Bab 7: Kekuatan Sejati Sean
by Leon Graves
20:40,Mar 07,2025
Sebuah pikiran mengerikan muncul di benak makhluk aneh itu.
Jika memang benar ada seseorang yang telah menerobos masuk ke dunia mimpinya, maka kekuatan orang itu setidaknya setara dengannya.
Bahkan mungkin jauh lebih kuat darinya.
Namun, tak lama kemudian, makhluk aneh itu kembali tenang.
Tempat ini adalah wilayahnya. Ini adalah dunianya dan semua hukum diatur olehnya!
Hanya menerobos masuk ke dunia mimpi bukanlah sesuatu yang luar biasa.
Jika orang itu ingin mengancamnya di dunia ini, kekuatan orang itu setidaknya harus lebih tinggi satu tingkat darinya!
Makhluk aneh itu berpikir bahwa di dunia saat ini, di mana energi spiritual sangat tipis, hampir tidak ada orang yang bisa lebih kuat darinya dengan selisih satu tingkatan besar.
Terlebih lagi, sebagian besar dari para ahli terkuat telah jatuh ke dalam tidur lelap karena kurangnya energi spiritual.
Kemungkinan dia bertemu dengan orang-orang seperti itu sangat kecil hingga hampir bisa diabaikan.
Namun, di dalam dunia mimpi ini, makhluk aneh itu adalah eksistensi tak terkalahkan di antara semua makhluk yang selevel dengannya.
"Siapa kamu?"
"Berani-beraninya menerobos ke wilayahku! Apa kamu mau cari mati?"
Suara tawa dingin dan menyeramkan keluar dari mulut busuk makhluk aneh itu.
Bersamaan dengan suara langkah kaki yang makin mendekat, seorang pria berusia sekitar tiga puluhan tahun muncul di depan makhluk aneh itu.
Wajah pria itu tampak sangat tampan seperti patung yang dipahat dengan sempurna. Bibirnya merah merona, alisnya tegas seperti pedang, matanya bercahaya seperti bintang dan hidungnya tinggi menjulang bak puncak gunung. Saat ini, pria itu mengenakan jubah putih yang bersih tanpa noda.
Dia tampak anggun dan menawan, seperti seorang aktor yang muncul dari sebuah drama klasik.
Namun, pria berbaju putih itu tidak mengatakan apa pun. Dia hanya melirik makhluk aneh itu dengan tatapan datar, tanpa ada perubahan emosi sedikit pun.
"Kamu hampir mencapai Tahap Pencerahan, ya? Sayang sekali."
Suara pria itu terdengar sangat dingin dan tenang, tetapi kata-katanya membuat dahi makhluk aneh itu berkerut.
Fakta bahwa pria itu bisa melihat dirinya akan segera mencapai Tahap Pencerahan bukanlah sesuatu yang mengejutkan baginya.
Namun, yang membuat makhluk aneh itu penasaran adalah kalimat "sayang sekali" yang keluar dari mulut orang ini. Apa maksudnya?
Namun, makhluk aneh itu tidak banyak bertanya karena dia ingin buru-buru menyelesaikan tugasnya. Jadi, dia pun segera melantunkan mantranya.
Tangan-tangan keriput dan pucat itu kembali muncul dan bergerak untuk menyegel pria berbaju putih.
Namun, pria berbaju putih itu hanya melirik tangan-tangan yang mengelilinginya dan dengan santai mengucapkan satu kata.
"Lenyaplah!"
Suara pria itu tidak mengandung emosi sedikit pun, seperti air dalam sumur kuno yang tenang tanpa riak.
Seiring dengan kata-kata yang keluar dari pria berbaju putih itu, tangan-tangan keriput yang baru saja muncul langsung berubah menjadi abu dan tersebar ditiup angin.
Seolah-olah mereka tidak pernah ada sebelumnya.
Hal ini jelas membuat makhluk aneh itu terbelalak.
Lawannya sama sekali tidak menggunakan teknik spiritual atau keterampilan bertarung apa pun. Dia hanya mengucapkan satu kata, tetapi bagaimana bisa dia membuat teknik spiritualnya tidak berfungsi?
Apakah ini kekuatan untuk mengubah hukum dunia?
Tidak, itu tidak mungkin!
Jika lawannya benar-benar bisa mengubah hukum dunia, maka dia pasti termasuk salah satu ahli tak terkalahkan yang berdiri di puncak!
Namun, para ahli seperti itu pun hampir musnah. Bagaimana mungkin masih ada sosok yang tak terkalahkan seperti itu di dunia ini?
"Tidak mungkin! Barusan pasti hanya kebetulan!"
Makhluk aneh itu mencoba menghibur dirinya sendiri dan memaksa untuk menekan keraguan dalam pikirannya. Kemudian, dia mencoba melancarkan teknik spiritualnya sekali lagi.
"Teknik Spiritual: Bulan Merah Darah!"
Saat sosok aneh itu mengucapkan mantranya, Bulan Merah Darah yang suram dan redup di langit tiba-tiba bergetar hebat sebelum akhirnya meluncur turun dengan kecepatan yang mencengangkan.
"Hehehe. Nikmatilah rasa takut itu!"
Senyuman penuh kemenangan terukir di wajahnya yang mengerikan, seolah kemenangan sudah berada di tangannya.
Memusnahkan Segel Roh Jahat milik lawan bukanlah hal yang luar biasa karena teknik itu hanyalah teknik penyegelan yang tidak memiliki daya serang.
Tujuan utama teknik itu hanyalah untuk membatasi pergerakan lawan dan menyerap kemampuannya, jadi tidak mengherankan jika bisa dipatahkan.
Namun, teknik Bulan Merah Darah yang berhasil dia "panggil" kali ini memiliki kekuatan yang sangat berbeda.
Teknik ini adalah salah satu kartu trufnya yang paling mematikan dan memiliki kekuatan penghancur yang jauh lebih mengerikan.
Saat ini, bulan merah itu makin lama makin cepat, hingga akhirnya menembus batas kecepatan suara dan melesat dengan kecepatan super yang mustahil dipahami oleh manusia biasa.
Dalam sekejap mata, bulan itu tampak makin besar di mata pria berbaju putih itu.
Saat bulan merah itu jatuh, gedung-gedung tinggi di kota Yelwin langsung hancur berkeping-keping, lalu disusul oleh kawasan permukiman tingkat menengah.
Di bawah tekanan bulan merah darah yang luar biasa itu, semua benda yang ada di bawahnya seolah-olah bisa lenyap dalam sekejap mata.
Hal ini sangat wajar karena di dalam dunia mimpi, semua hukum ditentukan oleh makhluk aneh tersebut.
Kekuatannya saat ini memang belum cukup untuk menciptakan "bulan" yang sebenarnya.
Namun, dampak dan daya hancur dari bulan merah darah ini di dunia mimpi sama sekali tidak kalah dengan meteor yang menghantam bumi.
Di mana pun bulan merah darah itu melintas, segala sesuatu yang ada di hadapannya akan hancur berkeping-keping di bawah tekanannya. Dalam sekejap mata, bulan itu sudah mencapai tepat di atas kepala pria berbaju putih.
Makhluk aneh itu tertawa bahagia dan tubuhnya menghilang ke dalam kehampaan dengan ekspresi yang penuh kesenangan di wajahnya.
"Hahaha. Sudah hampir mati tapi masih berpura-pura tenang. Untuk siapa kamu menjaga wibawa seperti itu?"
Di dalam hatinya, makhluk aneh itu benar-benar meremehkan pria berbaju putih tersebut.
Menurut pandangan makhluk yang berwajah buruk dan aneh ini, baik dari segi penampilan maupun gaya, pria berbaju putih itu jelas sama sekali tidak sesuai dengan seleranya.
Dalam dunia mimpi miliknya, semua luka yang diterima oleh musuh akan secara langsung berpindah ke dunia nyata tanpa pengecualian.
Jadi, saat bulan merah darah menghantam kepala pria itu, bisa dipastikan bahwa kematian akan mengiringinya.
Siapa yang bisa bertahan dari hantaman meteorit yang langsung tertuju ke kepala?
Mungkin hanya para kultivator di Tahap Pencerahan tingkat puncak atau mereka yang berada di Tahap Keabadian yang bisa melakukannya.
Namun, ekspresi pria berbaju putih itu tetap tenang, seolah-olah dia sama sekali tidak menganggap bulan merah darah yang beberapa kali lebih besar dari Kota Yelwin sebagai sesuatu yang berarti.
Dengan tenang, dia melirik Ferdinan yang hampir pingsan akibat disegel oleh tangan-tangan keriput, lalu tersenyum tipis dan berkata, "Hampir saja aku melupakanmu, Nak."
Dengan satu gerakan ringan, tangan-tangan keriput yang membelenggu Ferdinan langsung lenyap tanpa jejak dalam sekejap mata.
Ferdinan jatuh ke tanah dengan tubuh lemas, lalu segera kehilangan kesadarannya.
Sebelum pingsan, dia menatap pria berbaju putih itu dan bergumam pelan, "Om ... Om Sean ... "
Benar, sosok kuat yang memancarkan aura luar biasa di setiap gerakannya itu adalah Sean yang selama ini menjalani hidup santai dan bermalas-malasan dengan mengajar di sebuah SMP.
Keterkejutan di hati Ferdinan benar-benar sulit untuk dibayangkan.
Beberapa waktu lalu, dia masih meremehkan kemampuan omnya yang hanya memiliki kekuatan Tahap Pemurnian Tubuh tingkat kedua.
Bahkan ketika dirinya terancam oleh makhluk aneh itu, dia sama sekali tidak terpikir untuk meminta bantuan Sean.
Namun, kekuatan yang ditunjukkan oleh omnya barusan sangat luar biasa! Jangankan Tahap Pemurnian Tubuh tingkat kedua, bahkan seorang ahli di Tahap Alam Semesta tingkat puncak pun mungkin tidak akan bisa melakukan hal yang sama!
Sepertinya Ferdinan sudah meremehkan kekuatan Sean.
Makhluk aneh itu hampir menembus ke Tahap Pencerahan, sebuah tingkat yang jauh melampaui Tahap Alam Semesta.
Namun, Sean jelas tidak menganggapnya sebagai ancaman. Jika demikian, tidak mungkin kekuatannya lebih rendah dari makhluk aneh itu!
Meskipun begitu, Ferdinan tidak bisa sepenuhnya disalahkan atas penilaiannya yang keliru. Bagaimanapun, kota Yelwin hanyalah kota kecil yang tidak begitu terkenal.
Bahkan Pak Ashton selaku Wali Kota pun hanya berada di Tahap Alam Semesta tingkat puncak yang selama ini dianggap Ferdinan sebagai level terkuat.
Bagaimana mungkin dia bisa menilai dengan benar tingkat kultivasi Sean yang sebenarnya?
"Sialan! Masih sempat-sempatnya mengurusi orang lain? Apa dia benar-benar tidak menganggapku ada?"
Saat melihat situasi ini, makhluk aneh itu masih tenggelam dalam kepercayaan dirinya dan tidak bisa menahan diri untuk memaki dalam hati.
Namun, dia tidak terburu-buru.
Setelah mengurus tamu tak diundang ini, barulah dia akan kembali menyegel bocah itu. Tidak ada kata terlambat.
Pada saat yang sama, di seluruh kota Yelwin, semua bangunan atau objek yang lebih tinggi dari manusia telah hancur sepenuhnya.
Setelah segel yang menahan Ferdinan dilepaskan, bulan merah darah yang meluncur pun hanya tersisa kurang dari setengah meter dari kepala Sean.
Namun, ekspresi Sean tetap tenang. Senyum tipis masih menghiasi wajahnya saat dia berbisik dengan lirih, "Hancurkan!"
Begitu kata-katanya terucap, bulan merah darah raksasa itu tiba-tiba berhenti turun dan melayang diam di udara.
Detik berikutnya, benda raksasa yang ukurannya lebih besar beberapa kali lipat dari kota Yelwin itu langsung hancur menjadi abu dalam sekejap.
Situasi ini sama persis dengan saat tangan-tangan keriput sebelumnya menghilang.
Adegan ini terekam jelas di mata makhluk aneh itu. Bersamaan dengan hancurnya bulan merah darah, dunianya dan akal sehatnya pun ikut hancur berkeping-keping.
"Tidak, ini tidak mungkin! Bagaimana bisa hal ini terjadi!"
Makhluk aneh itu berteriak dengan suara serak dan tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.
Jika Segel Roh Jahat miliknya bisa dipatahkan oleh lawan dengan mudah, dia masih bisa menerimanya.
Namun, bagaimana bisa teknik pamungkasnya yang paling dia banggakan juga bisa dihalau dengan begitu mudah?
Pasti ada sesuatu yang salah!
Kini, makhluk aneh itu tidak berani lagi meremehkan lawannya.
Dia segera melepaskan serangkaian serangan mematikan yang sangat kuat, tetapi semua serangan itu bisa dipatahkan dengan mudah oleh Sean. Bahkan, dia tidak mampu melukai sehelai pun rambut lawannya.
Saat menyadari ada yang tidak beres, raut wajah makhluk aneh itu langsung berubah drastis. Dia pun segera berusaha kabur dengan melesat ke dalam ruang hampa.
Namun, makhluk ini memang cukup cerdik. Sebelum kabur, dia masih sempat melepaskan beberapa serangan untuk mengalihkan perhatian Sean, sekaligus berusaha menyeret Ferdinan pergi bersamanya.
Kini, makhluk aneh itu sadar bahwa Sean hanya berpura-pura lemah untuk menjebaknya!
Jelas sekali bahwa kekuatan lawannya jauh lebih tinggi darinya.
Jika tidak, tidak mungkin Sean bisa menangkis semua serangannya dengan mudah dalam domain miliknya sendiri.
Meskipun begitu, makhluk aneh itu tidak terlalu takut karena tempat ini adalah dunia mimpi.
Kalah dalam pertarungan bukanlah masalah. Namun, jika dia ingin pergi, sampai saat ini belum pernah ada yang bisa menghentikannya.
Bahkan seorang ahli di Tahap Pencerahan tingkat puncak pun tidak mungkin bisa melakukan hal seperti ini!
Inilah salah satu kehebatan dunia mimpi.
Namun, apa yang terjadi selanjutnya membuat hati makhluk aneh itu perlahan tenggelam ke dalam jurang keputusasaan.
Saat dia hendak pergi dan membawa Ferdinan melarikan diri, dia tiba-tiba menyadari bahwa bahkan untuk melangkah satu langkah pun terasa sulit.
Dia merasa seolah-olah ada tangan raksasa tak terlihat yang mencengkeram tubuhnya dan membuatnya tidak bisa bergerak sama sekali.
Di sampingnya, Sean mengulurkan satu tangan dan membuat gerakan mencengkeram di udara. Seketika itu juga, makhluk aneh itu langsung merasa seakan-akan ada yang mencekik lehernya dengan erat.
Makhluk aneh itu terkejut dan buru-buru mengerahkan energi spiritualnya untuk mencoba menggunakan cara yang sama seperti sebelumnya dan melarikan diri seperti saat Ferdinan mencekiknya.
Sayangnya, tidak peduli seberapa keras dia berusaha, dia sama sekali tidak bisa menggerakkan energi spiritualnya sedikit pun.
Dia merasa seperti ada kekuatan besar yang menyegel energi spiritualnya sepenuhnya.
Saat itu juga, meskipun makhluk aneh itu masih mencoba berpikir dengan jernih, dia tidak bisa lagi menyangkal kenyataan bahwa dia telah sepenuhnya meremehkan lawannya.
Kekuatan orang yang ada di hadapannya ini sudah jauh melampaui Tahap Pencerahan tingkat puncak! Setidaknya, pria itu mungkin berada di tingkat tertinggi dari Tahap Keabadian!
Di saat yang sama, dia juga menyadari bahwa selama lawannya mau, orang itu bisa melenyapkannya dari dunia ini kapan saja!
Dalam bayang-bayang ketakutan yang luar biasa, tenggorokan makhluk aneh itu bergerak dengan susah payah dan mengeluarkan rintihan kesakitan. Kemudian, dia berkata dengan suara gemetar, "T-Tuan, sebenarnya Anda siapa?"
Jika memang benar ada seseorang yang telah menerobos masuk ke dunia mimpinya, maka kekuatan orang itu setidaknya setara dengannya.
Bahkan mungkin jauh lebih kuat darinya.
Namun, tak lama kemudian, makhluk aneh itu kembali tenang.
Tempat ini adalah wilayahnya. Ini adalah dunianya dan semua hukum diatur olehnya!
Hanya menerobos masuk ke dunia mimpi bukanlah sesuatu yang luar biasa.
Jika orang itu ingin mengancamnya di dunia ini, kekuatan orang itu setidaknya harus lebih tinggi satu tingkat darinya!
Makhluk aneh itu berpikir bahwa di dunia saat ini, di mana energi spiritual sangat tipis, hampir tidak ada orang yang bisa lebih kuat darinya dengan selisih satu tingkatan besar.
Terlebih lagi, sebagian besar dari para ahli terkuat telah jatuh ke dalam tidur lelap karena kurangnya energi spiritual.
Kemungkinan dia bertemu dengan orang-orang seperti itu sangat kecil hingga hampir bisa diabaikan.
Namun, di dalam dunia mimpi ini, makhluk aneh itu adalah eksistensi tak terkalahkan di antara semua makhluk yang selevel dengannya.
"Siapa kamu?"
"Berani-beraninya menerobos ke wilayahku! Apa kamu mau cari mati?"
Suara tawa dingin dan menyeramkan keluar dari mulut busuk makhluk aneh itu.
Bersamaan dengan suara langkah kaki yang makin mendekat, seorang pria berusia sekitar tiga puluhan tahun muncul di depan makhluk aneh itu.
Wajah pria itu tampak sangat tampan seperti patung yang dipahat dengan sempurna. Bibirnya merah merona, alisnya tegas seperti pedang, matanya bercahaya seperti bintang dan hidungnya tinggi menjulang bak puncak gunung. Saat ini, pria itu mengenakan jubah putih yang bersih tanpa noda.
Dia tampak anggun dan menawan, seperti seorang aktor yang muncul dari sebuah drama klasik.
Namun, pria berbaju putih itu tidak mengatakan apa pun. Dia hanya melirik makhluk aneh itu dengan tatapan datar, tanpa ada perubahan emosi sedikit pun.
"Kamu hampir mencapai Tahap Pencerahan, ya? Sayang sekali."
Suara pria itu terdengar sangat dingin dan tenang, tetapi kata-katanya membuat dahi makhluk aneh itu berkerut.
Fakta bahwa pria itu bisa melihat dirinya akan segera mencapai Tahap Pencerahan bukanlah sesuatu yang mengejutkan baginya.
Namun, yang membuat makhluk aneh itu penasaran adalah kalimat "sayang sekali" yang keluar dari mulut orang ini. Apa maksudnya?
Namun, makhluk aneh itu tidak banyak bertanya karena dia ingin buru-buru menyelesaikan tugasnya. Jadi, dia pun segera melantunkan mantranya.
Tangan-tangan keriput dan pucat itu kembali muncul dan bergerak untuk menyegel pria berbaju putih.
Namun, pria berbaju putih itu hanya melirik tangan-tangan yang mengelilinginya dan dengan santai mengucapkan satu kata.
"Lenyaplah!"
Suara pria itu tidak mengandung emosi sedikit pun, seperti air dalam sumur kuno yang tenang tanpa riak.
Seiring dengan kata-kata yang keluar dari pria berbaju putih itu, tangan-tangan keriput yang baru saja muncul langsung berubah menjadi abu dan tersebar ditiup angin.
Seolah-olah mereka tidak pernah ada sebelumnya.
Hal ini jelas membuat makhluk aneh itu terbelalak.
Lawannya sama sekali tidak menggunakan teknik spiritual atau keterampilan bertarung apa pun. Dia hanya mengucapkan satu kata, tetapi bagaimana bisa dia membuat teknik spiritualnya tidak berfungsi?
Apakah ini kekuatan untuk mengubah hukum dunia?
Tidak, itu tidak mungkin!
Jika lawannya benar-benar bisa mengubah hukum dunia, maka dia pasti termasuk salah satu ahli tak terkalahkan yang berdiri di puncak!
Namun, para ahli seperti itu pun hampir musnah. Bagaimana mungkin masih ada sosok yang tak terkalahkan seperti itu di dunia ini?
"Tidak mungkin! Barusan pasti hanya kebetulan!"
Makhluk aneh itu mencoba menghibur dirinya sendiri dan memaksa untuk menekan keraguan dalam pikirannya. Kemudian, dia mencoba melancarkan teknik spiritualnya sekali lagi.
"Teknik Spiritual: Bulan Merah Darah!"
Saat sosok aneh itu mengucapkan mantranya, Bulan Merah Darah yang suram dan redup di langit tiba-tiba bergetar hebat sebelum akhirnya meluncur turun dengan kecepatan yang mencengangkan.
"Hehehe. Nikmatilah rasa takut itu!"
Senyuman penuh kemenangan terukir di wajahnya yang mengerikan, seolah kemenangan sudah berada di tangannya.
Memusnahkan Segel Roh Jahat milik lawan bukanlah hal yang luar biasa karena teknik itu hanyalah teknik penyegelan yang tidak memiliki daya serang.
Tujuan utama teknik itu hanyalah untuk membatasi pergerakan lawan dan menyerap kemampuannya, jadi tidak mengherankan jika bisa dipatahkan.
Namun, teknik Bulan Merah Darah yang berhasil dia "panggil" kali ini memiliki kekuatan yang sangat berbeda.
Teknik ini adalah salah satu kartu trufnya yang paling mematikan dan memiliki kekuatan penghancur yang jauh lebih mengerikan.
Saat ini, bulan merah itu makin lama makin cepat, hingga akhirnya menembus batas kecepatan suara dan melesat dengan kecepatan super yang mustahil dipahami oleh manusia biasa.
Dalam sekejap mata, bulan itu tampak makin besar di mata pria berbaju putih itu.
Saat bulan merah itu jatuh, gedung-gedung tinggi di kota Yelwin langsung hancur berkeping-keping, lalu disusul oleh kawasan permukiman tingkat menengah.
Di bawah tekanan bulan merah darah yang luar biasa itu, semua benda yang ada di bawahnya seolah-olah bisa lenyap dalam sekejap mata.
Hal ini sangat wajar karena di dalam dunia mimpi, semua hukum ditentukan oleh makhluk aneh tersebut.
Kekuatannya saat ini memang belum cukup untuk menciptakan "bulan" yang sebenarnya.
Namun, dampak dan daya hancur dari bulan merah darah ini di dunia mimpi sama sekali tidak kalah dengan meteor yang menghantam bumi.
Di mana pun bulan merah darah itu melintas, segala sesuatu yang ada di hadapannya akan hancur berkeping-keping di bawah tekanannya. Dalam sekejap mata, bulan itu sudah mencapai tepat di atas kepala pria berbaju putih.
Makhluk aneh itu tertawa bahagia dan tubuhnya menghilang ke dalam kehampaan dengan ekspresi yang penuh kesenangan di wajahnya.
"Hahaha. Sudah hampir mati tapi masih berpura-pura tenang. Untuk siapa kamu menjaga wibawa seperti itu?"
Di dalam hatinya, makhluk aneh itu benar-benar meremehkan pria berbaju putih tersebut.
Menurut pandangan makhluk yang berwajah buruk dan aneh ini, baik dari segi penampilan maupun gaya, pria berbaju putih itu jelas sama sekali tidak sesuai dengan seleranya.
Dalam dunia mimpi miliknya, semua luka yang diterima oleh musuh akan secara langsung berpindah ke dunia nyata tanpa pengecualian.
Jadi, saat bulan merah darah menghantam kepala pria itu, bisa dipastikan bahwa kematian akan mengiringinya.
Siapa yang bisa bertahan dari hantaman meteorit yang langsung tertuju ke kepala?
Mungkin hanya para kultivator di Tahap Pencerahan tingkat puncak atau mereka yang berada di Tahap Keabadian yang bisa melakukannya.
Namun, ekspresi pria berbaju putih itu tetap tenang, seolah-olah dia sama sekali tidak menganggap bulan merah darah yang beberapa kali lebih besar dari Kota Yelwin sebagai sesuatu yang berarti.
Dengan tenang, dia melirik Ferdinan yang hampir pingsan akibat disegel oleh tangan-tangan keriput, lalu tersenyum tipis dan berkata, "Hampir saja aku melupakanmu, Nak."
Dengan satu gerakan ringan, tangan-tangan keriput yang membelenggu Ferdinan langsung lenyap tanpa jejak dalam sekejap mata.
Ferdinan jatuh ke tanah dengan tubuh lemas, lalu segera kehilangan kesadarannya.
Sebelum pingsan, dia menatap pria berbaju putih itu dan bergumam pelan, "Om ... Om Sean ... "
Benar, sosok kuat yang memancarkan aura luar biasa di setiap gerakannya itu adalah Sean yang selama ini menjalani hidup santai dan bermalas-malasan dengan mengajar di sebuah SMP.
Keterkejutan di hati Ferdinan benar-benar sulit untuk dibayangkan.
Beberapa waktu lalu, dia masih meremehkan kemampuan omnya yang hanya memiliki kekuatan Tahap Pemurnian Tubuh tingkat kedua.
Bahkan ketika dirinya terancam oleh makhluk aneh itu, dia sama sekali tidak terpikir untuk meminta bantuan Sean.
Namun, kekuatan yang ditunjukkan oleh omnya barusan sangat luar biasa! Jangankan Tahap Pemurnian Tubuh tingkat kedua, bahkan seorang ahli di Tahap Alam Semesta tingkat puncak pun mungkin tidak akan bisa melakukan hal yang sama!
Sepertinya Ferdinan sudah meremehkan kekuatan Sean.
Makhluk aneh itu hampir menembus ke Tahap Pencerahan, sebuah tingkat yang jauh melampaui Tahap Alam Semesta.
Namun, Sean jelas tidak menganggapnya sebagai ancaman. Jika demikian, tidak mungkin kekuatannya lebih rendah dari makhluk aneh itu!
Meskipun begitu, Ferdinan tidak bisa sepenuhnya disalahkan atas penilaiannya yang keliru. Bagaimanapun, kota Yelwin hanyalah kota kecil yang tidak begitu terkenal.
Bahkan Pak Ashton selaku Wali Kota pun hanya berada di Tahap Alam Semesta tingkat puncak yang selama ini dianggap Ferdinan sebagai level terkuat.
Bagaimana mungkin dia bisa menilai dengan benar tingkat kultivasi Sean yang sebenarnya?
"Sialan! Masih sempat-sempatnya mengurusi orang lain? Apa dia benar-benar tidak menganggapku ada?"
Saat melihat situasi ini, makhluk aneh itu masih tenggelam dalam kepercayaan dirinya dan tidak bisa menahan diri untuk memaki dalam hati.
Namun, dia tidak terburu-buru.
Setelah mengurus tamu tak diundang ini, barulah dia akan kembali menyegel bocah itu. Tidak ada kata terlambat.
Pada saat yang sama, di seluruh kota Yelwin, semua bangunan atau objek yang lebih tinggi dari manusia telah hancur sepenuhnya.
Setelah segel yang menahan Ferdinan dilepaskan, bulan merah darah yang meluncur pun hanya tersisa kurang dari setengah meter dari kepala Sean.
Namun, ekspresi Sean tetap tenang. Senyum tipis masih menghiasi wajahnya saat dia berbisik dengan lirih, "Hancurkan!"
Begitu kata-katanya terucap, bulan merah darah raksasa itu tiba-tiba berhenti turun dan melayang diam di udara.
Detik berikutnya, benda raksasa yang ukurannya lebih besar beberapa kali lipat dari kota Yelwin itu langsung hancur menjadi abu dalam sekejap.
Situasi ini sama persis dengan saat tangan-tangan keriput sebelumnya menghilang.
Adegan ini terekam jelas di mata makhluk aneh itu. Bersamaan dengan hancurnya bulan merah darah, dunianya dan akal sehatnya pun ikut hancur berkeping-keping.
"Tidak, ini tidak mungkin! Bagaimana bisa hal ini terjadi!"
Makhluk aneh itu berteriak dengan suara serak dan tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.
Jika Segel Roh Jahat miliknya bisa dipatahkan oleh lawan dengan mudah, dia masih bisa menerimanya.
Namun, bagaimana bisa teknik pamungkasnya yang paling dia banggakan juga bisa dihalau dengan begitu mudah?
Pasti ada sesuatu yang salah!
Kini, makhluk aneh itu tidak berani lagi meremehkan lawannya.
Dia segera melepaskan serangkaian serangan mematikan yang sangat kuat, tetapi semua serangan itu bisa dipatahkan dengan mudah oleh Sean. Bahkan, dia tidak mampu melukai sehelai pun rambut lawannya.
Saat menyadari ada yang tidak beres, raut wajah makhluk aneh itu langsung berubah drastis. Dia pun segera berusaha kabur dengan melesat ke dalam ruang hampa.
Namun, makhluk ini memang cukup cerdik. Sebelum kabur, dia masih sempat melepaskan beberapa serangan untuk mengalihkan perhatian Sean, sekaligus berusaha menyeret Ferdinan pergi bersamanya.
Kini, makhluk aneh itu sadar bahwa Sean hanya berpura-pura lemah untuk menjebaknya!
Jelas sekali bahwa kekuatan lawannya jauh lebih tinggi darinya.
Jika tidak, tidak mungkin Sean bisa menangkis semua serangannya dengan mudah dalam domain miliknya sendiri.
Meskipun begitu, makhluk aneh itu tidak terlalu takut karena tempat ini adalah dunia mimpi.
Kalah dalam pertarungan bukanlah masalah. Namun, jika dia ingin pergi, sampai saat ini belum pernah ada yang bisa menghentikannya.
Bahkan seorang ahli di Tahap Pencerahan tingkat puncak pun tidak mungkin bisa melakukan hal seperti ini!
Inilah salah satu kehebatan dunia mimpi.
Namun, apa yang terjadi selanjutnya membuat hati makhluk aneh itu perlahan tenggelam ke dalam jurang keputusasaan.
Saat dia hendak pergi dan membawa Ferdinan melarikan diri, dia tiba-tiba menyadari bahwa bahkan untuk melangkah satu langkah pun terasa sulit.
Dia merasa seolah-olah ada tangan raksasa tak terlihat yang mencengkeram tubuhnya dan membuatnya tidak bisa bergerak sama sekali.
Di sampingnya, Sean mengulurkan satu tangan dan membuat gerakan mencengkeram di udara. Seketika itu juga, makhluk aneh itu langsung merasa seakan-akan ada yang mencekik lehernya dengan erat.
Makhluk aneh itu terkejut dan buru-buru mengerahkan energi spiritualnya untuk mencoba menggunakan cara yang sama seperti sebelumnya dan melarikan diri seperti saat Ferdinan mencekiknya.
Sayangnya, tidak peduli seberapa keras dia berusaha, dia sama sekali tidak bisa menggerakkan energi spiritualnya sedikit pun.
Dia merasa seperti ada kekuatan besar yang menyegel energi spiritualnya sepenuhnya.
Saat itu juga, meskipun makhluk aneh itu masih mencoba berpikir dengan jernih, dia tidak bisa lagi menyangkal kenyataan bahwa dia telah sepenuhnya meremehkan lawannya.
Kekuatan orang yang ada di hadapannya ini sudah jauh melampaui Tahap Pencerahan tingkat puncak! Setidaknya, pria itu mungkin berada di tingkat tertinggi dari Tahap Keabadian!
Di saat yang sama, dia juga menyadari bahwa selama lawannya mau, orang itu bisa melenyapkannya dari dunia ini kapan saja!
Dalam bayang-bayang ketakutan yang luar biasa, tenggorokan makhluk aneh itu bergerak dengan susah payah dan mengeluarkan rintihan kesakitan. Kemudian, dia berkata dengan suara gemetar, "T-Tuan, sebenarnya Anda siapa?"
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved