chapter 6 Dua Puluh Yuan, Termasuk Ongkos Kirim
by Mike
02:04,Dec 25,2023
Adrian hanya mampu berdoa agar ayahnya berubah pikiran dan membantunya. Mau tak mau, Adrian hanya mampu menggertakkan gigi sambil berjalan masuk ke Ruang VIP.
"Adrian, kapan orang tuamu pulang ke Yunzhou? Lagipula pertemuan antar keluarga seharusnya terjadi malam ini." Begitu Adrian masuk, Ananta Qiu langsung menyambutnya dengan pertanyaan yang tak ingin ia dengar.
Tetapi benar orang tua pengantin pria belum juga muncul. Jika acara harus berakhir tanpa bertemu dengan Keluarga pria, wajar apabila mereka merasa bahwa Keluarga Chu tidak memandang Keluarga Qiu.
Adrian menghela nafas panjang sambil tersenyum canggung: "Ya, sebentar lagi."
"Adrian, kenapa hadiah pertunanganmu belum tiba?"
"Apakah orang tuamu tidak senang denganku?" Pada saat ini, Yumi tidak bisa menunggu lebih lama lagi dan mulai mengeluh kepada Adrian.
Keringat dingin mulai membasahi punggung Adrian, apa yang akan terjadi jika hadiah pertunangannya tak kunjung datang malam ini?
"Hadiahmu akan datang sebentar lagi." Adrian masih tersenyum, tapi nada bicaranya meragukan.
Tiba-tiba terdengar suara gemuruh mobil di luar restoran.
Tak lama kemudian, salah satu supir Keluarga Qiu berlari masuk dan membawa kabar gembira: "Putri tuan keempat, hadiah pertunanganmu sudah tiba!"
"Benarkah?" Seketika seluruh Keluarga Qiu berdiri dan berbondong-bondong keluar mencari hadiah yang disebutkan. Raut masam Yumi hilang, kini ia kembali memasang wajah sombongnya.
Tak terkecuali Calista, ia juga berdiri berjalan bersama Keluarga Qiu yang lain, ingin melihat apa hadiah pertunangan sepupunya.
"Hei, tak usah berdiri di depan, ini bukan hadiah untukmu." Yumi melototi Calista penuh rasa jijik, sambil melambaikan tangan untuk mengusirnya jauh.
Calista tidak membalas, hanya menatapnya kembali dengan raut datar.
Calista tak bisa berkata banyak mengenai pertunangan, karena semua anggota Keluarga Qiu paham betul ia sudah menikah dengan orang tidak berguna. Saat itu, ia tidak mendapatkan hadiah apapun, dan mau tak mau hanya merayakan pertunangannya dengan sederhana
Pernikahan seharusnya menjadi momen terindah dan tak terlupakan. Tapi Calista berbeda, ia ingin melupakan hari memalukan itu.
"Paman, kamu akhirnya datang."
"Aku tahu ayah tak akan sekejam itu pada anak sepertiku."
Melihat sang paman keluar dari Mercedes-Benz, Adrian menjadi begitu bersemangat hingga tanpa sadar menarik Yumi ke depan untuk menyambut ayahnya.
"Cepat, Yumi, sapa pamanmu. Selain ayah, paman adalah orang yang paling menyayangiku."
"Hah, tidak perlu!" Raut pria itu tenang, tetapi kata-katanya dingin.
Senyum Yumi runtuh saat semangatnya dibalas dengan penolakan dingin.
"Paman kedua, apa maksudmu? Ini adalah hari bahagia keponakan kesayanganmu," Adrian masih terkejut dengan sikap pamannya.
Yeremi Chu mengabaikan keponakannya. Ia hanya mengangkat lengannya dan meminta seorang pelayan membantunya mengangkat barang dari mobil.
"Ambil ini, hadiah pertunangan dari Keluarga Chu kami untukmu!"
Yeremi Chu meletakkan sebuah kotak di depan Yumi dan berkata dengan ketus. Ia pergi tanpa menunggu jawaban, dan menghilang bahkan sebelum anggota Keluarga Qiu sampai di gerbang restoran.
"Hei!"
"Mengapa ia sudah pergi?"
"Kita bahkan belum sempat berbincang?"Ananta tampak bingung.
Adrian sedikit malu, jadi dia harus pamit dengan mengatakan bahwa pamannya masih ada yang harus dilakukan.
"Tidak apa-apa, kita bisa bertemu lagi nanti. Lebih baik kita lihat dulu apa hadiah dari keluarga Adrian."
"Adrian berasal dari keluarga kelas atas, tentu saja hadiahnya akan sangat mahal."
"Itu bukan sekotak uang, kan?"
"Wow, berapa uang di dalam kotak itu?"
"Bibi keempat, aku sangat iri padamu, kamu telah menemukan menantu yang baik!"
Keluarga Qiu membalas satu sama lain dengan rasa iri dan juga penasaran.
Ibu dan anak Ananta dan Yumi tersanjung dengan semua pujian yang mereka terima. Mereka tersenyum seakan-akan sedang berada di puncak tertinggi dunia.
Kemudian setelah mencerna habis seluruh pujian tersebut, Yumi akhirnya berjalan mendekat, dan membuka kotak besar itu.
Tetapi pemandangan yang menyambut mereka bukanlah sekotak uang tunai yang diharapkan anggota Keluarga Qiu.
"Apa ini?"
"Dedaunan gelap dan berbau seperti teh?"
"Sepertinya itu barang berharga yang bahkan tak kita tahu nilainya, kan? Bisa jadi nilai tukasnya melebihi sebuah emas!" tebak Ananta sambil tersenyum.
Gio berjalan, mengambil segenggam, meletakkannya di ujung hidungnya dan mengendus: "Ini teh Longjing dari Danau Barat, sejenis teh hijau."
"Teh hijau?"
"Mustahil! Gio, apakah kamu yakin? Mana ada keluarga yang memberikan teh hijau sebagai hadiah pertunangan!" Ananta tidak mempercayainya. Tidak peduli semahal apa teh hijau, ia yakin Keluarga Chu mampu memberikan mereka yang lebih.
"Hah? Bibi keempat, lihat, sepertinya ada sesuatu yang terkubur di dalam teh?"
Tiba-tiba semua orang semakin heboh, seakan membuka hadiah dengan bungkus berlapis-lapis. Ananta kembali berseru: "Tentu saja ada sesuatu di dalamnya, anakku jauh lebih berharga dari sebuah daun teh hijau. Pasti ada batu mulia yang tersembunyi di dalamnya."
Ananta tersenyum sambil menyingkirkan daun teh bersama putrinya.
"Ini...?"
"Jam?"
Setelah melihat benda di dasar kotak, semua orang kembali bingung. Karena benda itu bukan emas atau berlian, tetapi sebuah jam besar.
"Aku tahu, jam tangan ini pasti dibuat dengan berlian."
"Aku pernah melihat jam di Swiss yang terbuat dari berlian di TV sebelumnya. Mereka melelangnya hingga mencapai sepuluh juta dolar. Jam ini pasti sama dengan jam yang kulihat di TV, paling tidak harganya satu juta." Ananta masih tersenyum, dan Yumi melihat jam tersebut dengan teliti, berusaha keras untuk menemukan berlian bernilai satu juta di atasnya.
"Bibinya yang keempat, coba berikan jamnya kepadaku."
Tiba-tiba, ibu Calista, Hannie, mengambil arloji itu dan memperhatikan dengan seksama.
"Hati-hati, jangan sampai jatuh ataupun tergores. Kamu tidak mampu membayarnya." Lirik Yumi dengan jijik.
"Ini bukan jam tangan Swiss, ini tak bermerek. Aku baru saja membeli jam yang sama minggu lalu di internet, harganya dua puluh yuan, termasuk ongkos kirim." Kata Hannie penuh keyakinan.
"Apa-apaan!"
"Bagi mereka, harga keluargamu dua puluh yuan."
"Dasar orang menjijikkan! Kamu bahkan berusaha menghina kami di hari pertunangan anakku, hanya karena Yumi telah mendapatkan menantu yang jauh lebih baik darimu."
"Ini jam tangan Swiss dengan berlian!"
Ananta berteriak sambil menunjuk wajah Hannie seperti anjing gila.
"Keluarga bibi keempat, pergi dari pesta kami sekarang juga! Dasar keluarga pembohong!"
"Yumi, Ananta, mereka benar. Aku baru saja mengecek toko online, jam ini ada di peringkat satu aksesoris terbaru, dua puluh yuan termasuk ongkos kirim. Lagi pula, label harganya masih tertempel di sana" Tiba-tiba salah satu anggota keluarga menyeletuk.
"Sial, mereka tidak berbohong!"
"Lihat ini, aku juga melihatnya di daftar aksesoris dengan diskon terbaik."
"Apa maksud keluarga Adrian?"
"Mereka mengirimkanku teh hijau dan sebuah jam murahan?"
"Teh hijau, jam murah?"
"Apa maksud mereka?"
Keluarga Qiu mulai bertanya-tanya, berusaha menebak maksud Keluarga Chu.
"Ia mengirimkanku jam murahan."
"Apakah ia menganggapku gadis murahan?"
"Ini keterlaluan!"
Kebanyakan anggota Keluarga Qiu hanya diam dalam pikiran mereka masing-masing. Sebenarnya, di antara seluruh anggota keluarga, Yumi dan Ananta merupakan dua orang dengan karakter terburuk. Meskipun begitu, mereka tidak bisa mengatakannya secara langsung. Menyaksikan kejadian memalukan ini, Tubuh Tuan Besar Qiu gemetar karena amarah.
Di sisi lain, keluarga Yumi kini dipenuhi dengan rasa malu. Harga diri mereka benar-benar habis malam ini.
"Yumi, dengarkan penjelasanku." Adrian masih ingin menjelaskan situasinya saat ini.
Tangis Yumi pecah di tempat, tak ingin mendengarkan alasan apa pun dari pria itu. Ia kemudian menampar Adrian sebelum melemparkan kotak itu ke arahnya: "Pergi, hari ini juga kita putus! Aku tidak ingin menikah denganmu."
"Dasar pria pelit, seluruh keluargamu juga murahan!"
"Mengapa kamu berpura-pura kaya jika kamu tidak punya uang? Jangan buat keluarga kami malu!" Ibu Yumi, Ananta, juga mengutuk dengan marah.
Adrian tak bisa melawan, memang benar ia baru saja membuat keluarga Yumi malu. Rasa malu yang juga ia rasakan membuatnya diam menunduk.
Namun di saat yang sama, sejumlah mobil mewah berhenti di depan restoran.
Selusin pria berbadan besar berdatangan dari dalam dengan jas dan sepatu kulit putih, menampilkan aura yang luar biasa.
"Permisi, apakah putri dari tuan ketiga dari Keluarga Qiu ada di sini? Keluarga Chu ada di sini untuk memberikan hadiah pertunangan!"
Boom!
Suasana menjadi hening, sebelum semua anggota Keluarga Qiu menolehkan kepalanya serentak ke arah Calista yang masih tak berkutik.
"A... aku?"
"Adrian, kapan orang tuamu pulang ke Yunzhou? Lagipula pertemuan antar keluarga seharusnya terjadi malam ini." Begitu Adrian masuk, Ananta Qiu langsung menyambutnya dengan pertanyaan yang tak ingin ia dengar.
Tetapi benar orang tua pengantin pria belum juga muncul. Jika acara harus berakhir tanpa bertemu dengan Keluarga pria, wajar apabila mereka merasa bahwa Keluarga Chu tidak memandang Keluarga Qiu.
Adrian menghela nafas panjang sambil tersenyum canggung: "Ya, sebentar lagi."
"Adrian, kenapa hadiah pertunanganmu belum tiba?"
"Apakah orang tuamu tidak senang denganku?" Pada saat ini, Yumi tidak bisa menunggu lebih lama lagi dan mulai mengeluh kepada Adrian.
Keringat dingin mulai membasahi punggung Adrian, apa yang akan terjadi jika hadiah pertunangannya tak kunjung datang malam ini?
"Hadiahmu akan datang sebentar lagi." Adrian masih tersenyum, tapi nada bicaranya meragukan.
Tiba-tiba terdengar suara gemuruh mobil di luar restoran.
Tak lama kemudian, salah satu supir Keluarga Qiu berlari masuk dan membawa kabar gembira: "Putri tuan keempat, hadiah pertunanganmu sudah tiba!"
"Benarkah?" Seketika seluruh Keluarga Qiu berdiri dan berbondong-bondong keluar mencari hadiah yang disebutkan. Raut masam Yumi hilang, kini ia kembali memasang wajah sombongnya.
Tak terkecuali Calista, ia juga berdiri berjalan bersama Keluarga Qiu yang lain, ingin melihat apa hadiah pertunangan sepupunya.
"Hei, tak usah berdiri di depan, ini bukan hadiah untukmu." Yumi melototi Calista penuh rasa jijik, sambil melambaikan tangan untuk mengusirnya jauh.
Calista tidak membalas, hanya menatapnya kembali dengan raut datar.
Calista tak bisa berkata banyak mengenai pertunangan, karena semua anggota Keluarga Qiu paham betul ia sudah menikah dengan orang tidak berguna. Saat itu, ia tidak mendapatkan hadiah apapun, dan mau tak mau hanya merayakan pertunangannya dengan sederhana
Pernikahan seharusnya menjadi momen terindah dan tak terlupakan. Tapi Calista berbeda, ia ingin melupakan hari memalukan itu.
"Paman, kamu akhirnya datang."
"Aku tahu ayah tak akan sekejam itu pada anak sepertiku."
Melihat sang paman keluar dari Mercedes-Benz, Adrian menjadi begitu bersemangat hingga tanpa sadar menarik Yumi ke depan untuk menyambut ayahnya.
"Cepat, Yumi, sapa pamanmu. Selain ayah, paman adalah orang yang paling menyayangiku."
"Hah, tidak perlu!" Raut pria itu tenang, tetapi kata-katanya dingin.
Senyum Yumi runtuh saat semangatnya dibalas dengan penolakan dingin.
"Paman kedua, apa maksudmu? Ini adalah hari bahagia keponakan kesayanganmu," Adrian masih terkejut dengan sikap pamannya.
Yeremi Chu mengabaikan keponakannya. Ia hanya mengangkat lengannya dan meminta seorang pelayan membantunya mengangkat barang dari mobil.
"Ambil ini, hadiah pertunangan dari Keluarga Chu kami untukmu!"
Yeremi Chu meletakkan sebuah kotak di depan Yumi dan berkata dengan ketus. Ia pergi tanpa menunggu jawaban, dan menghilang bahkan sebelum anggota Keluarga Qiu sampai di gerbang restoran.
"Hei!"
"Mengapa ia sudah pergi?"
"Kita bahkan belum sempat berbincang?"Ananta tampak bingung.
Adrian sedikit malu, jadi dia harus pamit dengan mengatakan bahwa pamannya masih ada yang harus dilakukan.
"Tidak apa-apa, kita bisa bertemu lagi nanti. Lebih baik kita lihat dulu apa hadiah dari keluarga Adrian."
"Adrian berasal dari keluarga kelas atas, tentu saja hadiahnya akan sangat mahal."
"Itu bukan sekotak uang, kan?"
"Wow, berapa uang di dalam kotak itu?"
"Bibi keempat, aku sangat iri padamu, kamu telah menemukan menantu yang baik!"
Keluarga Qiu membalas satu sama lain dengan rasa iri dan juga penasaran.
Ibu dan anak Ananta dan Yumi tersanjung dengan semua pujian yang mereka terima. Mereka tersenyum seakan-akan sedang berada di puncak tertinggi dunia.
Kemudian setelah mencerna habis seluruh pujian tersebut, Yumi akhirnya berjalan mendekat, dan membuka kotak besar itu.
Tetapi pemandangan yang menyambut mereka bukanlah sekotak uang tunai yang diharapkan anggota Keluarga Qiu.
"Apa ini?"
"Dedaunan gelap dan berbau seperti teh?"
"Sepertinya itu barang berharga yang bahkan tak kita tahu nilainya, kan? Bisa jadi nilai tukasnya melebihi sebuah emas!" tebak Ananta sambil tersenyum.
Gio berjalan, mengambil segenggam, meletakkannya di ujung hidungnya dan mengendus: "Ini teh Longjing dari Danau Barat, sejenis teh hijau."
"Teh hijau?"
"Mustahil! Gio, apakah kamu yakin? Mana ada keluarga yang memberikan teh hijau sebagai hadiah pertunangan!" Ananta tidak mempercayainya. Tidak peduli semahal apa teh hijau, ia yakin Keluarga Chu mampu memberikan mereka yang lebih.
"Hah? Bibi keempat, lihat, sepertinya ada sesuatu yang terkubur di dalam teh?"
Tiba-tiba semua orang semakin heboh, seakan membuka hadiah dengan bungkus berlapis-lapis. Ananta kembali berseru: "Tentu saja ada sesuatu di dalamnya, anakku jauh lebih berharga dari sebuah daun teh hijau. Pasti ada batu mulia yang tersembunyi di dalamnya."
Ananta tersenyum sambil menyingkirkan daun teh bersama putrinya.
"Ini...?"
"Jam?"
Setelah melihat benda di dasar kotak, semua orang kembali bingung. Karena benda itu bukan emas atau berlian, tetapi sebuah jam besar.
"Aku tahu, jam tangan ini pasti dibuat dengan berlian."
"Aku pernah melihat jam di Swiss yang terbuat dari berlian di TV sebelumnya. Mereka melelangnya hingga mencapai sepuluh juta dolar. Jam ini pasti sama dengan jam yang kulihat di TV, paling tidak harganya satu juta." Ananta masih tersenyum, dan Yumi melihat jam tersebut dengan teliti, berusaha keras untuk menemukan berlian bernilai satu juta di atasnya.
"Bibinya yang keempat, coba berikan jamnya kepadaku."
Tiba-tiba, ibu Calista, Hannie, mengambil arloji itu dan memperhatikan dengan seksama.
"Hati-hati, jangan sampai jatuh ataupun tergores. Kamu tidak mampu membayarnya." Lirik Yumi dengan jijik.
"Ini bukan jam tangan Swiss, ini tak bermerek. Aku baru saja membeli jam yang sama minggu lalu di internet, harganya dua puluh yuan, termasuk ongkos kirim." Kata Hannie penuh keyakinan.
"Apa-apaan!"
"Bagi mereka, harga keluargamu dua puluh yuan."
"Dasar orang menjijikkan! Kamu bahkan berusaha menghina kami di hari pertunangan anakku, hanya karena Yumi telah mendapatkan menantu yang jauh lebih baik darimu."
"Ini jam tangan Swiss dengan berlian!"
Ananta berteriak sambil menunjuk wajah Hannie seperti anjing gila.
"Keluarga bibi keempat, pergi dari pesta kami sekarang juga! Dasar keluarga pembohong!"
"Yumi, Ananta, mereka benar. Aku baru saja mengecek toko online, jam ini ada di peringkat satu aksesoris terbaru, dua puluh yuan termasuk ongkos kirim. Lagi pula, label harganya masih tertempel di sana" Tiba-tiba salah satu anggota keluarga menyeletuk.
"Sial, mereka tidak berbohong!"
"Lihat ini, aku juga melihatnya di daftar aksesoris dengan diskon terbaik."
"Apa maksud keluarga Adrian?"
"Mereka mengirimkanku teh hijau dan sebuah jam murahan?"
"Teh hijau, jam murah?"
"Apa maksud mereka?"
Keluarga Qiu mulai bertanya-tanya, berusaha menebak maksud Keluarga Chu.
"Ia mengirimkanku jam murahan."
"Apakah ia menganggapku gadis murahan?"
"Ini keterlaluan!"
Kebanyakan anggota Keluarga Qiu hanya diam dalam pikiran mereka masing-masing. Sebenarnya, di antara seluruh anggota keluarga, Yumi dan Ananta merupakan dua orang dengan karakter terburuk. Meskipun begitu, mereka tidak bisa mengatakannya secara langsung. Menyaksikan kejadian memalukan ini, Tubuh Tuan Besar Qiu gemetar karena amarah.
Di sisi lain, keluarga Yumi kini dipenuhi dengan rasa malu. Harga diri mereka benar-benar habis malam ini.
"Yumi, dengarkan penjelasanku." Adrian masih ingin menjelaskan situasinya saat ini.
Tangis Yumi pecah di tempat, tak ingin mendengarkan alasan apa pun dari pria itu. Ia kemudian menampar Adrian sebelum melemparkan kotak itu ke arahnya: "Pergi, hari ini juga kita putus! Aku tidak ingin menikah denganmu."
"Dasar pria pelit, seluruh keluargamu juga murahan!"
"Mengapa kamu berpura-pura kaya jika kamu tidak punya uang? Jangan buat keluarga kami malu!" Ibu Yumi, Ananta, juga mengutuk dengan marah.
Adrian tak bisa melawan, memang benar ia baru saja membuat keluarga Yumi malu. Rasa malu yang juga ia rasakan membuatnya diam menunduk.
Namun di saat yang sama, sejumlah mobil mewah berhenti di depan restoran.
Selusin pria berbadan besar berdatangan dari dalam dengan jas dan sepatu kulit putih, menampilkan aura yang luar biasa.
"Permisi, apakah putri dari tuan ketiga dari Keluarga Qiu ada di sini? Keluarga Chu ada di sini untuk memberikan hadiah pertunangan!"
Boom!
Suasana menjadi hening, sebelum semua anggota Keluarga Qiu menolehkan kepalanya serentak ke arah Calista yang masih tak berkutik.
"A... aku?"
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved