selamat tinggal kepada Denissa Lu, dan pergi meninggalkan hotel China, pulang ke rumah Kayla Zhou.

Denissa Lu di Hotel China memandang kepergian Hugo Su, matanya berlinang air mata.

Sejujurnya dari awal, setelah Hugo Su menyelamatkan Denissa Lu, Denissa Lu sangat jatuh hati pada Hugo Su, dan Denissa Lu sampai saat ini masih sangat mencintainya, tetapi mengetahui kalau Hugo Su yang menganggapnya sebagai teman, jadi dia tidak melanggar arti pertemanan di antara mereka, hanya diam-diam memperhatikannya dari belakang. Selama suasana hati Hugo Su sedang buruk, dia bisa datang ke sini untuk mengeluh padanya, dan semua itu sudah cukup untuknya!

Denissa Lu memandang keluarga yang hangat di bawah, selama dia bisa melihatnya dari belakang, itu sudah lebih dari cukup! Dia tidak berani meminta terlalu banyak!

Matahari berangsur-angsur naik, dan bulan perlahan-lahan ditutupi oleh matahari besar, Hugo Su tidak lagi terlihat, dan Denissa Lu berjalan masuk ke Hotel China!

"Ayah, bangun, kalau masih tidur matahari akan membakar pantatmu loh!"

Jane Su mengguncang tubuh Hugo Su, mencoba membangunkan Hugo Su dari tidurnya.

Hugo Su sedikit membuka matanya, melihat putrinya Jane Su bangun dan hal pertama yang dia lakukan adalah memanggil dirinya, membuatnya merasa bahagia.

Tetapi ketika Hugo Su melihat jam, wajahnya langsung menjadi sedih.

Karena sekarang baru jam 7, Jane Su sudah berlari membangunkanya, padahal kebanyakan orang-orang di jam segini masih pada belum bangun!

"Jane, kamu kenapa bangun pagi sekali? Pamerannya bukannya jam 9?"

"Ayah, Jane dan ibu biasanya bangun jam segini loh?"

Ujar Jane Su sembari memiringkan kepalanya.

"Kok bangunnya pagi sekali, Jane?"

Tanya Hugo Su dengan bingung.

"Ibu kan mau kerja! Jadi biasanya kalau ibu bangun, aku juga bangun! Karena hari ini, ayah di rumah, jadi ibu sudah pergi bekerja!"

Jane Su menjawab apa adanya.

Setelah mendengar perkataan Jane Su, Hugo Su terlihat berpikir, dan setelah sekian lama dia hanya bisa menghela napas dalam-dalam.

"Ayah, aku lapar! Ayo pergi sarapan!"

"Oke! Jane, kamu bangun lah, kalau kamu berbaring di atas ayah seperti ini, ayah bagaimana bisa bangun!"

Jane Su terkekeh lalu buru-buru turun dari tubuh Hugo Su.

Hugo Su bangkit dan menggeleng-gelengkan kepalanya, mungkin karena dia terlalu banyak minum di Hotel China semalam, jadi membuat kepalanya sekarang puyeng.

Setelah membersihkan badan seadanya, Hugo Su membawa putrinya Jane Su keluar dari rumah dan pergi ke toko sarapan untuk sarapan.

Setelah beberapa saat, sarapan diletakkan di atas meja Hugo Su dan putrinya, mereka mulai menyantapnya.

Tepat setelah sarapan hampir selesai, Hugo Su bertanya kepada Jane Su, "Jane, kamu tahu tidak di mana pameran itu diadakan?"

Jane Su saat ini sedang bersendawa, dan terdiam beberapa saat menetralisirkan dirinya.

"Tahu! Ayah, nanti Jane yang memimpin jalan!"

Hugo Su mengangguk dan mengelus kepala Jane Su yang pintar. Dia tidak menyangka kalau putrinya begitu pintar dan dewasa.

Jane Su melihat makanannya hampir habis, jadi dia pergi ke meja depan dan membayarnya, setelah itu kembali ke sisi Hugo Su dan berkata, "Ayah, ayo pergi!"

"Tapi makanannya belum dibayar. Ayah pergi bayar dulu!"

Setelah Hugo Su mengatakan itu, dia berjalan ke meja depan, tetapi tepat ketika Hugo Su lewat, Jane Su menghentikan Hugo Su, Hugo Su merasa sangat bingung, ketika dia mau bicara, dia sudah didahului oleh Jane Su.

"Ayah, Jane sudah membayarnya! Kita sudah bisa langsung pergi!"

Hugo Su penuh dengan tanda tanya di wajahnya dan tidak mengerti apa yang dikatakan Jane Su.

"Ayah, uang ini ibu yang memberikannya padaku. Dia bilang ayah tidak ada uang, jadi dia memberiku 200 yuan! Sekarang, sisanya taruh di ayah saja ya!"

Jane Su menyerahkan sisa uang di sakunya kepada Hugo Su.

Hugo Su melihat uang di tangannya, hidungnya terasa perih dan dia tidak tahu harus berkata apa.

"Oh iya, ayah, ibu masih bilang, katanya kamu tidak boleh boros dan menghabiskan uangnya, ini adalah uang untuk kita makan hari ini, kalau keburu habis malamnya kita tidak bisa makan!"

Kata-kata Jane Su ini sangat menyentuh Hugo Su yang telah hidup selama puluhan ribu tahun, Hugo Su pun langsung memeluk Jane Su dan berkata "Baik" berturut-turut.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

65