chapter 10 Dipermalukan Semua Orang
by Mike
02:04,Dec 25,2023
Senyum yang sejak tadi terpasang di wajah Tuan Besar Qiu menghilang dalam sekejap, dan setelah menatap mereka sesaat, ia membuang wajah.
"Calista, datang dan duduklah," sapa ayah Calista, Brain Qiu. Pada saat ini, ponsel Mark tiba-tiba berdering. Dia tersenyum meminta maaf dan meminta izin untuk mengangkat panggilan yang datang.
"Memangnya ada urusan penting apa dia? Dasar orang bodoh..." Yumi mendengus dingin. Ia kemudian teringat akan kejadian sore tadi, dan langsung menambahkan, "Ngomong-ngomong, kakek, aku hampir lupa! Tadi sore, tuan muda dari keluarga Shen datang ke perusahaan untuk mendiskusikan bisnis denganku, tetapi Mark dan istrinya memukulnya di depan kantor. "
Apa?
Mendengar ini, seluruh ruangan terdiam sejenak, dan menatap satu sama lain.
"Memukul tuan muda dari keluarga Shen?"
"Apakah mereka gila?"
"Orang itu adalah putra satu-satunya Keluarga Shen, ia adalah penerus Perusahaan Shen! "
"Ayahnya, Andre Shen, sebelumnya orang terkaya di Yunzhou dan sangat berkuasa. Hubungannya dengan Axel Li sangat baik! "
"Axel Li, raja nomor satu di Yunzhou!"
"Latar belakang mereka terlalu mengerikan. Beraninya kalian memukul mereka?"
"Nasib Keluarga Qiu akan hancur!"
Dalam sekejap, raut semua anggota Keluarga Qiu runtuh. Begitu pula Tuan Besar Qiu, ia tak bisa menyembunyikan kemarahannya.
Perusahaan Shen adalah salah satu perusahaan terbesar di Yunzhou, dengan aset sekitar puluhan miliar. Sedangkan perusahaan logistik Keluarga Qiu hanya memiliki aset puluhan juta. Mereka tertinggal sangat jauh, jadi tentu saja mereka bukan apa-apa di mata Keluarga Shen. Atas dasar apa mereka berani menyinggung anggota Keluarga Shen?
Wajah ayah Calista, Brain Qiu, tampak pucat pasi.
"Kakek, kami hanya berusaha melindungi diri. Pria itulah yang lebih dulu mencari masalah, ia berusaha melecehkanku. "Calista membela diri.
"Kakak Ketiga, mengapa semua harus begitu hitam dan putih? Tentu saja tadi Tuan Muda Shen hanya bercanda. Pemikiranmu begitu sempit, seakan-akan kamu orang tersuci di dunia. Kamu bahkan tak bisa diajak bercanda dan menuduh orang lain menggodamu."
Yumi tersenyum, lalu dengan cepat memasang raut memelas dan menatap Tuan Besar Qiu: "Kakek, bantulah aku. Aku menghabiskan banyak waktu dan tenaga sebelum akhirnya dapat bekerja sama dengan Perusahaan Shen. Hari ini ia datang untuk menandatangani kontrak, namun setelah dipukuli, ia pergi. Semua usahaku menjadi sia-sia karena mereka!"
Ketika Ananta mendengar bahwa pekerjaan putrinya terganggu, ia ikut membuka suara: "Apakah keluargamu mencoba menghancurkan Keluarga Qiu?"
"Seharusnya kita mengusir mereka dulu. Bertahun-tahun makan dan hidup dari kerja keras Keluarga Qiu, mereka sama sekali tidak membantu, dan malah membawa banyak masalah untuk Keluarga Qiu!"
"Mereka adalah pembawa bencana!" Ananta mengutuk dengan marah.
"Ya, kan sudah kuingatkan sejak dulu, wanita ini seharusnya dibuang jauh-jauh. Menahannya hanya akan merugikan kita!"
"Keluarga Qiu hampir mati karena kalian saat itu, dan sekarang kalian ingin membunuh kita lagi?" Anggota Keluarga Qiu yang lain juga menambahkan.
Tuan Besar Qiu memasang wajah kesal dan menatap sinis: "Calista, tahukah kamu bahwa kamu salah?"
"Kakek, aku tidak mengerti. Mengapa kalian hanya mendengarkan..."
"Diam! Kamu masih tidak menyesalinya? Dan bahkan tidak mengerti akan kesalahanmu sendiri? Sekarang coba jelaskan, apakah kalian memukul Tuan Muda Shen?"
"Selain itu, apakah usaha Yumi menjadi sia-sia karena perilaku kalian? "
"Dan yang terpenting, apakah Keluarga Qiu akan terkena bahaya karena ini?" Tuan Besar Qiu melotot penuh amarah. Ia menanyakan tiga pertanyaan berturut-turut, tanpa memberi kesempatan kepada Calista untuk membela diri
"Kakek, apakah kamu masih perlu bertanya? Dia sendiri sudah mengakuinya. Ia dan Mark memukul Tuan Muda Shen hanya karena sebuah lelucon."
"Gadis ini sudah terlalu dimanja oleh keluarganya. Menurutku, hari ini kita harus memberinya pelajaran, ia harus berlutut dan meminta maaf atas semua kesalahannya." Tuan keempat, Bonard Qiu, menambahkan.
"Betul! Berlutut dan minta maaf pada Yumi!"
"Minta maaf pada Keluarga Qiu."
"Bagaimana kalau kita usir saja dia!"
Yumi, Ananta dan anggota Keluarga Qiu lainnya mulai berseru penuh kekesalan. Mereka ingin membuat gadis itu meminta maaf, dan diusir dari Keluarga Qiu. Andai saja mereka diusir, pembagian harta keluarga akan semakin menguntungkan ketika Tuan Besar Qiu wafat.
Ketika Brain Qiu mendengar usulan untuk mengusir mereka dari Keluarga Qiu, ia langsung memohon belas kasihan Tuan Besar Qiu, dan meminta Calista berlutut dan meminta maaf.
"Calista, cepat berlutut, kenapa kamu tak juga bergerak?"
"Apakah kamu benar-benar ingin keluarga kita mati kelaparan?" teriak Brain Qiu dengan getir.
Saat ini, cacian terus menusuk harga dirinya, dan semua orang memintanya untuk berlutut dan memohon maaf atas dosa-dosanya.
Calista hanya berdiri sambil menatap orang-orang itu. Ia merasa sedih, memikirkan bagaimana keluarganya hanya memikirkan kepentingan mereka sendiri, bahkan ayahnya pun begitu.
Selain itu, ia juga bertanya-tanya mengapa mereka semua hanya peduli akan apa yang dialami oleh Yumi, mengapa mereka tidak mendengar penjelasannya.
Yang terpenting, mengapa mereka lebih memilih membela Efendy Shen, dibandingkan anggota keluarganya sendiri?
Apakah hanya karena suami Yumi kaya dan berkuasa sedangkan suaminya miskin?
Apakah hanya karena Efendy Shen memiliki latar belakang yang mengerikan sementara dia dan Mark bukan siapa-siapa?
Semua orang di Keluarga Qiu masih berteriak. Calista Qiu tiba-tiba tersenyum kecil, dan air mata mulai mengalir dari ujung matanya.
Saat ini, Calista merasa seperti orang paling hina di dunia.
Sekali lagi, ia harus menerima kenyataan. Orang dengan kekayaan dan kekuasaan akan selalu menang.
Calista perlahan menundukkan kepalanya, sedikit demi sedikit menekuk lututnya, dan bersiap untuk berlutut di depan semua anggota Keluarga Qiu.
Namun, sedetik sebelum ia menjatuhkan lututnya ke tanah, sebuah tangan yang kokoh tiba-tiba merangkul tubuhnya dari belakang.
"Calista, untuk apa berlutut? Tidak ada yang perlu dimaafkan! "Kata-kata Mark bagaikan lonceng kecil yang menyadarkannya dari kekacauan pikiran.
Calista tercengang. Entah kenapa, setelah hari itu, ia selalu merasa ada yang berbeda dari perilaku Mark.
Ia menjadi lebih teguh!
Dan bahkan, genggamannya kini terasa jauh berbeda.
"Dasar orang bodoh!"
"Kamu bajingan, beraninya kamu menantang kami? Apakah kamu tidak memandang para paman dan kakekmu?" Tuan keempat Bonard Qiu langsung membentak sambil menunjuk ke arah Mark.
"Paman dan kakek?" Mark tertawa, seolah-olah sedang mendengar sebuah lelucon baru, "Paman keempat, izinkan aku bertanya kepada kalian semua. Selama ini, kami selalu memperlakukan kalian seperti keluarga. Tapi bagaimana dengan kalian? Apakah kalian memperlakukan kami seperti keponakan dan menantu?"
"Baru saja kalian bahkan berusaha untuk mempermalukan Calista. Bukannya berusaha mendengar apa yang terjadi padanya, kalian malah menuduh dan ingin membuatnya memohon? Jadi siapa yang sebenarnya adalah keponakanmu? Efendy Shen atau Calista? Lagi pula, aku yakin jika Tuan Muda Shen meminta kalian untuk membuang Calista, kalian tanpa pikir panjang akan langsung menghapusnya dari daftar anggota Keluarga Qiu."
Kata-kata Mark tegas dan matanya yang tajam tertuju pada Bonard Qiu dan anggota keluarga lainnya.
Fakta setajam pisau membuat Bonard Qiu tak mampu menjawab. Untuk sesaat, ia membuka bibir dan mencoba membalas, namun tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya.
"Bukannya mereka tidak mengenali Calista sebagai anggota keluarga, tetapi Yumi mengatakan bahwa Tuan Muda Shen hanya bercanda dengan Calista, jadi..." Brain Qiu berusaha menjelaskan, tetapi dari nada bicaranya, jelas ia sendiri tak percaya dengan apa yang sedang ia sebutkan.
Senyum sinis mark semakin menjadi-jadi: "Bercanda? Paman keempat, kalau seseorang menyentuh bibi keempat di jalan, apakah menurutmu itu lelucon? Kalau seseorang menyentuh Yumi, apakah kamu akan menganggapnya sebagai lelucon?"
"Ini..." Brain Qiu tiba-tiba terdiam, ia tak tahu harus menjawab apa.
Mark kemudian mendaratkan tatapan tajamnya pada Tuan Besar Qiu: "Tuan Muda Shen menghina Calista terlebih dahulu. Kami hanya membela diri. Apa yang salah dengan itu? Mengapa kalian semua hanya mendengar perkataan Yumi dan langsung menghina Calista? "
"Apakah kalian tidak merasa bersalah?"
Tatapan mark begitu dingin, ia tidak takut pada seorang pun dari Keluarga Qiu.
Calista masih terpana.
Apakah ini pria yang sama dengan suaminya yang selalu menerima penghinaan dengan rendah hati?
Apakah ini masih Mark si pecundang?
Sejak kapan suaminya menjadi berani dan percayaa diri seperti ini?
Keberanian Mark membuat Calista merasa tenang. Ia melihat sisi baru yang tak pernah ia temukan dari suaminya.
Mendengar pertanyaan Mark, seluruh anggota Keluarga Qiu tak mampu menjawab. Mereka mengalihkan pandangan dan menunduk dalam pikiran masing-masing. Tuan keempat kini hanya dapat menghela nafas panjang, menanggung malu dari perkataannya barusan.
Tuan Besar Qiu menjadi semakin marah, dia tidak punya pilihan selain mengandalkan usia tuanya dan berteriak: "Dasar menantu durhaka! Tak hanya miskin, kamu bahkan berani melawan orang yang lebih tua! Bahkan jika kami salah, kamu tidak memiliki hak untuk menyalahkan kami. Sekarang, berlutut di hadapan kita semua, atau pergi dari Keluarga Qiu!"
Mark tersenyum penuh kemenangan: "Kakek, kamu sudah hidup cukup lama, dan sudah pernah melalui asam dan garam. Aku selalu mengira kamu bisa menjadi penengah keluarga ini. Tetapi sepertinya hidup yang panjang tidak mengajarkanmu apa pun, kamu hanyalah pria tua yang sombong."
"Tidak masalah jika harus pergi dari Keluarga Qiu."
"Calista, ayo pergi, aku akan mengantarmu pulang."
Di dalam tatapan syok semua anggota Keluarga Qiu, Mark meraih tangan Calista dan berjalan keluar dari Keluarga Qiu tanpa menoleh ke belakang, meninggalkan suasana canggung.
"Kalian-" Melihat Mark dan Calista pergi begitu saja, Tuan Besar Qiu begitu marah hingga ia mulai kehabisan nafas.
"Kakak ketiga, lihatlah putri dan menantu kesayanganmu itu!"
"Keluargamu benar-benar hebat, setiap anggota keluarga kalian sangat pandai menciptakan masalah."
"Keluarga Qiu tidak memiliki anak perempuan seperti ini."
"Mulai malam ini, Calista ini bukan lagi bagian dari keluarga Qiu!"
"Biarkan dia keluar dari Logistic Water Qiu besok."
Kakak tertua, Hartman Qiu ikut berteriak sambil berusaha menenangkan ayahnya.
Tatapan Brain Qiu kosong, wajahnya pusat. Semua tenaganya sudah terkuras habis.
Di luar kediaman Keluarga Qiu, Mark menarik Calista dalam perjalanan pulang.
Calista kini tenggelam dalam pikirannya. Kemungkinan besar mulai hari ini, tidak akan ada lagi tempat bagi Calista di seluruh Keluarga Qiu.
Dia lahir dan besar di dalam lingkungan Keluarga Qiu. Kalau bukan bersama mereka, di mana ia akan tinggal? Bagaimana ia harus menjalankan kehidupan?
"Calista, tenang saja. Tak lama lagi Keluarga Qiu akan mencarimu kembali" kata Mark sambil tersenyum, membawa keyakinan yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata.
"Benarkah?"
"Tentu saja." Ucap Mark meyakinkan.
Pada saat yang sama, di pusat Kota Yunzhou, kediaman Keluarga Li
Seorang lelaki tua menggenggam segelas anggur merah sambil berdiri di depan jendela besar dengan pemandangan langit. Di luar, langit dan sungai terlihat damai, lampu menerangi jalan, dan kendaraan terus berlalu-lalang. Tiba-tiba datang suara dari belakang: "Tuan Chu, hadiah dari Axel Li untukmu sudah tiba."
"Semoga kamu menyukainya."
Axel Li tersenyum ringan, sambi mengambil gelas anggur. Ia kemudian termenung sejenak melihat keindahan kot, sebelum meminum semuanya dalam satu tegukan!
"Calista, datang dan duduklah," sapa ayah Calista, Brain Qiu. Pada saat ini, ponsel Mark tiba-tiba berdering. Dia tersenyum meminta maaf dan meminta izin untuk mengangkat panggilan yang datang.
"Memangnya ada urusan penting apa dia? Dasar orang bodoh..." Yumi mendengus dingin. Ia kemudian teringat akan kejadian sore tadi, dan langsung menambahkan, "Ngomong-ngomong, kakek, aku hampir lupa! Tadi sore, tuan muda dari keluarga Shen datang ke perusahaan untuk mendiskusikan bisnis denganku, tetapi Mark dan istrinya memukulnya di depan kantor. "
Apa?
Mendengar ini, seluruh ruangan terdiam sejenak, dan menatap satu sama lain.
"Memukul tuan muda dari keluarga Shen?"
"Apakah mereka gila?"
"Orang itu adalah putra satu-satunya Keluarga Shen, ia adalah penerus Perusahaan Shen! "
"Ayahnya, Andre Shen, sebelumnya orang terkaya di Yunzhou dan sangat berkuasa. Hubungannya dengan Axel Li sangat baik! "
"Axel Li, raja nomor satu di Yunzhou!"
"Latar belakang mereka terlalu mengerikan. Beraninya kalian memukul mereka?"
"Nasib Keluarga Qiu akan hancur!"
Dalam sekejap, raut semua anggota Keluarga Qiu runtuh. Begitu pula Tuan Besar Qiu, ia tak bisa menyembunyikan kemarahannya.
Perusahaan Shen adalah salah satu perusahaan terbesar di Yunzhou, dengan aset sekitar puluhan miliar. Sedangkan perusahaan logistik Keluarga Qiu hanya memiliki aset puluhan juta. Mereka tertinggal sangat jauh, jadi tentu saja mereka bukan apa-apa di mata Keluarga Shen. Atas dasar apa mereka berani menyinggung anggota Keluarga Shen?
Wajah ayah Calista, Brain Qiu, tampak pucat pasi.
"Kakek, kami hanya berusaha melindungi diri. Pria itulah yang lebih dulu mencari masalah, ia berusaha melecehkanku. "Calista membela diri.
"Kakak Ketiga, mengapa semua harus begitu hitam dan putih? Tentu saja tadi Tuan Muda Shen hanya bercanda. Pemikiranmu begitu sempit, seakan-akan kamu orang tersuci di dunia. Kamu bahkan tak bisa diajak bercanda dan menuduh orang lain menggodamu."
Yumi tersenyum, lalu dengan cepat memasang raut memelas dan menatap Tuan Besar Qiu: "Kakek, bantulah aku. Aku menghabiskan banyak waktu dan tenaga sebelum akhirnya dapat bekerja sama dengan Perusahaan Shen. Hari ini ia datang untuk menandatangani kontrak, namun setelah dipukuli, ia pergi. Semua usahaku menjadi sia-sia karena mereka!"
Ketika Ananta mendengar bahwa pekerjaan putrinya terganggu, ia ikut membuka suara: "Apakah keluargamu mencoba menghancurkan Keluarga Qiu?"
"Seharusnya kita mengusir mereka dulu. Bertahun-tahun makan dan hidup dari kerja keras Keluarga Qiu, mereka sama sekali tidak membantu, dan malah membawa banyak masalah untuk Keluarga Qiu!"
"Mereka adalah pembawa bencana!" Ananta mengutuk dengan marah.
"Ya, kan sudah kuingatkan sejak dulu, wanita ini seharusnya dibuang jauh-jauh. Menahannya hanya akan merugikan kita!"
"Keluarga Qiu hampir mati karena kalian saat itu, dan sekarang kalian ingin membunuh kita lagi?" Anggota Keluarga Qiu yang lain juga menambahkan.
Tuan Besar Qiu memasang wajah kesal dan menatap sinis: "Calista, tahukah kamu bahwa kamu salah?"
"Kakek, aku tidak mengerti. Mengapa kalian hanya mendengarkan..."
"Diam! Kamu masih tidak menyesalinya? Dan bahkan tidak mengerti akan kesalahanmu sendiri? Sekarang coba jelaskan, apakah kalian memukul Tuan Muda Shen?"
"Selain itu, apakah usaha Yumi menjadi sia-sia karena perilaku kalian? "
"Dan yang terpenting, apakah Keluarga Qiu akan terkena bahaya karena ini?" Tuan Besar Qiu melotot penuh amarah. Ia menanyakan tiga pertanyaan berturut-turut, tanpa memberi kesempatan kepada Calista untuk membela diri
"Kakek, apakah kamu masih perlu bertanya? Dia sendiri sudah mengakuinya. Ia dan Mark memukul Tuan Muda Shen hanya karena sebuah lelucon."
"Gadis ini sudah terlalu dimanja oleh keluarganya. Menurutku, hari ini kita harus memberinya pelajaran, ia harus berlutut dan meminta maaf atas semua kesalahannya." Tuan keempat, Bonard Qiu, menambahkan.
"Betul! Berlutut dan minta maaf pada Yumi!"
"Minta maaf pada Keluarga Qiu."
"Bagaimana kalau kita usir saja dia!"
Yumi, Ananta dan anggota Keluarga Qiu lainnya mulai berseru penuh kekesalan. Mereka ingin membuat gadis itu meminta maaf, dan diusir dari Keluarga Qiu. Andai saja mereka diusir, pembagian harta keluarga akan semakin menguntungkan ketika Tuan Besar Qiu wafat.
Ketika Brain Qiu mendengar usulan untuk mengusir mereka dari Keluarga Qiu, ia langsung memohon belas kasihan Tuan Besar Qiu, dan meminta Calista berlutut dan meminta maaf.
"Calista, cepat berlutut, kenapa kamu tak juga bergerak?"
"Apakah kamu benar-benar ingin keluarga kita mati kelaparan?" teriak Brain Qiu dengan getir.
Saat ini, cacian terus menusuk harga dirinya, dan semua orang memintanya untuk berlutut dan memohon maaf atas dosa-dosanya.
Calista hanya berdiri sambil menatap orang-orang itu. Ia merasa sedih, memikirkan bagaimana keluarganya hanya memikirkan kepentingan mereka sendiri, bahkan ayahnya pun begitu.
Selain itu, ia juga bertanya-tanya mengapa mereka semua hanya peduli akan apa yang dialami oleh Yumi, mengapa mereka tidak mendengar penjelasannya.
Yang terpenting, mengapa mereka lebih memilih membela Efendy Shen, dibandingkan anggota keluarganya sendiri?
Apakah hanya karena suami Yumi kaya dan berkuasa sedangkan suaminya miskin?
Apakah hanya karena Efendy Shen memiliki latar belakang yang mengerikan sementara dia dan Mark bukan siapa-siapa?
Semua orang di Keluarga Qiu masih berteriak. Calista Qiu tiba-tiba tersenyum kecil, dan air mata mulai mengalir dari ujung matanya.
Saat ini, Calista merasa seperti orang paling hina di dunia.
Sekali lagi, ia harus menerima kenyataan. Orang dengan kekayaan dan kekuasaan akan selalu menang.
Calista perlahan menundukkan kepalanya, sedikit demi sedikit menekuk lututnya, dan bersiap untuk berlutut di depan semua anggota Keluarga Qiu.
Namun, sedetik sebelum ia menjatuhkan lututnya ke tanah, sebuah tangan yang kokoh tiba-tiba merangkul tubuhnya dari belakang.
"Calista, untuk apa berlutut? Tidak ada yang perlu dimaafkan! "Kata-kata Mark bagaikan lonceng kecil yang menyadarkannya dari kekacauan pikiran.
Calista tercengang. Entah kenapa, setelah hari itu, ia selalu merasa ada yang berbeda dari perilaku Mark.
Ia menjadi lebih teguh!
Dan bahkan, genggamannya kini terasa jauh berbeda.
"Dasar orang bodoh!"
"Kamu bajingan, beraninya kamu menantang kami? Apakah kamu tidak memandang para paman dan kakekmu?" Tuan keempat Bonard Qiu langsung membentak sambil menunjuk ke arah Mark.
"Paman dan kakek?" Mark tertawa, seolah-olah sedang mendengar sebuah lelucon baru, "Paman keempat, izinkan aku bertanya kepada kalian semua. Selama ini, kami selalu memperlakukan kalian seperti keluarga. Tapi bagaimana dengan kalian? Apakah kalian memperlakukan kami seperti keponakan dan menantu?"
"Baru saja kalian bahkan berusaha untuk mempermalukan Calista. Bukannya berusaha mendengar apa yang terjadi padanya, kalian malah menuduh dan ingin membuatnya memohon? Jadi siapa yang sebenarnya adalah keponakanmu? Efendy Shen atau Calista? Lagi pula, aku yakin jika Tuan Muda Shen meminta kalian untuk membuang Calista, kalian tanpa pikir panjang akan langsung menghapusnya dari daftar anggota Keluarga Qiu."
Kata-kata Mark tegas dan matanya yang tajam tertuju pada Bonard Qiu dan anggota keluarga lainnya.
Fakta setajam pisau membuat Bonard Qiu tak mampu menjawab. Untuk sesaat, ia membuka bibir dan mencoba membalas, namun tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya.
"Bukannya mereka tidak mengenali Calista sebagai anggota keluarga, tetapi Yumi mengatakan bahwa Tuan Muda Shen hanya bercanda dengan Calista, jadi..." Brain Qiu berusaha menjelaskan, tetapi dari nada bicaranya, jelas ia sendiri tak percaya dengan apa yang sedang ia sebutkan.
Senyum sinis mark semakin menjadi-jadi: "Bercanda? Paman keempat, kalau seseorang menyentuh bibi keempat di jalan, apakah menurutmu itu lelucon? Kalau seseorang menyentuh Yumi, apakah kamu akan menganggapnya sebagai lelucon?"
"Ini..." Brain Qiu tiba-tiba terdiam, ia tak tahu harus menjawab apa.
Mark kemudian mendaratkan tatapan tajamnya pada Tuan Besar Qiu: "Tuan Muda Shen menghina Calista terlebih dahulu. Kami hanya membela diri. Apa yang salah dengan itu? Mengapa kalian semua hanya mendengar perkataan Yumi dan langsung menghina Calista? "
"Apakah kalian tidak merasa bersalah?"
Tatapan mark begitu dingin, ia tidak takut pada seorang pun dari Keluarga Qiu.
Calista masih terpana.
Apakah ini pria yang sama dengan suaminya yang selalu menerima penghinaan dengan rendah hati?
Apakah ini masih Mark si pecundang?
Sejak kapan suaminya menjadi berani dan percayaa diri seperti ini?
Keberanian Mark membuat Calista merasa tenang. Ia melihat sisi baru yang tak pernah ia temukan dari suaminya.
Mendengar pertanyaan Mark, seluruh anggota Keluarga Qiu tak mampu menjawab. Mereka mengalihkan pandangan dan menunduk dalam pikiran masing-masing. Tuan keempat kini hanya dapat menghela nafas panjang, menanggung malu dari perkataannya barusan.
Tuan Besar Qiu menjadi semakin marah, dia tidak punya pilihan selain mengandalkan usia tuanya dan berteriak: "Dasar menantu durhaka! Tak hanya miskin, kamu bahkan berani melawan orang yang lebih tua! Bahkan jika kami salah, kamu tidak memiliki hak untuk menyalahkan kami. Sekarang, berlutut di hadapan kita semua, atau pergi dari Keluarga Qiu!"
Mark tersenyum penuh kemenangan: "Kakek, kamu sudah hidup cukup lama, dan sudah pernah melalui asam dan garam. Aku selalu mengira kamu bisa menjadi penengah keluarga ini. Tetapi sepertinya hidup yang panjang tidak mengajarkanmu apa pun, kamu hanyalah pria tua yang sombong."
"Tidak masalah jika harus pergi dari Keluarga Qiu."
"Calista, ayo pergi, aku akan mengantarmu pulang."
Di dalam tatapan syok semua anggota Keluarga Qiu, Mark meraih tangan Calista dan berjalan keluar dari Keluarga Qiu tanpa menoleh ke belakang, meninggalkan suasana canggung.
"Kalian-" Melihat Mark dan Calista pergi begitu saja, Tuan Besar Qiu begitu marah hingga ia mulai kehabisan nafas.
"Kakak ketiga, lihatlah putri dan menantu kesayanganmu itu!"
"Keluargamu benar-benar hebat, setiap anggota keluarga kalian sangat pandai menciptakan masalah."
"Keluarga Qiu tidak memiliki anak perempuan seperti ini."
"Mulai malam ini, Calista ini bukan lagi bagian dari keluarga Qiu!"
"Biarkan dia keluar dari Logistic Water Qiu besok."
Kakak tertua, Hartman Qiu ikut berteriak sambil berusaha menenangkan ayahnya.
Tatapan Brain Qiu kosong, wajahnya pusat. Semua tenaganya sudah terkuras habis.
Di luar kediaman Keluarga Qiu, Mark menarik Calista dalam perjalanan pulang.
Calista kini tenggelam dalam pikirannya. Kemungkinan besar mulai hari ini, tidak akan ada lagi tempat bagi Calista di seluruh Keluarga Qiu.
Dia lahir dan besar di dalam lingkungan Keluarga Qiu. Kalau bukan bersama mereka, di mana ia akan tinggal? Bagaimana ia harus menjalankan kehidupan?
"Calista, tenang saja. Tak lama lagi Keluarga Qiu akan mencarimu kembali" kata Mark sambil tersenyum, membawa keyakinan yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata.
"Benarkah?"
"Tentu saja." Ucap Mark meyakinkan.
Pada saat yang sama, di pusat Kota Yunzhou, kediaman Keluarga Li
Seorang lelaki tua menggenggam segelas anggur merah sambil berdiri di depan jendela besar dengan pemandangan langit. Di luar, langit dan sungai terlihat damai, lampu menerangi jalan, dan kendaraan terus berlalu-lalang. Tiba-tiba datang suara dari belakang: "Tuan Chu, hadiah dari Axel Li untukmu sudah tiba."
"Semoga kamu menyukainya."
Axel Li tersenyum ringan, sambi mengambil gelas anggur. Ia kemudian termenung sejenak melihat keindahan kot, sebelum meminum semuanya dalam satu tegukan!
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved