Bab 15 Kamu Tidak Berhak Berada Di Sini
by Dean
10:01,May 03,2021
Jaden Gao yang awalnya tampak sangat bahagia, seketika menjadi bengong.
Bagaimana mungkin masalah ini bisa menjadi seperti ini?
Tuan Chen merasa kurang senang, sehingga ruang pameran pun tidak jadi dipinjamkan ke orang luar.
Apakah ada alasan yang lebih aneh dari ini?
Tidak mungkin, pasti dirinya ada melakukan sesuatu kesalahan.
“Ada apa, Jaden? Apakah terjadi sesuatu?”
Melihat ekspresi Jaden Gao yang janggal, Grant Jiang dan Linda Yang pun tidak tahan untuk merasa aneh.
“Oh, tidak apa-apa. Ruang pameran sana datang melaporkan kondisi di sana kepadaku.”
Jaden Gao pun memaksa diri untuk tersenyum dan berkata, “Itu, Paman Jiang, aku masih ada urusan, jadi aku pamit dulu ya.”
Selesai berkata, ia pun langsung bangkit dari tempat dan bersiap-siap untuk pergi.
“Apakah begitu buru-buru, Jaden? Kamu tidak mau duduk sebentar lagi dan sekalian makan?” Linda Yang pun mengikutinya dari belakang dan mengantarnya keluar.
“Lain kali saja. Sampai jumpa lagi, Paman dan Tante.”
Jaden Gao pun buru-buru meninggalkan tempat.
Ia tentu saja panik. Jika ruang pameran sini muncul masalah, maka kesan baiknya akan hancur di hadapan calon Ayah Mertuanya.
Ia harus segera berangkat ke sana untuk mencari tahu kondisi di sana.
Setelah mengantar pergi Jaden Gao, Linda Yang pun tersenyum ria masuk ke dalam rumah. Melihat Arriana Jiang menggendong Camilla keluar kamar, ia pun langsung menggerutu kesal. “Untuk apa kamu membawa anak sampah itu pulang? Aku tidak mau merawatnya ya.”
“Ibu, apa yang Ibu katakan! Apakah Camilla bukan cucu perempuan Ibu?”
Arriana Jiang pun merasa kesal, sambil menggendong Camilla untuk membuatnya tidur.
Mengapa Ibunya bisa mengatakan hal-hal yang begitu kejam? Padahal Camilla itu juga adalah anak kandung dari putrinya.
Grant Jiang juga merasa Linda Yang keterlaluan, ia pun mengangkat kacamata presbiopinya dan memotong pembicaraan mereka. “Sudah, sudah. Kamu cepat beres-beres sana dan ambilkan lukisan pemberian Jaden untukku. Aku mau keluar berkeliling.”
Grant Jiang mau keluar, tentu saja karena ia ingin memamerkan lukisan itu kepada teman-temannya.
Grant Jiang pun memeluk kotak hadiah itu dengan berhati-hati, sambil bersenandung ria keluar rumah.
Bahagia, ia benar-benar sangat bahagia.
…………
Kembali lagi kepada Bennett Chen. Setelah keluar dari Kediaman Keluarga Jiang, ia pun menginjak sepeda roda tiga, berangkat ke Guohua Exhibition Hall.
Lagi pula ia sudah membelinya dan dirinya tidak perlu mengantar makanan, kebetulan hari ini ia bisa ke ruang pameran untuk melihat kondisi di sana.
Ruang pameran ini bukan tidak terbuka kepada orang luar, melainkan dirinya yang hanya ingin memberi sedikit pelajaran untuk Jaden Gao.
Tiba di depan gerbang Guohua Exhibition Hall, Bennett Chen baru menyadari bahwa ruang pameran ini benar-benar tidak biasa.
Tidak terlalu menarik perhatian, mewah dan sangat berarti.
Bangunan ini pun dibangun dengan struktur kotak-kotak dan memakai warna hitam putih sebagai tema mereka, sehingga bangunan ini tampak arogan dan dingin. Kedua sisi depan pintu terdapat galeri lukisan kecil yang ditata dengan bebatuan berwarna hitam putih, sehingga tampak elegan dan indah.
Di depan pintu pun terdapat sebuah patung yang diukir dari batu granit berwarna hitam. Patung itu pun dirancang oleh arsitek merancang Guohua Exhibition Hall. Caden Bei selaku arsitek yang terkenal secara internasional ini hanya merancang satu karya untuk setiap tahunnya. Orang-orang pun saling berebutan untuk membeli setiap karyanya.
Sedangkan Guohua Exhibition Hall ini, kebetulan adalah karya terakhir Caden Bei.
Jadi orang yang bisa mengadakan sebuah pameran di Guohua Exhibition Hall pun dapat memperoleh reputasi dan nama yang baik.
Bennett Chen berdiri di hadapan patung itu dan melihatnya beberapa kali, lalu bergumam sendiri. “Bisa-bisanya si orang tua itu yang membangun ini. Aku lihat patung ini juga tampak sangat biasa.”
Bennett Chen jadi teringat akan beberapa kenangan masa lalu.
Saat itu, Caden Bei terus mengikuti Bennett Chen dan bermohon kepada Bennett Chen, bahwa ia ingin membangun sebuah bangunan untuknya.
Bennett Chen merasa terganggu akan kedatangannya setiap hari. Ia pun memberi dana sebanyak tiga ratus juta, agar ia membangun sebuah rumah di puncak gunung sana yang khusus dipakai untuk menyimpan mobil balap dan pesawat pribadi.
“Huh, sekarang aku jadi merindukan mobil-mobil kesayanganku itu.”
Bennett Chen menghela nafas sedih, lalu mengangkat kaki masuk ke dalam ruang pameran.
“Selamat siang, Tuan. Sekarang ruang pameran tidak terbuka untuk sementara waktu.”
Seorang resepsionis muda dengan setelan kerja berwarna hitam putih dan syal yang bercorak bunga cempaka putih pun membungkuk ringan, sehingga garis lehernya yang putih dapat terlihat jelas.
Bennett Chen tertegun sesaat dan melihat ke dalam ruangan. “Aku mencari seseorang.”
Resepsionis itu tidak memperlakukannya beda karena gaya pakaian Bennett Chen yang sederhana, melainkan bertanya dengan sopan.
“Aku mencari….”
Bennett Chen baru saja ingin berbicara, kemudian ada seorang wanita dengan lekukan tubuh yang ramping tiba-tiba berjalan kemari, sambil menggerutu kesal dan langsung memotong pembicaraannya.
Setelan pakaiannya persis dengan resepsionis sebelumnya, hanya saja syalnya dijahit dengan corak bunga mawar biru.
Wajahnya cukup cantik dan memiliki tubuh yang proposional. Sepasang kaki jenjangnya yang terbalut dengan stoking berwarna hitam pun menginjak sepatu hak tingginya, berjalan kemari dengan kesal.
“Yenna Chen, ada apa denganmu? Bukankah kita sudah diberitahu bahwa hari ini tidak terbuka untuk orang luar dan tidak mengizinkan siapapun masuk ke dalam?”
Wanita yang berjalan kemari dengan aura dingin itu pun mengangkat alis melirik Bennett Chen sekilas, lalu menegur resepsionis yang sebelumnya.
“Kak Andrea, ia bilang ia datang mencari orang.” Yenna Chen pun tampak jelas bahwa ia takut kepada wanita yang baru keluar ini, sambil menjelaskan kepadanya dengan raut wajah ketakutan.
Andrea Cao ini adalah ketua dari para resepsionis Guohua Exhibition Hall. Biasanya ia memang sangat angkuh, bahkan juga sering memberi perintah kepada anak buahnya.
Jadi mereka pun diam-diam memberi sebuah nama panggilan untuknya, yaitu si Wanita Iblis.
Andrea Cao pun melirik Bennett Chen tak acuh, sambil berkata dengan nada curiga. “Kamu mencari orang?”
Orang ini tampak sangat menyedihkan, memakai baju putih yang sudah kusam dengan celana jins yang sudah luntur dan sendal jepit.
Jelas sekali ia ini adalah seorang pekerja migran.
Seharusnya ia ini adalah rekan kerja dari tim pekerja hari ini.
“Iya, aku mencari….” ujar Bennett Chen tersenyum, sambil menunjukkan sebaris giginya yang putih.
“Baik, baik, aku sudah mengerti, mari ikut bersamaku.” Andrea Cao langsung memotong perkataan Bennett Chen, lalu menoleh ke arah Yenna Chen dan melototinya, berkata. “Jagalah pintu baik-baik, jangan biarkan sembarangan orang masuk ke dalam.”
Yenna Chen pun merunduk kepala dan membungkuk, meminta maaf, bahkan ia juga diam-diam melirik Bennett Chen dan tersenyum tipis kepadanya.
Bennett Chen juga tersenyum kepadanya. Gadis ini tampaknya masih sangat muda, tapi kepribadiannya sangat baik.
Tanpa berpikir banyak, ia pun mengikuti Andrea Chen berjalan ke dalam.
Bennett Chen tidak tahan untuk melirik punggungnya beberapa kali. Tubuh wanita ini memang sangat baik. Semua pria pun tidak dapat menolak pahanya yang bergoyang itu.
Dan juga sepasang kaki jenjangnya yang terbalut stoking hitam itu. Dilihat dari betis kakinya, hingga bagian yang bundar itu….
“Apa yang sedang kamu lihat?”
Andrea Cao yang di depan tiba-tiba berbalik badan, lalu melototi Bennett Chen dengan sikap yang dingin dan jijik.
“Ah, t….tidak kok.” Bennett Chen juga ikut merasa canggung.
Tertangkap oleh orangnya.
Andrea Cao mendengus ringan dan berkata, “Aku sudah berkali-kali bertemu dengan pekerja migran sepertimu. Suka mencuri sana-sini, bahkan juga tidak bisa menjaga mata sendiri. Kalau ruang pameran kita kekurangan sesuatu, aku akan langsung menangkapmu!”
Selesai berkata, Andrea Cao pun lanjut berjalan ke depan, hatinya pun semakin jijik dan benci kepada pria yang berada di belakangnya.
Pekerja migran?
Bennett Chen merasa bingung, apakah ia salah ingat orang?
Setelah tiba di tempat pembangunan, Andrea Cao pun langsung memberi perintah kepadanya dengan nada bicara yang kurang enak. “Cepat pergi kerja sana. Semua ini harus diselesaikan sebelum pulang kerja nanti. Dan kalian yang di sana, jangan bermalas-malasan. Aku akan mengawasi kalian di sini. Kalau ada yang malas-malasan, maka kalian tidak bisa mendapatkan gaji.”
Setelah mendengar ini, beberapa pekerja di sana pun langsung bekerja dengan giat, karena takut gaji mereka terpotong.
Bennett Chen merasa sedikit bingung, sambil melihat mereka yang sedang mengecat.
Aku datang untuk bekerja?
“Maaf, apakah kamu salah mengerti, bahwa aku bukan datang….” Bennett Chen menoleh memandang wanita yang berada di sampingnya.
Andrea Cao pun menyipitkan matanya dan berkata dengan angkuh. “Kamu bukan apa, banyak cakap sekali, segera pergi kerja sana!”
“Aku bukan datang untuk bekerja, aku datang untuk mencari Anna Chu.” Bennett Chen merasa tidak senang akan sikap Andrea Cao kepada dirinya.
Sikap wanita ini benar-benar tidak sopan.
Padahal dirinya baru saja beberapa hari yang lalu menarik David Qiao untuk membeli ruang pameran ini. Mengapa di sini masih ada karyawan yang memandang rendah orang lain?
“Kamu datang mencari Manajer kita?”
Andrea Cao pun memandang Bennett Chen ulang, lalu terkekeh menertawainya. “Dengan dirimu yang seperti ini, masih ingin mencari Manajer Chu kita? Kamu ingin mengadu kepadanya, ya?”
Orang macam apa ini, sendiri tidak mau bekerja dengan baik, bahkan masih mau mengadu kepada Manajer Chu.
“Apa?” Bennett Chen masih bingung. Apa kaitannya masalah ini dengan masalah itu.
“Aku beritahu kepadamu dan kalian semua dengar baik-baik. Tempat ini adalah Guohua Exhibition Hall, tempat ini tidak kekurangan orang, bahkan di luar sana masih ada banyak pekerja migran yang rebutan untuk masuk ke dalam. Jangan mengira Manajer Chu bersikap baik kepada kalian, jadi kalian boleh bermalas-malasan di sini. Bagiku, kalian semua hanyalah sampah, apakah kalian mengerti?”
Andrea Cao pun berkata dengan angkuh. “Apalagi dirimu, memangnya kamu itu siapa? Bisa-bisanya mau bertemu dengan Manajer Chu kita. Kalau tidak mau kerja, pergi saja sana!”
Tangan kiri Andrea Cao berkacak pinggang, sedangkan tangan kanannya menunjuk kepala Bennett Chen.
Kali ini Bennett Chen benar-benar merasa tidak senang.
Tak apa-apa jika dirinya dianggap sebagai pekerja migran dan dibawa datang kemari, tetapi dirinya harus menerima semua teguran dari seorang wanita yang tidak jelas sepertinya.
Meski ia adalah orang yang sabar, tapi kini ia sudah tidak dapat menahan amarahnya.
“Namamu Andrea Cao?” tanya Bennett Chen dengan memasang wajah datar.
“Benar sekali. Ada apa? Kamu merasa tidak senang? Mau memukulku? Percaya atau tidak, aku akan langsung memanggil petugas keamanan datang dan mengusir kalian semua pergi!”
Andrea Cao pun menyilangkan kedua tangan di depan dada, sambil memandang mereka risih.
Segerombolan sampah, bahkan tidak melihat diri mereka dulu.
Kasih sedikit uang, mereka pun langsung mendekat dan bekerja keras bagai seekor anjing.
Lingkungan pertumbuhan Andrea Cao sejak kecil hingga besar, menyebabkan dirinya menjadi sangat angkuh.
“Sangat baik, aku pikir kamu tidak berhak untuk lanjut menetap di Guohua Exhibition Hall.” ujar Bennett Chen sambil mengangguk. Tatapannya pun sudah tampak sangat tidak puas.
Saat mendengar ucapan ini, Andrea Cao pun langsung terbahak-bahak. “Hahaha, kamu ini bodoh sekali. Aku tidak berhak berada di sini? Jangan-jangan orang macam sepertimu dapat memecatku?”
Tiba-tiba!
Terdengar sebuah suara yang datar dari jauh sana!
“Ada apa yang terjadi, Andrea? Mengapa bisa begitu berisik? Benar-benar tidak sopan!”
Di jauh sana terdapat sebuah bayangan yang tengah berjalan kemari dengan elegan.
Ia memakai setelan jas yang berwarna putih, sehingga lekukan tubuhnya yang indah tertunjuk jelas. Di dalam jas putih itu pun terdapat pakaian renda. Renda-renda yang kebetulan kosong di bagian dada pun menunjukkan belahan yang indah. Rambutnya yang berwarna merah cokelat dan mengembang itu pun tergerai di belakang kepalanya. Kedua telinganya pun terpasang anting lingkaran, sehingga dirinya pun tampak sangat dewasa.
“Manajer Chu, akhirnya Anda datang juga. Di sini ada orang yang sengaja mencari masalah.” Andrea Cao langsung berlari ringan mendekatinya, bersikap menjilat dan manja kepadanya.
Bagaimana mungkin masalah ini bisa menjadi seperti ini?
Tuan Chen merasa kurang senang, sehingga ruang pameran pun tidak jadi dipinjamkan ke orang luar.
Apakah ada alasan yang lebih aneh dari ini?
Tidak mungkin, pasti dirinya ada melakukan sesuatu kesalahan.
“Ada apa, Jaden? Apakah terjadi sesuatu?”
Melihat ekspresi Jaden Gao yang janggal, Grant Jiang dan Linda Yang pun tidak tahan untuk merasa aneh.
“Oh, tidak apa-apa. Ruang pameran sana datang melaporkan kondisi di sana kepadaku.”
Jaden Gao pun memaksa diri untuk tersenyum dan berkata, “Itu, Paman Jiang, aku masih ada urusan, jadi aku pamit dulu ya.”
Selesai berkata, ia pun langsung bangkit dari tempat dan bersiap-siap untuk pergi.
“Apakah begitu buru-buru, Jaden? Kamu tidak mau duduk sebentar lagi dan sekalian makan?” Linda Yang pun mengikutinya dari belakang dan mengantarnya keluar.
“Lain kali saja. Sampai jumpa lagi, Paman dan Tante.”
Jaden Gao pun buru-buru meninggalkan tempat.
Ia tentu saja panik. Jika ruang pameran sini muncul masalah, maka kesan baiknya akan hancur di hadapan calon Ayah Mertuanya.
Ia harus segera berangkat ke sana untuk mencari tahu kondisi di sana.
Setelah mengantar pergi Jaden Gao, Linda Yang pun tersenyum ria masuk ke dalam rumah. Melihat Arriana Jiang menggendong Camilla keluar kamar, ia pun langsung menggerutu kesal. “Untuk apa kamu membawa anak sampah itu pulang? Aku tidak mau merawatnya ya.”
“Ibu, apa yang Ibu katakan! Apakah Camilla bukan cucu perempuan Ibu?”
Arriana Jiang pun merasa kesal, sambil menggendong Camilla untuk membuatnya tidur.
Mengapa Ibunya bisa mengatakan hal-hal yang begitu kejam? Padahal Camilla itu juga adalah anak kandung dari putrinya.
Grant Jiang juga merasa Linda Yang keterlaluan, ia pun mengangkat kacamata presbiopinya dan memotong pembicaraan mereka. “Sudah, sudah. Kamu cepat beres-beres sana dan ambilkan lukisan pemberian Jaden untukku. Aku mau keluar berkeliling.”
Grant Jiang mau keluar, tentu saja karena ia ingin memamerkan lukisan itu kepada teman-temannya.
Grant Jiang pun memeluk kotak hadiah itu dengan berhati-hati, sambil bersenandung ria keluar rumah.
Bahagia, ia benar-benar sangat bahagia.
…………
Kembali lagi kepada Bennett Chen. Setelah keluar dari Kediaman Keluarga Jiang, ia pun menginjak sepeda roda tiga, berangkat ke Guohua Exhibition Hall.
Lagi pula ia sudah membelinya dan dirinya tidak perlu mengantar makanan, kebetulan hari ini ia bisa ke ruang pameran untuk melihat kondisi di sana.
Ruang pameran ini bukan tidak terbuka kepada orang luar, melainkan dirinya yang hanya ingin memberi sedikit pelajaran untuk Jaden Gao.
Tiba di depan gerbang Guohua Exhibition Hall, Bennett Chen baru menyadari bahwa ruang pameran ini benar-benar tidak biasa.
Tidak terlalu menarik perhatian, mewah dan sangat berarti.
Bangunan ini pun dibangun dengan struktur kotak-kotak dan memakai warna hitam putih sebagai tema mereka, sehingga bangunan ini tampak arogan dan dingin. Kedua sisi depan pintu terdapat galeri lukisan kecil yang ditata dengan bebatuan berwarna hitam putih, sehingga tampak elegan dan indah.
Di depan pintu pun terdapat sebuah patung yang diukir dari batu granit berwarna hitam. Patung itu pun dirancang oleh arsitek merancang Guohua Exhibition Hall. Caden Bei selaku arsitek yang terkenal secara internasional ini hanya merancang satu karya untuk setiap tahunnya. Orang-orang pun saling berebutan untuk membeli setiap karyanya.
Sedangkan Guohua Exhibition Hall ini, kebetulan adalah karya terakhir Caden Bei.
Jadi orang yang bisa mengadakan sebuah pameran di Guohua Exhibition Hall pun dapat memperoleh reputasi dan nama yang baik.
Bennett Chen berdiri di hadapan patung itu dan melihatnya beberapa kali, lalu bergumam sendiri. “Bisa-bisanya si orang tua itu yang membangun ini. Aku lihat patung ini juga tampak sangat biasa.”
Bennett Chen jadi teringat akan beberapa kenangan masa lalu.
Saat itu, Caden Bei terus mengikuti Bennett Chen dan bermohon kepada Bennett Chen, bahwa ia ingin membangun sebuah bangunan untuknya.
Bennett Chen merasa terganggu akan kedatangannya setiap hari. Ia pun memberi dana sebanyak tiga ratus juta, agar ia membangun sebuah rumah di puncak gunung sana yang khusus dipakai untuk menyimpan mobil balap dan pesawat pribadi.
“Huh, sekarang aku jadi merindukan mobil-mobil kesayanganku itu.”
Bennett Chen menghela nafas sedih, lalu mengangkat kaki masuk ke dalam ruang pameran.
“Selamat siang, Tuan. Sekarang ruang pameran tidak terbuka untuk sementara waktu.”
Seorang resepsionis muda dengan setelan kerja berwarna hitam putih dan syal yang bercorak bunga cempaka putih pun membungkuk ringan, sehingga garis lehernya yang putih dapat terlihat jelas.
Bennett Chen tertegun sesaat dan melihat ke dalam ruangan. “Aku mencari seseorang.”
Resepsionis itu tidak memperlakukannya beda karena gaya pakaian Bennett Chen yang sederhana, melainkan bertanya dengan sopan.
“Aku mencari….”
Bennett Chen baru saja ingin berbicara, kemudian ada seorang wanita dengan lekukan tubuh yang ramping tiba-tiba berjalan kemari, sambil menggerutu kesal dan langsung memotong pembicaraannya.
Setelan pakaiannya persis dengan resepsionis sebelumnya, hanya saja syalnya dijahit dengan corak bunga mawar biru.
Wajahnya cukup cantik dan memiliki tubuh yang proposional. Sepasang kaki jenjangnya yang terbalut dengan stoking berwarna hitam pun menginjak sepatu hak tingginya, berjalan kemari dengan kesal.
“Yenna Chen, ada apa denganmu? Bukankah kita sudah diberitahu bahwa hari ini tidak terbuka untuk orang luar dan tidak mengizinkan siapapun masuk ke dalam?”
Wanita yang berjalan kemari dengan aura dingin itu pun mengangkat alis melirik Bennett Chen sekilas, lalu menegur resepsionis yang sebelumnya.
“Kak Andrea, ia bilang ia datang mencari orang.” Yenna Chen pun tampak jelas bahwa ia takut kepada wanita yang baru keluar ini, sambil menjelaskan kepadanya dengan raut wajah ketakutan.
Andrea Cao ini adalah ketua dari para resepsionis Guohua Exhibition Hall. Biasanya ia memang sangat angkuh, bahkan juga sering memberi perintah kepada anak buahnya.
Jadi mereka pun diam-diam memberi sebuah nama panggilan untuknya, yaitu si Wanita Iblis.
Andrea Cao pun melirik Bennett Chen tak acuh, sambil berkata dengan nada curiga. “Kamu mencari orang?”
Orang ini tampak sangat menyedihkan, memakai baju putih yang sudah kusam dengan celana jins yang sudah luntur dan sendal jepit.
Jelas sekali ia ini adalah seorang pekerja migran.
Seharusnya ia ini adalah rekan kerja dari tim pekerja hari ini.
“Iya, aku mencari….” ujar Bennett Chen tersenyum, sambil menunjukkan sebaris giginya yang putih.
“Baik, baik, aku sudah mengerti, mari ikut bersamaku.” Andrea Cao langsung memotong perkataan Bennett Chen, lalu menoleh ke arah Yenna Chen dan melototinya, berkata. “Jagalah pintu baik-baik, jangan biarkan sembarangan orang masuk ke dalam.”
Yenna Chen pun merunduk kepala dan membungkuk, meminta maaf, bahkan ia juga diam-diam melirik Bennett Chen dan tersenyum tipis kepadanya.
Bennett Chen juga tersenyum kepadanya. Gadis ini tampaknya masih sangat muda, tapi kepribadiannya sangat baik.
Tanpa berpikir banyak, ia pun mengikuti Andrea Chen berjalan ke dalam.
Bennett Chen tidak tahan untuk melirik punggungnya beberapa kali. Tubuh wanita ini memang sangat baik. Semua pria pun tidak dapat menolak pahanya yang bergoyang itu.
Dan juga sepasang kaki jenjangnya yang terbalut stoking hitam itu. Dilihat dari betis kakinya, hingga bagian yang bundar itu….
“Apa yang sedang kamu lihat?”
Andrea Cao yang di depan tiba-tiba berbalik badan, lalu melototi Bennett Chen dengan sikap yang dingin dan jijik.
“Ah, t….tidak kok.” Bennett Chen juga ikut merasa canggung.
Tertangkap oleh orangnya.
Andrea Cao mendengus ringan dan berkata, “Aku sudah berkali-kali bertemu dengan pekerja migran sepertimu. Suka mencuri sana-sini, bahkan juga tidak bisa menjaga mata sendiri. Kalau ruang pameran kita kekurangan sesuatu, aku akan langsung menangkapmu!”
Selesai berkata, Andrea Cao pun lanjut berjalan ke depan, hatinya pun semakin jijik dan benci kepada pria yang berada di belakangnya.
Pekerja migran?
Bennett Chen merasa bingung, apakah ia salah ingat orang?
Setelah tiba di tempat pembangunan, Andrea Cao pun langsung memberi perintah kepadanya dengan nada bicara yang kurang enak. “Cepat pergi kerja sana. Semua ini harus diselesaikan sebelum pulang kerja nanti. Dan kalian yang di sana, jangan bermalas-malasan. Aku akan mengawasi kalian di sini. Kalau ada yang malas-malasan, maka kalian tidak bisa mendapatkan gaji.”
Setelah mendengar ini, beberapa pekerja di sana pun langsung bekerja dengan giat, karena takut gaji mereka terpotong.
Bennett Chen merasa sedikit bingung, sambil melihat mereka yang sedang mengecat.
Aku datang untuk bekerja?
“Maaf, apakah kamu salah mengerti, bahwa aku bukan datang….” Bennett Chen menoleh memandang wanita yang berada di sampingnya.
Andrea Cao pun menyipitkan matanya dan berkata dengan angkuh. “Kamu bukan apa, banyak cakap sekali, segera pergi kerja sana!”
“Aku bukan datang untuk bekerja, aku datang untuk mencari Anna Chu.” Bennett Chen merasa tidak senang akan sikap Andrea Cao kepada dirinya.
Sikap wanita ini benar-benar tidak sopan.
Padahal dirinya baru saja beberapa hari yang lalu menarik David Qiao untuk membeli ruang pameran ini. Mengapa di sini masih ada karyawan yang memandang rendah orang lain?
“Kamu datang mencari Manajer kita?”
Andrea Cao pun memandang Bennett Chen ulang, lalu terkekeh menertawainya. “Dengan dirimu yang seperti ini, masih ingin mencari Manajer Chu kita? Kamu ingin mengadu kepadanya, ya?”
Orang macam apa ini, sendiri tidak mau bekerja dengan baik, bahkan masih mau mengadu kepada Manajer Chu.
“Apa?” Bennett Chen masih bingung. Apa kaitannya masalah ini dengan masalah itu.
“Aku beritahu kepadamu dan kalian semua dengar baik-baik. Tempat ini adalah Guohua Exhibition Hall, tempat ini tidak kekurangan orang, bahkan di luar sana masih ada banyak pekerja migran yang rebutan untuk masuk ke dalam. Jangan mengira Manajer Chu bersikap baik kepada kalian, jadi kalian boleh bermalas-malasan di sini. Bagiku, kalian semua hanyalah sampah, apakah kalian mengerti?”
Andrea Cao pun berkata dengan angkuh. “Apalagi dirimu, memangnya kamu itu siapa? Bisa-bisanya mau bertemu dengan Manajer Chu kita. Kalau tidak mau kerja, pergi saja sana!”
Tangan kiri Andrea Cao berkacak pinggang, sedangkan tangan kanannya menunjuk kepala Bennett Chen.
Kali ini Bennett Chen benar-benar merasa tidak senang.
Tak apa-apa jika dirinya dianggap sebagai pekerja migran dan dibawa datang kemari, tetapi dirinya harus menerima semua teguran dari seorang wanita yang tidak jelas sepertinya.
Meski ia adalah orang yang sabar, tapi kini ia sudah tidak dapat menahan amarahnya.
“Namamu Andrea Cao?” tanya Bennett Chen dengan memasang wajah datar.
“Benar sekali. Ada apa? Kamu merasa tidak senang? Mau memukulku? Percaya atau tidak, aku akan langsung memanggil petugas keamanan datang dan mengusir kalian semua pergi!”
Andrea Cao pun menyilangkan kedua tangan di depan dada, sambil memandang mereka risih.
Segerombolan sampah, bahkan tidak melihat diri mereka dulu.
Kasih sedikit uang, mereka pun langsung mendekat dan bekerja keras bagai seekor anjing.
Lingkungan pertumbuhan Andrea Cao sejak kecil hingga besar, menyebabkan dirinya menjadi sangat angkuh.
“Sangat baik, aku pikir kamu tidak berhak untuk lanjut menetap di Guohua Exhibition Hall.” ujar Bennett Chen sambil mengangguk. Tatapannya pun sudah tampak sangat tidak puas.
Saat mendengar ucapan ini, Andrea Cao pun langsung terbahak-bahak. “Hahaha, kamu ini bodoh sekali. Aku tidak berhak berada di sini? Jangan-jangan orang macam sepertimu dapat memecatku?”
Tiba-tiba!
Terdengar sebuah suara yang datar dari jauh sana!
“Ada apa yang terjadi, Andrea? Mengapa bisa begitu berisik? Benar-benar tidak sopan!”
Di jauh sana terdapat sebuah bayangan yang tengah berjalan kemari dengan elegan.
Ia memakai setelan jas yang berwarna putih, sehingga lekukan tubuhnya yang indah tertunjuk jelas. Di dalam jas putih itu pun terdapat pakaian renda. Renda-renda yang kebetulan kosong di bagian dada pun menunjukkan belahan yang indah. Rambutnya yang berwarna merah cokelat dan mengembang itu pun tergerai di belakang kepalanya. Kedua telinganya pun terpasang anting lingkaran, sehingga dirinya pun tampak sangat dewasa.
“Manajer Chu, akhirnya Anda datang juga. Di sini ada orang yang sengaja mencari masalah.” Andrea Cao langsung berlari ringan mendekatinya, bersikap menjilat dan manja kepadanya.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved