Bab 14 Nyawa Lebih Penting

by Alexander Tian 18:29,Apr 30,2021
Hank sangat kesal dua hari ini.

Bukan karena masalah keluarga Gabrial, melainkan karena Vincent.

Dia tidak bisa menerima, bagaimana mungkin pria yang malas ini berubah menjadi dokter hebat di mata kakek Dai Anwen ?

Palsu, kan?

Dia menelepon kakek Dai Anwen ingin menanyakan situasinya, tetapi kakek Dai Anwen mengabaikannya.

Kali ini, dia datang ke sini untuk membalas kebaikan ayahnya Frank, kalau bukan karena masalah ini, bagaimana mungkin kakek Dai Anwen datang kemari?

Sekarang kakek Dai Anwen tidak mengatakannya, Hank juga tidak tahu Vincent orang seperti apa.

“Sudahlah! Bagaimanapun, dia hanya seorang dokter tanpa latar belakang! Seorang pria malang!” Hank meludah, dan ada kejahatan di matanya: “Mungkinkah aku Hank tuan muda keempat di kota Izuno takut pada pecundang? Kalau aku tidak bisa mendapatkan Jane, tulis namaku secara terbalik!”

Setelah itu, Hank mengeluarkan HP dan tidak tahu harus menelepon siapa.

keluarga Gabrial sangat senang saat ini, kakek Dai Anwen menggunakan resep yang ditulis Vincent dan berhasil menyelamatkan nyawa Verden.

orang keluarga Gabrial sangat berterima kasih.

Setelah Dai Anwen pergi, Edwin segera memerintahkan Ezra untuk memantau Vincent.

Terlebih Dai Anwen memanggilnya guru, bagaimana mungkin Vincent orang biasa?

Vincent tidak tahu apa-apa tentang itu. Keesokan paginya, dia mengganti pakaian bersih dan pergi ke klinik di pusat kota sesuai dengan alamat yang diberikan Jane.

Dia tidak tertarik dengan ini, tetapi dia masih harus tinggal di kota Izuno.

Lagipula, waktunya... belum tiba.

Klinik Tongfang terletak di pusat kota Izuno. Tidak jauh dari jalan pejalan kaki yang ramai. Lokasi ini berjarak beberapa menit dari pusat perbelanjaan besar di sekitarnya, tetapi jalan Klinik Tongfang tidak termasuk ramai.

Apalagi jalannya sempit dan bobrok, dan di ujung jalan lain mengarah ke desa, jadi sangat sedikit orang yang pergi ke sini.

Vincent disambut oleh seorang gadis berusia dua puluhan.

Gadis itu memakai kacamata, terlihat sangat pendiam, berkulit putih, dengan rambut pendek sebahu, tetapi yang mengejutkan adalah tubuhnya sangat montok.

Tubuhnya yang montok, sekalipun memakai jubah putih besar tetap sulit untuk menutupi auratnya.

Sosok iblis dan wajah malaikat cocok untuk mendeskripsikan dirinya.

“Apakah kamu Vincent ?”Gadis itu mendorong kacamatanya, lalu mengerutkan alis, dan rasa jijik muncul di matanya.

Terlihat jelas, dia merasakan tatapan Vincent.

Hmph, semua pria itu sama!

“Halo, Via.” Vincent tersenyum dan mengulurkan tangannya, tetapi Via tidak menanggapinya.

“Awalnya klinik kami tidak tidak merekrut orang, tetapi karena itu permintaan teman lama, aku tidak bisa menolaknya. Apakah kamu memiliki sertifikat dokter dan apoteker?”

“Tidak ada.”

“Sudahlah, kalau begitu kamu bertanggung jawab atas lemari obat, menyortir bahan obat yang dibeli. Selain itu, ketika ada waktu luang sapu, lap dan bersih-bersih.”Kata Via.

Meskipun wajahnya cantik dan pendiam, tetapi ketika berbicara dan melakukan sesuatu dia sangat lugas.

Vincent mengangguk: “Ya.”

Vincent menjalani prosedur sederhana dan resmi menjadi anggota staf Klinik Tongfang.

Namun secara prosedural, dia hanyalah pekerja magang.

Via tidak berencana membiarkan Vincent menyentuh segala sesuatu yang berhubungan dengan kedokteran. Bagaimanapun, Vincent bukanlah seorang dokter. Kalau ada yang tidak beres, dia akan mendapat masalah.

“Aku akan keluar sebentar, kamu tunggu di sini, kalau ada pasien, kamu minta dia tunggu sebentar, nanti Dokter Nur akan datang, tiba saatnya dia akan mengatasinya, mengerti?” Via melihat jam dan berkata dengan cemas.

“Ya.” Vincent mengangguk, sembari Via berjalan keluar.

Vincent duduk diam di depan lemari obat, dan tampak bosan memandang lemari obat.

“Di sana, seharusnya ada lemari obat seperti ini, kan? Dan terbuat dari emas.”

“Kalau dihitung-hitung, seharusnya awal tahun nanti sudah bisa pergi ke sana...”

Vincent memandang lemari sambil melamun, dan bergumam pada dirinya sendiri.

“Dokter!Dokter!Cepat tolong anakku!”

Tepat saat ini, teriakan panik terdengar.

Vincent tiba-tiba sadar, dan melihat seorang ibu memeluk anak berusia empat tahun berlari masuk ke klinik.

Wajah anak itu memerah, berkeringat, dan nafasnya sangat cepat, sekilas dia menderita sakit parah.

Di dalam klinik tidak ada orang, Vincent tidak peduli lagi, segera menghampiri, menyentuh dahinya, dan dengan cepat mengecek denyut nadi anak tersebut. Kira-kira dua menit kemudian...

“Cepat taruh anak itu di ranjang fisioterapi di dalam! Buka pakaiannya.”

“Oh...iya...iya....” Wanita itu sangat cemas, tetapi ada keraguan di matanya.

Dia tidak melihat Vincent mengenakan jas lab putih, dan seorang dokter muda... akankah itu berhasil?

Ini klinik pengobatan tradisional!

Orang ini bukan magang, kan?

Wanita itu menjadi curiga, tetapi tidak berani menunda, hanya bisa menurutinya.

Vincent mengeluarkan satu set tas jarum dari lemari di sebelahnya, mengeluarkan jarum perak, mensterilkannya dengan alkohol, dan dengan terampil menusuk jarum tersebut kepada anak itu.

Wanita yang berdiri di samping masih curiga, tetapi ketika melihat teknik akupuntur Vincent yang menakjubkan, dia langsung tertegun.

Dia tidak mengerti akupuntur, dan dia tidak banyak melihat akupuntur, tetapi teknik akupuntur Vincent benar-benar luar biasa. Dia membawa putranya untuk berbelanja hari ini, dan putranya tiba-tiba sakit, kemudian buru-buru pergi ke klinik. Awalnya dia sedikit menyesal kenapa tidak pergi ke rumah sakit besar karena takut sesuatu terjadi pada putranya, tetapi sekarang entah kenapa, hatinya merasa tenang.

Saat ini, telepon berdering.

Wanita itu membisikkan beberapa kata, dan tidak lama kemudian, seorang pria paruh baya dengan kemeja putih bergegas ke rumah sakit.

“Helen!bagaimana keadaan putra kita? Bagaimana keadaan dia?”

Pria paruh baya itu bertanya dengan cemas.

“Jangan ribut!”Kata wanita itu buru-buru.

Pria paruh baya itu terkejut, ketika melihat Vincent hendak menusukkan jarum.

Anak itu tenang, seolah sedang tidur, tidak berisik lagi, dan rona kulitnya perlahan pulih.

Pria paruh baya itu tidak lagi berbicara, dia ragu seperti wanita tadi.

Setelah beberapa saat, Vincent berhenti.

“Dokter, bagaimana keadaan anakku?”Pria paruh baya itu buru-buru bertanya.

“Gastroenteritis akut, tetapi tidak parah, belilah lengkeng, panggang dan haluskan menjadi bubuk halus beserta biji lengkeng, minum 2 kali sehari sebanyak 25gr, dan perhatikan makanannya, jangan semuanya diberikan kepada anak.”

“Terima kasih dokter, terima kasih!” Wanita itu berulang kali mengucapkan terima kasih.

Tetapi pria paruh baya itu masih bingung, dan berbisik: “Bagaimana kalau kita bawa anak kita ke rumah sakit yang lebih besar? Bagaimana kalau klinik kecil ini tidak bisa diandalkan?”

“Ee...” Wanita itu juga ragu

Tampang Vincent tidak seperti dokter.

Kalaupun ya, tampang dia bukanlah tipe yang bisa membuat orang tenang.

Tetapi pada saat ini, seorang pria tiba-tiba masuk ke rumah sakit dan menatap Vincent dengan heran: “Siapa kamu?”

Kata-kata ini membuat takut pasangan itu.

“Kamu dokter Nur, kan? Halo, aku Vincent.” Vincent mengulurkan tangannya dan berkata dengan sopan.

Dokter Nur tidak berjabat tangan dengan Vincent, melainkan melirik ke tempat kejadian dan bertanya dengan dingin: “ Vincent, apa yang kamu lakukan? Kamu mengobati pasien? Bukankah kamu pekerja magang? Siapa yang mengijinkanmu mengacau di sini?”

Begitu kata-kata ini diucapkan, ekspresi sepasang suami istri ini langsung berubah.

“Apa? Ternyata kamu bukan dokter?”

“Hebat kamu! Bukan dokter malah sok mengobati putraku! Kalau terjadi sesuatu pada putraku, aku pasti tidak akan mengampunimu!”

Pasangan ini berteriak dengan marah, lalu bergegas keluar dari klinik membawa anak mereka, dan pergi ke rumah sakit dengan taksi.

Ada banyak berita tentang dokter palsu yang membunuh orang!

Janur menatap Vincent dan menegur: “Apakah kamu tahu apa yang kamu lakukan?”

“Mengobati dan menyelamatkan orang.”Kata Vincent pelan.

“Mengobati dan menyelamatkan? Pantaskah kamu? Vincent !Jangan pikir aku tidak pernah mendengar cerita tentang dirimu, kamu raja malas di keluarga Dormantis ! Istrimu susah payah mencarikan sebuah pekerjaan untukmu, dan kamu malah mengacau di sini? Pahamkah kamu dengan ilmu kedokteran? Kalau orangnya mati, kamu yang bertanggung jawab?”Kata Janur marah tanpa segan.

“Kondisi anak tadi sangat mendesak dan tidak sempat di antar ke rumah sakit, kalau aku tidak turun tangan, mungkin nyawanya akan melayang. Kalau dia meninggal di sini, klinik kita juga akan bertanggung jawab.”

“Kalau memang harus bertanggung jawab, kamu yang memikul tanggung jawab ini, sekarang juga cepat enyah dari sini!”Teriak Janur.

Vincent menghela nafas dan menggelengkan kepalanya diam-diam.

Kalau begitu, aku pergi.

Lagipula dia tidak tertarik untuk tinggal di klinik, dan merasa lebih bebas kalau pergi.

Setelah berkemas, Vincent memutuskan untuk pulang.

“Tunggu, nanti baru pergi.”

Janur tiba-tiba memanggil Vincent lagi.

“Untuk apa?”

“Setelah kupikir-pikir, kamu tidak boleh pergi begitu saja, bagaimana kalau anak itu bermasalah, bagaimana kalau mereka menuntut? Kamu tinggal di sini dulu selama satu jam!” Janur bersenandung.

Janur tidak ingin masalah ini melibatkan dirinya.

Vincent mengerutkan alis, meskipun dia sangat kesal. Tetapi secara logis, Janur tidak melakukan kesalahan apa pun.

Setengah jam kemudian, pasangan itu kembali.

“Hehe, tamat kamu!” Janur diam-diam mencibir saat melihat ini.

Vincent masih tenang.

Melihat pria paruh baya berjalan menuju Vincent dengan cepat, dia tidak tahu harus berbuat apa.

Janur mundur, menunjukkan masalah ini tidak ada hubungannya dengan dia, dan tampak mengesampingkan mereka.

Dia tidak peduli apakah pria ini ingin memukul Vincent atau memarahinya, dia sama sekali tidak peduli.

Tetapi, ketika pria itu mendekati Vincent, kemudian tiba-tiba mengeluarkan setumpuk uang kertas dari sakunya dan memberinya secara paksa kepada Vincent, bahkan berkata dengan menyesal dan bersalah: “Dokter, tadi itu benar-benar maaf, ini biaya konsultasimu.”

Janur tercengang melihat situasi ini.

“Kalian sudah mengantar putra kalian ke rumah sakit?”Tanya Janur.

“Sudah.”

“Apa kata dokter?”

“Dokter Plab dari RS Siloam mengatakan anak ini tidak menderita penyakit serius, untungnya anak ini segera ditangani, kalau tidak nyawanya pasti terancam, semua ini berkat dokter ini.”Kata wanita itu memeluk anaknya dan berkata dengan bersyukur.

“Dokter terima kasih banyak! Terima kasih!” Pria paruh baya itu berlutut dengan semangat.

Usianya sudah lebih dari empat puluh tahun, dan termasuk tua untuk memiliki anak, kalau terjadi sesuatu pada putra satu-satunya, pukulannya terlalu berat.

Vincent buru-buru memapahnya.

“Baguslah kalau anaknya baik-baik saja, sekarang kondisinya sedikit lemah, bawa pulang, istirahat dengan baik, dan minum obat tepat waktu.”Kata Vincent tersenyum.

“Terima kasih, terima kasih dokter.”Kata pria itu terharu, lalu mengambil beberapa resep obat di Klinik Tongfang, dan keduanya pergi bersama anak itu.

Janur tertegun di tempat.

Bocah ini, benar-benar bisa mengobati?

Bagaimana mungkin? Bukankah dia raja malas yang menikah dengan keluarga Dormantis ?

Janur sedikit tidak mengerti, tetapi dengan cepat dirinya sadar.

“Kamu tidak memiliki sertifikat kedokteran dan klinik kami bukan tempat kamu mengacau, pergilah!”Kata Janur.

Vincent mengabaikannya, dan menaruh uang di atas meja dan berjalan ke pintu.

Saat ini, Via yang baru saja kembali ke klinik, bergegas lari masuk.

Dia berjalan dengan tergesa-gesa dan menabrak Vincent.

Untungnya tangan Vincent sangat cepat, langsung memeluk Via.

Sesaat, aroma lembut masuk ke pelukannya, Vincent merasa dirinya sedang memegang seikat marshmallow...

Via tertegun, kemudian sadar dan segera mendorong Vincent.

“Apa yang kamu lakukan? Kamu sudah berkeluarga! Masih saja genit, pernahkah kamu memikirkan perasaan Jane ?”Wajah Via memerah, dan berkata dengan marah.

Mengingat sahabatnya menikah dengan pria yang malas, Via merasa sangat kesal.

Bagaimana mungkin pria ini pantas untuk Jane ?

“Lain kali kalau kamu jatuh, aku tidak akan memapahmu.”Kata Vincent acuh tidak acuh.

Via kehilangan kata-kata.

“Kamu mau pergi kemana?”Kata Via.

“Pulang, tampaknya Dokter Nur tidak terlalu menyambutku.”Kata Vincent.

“Itu karena dia mengobati pasien tanpa ijin!” Janur di belakang langsung melompat keluar dan berteriak.

Ketika Via mendengarnya, ekspresinya sangat jelek.

“ Vincent,aku tahu kamu tahu ilmu kedokteran, tetapi apakah kamu ingin mencelakai kami? Kami dokter sah, tanpa sertifikat kamu tidak boleh mengobati pasien! Kalau terjadi kesalahan, kamu tanggung jawab sendiri!”

Ini masalah prinsip, Via tidak ingin mengalah, meskipun Vincent berhasil menyembuhkan pasien.

Tetapi, nyawa lebih penting.

Vincent juga tidak membantah.

“Bolehkah aku pulang sekarang?”

“Cepat pergi sana.”Kata Janur

Via ragu sejenak dan berkata dengan serius: “Kalau kamu bisa menjamin tidak melakukan kesalahan seperti ini lagi, aku bisa memberimu satu kesempatan lagi.”

“ Via !” Janur cemas.

Tetapi Via mengabaikannya dan menatap Vincent

Vincent memikirkannya, dan ingin menolak, tetapi pada saat ini...

Kreaak!

Dua mobil hitam tiba-tiba berhenti di samping gerbang klinik, kemudian sekumpulan orang mendobrak pintu dan langsung masuk ke dalam.

Ekspresi Janur dan Via berubah.

“Apa yang kalian lakukan?”

“Hancurkan!”

Seorang pria botak kuat dengan rompi hitam melambaikan tangannya...

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

5431