chapter 7 Memberimu Seluruh Dunia
by Mike
02:04,Dec 25,2023
"Keluarga Chu datang untuk memberikan hadiah pertunangan."
Lelaki tua itu mengulang tujuan kedatangannya sekali lagi.
Kemudian, lelaki tua itu mengangkat tangannya, dan semua kotak hadiah di tangan lelaki besar di belakangnya terbuka bersamaan.
"Kotak itu penuh dengan emas dan batu giok!."
"Cinta sehidup semati, cincin berlian!"
"Cinta sekuat emas, sepasang anting emas murni!"
"Satu di antara ribuan jodoh, uang tunai sepuluh ribu satu yuan! "
Terbuka bersamaan, mata anggota Keluarga Qiu mulai berpetualang dari satu kotak ke kotak lainnya, melihat dari satu batu mulia ke hadiah hebat lainnya.
Pada akhirnya, mata mereka semua terpatung pada hadiah besar dibalik tubuh pria itu.
"Ini..."
"Ini adalah?"
"Supercar Quetro, Mobil Maserati!"
"Sial, bahkan mobilnya saja sudah menghabiskan beberapa juta! "
Dalam sekejap, seluruh Keluarga Qiu kembali menggila. Hadiah dengan nilai jutaan yuan benar-benar membuat mereka takjub.
Dia benar-benar orang kaya!
Hadiah pertunangan bernilai beberapa juta.
"Keluarga kaya, ini pasti keluarga kaya."
Anggota Keluarga Qiu yang lain masih terdiam dalam kekejutan.
Namun, Calista bertanya dengan nada ragu: "Apakah... ini untukku?"
"Apakah kamu gila? Kamu sudah menikah tiga tahun lalu, bagaimana mungkin suamimu yang miskin akan memberikan hadiah pertunangan? Ini jelas untuk anakku Yumi!"
"Yumi, cepatlah, ayo maju dan berterima kasih pada keluarga mertuamu."
Ananta sangat bahagia saat ini. Baru saja, dunianya hampir hancur, tetapi diluar dugaannya Keluarga Chu mengirimkan begitu banyak hadiah pertunangan.
Sedangkan para pembawa hadiah tidak berbicara banyak. Mereka hanya meletakkan barang satu persatu, lalu meninggalkan mereka dengan sekumpulan hadiah pertunangan yang berharga dan anggota Keluarga Qiu.
"Adrian, aku benar-benar salah kali ini."
"Kamu sudah memberi begitu banyak hadiah pertunangan dan menghabiskan banyak uang untuk keluarga barumu! "Ananta akhirnya mampu kembali tersenyum lebar.
Yumi bahkan hampir menangis terharu. Ia berjalan mendekat dan memeluk Adrian sambil mengeluh manja: "Sayangku, kamu benar-benar jahat. Kalau kamu menyiapkan begitu banyak hadiah, mengapa kamu harus menipu kita tadi..."
Sikap keluarga Yumi berubah secepat membalikkan tangan.
Anggota Keluarga Qiu yang lain juga memuji: "Keluarga Adrian sangat makmur."
"Seperti yang diharapkan dari seorang anak dari keluarga kaya, memang dunia mereka berbeda. Bahkan mobilnya saja bernilai jutaan dolar."
"Yumi akan hidup tenang!"
Terasa jelas pandangan iri dari orang-orang di sekitarnya. Meskipun mereka mendengar jelas sang pria tua memanggil putri dari tuan ketiga, tetapi melihat fakta bahwa suami Calista miskin membuat mereka tanpa sadar menyingkirkan kemungkinan itu dari otak mereka. Lagi pula, putri tuan ketiga sudah menikah tiga tahun lalu. Hari ini adalah hari bahagia putri tuan keempat.
Namun keluarga Calista merasa sangat tidak nyaman.
"Hei, lihat menantu laki-lakiku. Hadiah pertunangannya adalah mobil bernilai jutaan dolar. Kalung dan cincin itu juga pasti sangat mahal. Coba bercermin dan pikirkan kembali, apakah menantumu mampu membeli semua ini?" Perkataan Ananta membuat Hannie merasa terpuruk.
Calista hanya menatap hadiah-hadiah itu.
Adapun Adrian, dia sebenarnya cukup terkejut. Dia tahu bahwa ayahnya peduli padanya, tetapi tak menyangka ia akan mempersiapkan rencana sematang itu. Menipunya dengan hadiah murahan, membuatnya malu hingga akhirnya membawakan hadiah utama di saat paling kritis. Ia tidak menyangka keluarganya akan begitu antusias akan pertunangannya.
"Haha!"
"Ini bukan apa-apa."
"Yumi, kita akan mengawali hidup bersama dengan mobil mewah. Tapi kedepannya aku berjanji akan memberikanmu kapal pesiar hingga jet pribadi untuk membawamu keliling dunia!" Adrian berusaha memperbaiki nama baiknya yang baru saja tercemar beberapa menit lalu.
Yumi yang begitu girang tak dapat menahan kebahagiaannya dan langsung berjalan ke arah mobil: "Aku belum pernah mengendarai Mobil Maserati sebelumnya. Aku ingin mencobanya."
"Oke, Yumi, suamimu akan mengajakmu jalan-jalan sekarang."
Adrian tersenyum bangga sambil mengikuti langkah Yumi.
Namun ketika ia berusaha membuka pintu, pintu mobil tidak terbuka. Adrian mencoba beberapa kali sebelum bertanya kebingungan.
"Hah, apa terkunci?"
Adrian tertegun sejenak, berusaha mencari kunci namun tak juga menemukannya.
Bagaimana mungkin ayah memberinya mobil tanpa kunci?
Gio, menantu dari keluarga saudara ke lima , melihat dan kemudian mengingatkan: "Mobil ini sepertinya didesain dengan teknologi kunci sidik jari dan kontrol suara."
Adrian segera menepuk pahanya: "Ya, saudara ipar Gio tidak memberi tahu, aku hampir lupa. Aku membuat permintaan spesial untuk menambah beberapa fungsi yang dipersonalisasi ke mobil ini. Buka kunci sidik jari, pengaktifan kontrol suara, kecuali untuk aku dan Yumi, semuanya, aku tidak bisa melakukannya meskipun aku mau."
Adrian tertawa kecil, jari-jarinya kesakitan karena mencoba terlalu kuat barusan Ia mencoba menempelkan sidik jarinya beberapa kali namun masih juga gagal. Akhirnya, Yumi ikut mencoba membuka dan bahkan menggunakan kakinya, namun pintu masih juga terkunci.
Pada akhirnya, Adrian dengan canggung mencari alasan untuk pergi. Ia berkata bahwa mungkin ayahnya salah mengambil sidik jadi, dan sebaiknya mobil itu ditinggalkan di sini sambil ia mengurusnya.
Saat ini, pesta pertunangan hampir selesai, dan keluarga Qiu telah meninggalkan restoran dan kembali ke kediaman masing-masing.
"Ayo pergi, Calista. Berhentilah mencari. Tidak ada yang bisa kita temukan di sini."
"Bu, pulanglah duluan. Aku akan menyusul nanti." Jawab Calista pelan.
"Ya... baiklah."
Hannie menghela nafas. Dia tahu perasaan putrinya saat ini, jadi dia pergi tanpa berbicara lebih banyak
Di parkiran restoran hanya tersisa Calista seorang diri. Ia termenung di depan jendela mobil untuk beberapa saat, dan ketika ia melihat wajahnya lagi, air mata sudah mengalir.
Meskipun mustahil, tadi ia benar-benar sempat mengira bahwa hadiah pertunangan dari suaminya telah tiba. Tetapi sepertinya ia sudah berharap terlalu jauh.
Mungkin keluarga Chu benar-benar memanggil orang yang salah.
"Calista, apakah kamu iri?" Mark muncul di belakang Calista dan memecah lamunan Calista. Dia menatapnya dan bertanya dengan ringan.
Calista tersenyum pahit: "Semua wanita juga sama sepertiku."
Semua manusia memiliki keinginan untuk mendapatkan hal-hal baik. Calista bukanlah orang suci. Dia juga memiliki emosi dan harapan. Dia juga ingin memiliki hidup yang terang dan dapat membuat iri semua orang. Dia ingin menjalani hidup yang bahagia.
Dia tidak ingin ditertawakan, apalagi dikasihani, dan dia juga ingin semua orang yang meremehkannya menyesalinya.
"Tetapi jika aku iri, apa yang bisa kulakukan?"
"Mungkin, aku memang tidak pantas untuk mendapatkan hal-hal indah ini." Calista tertawa kecil pada dirinya sendiri sebelum menggelengkan kepala, dan berkata pada Mark: "Pulanglah duluan."
Hanya Calista yang tahu betapa banyak kekecewaan dan harapan pupus yang tersimpan dalam dirinya saat ini. Dirinya yang dulu merupakan pujaan semua orang, kini harus menjalani hari sebagai sampah masyarakat.
Mark masih berdiri diam. Ia memandang Calista cukup lama sebelum kemudian bertanya.
"Calista, mengapa kamu perlu merasa iri?"
"Ini semua adalah milikmu."
Mark tersenyum lembut sambil mengulurkan tangan ke arah gagang pintu mobil di bawah tatapan Calista.
Pa-
Pintu mobil terbuka perlahan, seperti elang yang melebarkan sayapnya.
Lampu tajam mobil yang berwarna oranye bersinar menembus gelap malam.
"Menyala."
Boom
Dengan gemuruh pelan, mesin berputar dan mengaum seperti hewan lapar, membuat bodi mobil bergetar ringan.
Diam malam kini terisi dengan bunyi gemuruh mobil. Sedangkan gelapnya kini diterangi dengan cahaya oranye mobil. Sang pria membuka kedua lengannya dan membiarkan gadis itu loncat ke dalam pelukannya.
"Ingat ini baik-baik. Kamu adalah gadis terbaik di dunia yang pantas mendapatkan segala keindahan dunia ini."
"Selama kamu bersedia. Aku akan memberikanmu semua sisi terbaik dunia."
Di bawah cahaya rembulan, Mark memeluk Calista. Bintang-bintang yang bersinar terang seakan mendukung cinta mereka berdua, dan bayangan mereka berdua terlihat seperti sepasang kekasih sejati dari fiksi cinta terbaik.
Tetapi Calista belum sepenuhnya mencerna apa yang baru saja terjadi. Ia masih terpatung di dalam pelukan, menatap kosong mobil dan Mark berkali-kali.
Kegembiraan dan kejutan ini melebihi imajinasinya, sehingga ia belum bisa mempercayai kedua matanya.
Ini sepertinya hanya sebuah mimpi, sebuah ilusi.
Lelaki tua itu mengulang tujuan kedatangannya sekali lagi.
Kemudian, lelaki tua itu mengangkat tangannya, dan semua kotak hadiah di tangan lelaki besar di belakangnya terbuka bersamaan.
"Kotak itu penuh dengan emas dan batu giok!."
"Cinta sehidup semati, cincin berlian!"
"Cinta sekuat emas, sepasang anting emas murni!"
"Satu di antara ribuan jodoh, uang tunai sepuluh ribu satu yuan! "
Terbuka bersamaan, mata anggota Keluarga Qiu mulai berpetualang dari satu kotak ke kotak lainnya, melihat dari satu batu mulia ke hadiah hebat lainnya.
Pada akhirnya, mata mereka semua terpatung pada hadiah besar dibalik tubuh pria itu.
"Ini..."
"Ini adalah?"
"Supercar Quetro, Mobil Maserati!"
"Sial, bahkan mobilnya saja sudah menghabiskan beberapa juta! "
Dalam sekejap, seluruh Keluarga Qiu kembali menggila. Hadiah dengan nilai jutaan yuan benar-benar membuat mereka takjub.
Dia benar-benar orang kaya!
Hadiah pertunangan bernilai beberapa juta.
"Keluarga kaya, ini pasti keluarga kaya."
Anggota Keluarga Qiu yang lain masih terdiam dalam kekejutan.
Namun, Calista bertanya dengan nada ragu: "Apakah... ini untukku?"
"Apakah kamu gila? Kamu sudah menikah tiga tahun lalu, bagaimana mungkin suamimu yang miskin akan memberikan hadiah pertunangan? Ini jelas untuk anakku Yumi!"
"Yumi, cepatlah, ayo maju dan berterima kasih pada keluarga mertuamu."
Ananta sangat bahagia saat ini. Baru saja, dunianya hampir hancur, tetapi diluar dugaannya Keluarga Chu mengirimkan begitu banyak hadiah pertunangan.
Sedangkan para pembawa hadiah tidak berbicara banyak. Mereka hanya meletakkan barang satu persatu, lalu meninggalkan mereka dengan sekumpulan hadiah pertunangan yang berharga dan anggota Keluarga Qiu.
"Adrian, aku benar-benar salah kali ini."
"Kamu sudah memberi begitu banyak hadiah pertunangan dan menghabiskan banyak uang untuk keluarga barumu! "Ananta akhirnya mampu kembali tersenyum lebar.
Yumi bahkan hampir menangis terharu. Ia berjalan mendekat dan memeluk Adrian sambil mengeluh manja: "Sayangku, kamu benar-benar jahat. Kalau kamu menyiapkan begitu banyak hadiah, mengapa kamu harus menipu kita tadi..."
Sikap keluarga Yumi berubah secepat membalikkan tangan.
Anggota Keluarga Qiu yang lain juga memuji: "Keluarga Adrian sangat makmur."
"Seperti yang diharapkan dari seorang anak dari keluarga kaya, memang dunia mereka berbeda. Bahkan mobilnya saja bernilai jutaan dolar."
"Yumi akan hidup tenang!"
Terasa jelas pandangan iri dari orang-orang di sekitarnya. Meskipun mereka mendengar jelas sang pria tua memanggil putri dari tuan ketiga, tetapi melihat fakta bahwa suami Calista miskin membuat mereka tanpa sadar menyingkirkan kemungkinan itu dari otak mereka. Lagi pula, putri tuan ketiga sudah menikah tiga tahun lalu. Hari ini adalah hari bahagia putri tuan keempat.
Namun keluarga Calista merasa sangat tidak nyaman.
"Hei, lihat menantu laki-lakiku. Hadiah pertunangannya adalah mobil bernilai jutaan dolar. Kalung dan cincin itu juga pasti sangat mahal. Coba bercermin dan pikirkan kembali, apakah menantumu mampu membeli semua ini?" Perkataan Ananta membuat Hannie merasa terpuruk.
Calista hanya menatap hadiah-hadiah itu.
Adapun Adrian, dia sebenarnya cukup terkejut. Dia tahu bahwa ayahnya peduli padanya, tetapi tak menyangka ia akan mempersiapkan rencana sematang itu. Menipunya dengan hadiah murahan, membuatnya malu hingga akhirnya membawakan hadiah utama di saat paling kritis. Ia tidak menyangka keluarganya akan begitu antusias akan pertunangannya.
"Haha!"
"Ini bukan apa-apa."
"Yumi, kita akan mengawali hidup bersama dengan mobil mewah. Tapi kedepannya aku berjanji akan memberikanmu kapal pesiar hingga jet pribadi untuk membawamu keliling dunia!" Adrian berusaha memperbaiki nama baiknya yang baru saja tercemar beberapa menit lalu.
Yumi yang begitu girang tak dapat menahan kebahagiaannya dan langsung berjalan ke arah mobil: "Aku belum pernah mengendarai Mobil Maserati sebelumnya. Aku ingin mencobanya."
"Oke, Yumi, suamimu akan mengajakmu jalan-jalan sekarang."
Adrian tersenyum bangga sambil mengikuti langkah Yumi.
Namun ketika ia berusaha membuka pintu, pintu mobil tidak terbuka. Adrian mencoba beberapa kali sebelum bertanya kebingungan.
"Hah, apa terkunci?"
Adrian tertegun sejenak, berusaha mencari kunci namun tak juga menemukannya.
Bagaimana mungkin ayah memberinya mobil tanpa kunci?
Gio, menantu dari keluarga saudara ke lima , melihat dan kemudian mengingatkan: "Mobil ini sepertinya didesain dengan teknologi kunci sidik jari dan kontrol suara."
Adrian segera menepuk pahanya: "Ya, saudara ipar Gio tidak memberi tahu, aku hampir lupa. Aku membuat permintaan spesial untuk menambah beberapa fungsi yang dipersonalisasi ke mobil ini. Buka kunci sidik jari, pengaktifan kontrol suara, kecuali untuk aku dan Yumi, semuanya, aku tidak bisa melakukannya meskipun aku mau."
Adrian tertawa kecil, jari-jarinya kesakitan karena mencoba terlalu kuat barusan Ia mencoba menempelkan sidik jarinya beberapa kali namun masih juga gagal. Akhirnya, Yumi ikut mencoba membuka dan bahkan menggunakan kakinya, namun pintu masih juga terkunci.
Pada akhirnya, Adrian dengan canggung mencari alasan untuk pergi. Ia berkata bahwa mungkin ayahnya salah mengambil sidik jadi, dan sebaiknya mobil itu ditinggalkan di sini sambil ia mengurusnya.
Saat ini, pesta pertunangan hampir selesai, dan keluarga Qiu telah meninggalkan restoran dan kembali ke kediaman masing-masing.
"Ayo pergi, Calista. Berhentilah mencari. Tidak ada yang bisa kita temukan di sini."
"Bu, pulanglah duluan. Aku akan menyusul nanti." Jawab Calista pelan.
"Ya... baiklah."
Hannie menghela nafas. Dia tahu perasaan putrinya saat ini, jadi dia pergi tanpa berbicara lebih banyak
Di parkiran restoran hanya tersisa Calista seorang diri. Ia termenung di depan jendela mobil untuk beberapa saat, dan ketika ia melihat wajahnya lagi, air mata sudah mengalir.
Meskipun mustahil, tadi ia benar-benar sempat mengira bahwa hadiah pertunangan dari suaminya telah tiba. Tetapi sepertinya ia sudah berharap terlalu jauh.
Mungkin keluarga Chu benar-benar memanggil orang yang salah.
"Calista, apakah kamu iri?" Mark muncul di belakang Calista dan memecah lamunan Calista. Dia menatapnya dan bertanya dengan ringan.
Calista tersenyum pahit: "Semua wanita juga sama sepertiku."
Semua manusia memiliki keinginan untuk mendapatkan hal-hal baik. Calista bukanlah orang suci. Dia juga memiliki emosi dan harapan. Dia juga ingin memiliki hidup yang terang dan dapat membuat iri semua orang. Dia ingin menjalani hidup yang bahagia.
Dia tidak ingin ditertawakan, apalagi dikasihani, dan dia juga ingin semua orang yang meremehkannya menyesalinya.
"Tetapi jika aku iri, apa yang bisa kulakukan?"
"Mungkin, aku memang tidak pantas untuk mendapatkan hal-hal indah ini." Calista tertawa kecil pada dirinya sendiri sebelum menggelengkan kepala, dan berkata pada Mark: "Pulanglah duluan."
Hanya Calista yang tahu betapa banyak kekecewaan dan harapan pupus yang tersimpan dalam dirinya saat ini. Dirinya yang dulu merupakan pujaan semua orang, kini harus menjalani hari sebagai sampah masyarakat.
Mark masih berdiri diam. Ia memandang Calista cukup lama sebelum kemudian bertanya.
"Calista, mengapa kamu perlu merasa iri?"
"Ini semua adalah milikmu."
Mark tersenyum lembut sambil mengulurkan tangan ke arah gagang pintu mobil di bawah tatapan Calista.
Pa-
Pintu mobil terbuka perlahan, seperti elang yang melebarkan sayapnya.
Lampu tajam mobil yang berwarna oranye bersinar menembus gelap malam.
"Menyala."
Boom
Dengan gemuruh pelan, mesin berputar dan mengaum seperti hewan lapar, membuat bodi mobil bergetar ringan.
Diam malam kini terisi dengan bunyi gemuruh mobil. Sedangkan gelapnya kini diterangi dengan cahaya oranye mobil. Sang pria membuka kedua lengannya dan membiarkan gadis itu loncat ke dalam pelukannya.
"Ingat ini baik-baik. Kamu adalah gadis terbaik di dunia yang pantas mendapatkan segala keindahan dunia ini."
"Selama kamu bersedia. Aku akan memberikanmu semua sisi terbaik dunia."
Di bawah cahaya rembulan, Mark memeluk Calista. Bintang-bintang yang bersinar terang seakan mendukung cinta mereka berdua, dan bayangan mereka berdua terlihat seperti sepasang kekasih sejati dari fiksi cinta terbaik.
Tetapi Calista belum sepenuhnya mencerna apa yang baru saja terjadi. Ia masih terpatung di dalam pelukan, menatap kosong mobil dan Mark berkali-kali.
Kegembiraan dan kejutan ini melebihi imajinasinya, sehingga ia belum bisa mempercayai kedua matanya.
Ini sepertinya hanya sebuah mimpi, sebuah ilusi.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved