Bab 2 Kamu Tidak Mau Erick Ling, Aku Mau!

by Roy 10:29,Jun 01,2021
“Phum, phum, phum.”

Winda Su menendang pintu dengan kuat sambil meneteskan air mata kesedihan.

Meski Winda Su adalah anak di luar nikah dari Keluarga Su, tetapi pada dasarnya dia tetap adalah nona dari Keluarga Su yang kaya terkemuka, seumur hidupnya ini sudah ditakdirkan harus menikah dengan keluarga kaya. Namun pada tiga tahun yang lalu ketika Kakek Su meninggal dunia, Kakek Su melawan semua sanggahan orang lain, menikahkan Winda Su dengan Erick Ling.

Apakah Kakek Su sudah gila?

Pada saat itu, masalah ini menimbulkan kegemparan yang sangat besar.

Sejak saat itu, Erick Ling menjadi suami materilinial dari Keluarga Su.

Selama tiga tahun ini, Erick Ling terus bersantai di rumah, setiap bulan menjalani hidup dengan uang yang diberikan Winda Su. Erick Ling menjadi sampah tak berguna di dalam mata orang keluarga Su, bahkan Winda Su juga ikut dipandang sebelah mata.

Dari dulu, orang Keluarga Su ingin menyuruh Winda Su bercerai dengan Erick Ling, tetapi karena wibawa Kakek Su yang masih sangat kuat, ditambah lagi Erick Ling tidak melakukan kesalahan besar, maka pernikahan yang tidak bahagia ini pun terpaksa diteruskan.

Namun kali ini, Erick Ling bahkan berani menyelingkuhi Winda Su!

Maka itu sama saja dengan memberi ‘kemaluan’ pada seluruh Keluarga Su… begitu Keluarga Su marah besar, takutnya akhiran Erick Ling tidak akan lebih baik daripada anjing.

Akan tetapi, Winda Su merasa pria sampah memang seharusnya memiliki akhiran seperti itu.

Pintu tersebut, tidak akan bisa dibuka dengan tendangan.

Lulu Zhang mengeluarkan kartu sensor dan meletakkan di depan pintu, pintu langsung terbuka.

Mereka sudah punya persiapan dari awal.

“Erick Ling, dasar kamu manusia sampah, cepat singkirkan tangan kotormu!”

Lulu Zhang berteriak dan menyerbu ke dalam sambil mengayun tongkat bisbol.

Erick Ling, matilah kamu.

Beraninya bersalah pada Winda Su, lihat bagaimana aku Lulu Zhang memberesi kamu.

Lulu Zhang bahkan sudah mempersiapkan dialog berikutnya.

Pertama, dengan tegas menyebutkan semua tindakan berengsek Erick Ling, menginjakkan dia di bawah norma moral. Lalu menaboki Erick Ling yang tidak dapat membalas tangan. Pada akhirnya, menyuruh Erick Ling untuk berlutut mengakui kesalahannya dan menulis surat tobat. Setelah itu, menyuruh Erick Ling untuk mengajukan perceraian, membebaskan Winda Su dari belenggu.

Dalam ingatan mereka, Erick Ling adalah seorang suami yang tak berguna.

Terhadap suami tak berguna yang lembek, ada ribuan cara untuk membuatnya lebih sengsara daripada mati.

Namun setelah masuk ke dalam kamar, Lulu Zhang terbengong.

Di ruang tamu, Erick Ling sedang melakukan… senam!

Irene Lin… bahkan juga mengikutinya melakukan senam.

Serta masih ada suara olahraga senam yang diputar di ponsel, “Gerakan kedua, merentangkan dada, bersiap, satu, dua….”

Ini… ada apa ini?

Naskahnya, tidak benar.

Pada saat ini, bukankah seharusnya Erick Ling sedang melakukan perbuatan yang tidak senonoh pada Irene Lin?

Winda Su yang masuk setelah Lulu Zhang juga terbengong.

Adegan mana yang sedang mereka mainkan?

“Erick Ling, kamu jangan berpura-pura lagi. Aku sudah melihat semua yang terjadi tadi. Makan tongkat ini.” Lulu Zhang merasa dia harus melakukan sesuatu, lalu dia menyerbu sambil mengayun tongkat bisbol.

“Lulu Zhang, hentikan.” Irene Lin maju memeluk Lulu Zhang, “Erick Ling tidak melakukan apa-apa, kamu jangan bertindak sembarangan.”

“Irene, apa yang kamu lakukan? Kamu adalah sahabat baikku, kenapa kamu malah membela manusia sampah ini?”

Irene Lin adalah sahabat baiknya selama bertahun-tahun, sebelumnya mereka bertiga sudah merundingkan naskah hari ini. Kenapa hanya sebentar saja, Irene Lin sudah membela Erick Ling?

Pada biasanya bukankah Irene Lin paling membenci manusia sampah ini? Bukankah Irene Lin juga adalah korban?

Irene Lin merebut tongkat di tangan Lulu Zhang dan berkata, “Aku sudah mencobai Erick Ling, dia adalah pria baik yang patut dinikahi.”

Lulu Zhang langsung mendorong Irene Lin, “Apakah kamu sudah gila? Ataukah dia mencekoki kamu ramuan pemikat hati? Manusia sampah seperti dia… kamu bahkan mengatakan dia adalah pria baik yang patut dinikahi?”

Ya Tuhan!

Ada apa dengan dunia ini?

Irene Lin berkata dengan sangat serius, “Bukan seperti itu, aku mengatakannya dengan serius. Tidak pernah aku melihat pria yang setia seperti Erick Ling. Winda, jika kamu tidak dia, aku mau.”

Sshh!

Winda Su dan Lulu Zhang terpana seketika, seperti telah disambar petir.

Irene Lin, setidaknya kamu juga adalah seorang dewi oke?

Bisakah lebih kalem sedikit?

Bisakah lebih memiliki pendirian?

“Winda, Irene sedang sakit, sakit jiwa!” Lulu Zhang menjaga jarak dengan Irene Lin, lalu dia berkata pada Winda Su,”Dia sama seperti Erick Ling, mengkhianati kamu.”

Winda Su juga merasa kepalanya kelebihan muatan, dia menatap Irene Lin dengan dingin, “Irene, apakah kamu benar-benar mau sampah ini?”

Irene Lin mengangguk dengan kuat, “Jika kamu tidak mau, aku mau.”

Tatapan Winda Su dingin seperti es, tetapi sikap Irene Lin tegas sekali.

Suasana menjadi sengit.

Seolah-olah mereka hendak bertengkar.

Lulu Zhang yang terapit di tengah merasa kepalanya hendak meledak, “Kalian adalah sahabat baik selama bertahun-tahun, hari ini bukankah sudah sepakat untuk mencobai Erick Ling? Kenapa sekarang kalian malah bertengkar? Ah?”

“Irene, apakah otakmu sudah tidak waras? Bahkan merebut suami dari sahabat baikmu? Apalagi dia hanya manusia sampah.” Lulu Zhang memarahi dengan lantang.

Menyuruh kamu mencobai suami Winda, namun kamu justru ingin merebut suaminya?

Dengan tegas Irene Lin melindungi Erick Ling di belakangnya, “Sudah aku katakan, Erick Ling adalah pria baik yang patut dinikahi. Kalian jangan menghina dia.”

Ini….

Wajah Winda Su menjadi hitam sekali, dia berkata dengan mata berair, “Karena kamu begitu menyukai Erick Ling, kalau begitu kalian hidup bersama saja. Lain kali ketika Erick Ling menyelingkuhi kamu, kamu jangan menangis dan datang padaku.”

“Pergi, kalian berdua pergi dari pandanganku! Seumur hidup ini aku tidak ingin melihat kalian lagi.” Winda Su berteriak dengan suara serak, air mata kesedihannya terus mengucur tak tertahankan.

Suami menyelingkuhi dia, sahabat baik mengkhianati dia dan ingin merebut suaminya.

Masalah yang paling dramatis pun terjadi padanya.

Winda Su berlari keluar dari kamar sambil menangis.

Dia sangat sedih!

Dia tidak dapat menerimanya!

“Irene Lin, aku salah melihatmu, dasar kamu wanita jalang!” Lulu Zhang menampar Irene Lin lalu berlari keluar membanting pintu. “Dasar pria sampah dan wanita jalang, cepat atau lambat kalian juga akan terkena karma!”

Irene Lin meneteskan air mata sambil memegangi pipinya yang merah.

Erick Ling mengambil tisu basah dan meletakkannya di pipi Irene Lin, dia berkata dengan rasa belas kasih, “Maaf ya, kamu sampai terkena imbas.”

Irene Lin berkata, “Tidak apa-apa, kamu begitu baik, cepat atau lambat Winda Su juga pasti akan mengetahui ketulusan hatimu. Aku tetap memegangi janji itu, jika suatu hari nanti dia tidak mau kamu lagi, aku mau!”

Erick Ling, “….”

….

Winda Su kembali ke kamar di sebelah, dia merebah di meja dan menangis.

Lulu Zhang menghiburnya sambil memaki Erick Ling dan Irene Lin.

“Winda, kamu jangan marah, nanti aku akan atur reunian teman sekolah, lalu terang-terangan memarahi Irene Lin si wanita jalang itu, biar semua orang mencemooh dia, biar dia malu selamanya.”

“Selain itu, aku juga sangat akrab dengan orangtua Irene Lin, aku akan pergi memberitahu orangtuanya, biar orangtuanya juga mencemooh dia.”

“Selain itu, Irene Lin juga adalah dosen di institusi kesenian kami, aku akan mengumumkan tindakan berengseknya di jaringan internal kampus, biar dia menjadi bahan tertawaan di kampus.”

“Aku juga akan melaporkannya ke Dinas Pendidikan….”

Demi menghibur Winda Su, Lulu Zhang sudah memikirkan segala yang bisa dipikirkan.

Tepat ketika itu, Winda Su mendongak kepala, “Sudah, jangan katakan lagi. Yang aku pedulikan bukan bagaimana menghukum mereka, melainkan mereka telah melukai hatiku. Aku sudah menaruh hati pada mereka berdua.”

Semakin menaruh hati dengan dalam, akan semakin mudah terluka dengan dalam.

Lulu Zhang tersenyum, “Kamu bisa bicara, aku juga bisa tenang. Aku takut sekali kamu menyimpan semuanya di dalam hati.”

Setengah jam kemudian, suasana hati Winda Su sudah jauh lebih baik, dia bangkit berdiri dan berkata, “Kemas barang-barang, ayo kita pulang.”

Ketika hendak mengemas laptop, tiba-tiba Winda Su tertegun, “Menurutmu, mungkinkah ketika kita sedang pergi dari laptop, ada hal tertentu yang terjadi di kamar sebelah?”

Lulu Zhang merenung sesaat, tiba-tiba dia berkata, “Transaksi, pasti pria sampah dan wanita jalang itu melakukan transaksi yang rendahan. Cepat putar ulang.”

“Baik, putar ulang.” Winda Su membuka file rekaman, lalu menarik kolom rentang waktu ke detik di mana mereka pergi dari ruangan pada saat itu.

Samar-samar Winda Su merasa, pasti terjadi rahasia pada saat itu.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

195