Bab 8 Vincent, ini semua salahmu!
by Alexander Tian
18:29,Apr 30,2021
Bab 8 Vincent, ini semua salahmu!
Kata guru yang keluar dari Dai Anwen, benar-benar mengejutkan dagu Tuan Saul hingga Tasya.
King Of Hell ini orang seperti apa?
Dapat dibilang adalah dokter akupuntur yang paling top dan terkenal di kota Izuno.
Meskipun keterampilan medisnya tidak terhitung nomor satu di Etihad, tetapi paling tidak juga berada dinomor 2.
Begitu banyak pejabat yang ingin menemuinya tetapi tidak bisa.
Dengar-dengar ada satu tahun Dai Anwen terhubung dengan ibu kota untuk mengobati orang-orang besar.
Dapat menyembuhkan orang hebat di ibu kota, cukup untuk membuktikan keterampilan medisnya cukup tinggi, kedudukannya benar-benar tinggi.
Namun saat ini, Dai Anwen malah memanggil Vincent guru?
Vincent berhak kah?
Wajah Tuan Saul terlihat sangat aneh.
“ Kak Saul, bukankah kamu berkata Vincent ini adalah orang tidak berguna yang malas-malasan? tetua Dai Anwen kenapa memanggilnya guru?” Tasya dengan terkejut bertanya.
“Mungkin… mungkin orang tidak berguna ini pernah melihat tetua Dai Anwen, hanyalah sebuah panggilan, tidak termasuk apa-apa.” Tuan Saul berkata menghibur dirinya sendiri.
Tasya setengah percaya dan setengah tidak mengangguk-anggukkan kepalanya.
Keduanya tidak berani mengganggu, hanya bisa begitu saja melihat.
“ Guru Bermoth, berpisah selama 3 tahun, tidak kusangka ternyata kita bisa bertemu disini, benar-benar takdir! Hahaha, nanti kita pergi untuk minum bersama dan berbincang-bincang!” tetua Dai Anwen dengan bersemangat berkata, wajah tuanya menjadi merah.
“ Vincent, orang tua ini adalah?” Jane yang berada disamping bertanya.
“Seorang teman.”
“Teman? Aku kenapa tidak tahu?”
“Aku mengenalnya saat masih berada di kota Azuka.” Vincent menjawab singkat.
Jane mengangkat alisnya tipis.
Ia inget Vincent datang dari kota Azuka.
Tetapi tentang keluarganya, Jane tidak banyak mengenalinya, Vincent juga tidak pernah berkata.
Sudahlah, bagaimanapun juga nanti juga akan bercerai, bertanya terlalu banyak juga tidak ada artinya.
“ Guru Bermoth, siapa gadis ini?” tetua Dai Anwen baru menyadari Jane.
“Istriku.”
“ tetua apa kabar, namaku Jane.” Jane tertawa tipis.
“Halo halo.” tetua Dai Anwen tersenyum, mata tuanya menunjukkan sedikit rasa kecewa: “Tidak kusangka 3 tahun berpisah Guru Bermoth sudah menikah… ai, cucu perempuanku itu jika tahu, mungkin janggut ku ini akan ditarik gundul loh!”
“Cucu perempuan?” Wajah Jane begitu kebingungan.
“Huk huk!” Vincent dengan segera terbatuk singkat.
tetua Dai Anwen terkejut dan dengan segera tersenyum: “Tidak ada, tidak ada, oh benar juga, kalian bagaimana bisa disini?”
“Melakukan sedikit urusan.” Vincent menjawab seadanya: “ tetua Dai Anwen, kamu pasti masih ada urusan bukan? Kamu pergilah untuk sibuk dahulu, kita sudah harus pulang.”
“Baiklah.” tetua Dai Anwen mengangguk-anggukkan kepalanya keras: “Jika begitu, Guru Bermoth, kalau begitu malam ini kita bertemu? Malam nanti kita sama-sama minum!”
“Kita lihat nanti malam.”
“Nanti aku akan meneleponmu!” tetua Dai Anwen seolah-olah tidak mendengar penolakan dari Vincent, mununjukkan senyumannya, kemudian memutarbalik kepalanya dan dengan bersemangat berlari kearah dalam vilaa keluarga Gabrial.
Tuan Saul dan Tasya dengan tercengang menatapnya.
“ tetua Dai Anwen, anda mengenal bocah itu?” Tuan Saul dengan segera maju dan tersenyum bertanyaa.
Tetapi saat ini tetua Dai Anwen kembali ke raut wajahnya yang serius dan datar, dengan singkat berkata: “Lebih baik bawa aku menemui pasien terlebih dahulu.”
“Oh, baik… baik… silahkan anda kearah sini.” Tuan Saul dengan segera menjawab.
Setelah meninggalkan villa keluarga Gabrial, Vincent dan Jane memanggil taksi untuk pulang ke kediaman keluarga Dormantis.
Wajah Jane terlihat tidak begitu alami, ia terlihat tidak begitu tenang.
Vincent duduk disamping, tetapi malah begitu tenang.
“Kamu pulanglah terlebih dahulu, aku akan pergi ke tempat nenek.” Jane tiba-tiba mendongakkan kepalanya dan berkata.
“Aku akan pergi bersama-sama denganmu.” Vincent berkata.
Jane sedikit mengerutkan keningnya: “Tidak perlu, kembalilah.”
“Aku sudah berkata, aku tidak akan membiarkanmu menerima perlakuan buruk lagi, juga tidak akan membiarkanmu seorang diri menghadapi ini semua.” Ekpresi Vincent tiba-tiba menjadi begitu tegas.
Jane sedikit tercengang.
Ia tidak pernah mendengar Vincent berkata seperti ini.
Sebenarnya dua hari ini ia juga merasa Vincent cukup aneh, sepertinya berubah tidak sama seperti yang dulu, tetapi tetap tidak dapat dikatakan mana yang berbeda.
“Karena kamu ingin menemaniku untuk dimarahi, maka pergi saja, bagaimanapun juga dengan adanya kamu disamping, aku bisa mendapat lebih sedikit marahn.” Jane malas membujuk, berkata dengan sedikit jengkel.
Vincent tersenyum, tidak berkata apapun lagi.
Ia memang tidak ingin membiarkan Jane seorang diri menghadpinya laagi.
Dulu ia ingin memenuhi kata-kata terakhir ibunya.
Tetapi sekarang, tidak perlu.
Sudah seharusnya berjalan dijalannya sendiri!
Mobil berhenti di danau Hagen kota Izuno.
Jane melihat gerbang sederhana rumah Dormantis dan berjalan masuk dengan langkah berat.
Seluruh orang keluarga Dormantis berada disitu, Jonas sekeluarga, istri dan anak Jay Melia dan Jesen, selain itu, bahkan putra pertama nyonya tua, Judo Dormantis juga kembali pulang.
Semua orang duduk memutari meja bundar berama-sama, satu-persatu dari mereka begitu cemas.
“Nenek, Jane sudah pulang.”
Disaat ini, Jeslyn berkata.
Seluruh orang yang duduk ditempat itu melihat bersamaan kearah pintu gerbaang.
Jane dan Vincent masuk kedalam, tetapi tidak melihat Jay.
“ Jane, paman kedua mu?” Melia tiba-tiba bangkit berdiri dan dengan suara keras bertanya.
Jane membuka mulutnya, tidak tahu harus bagaimanaa berkata.
“Sepertinya kesepakatan itu tidak berhasil.” Jonas mengerutkan keningnya.
“Maaf nenek, aku… aku bahkan pintu saja tidak bisa masuk, orang-orang Gabrial sama sekali tidak bersedia menemuiku…” Jane melihat mata nyonya tua Dormantis yang begitu kebingungan, menundukkan kepalanya dan berkata.
“Dasar tidak berguna!” Jesen dengan emosi memukul meja, menunjuk kearah Jane dan berkata: “ Jane, memintamu untuk menyelesaikan sedikit masalah saja tidak bisa? Kamu benar-benar membuat kita kecewa!”
“Iya, ia adalah paman keduamu! Kamu tidak membawanya pulang kamu sendiri masih punya muka untuk kembali?” Melia juga sangat emosi, menunjuk kearah Jane dan berkata marah-marah: “ keluarga Gabrial tidak mengijinkanmu masuk, apakah kamu tidak bisa memohon kepada mereka? Kamu tidak bisa berlutut di depan pintu mereka ? Bagaimana kamu ini menyelesaikan masalah?”
Suara Melia semakin tajam, membuat orang yang mendengarnya menjadi tidak nyaman.
Jane bukanlah manusia patung, mendengar perkataan ini bagaimana bisa tidak marah?
“ bibi kedua, kakak Jesen, kalian bagaimana bisa menyalahkanku? Jelas-jelas paman kedua sendiri yang membuat kekacauan! Apalagi kalian berdua adalah kerabat terdekat dari paman kedua, kalian sendiri tidak pergi untuk berbicara dengan keluara Gabrial dan menyuruhku pergi, berdasarkan apa?” Mata Jane penuh dengan air mata, benar-benar merasa tidak adil.
Jesen sedikit cemberut, tetapi Melia malah makin terbakar.
“Bagus sekali kamu Jane ! Ayah ibumu tidak ada tidak ada orang yang mengajarmu? Apakah ada orang yang berbicara dengan orang tua seperti kamu ini?” Melia berteriak keras, ia pun maju kedepan ingin melemparkan tamparan ke Jane.
Vincent menyipitkan matanya, menarik lengan Jane bersiap untuk menyembunyikan dirinya dibalik tubuhnya.
“Cukup!”
Disaat ini, nenek tiba-tiba membuang cangkir teh nya keatas meja.
Bang!
Suara teredam keluar.
Nafas orang-orang yang berada didalam ruangan menjadi bergetar.
Melia seketika menjadi takut.
nyonya tua begitu emosi, ini bukan main-main.
Melihat nyonya tua dengan dingin berkata: “Hal ini sama sekali bukanlah kesalahan Jane, apalagi, ini juga bukanlah masalah yang seharusnya diselesaikan oleh Jane dan berhubungan dengan keluarga Gabrial, seharusnya adalah Jesen dan kamu Melia !”
“Nenek, Jane adalah wanita, keluarga Gabrial paling tidak tidak mungkin turun tangan terhadapnya, jika Jesen pergi, mungkin ia akan terbaring didalam rumah sakit.” Melia dengan segera berkata.
Ia juga menggunakan alasan ini membuat nenek mengirim Jane untuk menuju rumah keluarga Gabrial, tetapi dia juga seorang wanita.
Akan tetapi nyonya tua tetap terhitung dapat mengatakan kata-kata yang adil.
“Sekarang membicarakan hal ini sudah tidak perlu, lebih baik kita bicarakan bagaimana menghadapi keluarga Gabrial, bagaimana menolong anak kedua kembali.” nenek Dormantis dengan pusing berkata.
Semua orang tidak bersuara.
“Nenek, jika benar-benar tidak bisa… kita laporkan polisi saja.” Disaat ini, John dengan berhati-hati mengatakan satu kalimat.
“Lapor polisi? Mereka adalah keluarga nomor ssatu di kota Silason, lapor polisi ada gunanya?” Saras melotot kearah anaknya sendiri.
“Kalau begitu bagaimana?” John terbata-bata.
Tetapi tepat diaat ini, tiba-tiba mata Jonas berputar, membuka mulutnya dan berkata: “Bu, kamu masih ingat kemarin setelah terjadi sesuatu kepadamu, siapakah yang menolongmu?”
“Bukankah anak kedua ?” nenek Dormantis mengerutkan keningnya.
Jonas tersenyum dan berkata: “Bukanlah anak kedua, masih ada cucu menantumu Vincent !”
nenek Dormantis mentap kearah Vincent sekilas.
Dari seluruh keluarga Dormantis yang tidak disukainya adalah Vincent.
Tentu saja, orang lain juga tidaak menyukai Vincent.
Mulanya masa depan Jane begitu terang, keluarga Dormantis juga seharusnya bisa merangkak keatas keluarga Saul pohon besar ini, tetapi ini semua seluruhnya dihancurkan oleh Vincent.
Untuk masalah kemarin, nenek Dormantis juga menganggap itu karena kehebatan Jay, tidak ada hubungannya dengan Vincent.
“ anak ketiga, apa yang ingin kamu katakan?” Judo yang tidak berkata apapun dari awal dengan berat bertanya satu kalimat.
“Aku ingin berkata, penyakit ibu ini, sebenarnya disembuhkan oleh Vincent.”
“Siapa yang menyembuhkanku itu pentingkah?” nenek Dormantis dengan tidak senang berkata.
Jonas tersenyum licik dan berkata: “Bu, bagaimana bisa tidak penting? Apakah kamu lupa? Orang keluarga Gabrial kenapa bisa mencari kita? Itu tepatnya karena mereka melihat berita kakak kedua yang menyembuhkanmu, sedangkan penyakit tetua Gabrial itu sama persis denganmu.”
Begitu perkataan ini keluar, nenek Dormantis tercengang.
Orang-orang sisanya pun juga tercengang.
Jane terkejut dan sepertinya menyadari sesuatu.
Tetapi melihat Jonas menunjuk kearah Vincent dan berkata: “Menurutku, kakak kedua mengobati tetua Gabrial menggunakan cara yang pasti diajarkan oleh Vincent itu, karena itu terjadi kecelakaan atas tetua Gabrial bukanlah kesalahan kita, melainkan Vincent ! Vincent, ini semua adalah salahmu!”
Wajah Vincent begitu tegas, dengan tenang ia menatap lekat Jonas.
Semua orang tiba-tiba tersadarkan.
Jika negosiasi gagal, hanya bisa memberikan keluarga Gabrial kesepakatan.
Sedangkan maksud Jonas adalah, Vincent yang menjadi kesepakatan ini!”
Kata guru yang keluar dari Dai Anwen, benar-benar mengejutkan dagu Tuan Saul hingga Tasya.
King Of Hell ini orang seperti apa?
Dapat dibilang adalah dokter akupuntur yang paling top dan terkenal di kota Izuno.
Meskipun keterampilan medisnya tidak terhitung nomor satu di Etihad, tetapi paling tidak juga berada dinomor 2.
Begitu banyak pejabat yang ingin menemuinya tetapi tidak bisa.
Dengar-dengar ada satu tahun Dai Anwen terhubung dengan ibu kota untuk mengobati orang-orang besar.
Dapat menyembuhkan orang hebat di ibu kota, cukup untuk membuktikan keterampilan medisnya cukup tinggi, kedudukannya benar-benar tinggi.
Namun saat ini, Dai Anwen malah memanggil Vincent guru?
Vincent berhak kah?
Wajah Tuan Saul terlihat sangat aneh.
“ Kak Saul, bukankah kamu berkata Vincent ini adalah orang tidak berguna yang malas-malasan? tetua Dai Anwen kenapa memanggilnya guru?” Tasya dengan terkejut bertanya.
“Mungkin… mungkin orang tidak berguna ini pernah melihat tetua Dai Anwen, hanyalah sebuah panggilan, tidak termasuk apa-apa.” Tuan Saul berkata menghibur dirinya sendiri.
Tasya setengah percaya dan setengah tidak mengangguk-anggukkan kepalanya.
Keduanya tidak berani mengganggu, hanya bisa begitu saja melihat.
“ Guru Bermoth, berpisah selama 3 tahun, tidak kusangka ternyata kita bisa bertemu disini, benar-benar takdir! Hahaha, nanti kita pergi untuk minum bersama dan berbincang-bincang!” tetua Dai Anwen dengan bersemangat berkata, wajah tuanya menjadi merah.
“ Vincent, orang tua ini adalah?” Jane yang berada disamping bertanya.
“Seorang teman.”
“Teman? Aku kenapa tidak tahu?”
“Aku mengenalnya saat masih berada di kota Azuka.” Vincent menjawab singkat.
Jane mengangkat alisnya tipis.
Ia inget Vincent datang dari kota Azuka.
Tetapi tentang keluarganya, Jane tidak banyak mengenalinya, Vincent juga tidak pernah berkata.
Sudahlah, bagaimanapun juga nanti juga akan bercerai, bertanya terlalu banyak juga tidak ada artinya.
“ Guru Bermoth, siapa gadis ini?” tetua Dai Anwen baru menyadari Jane.
“Istriku.”
“ tetua apa kabar, namaku Jane.” Jane tertawa tipis.
“Halo halo.” tetua Dai Anwen tersenyum, mata tuanya menunjukkan sedikit rasa kecewa: “Tidak kusangka 3 tahun berpisah Guru Bermoth sudah menikah… ai, cucu perempuanku itu jika tahu, mungkin janggut ku ini akan ditarik gundul loh!”
“Cucu perempuan?” Wajah Jane begitu kebingungan.
“Huk huk!” Vincent dengan segera terbatuk singkat.
tetua Dai Anwen terkejut dan dengan segera tersenyum: “Tidak ada, tidak ada, oh benar juga, kalian bagaimana bisa disini?”
“Melakukan sedikit urusan.” Vincent menjawab seadanya: “ tetua Dai Anwen, kamu pasti masih ada urusan bukan? Kamu pergilah untuk sibuk dahulu, kita sudah harus pulang.”
“Baiklah.” tetua Dai Anwen mengangguk-anggukkan kepalanya keras: “Jika begitu, Guru Bermoth, kalau begitu malam ini kita bertemu? Malam nanti kita sama-sama minum!”
“Kita lihat nanti malam.”
“Nanti aku akan meneleponmu!” tetua Dai Anwen seolah-olah tidak mendengar penolakan dari Vincent, mununjukkan senyumannya, kemudian memutarbalik kepalanya dan dengan bersemangat berlari kearah dalam vilaa keluarga Gabrial.
Tuan Saul dan Tasya dengan tercengang menatapnya.
“ tetua Dai Anwen, anda mengenal bocah itu?” Tuan Saul dengan segera maju dan tersenyum bertanyaa.
Tetapi saat ini tetua Dai Anwen kembali ke raut wajahnya yang serius dan datar, dengan singkat berkata: “Lebih baik bawa aku menemui pasien terlebih dahulu.”
“Oh, baik… baik… silahkan anda kearah sini.” Tuan Saul dengan segera menjawab.
Setelah meninggalkan villa keluarga Gabrial, Vincent dan Jane memanggil taksi untuk pulang ke kediaman keluarga Dormantis.
Wajah Jane terlihat tidak begitu alami, ia terlihat tidak begitu tenang.
Vincent duduk disamping, tetapi malah begitu tenang.
“Kamu pulanglah terlebih dahulu, aku akan pergi ke tempat nenek.” Jane tiba-tiba mendongakkan kepalanya dan berkata.
“Aku akan pergi bersama-sama denganmu.” Vincent berkata.
Jane sedikit mengerutkan keningnya: “Tidak perlu, kembalilah.”
“Aku sudah berkata, aku tidak akan membiarkanmu menerima perlakuan buruk lagi, juga tidak akan membiarkanmu seorang diri menghadapi ini semua.” Ekpresi Vincent tiba-tiba menjadi begitu tegas.
Jane sedikit tercengang.
Ia tidak pernah mendengar Vincent berkata seperti ini.
Sebenarnya dua hari ini ia juga merasa Vincent cukup aneh, sepertinya berubah tidak sama seperti yang dulu, tetapi tetap tidak dapat dikatakan mana yang berbeda.
“Karena kamu ingin menemaniku untuk dimarahi, maka pergi saja, bagaimanapun juga dengan adanya kamu disamping, aku bisa mendapat lebih sedikit marahn.” Jane malas membujuk, berkata dengan sedikit jengkel.
Vincent tersenyum, tidak berkata apapun lagi.
Ia memang tidak ingin membiarkan Jane seorang diri menghadpinya laagi.
Dulu ia ingin memenuhi kata-kata terakhir ibunya.
Tetapi sekarang, tidak perlu.
Sudah seharusnya berjalan dijalannya sendiri!
Mobil berhenti di danau Hagen kota Izuno.
Jane melihat gerbang sederhana rumah Dormantis dan berjalan masuk dengan langkah berat.
Seluruh orang keluarga Dormantis berada disitu, Jonas sekeluarga, istri dan anak Jay Melia dan Jesen, selain itu, bahkan putra pertama nyonya tua, Judo Dormantis juga kembali pulang.
Semua orang duduk memutari meja bundar berama-sama, satu-persatu dari mereka begitu cemas.
“Nenek, Jane sudah pulang.”
Disaat ini, Jeslyn berkata.
Seluruh orang yang duduk ditempat itu melihat bersamaan kearah pintu gerbaang.
Jane dan Vincent masuk kedalam, tetapi tidak melihat Jay.
“ Jane, paman kedua mu?” Melia tiba-tiba bangkit berdiri dan dengan suara keras bertanya.
Jane membuka mulutnya, tidak tahu harus bagaimanaa berkata.
“Sepertinya kesepakatan itu tidak berhasil.” Jonas mengerutkan keningnya.
“Maaf nenek, aku… aku bahkan pintu saja tidak bisa masuk, orang-orang Gabrial sama sekali tidak bersedia menemuiku…” Jane melihat mata nyonya tua Dormantis yang begitu kebingungan, menundukkan kepalanya dan berkata.
“Dasar tidak berguna!” Jesen dengan emosi memukul meja, menunjuk kearah Jane dan berkata: “ Jane, memintamu untuk menyelesaikan sedikit masalah saja tidak bisa? Kamu benar-benar membuat kita kecewa!”
“Iya, ia adalah paman keduamu! Kamu tidak membawanya pulang kamu sendiri masih punya muka untuk kembali?” Melia juga sangat emosi, menunjuk kearah Jane dan berkata marah-marah: “ keluarga Gabrial tidak mengijinkanmu masuk, apakah kamu tidak bisa memohon kepada mereka? Kamu tidak bisa berlutut di depan pintu mereka ? Bagaimana kamu ini menyelesaikan masalah?”
Suara Melia semakin tajam, membuat orang yang mendengarnya menjadi tidak nyaman.
Jane bukanlah manusia patung, mendengar perkataan ini bagaimana bisa tidak marah?
“ bibi kedua, kakak Jesen, kalian bagaimana bisa menyalahkanku? Jelas-jelas paman kedua sendiri yang membuat kekacauan! Apalagi kalian berdua adalah kerabat terdekat dari paman kedua, kalian sendiri tidak pergi untuk berbicara dengan keluara Gabrial dan menyuruhku pergi, berdasarkan apa?” Mata Jane penuh dengan air mata, benar-benar merasa tidak adil.
Jesen sedikit cemberut, tetapi Melia malah makin terbakar.
“Bagus sekali kamu Jane ! Ayah ibumu tidak ada tidak ada orang yang mengajarmu? Apakah ada orang yang berbicara dengan orang tua seperti kamu ini?” Melia berteriak keras, ia pun maju kedepan ingin melemparkan tamparan ke Jane.
Vincent menyipitkan matanya, menarik lengan Jane bersiap untuk menyembunyikan dirinya dibalik tubuhnya.
“Cukup!”
Disaat ini, nenek tiba-tiba membuang cangkir teh nya keatas meja.
Bang!
Suara teredam keluar.
Nafas orang-orang yang berada didalam ruangan menjadi bergetar.
Melia seketika menjadi takut.
nyonya tua begitu emosi, ini bukan main-main.
Melihat nyonya tua dengan dingin berkata: “Hal ini sama sekali bukanlah kesalahan Jane, apalagi, ini juga bukanlah masalah yang seharusnya diselesaikan oleh Jane dan berhubungan dengan keluarga Gabrial, seharusnya adalah Jesen dan kamu Melia !”
“Nenek, Jane adalah wanita, keluarga Gabrial paling tidak tidak mungkin turun tangan terhadapnya, jika Jesen pergi, mungkin ia akan terbaring didalam rumah sakit.” Melia dengan segera berkata.
Ia juga menggunakan alasan ini membuat nenek mengirim Jane untuk menuju rumah keluarga Gabrial, tetapi dia juga seorang wanita.
Akan tetapi nyonya tua tetap terhitung dapat mengatakan kata-kata yang adil.
“Sekarang membicarakan hal ini sudah tidak perlu, lebih baik kita bicarakan bagaimana menghadapi keluarga Gabrial, bagaimana menolong anak kedua kembali.” nenek Dormantis dengan pusing berkata.
Semua orang tidak bersuara.
“Nenek, jika benar-benar tidak bisa… kita laporkan polisi saja.” Disaat ini, John dengan berhati-hati mengatakan satu kalimat.
“Lapor polisi? Mereka adalah keluarga nomor ssatu di kota Silason, lapor polisi ada gunanya?” Saras melotot kearah anaknya sendiri.
“Kalau begitu bagaimana?” John terbata-bata.
Tetapi tepat diaat ini, tiba-tiba mata Jonas berputar, membuka mulutnya dan berkata: “Bu, kamu masih ingat kemarin setelah terjadi sesuatu kepadamu, siapakah yang menolongmu?”
“Bukankah anak kedua ?” nenek Dormantis mengerutkan keningnya.
Jonas tersenyum dan berkata: “Bukanlah anak kedua, masih ada cucu menantumu Vincent !”
nenek Dormantis mentap kearah Vincent sekilas.
Dari seluruh keluarga Dormantis yang tidak disukainya adalah Vincent.
Tentu saja, orang lain juga tidaak menyukai Vincent.
Mulanya masa depan Jane begitu terang, keluarga Dormantis juga seharusnya bisa merangkak keatas keluarga Saul pohon besar ini, tetapi ini semua seluruhnya dihancurkan oleh Vincent.
Untuk masalah kemarin, nenek Dormantis juga menganggap itu karena kehebatan Jay, tidak ada hubungannya dengan Vincent.
“ anak ketiga, apa yang ingin kamu katakan?” Judo yang tidak berkata apapun dari awal dengan berat bertanya satu kalimat.
“Aku ingin berkata, penyakit ibu ini, sebenarnya disembuhkan oleh Vincent.”
“Siapa yang menyembuhkanku itu pentingkah?” nenek Dormantis dengan tidak senang berkata.
Jonas tersenyum licik dan berkata: “Bu, bagaimana bisa tidak penting? Apakah kamu lupa? Orang keluarga Gabrial kenapa bisa mencari kita? Itu tepatnya karena mereka melihat berita kakak kedua yang menyembuhkanmu, sedangkan penyakit tetua Gabrial itu sama persis denganmu.”
Begitu perkataan ini keluar, nenek Dormantis tercengang.
Orang-orang sisanya pun juga tercengang.
Jane terkejut dan sepertinya menyadari sesuatu.
Tetapi melihat Jonas menunjuk kearah Vincent dan berkata: “Menurutku, kakak kedua mengobati tetua Gabrial menggunakan cara yang pasti diajarkan oleh Vincent itu, karena itu terjadi kecelakaan atas tetua Gabrial bukanlah kesalahan kita, melainkan Vincent ! Vincent, ini semua adalah salahmu!”
Wajah Vincent begitu tegas, dengan tenang ia menatap lekat Jonas.
Semua orang tiba-tiba tersadarkan.
Jika negosiasi gagal, hanya bisa memberikan keluarga Gabrial kesepakatan.
Sedangkan maksud Jonas adalah, Vincent yang menjadi kesepakatan ini!”
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved