chapter 7 Mohon Maafkan Aku, Yang Mulia
by Owen
16:34,Nov 28,2023
Jangan-jangan Andrew seorang master?
Ergen mulai panik dan takut.
Sebab dia yakin mantera dan jurusnya sudah tepat.
Harusnya cara ini bisa membuatnya mengontrol Andrew untuk sesaat, tetapi kenapa gagal?
Ergen kembali mengamati sosok Andrew.
Tiba-tiba tatapan matanya terpaku pada jemari Andrew, cincin sederhana yang melingkar di sana membuat Ergen kaget setengah mati.
Cincin yang terlihat usang karena dimakan usia itu memiliki ukiran sosok naga dan huruf 'Naga'.
Cincin Raja Naga!
Benda itu adalah Cincin Raja Naga yang hanya boleh dikenakan oleh Raja Naga!
Pemuda ini ... adalah Raja Naga yang legendaris?
Kaki Ergen langsung terasa lemas, hampir saja dia jatuh terduduk.
"Master Ergen, kenapa diam saja? Cepat habisi dia!"
Baskara menghardik Ergen sambil memegang jidatnya yang berlumur darah.
"Cukup!"
Ergen langsung berlari ke hadapan Andrew dan bersujud di depannya. Tubuhnya basah kuyup oleh keringat dingin dan dia pun berkata dengan gemetaran, "Pak Andrew, maafkan kebodohanku sudah menyinggungmu. Kumohon ... ampuni aku ..."
"Kamu tidak jadi menghabisiku?" tanya Andrew.
"Maaf aku sudah lancang, aku buta, aku bodoh!"
Ergen menyumpahi dirinya bahkan memukul dirinya sendiri beberapa kali, hal ini membuat seluruh Keluarga Liu keheranan.
Apa dia sungguh Master Ergen yang termasyur di Kota Yamo?
"Ayah, coba lihat, apa-apaan ini! Tadi 'kan aku sudah bilang Fengsui atau hal semacam itu hanya akal-akalan orang mencari uang! Master Ergen apanya? Lihat, karena jurusnya tidak mempan, dia tidak berani menghajar Andrew. Sungguh menjijikkan!"
Jessica memaki dan memelototi Andrew.
"Jessica, saat kamu tidak memahami sesuatu bukan berarti sesuatu itu tidak ada. Jangan sombong karena sebenarnya banyak hal yang tidak kamu pahami," ujar Andrew.
"Andrew, kamu pikir aku akan tertipu oleh gertakanmu itu?" jawab Jessica ketus.
"Kamu masih sangsi?" Andrew mulai jengkel. "Baik, akan kuperlihatkan energi negatif apa yang ada di rumah ini. Perhatikan baik-baik!"
Setelah itu, Andrew menghentakkan kakinya.
Seakan ada sesuatu yang terinjak, kabut tipis pun muncul.
Andrew seakan berada di lingkaran pusat dan segala sesuatu di sekelilingnya seakan menguap.
Tiba-tiba, benda yang menyerupai kepulan awan itu melaju mendekati sebuah meja kotak yang diletakkan di tengah ruang tamu.
Sedetik kemudian, meja itu hancur berkeping-keping, sebuah kepulan asap hijau keluar dari puing-puing untuk beberapa saat, lalu lenyap.
Mereka semua tercengang.
"Ini adalah meja yang terbuat dari kayu buah pir, hadiah ulang tahun dari Pak Gu."
Baskara tercekat dan hanya bisa menggumam pelan.
"Sepertinya George berniat buruk pada keluarga kalian. Haha, tapi kalau dipikir lagi, apa gunanya orang lain berbuat baik pada kalian yang tidak tahu berterima kasih? Guruku sudah berbaik hati membantu kalian keluar dari kesulitan, tapi kalian malah membalas dengan air tuba. Baiklah, kalau begitu hari ini aku ambil balik jimat keberuntungan yang guruku berikan pada keluarga kalian."
Andrew berkata dengan sinis lalu kembali menghentakkan kakinya.
Wush!
Keceriaan di vila langsung lenyap, semuanya tampak sunyi. Bunga dan semua tumbuhan yang mengelilingi kawasan vila tiba-tiba layu dan membuat seakan vila itu berada di dunia orang mati.
Andrew meletakkan kedua tangan di belakang punggung dan berdiri di tengah vila yang sunyi senyap, tempat ini seperti tidak bernyawa.
Tatapan mata Baskara dan Jessica terlihat kosong seakan roh mereka tidak mendiami tubuh mereka lagi.
Mereka tidak paham apa yang telah terjadi, tetapi saat Andrew menghentakkan kaki kedua kalinya, seperti ada sesuatu yang dirampas dan membuat mereka merasa hampa.
"Langit dan tanah berguncang! Luar biasa! Yang Mulia turun ke dunia!"
Ergen kalut, dengan mata membelalak dia langsung menyembah sujud Andrew.
Beberapa saat kemudian, keadaan mulai normal kembali.
Baskara dan Jessica tersadar kembali.
"Apa yang kamu perbuat?" tanya Jessica sambil menatap tajam Andrew.
"Aku menarik balik pemberian guruku pada kalian."
"Haha, kamu mau menipu kami dengan mainan sihirmu itu? Andrew, kamu itu orang kampungan dari gunung, apa gunanya sulap murahan seperti ini? Kamu tidak punya hal terpenting di dunia ini, uang dan kekuasaan. Selamanya kamu tidak pantas bersanding denganku!" Jessica memaki Andrew.
Meski tidak paham dengan kejadian barusan, yang jelas perbuatan Andrew tidak mempengaruhinya, jadi Jessica tetap tidak mau menerima kekalahan.
"Tidak, kamu keliru. Jessica, bukan aku yang tidak pantas untukmu, tapi kamu yang tidak pantas untukku! Kamu tidak sadar sebuta dan sebodoh apa dirimu sendiri!" sahut Andrew sinis.
Dia tidak mau lagi adu mulut meladeni perempuan itu, jadi Andrew langsung balik badan dan pergi.
Ergen segera mengikutinya.
"Berengsek!"
Jessica yang hatinya dipenuhi amarah langsung melempar semua cangkir di atas meja.
Kepala Polisi Hugo tidak berkutik di hadapan Andrew, Ergen yang diundangnya juga tidak berguna!
Jessica yang diagungkan Keluarga Liu kehilangan harga diri di depan Andrew.
Bagaimana Jessica yang selama ini selalu dibanggakan bisa menerima kenyataan ini?
"Jessica, jangan marah-marah. Andrew memang berniat membuatmu jengkel, dia berlagak seperti itu untuk menutupi kelemahannya. Orang sepertinya tidak mungkin bisa menggapai wanita sekelas kamu. Untuk apa peduli padanya?" Baskara buru-buru menghiburnya.
"Betul!"
Jessica merasa lebih tenang dan berkata, "Ini semua belum usai! Ternyata Ergen tidak mampu, aku harus mencari jalan lain untuk menghabisinya. Akan kupastikan balas dendam ini tuntas terbalaskan!"
"Astaga, ada apa ini? Kenapa Nona Jessica marah-marah?"
George Gu muncul di hadapan Keluarga Liu. Dia tampil rapi dengan setelan jas dan rambut disisir ke belakang, dia masuk ke ruang tamu sambil tersenyum.
"George!"
Jessica terlihat senang.
"George, kamu datang?" sapa Baskara.
"Halo, Paman ... Eh? Paman kenapa?" George bingung saat melihat dahi Baskara terluka.
"Tidak perlu dibahas!"
Baskara yang jengkel menjelaskan kejadian barusan.
"Ternyata masih ada orang yang cari mati seperti ini ya?"
George mengernyit.
"George, sebenarnya ada apa dengan meja itu? Tadi Andrew bilang ada energi negatif di meja pemberianmu itu, jadi dia menghancurkannya lalu setelah itu muncul sebuah asap. Apa kamu paham kenapa bisa begitu?"
tanya Jessica sambil menunjuk puing-puing meja.
George tercekat, dia memutar bola matanya dan terkekeh, "Sepertinya kalian sudah ditipu Andrew."
"Ditipu?"
Baskara dan Jessica kaget.
"Ya, bahkan menurutku bukan cuma Andrew, Master Ergen juga terlihat aneh."
George memicingkan matanya sambil tersenyum, "Maksud Master Ergen yang belakangan tenar di Kota Yamo?"
"Ya, sepertinya begitu ..."
"Ah, kalau begitu semuanya pas. Andrew itu baru datang ke kota ini, begitu pula Ergen. Mereka pasti berkomplot untuk membohongi kalian. Ergen pasti sengaja merusak lampunya, lalu meja itu mungkin karena sudah tua jadi langsung hancur saat terguncang. Semua wajar, tidak ada yang perlu dikhawatirkan," jelas George sambil tersenyum.
"Sepertinya teorimu benar. Tadi waktu kami meminta Ergen menghabisi Andrew, dia hanya bengong dan diam, setelah itu langsung kabur tanpa berkata apa-apa. Sepertinya dia tidak pergi mengejar Andrew."
Baskara mengernyit.
"Jadi benar, mereka berdua berkomplot." Jessica terlihat senang.
"Itu hanya akal-akalan murahan oleh pembohong kelas teri!" George tertawa terbahak-bahak, lalu berseru, "Druwo!"
"Ya, Tuan."
Tiba-tiba, sebuah bayangan melintas dan muncullah seorang lelaki gagah perkasa yang terlihat beringas.
Suara laki-laki itu tegas, tatapannya menusuk dan sangat mengerikan.
"Menghina Jessica artinya sudah menghinaku juga. Bawa pasukanmu dan serahkan tangan dan kaki Andrew padaku."
George memerintah sambil menatap tajam.
"Siap!"
Druwo mengangguk lalu lenyap begitu saja.
Jessica yang puas dengan sikap George pun jadi tidak terlalu kesal lagi, kejengkelannya memudar.
"George, terima kasih."
"Lancang sekali dia membuat ratuku yang cantik jelita ini marah. Mau itu Tuhan sekali pun, aku pasti akan membuat perhitungan dengannya." George tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Ah, ya Jessica. Besok, Ratu Es akan mengadakan perjamuan makan malam di Menara Mutiara. Aku tidak punya pendamping, apa kamu mau menemaniku?"
"Ratu Es? Pemimpin Kota Yamo yang bergerilya skala internasional itu?"
Jessica kaget setengah mati dan langsung bangkit berdiri.
"Betul!"
George mengeluarkan dua lembar undangan dari saku jaketnya, lalu berujar, "Perjamuan sekelas ini sangat penting, hanya para petinggi Kota Yamo yang boleh hadir. Ah, maaf paman, karena hanya ada dua undangan, aku tidak bisa mengajakmu ..."
"Bukan masalah, kalian berdua saja yang pergi. Kota Yamo menanti sepak terjang generasi para penerus, sebaiknya kalian yang masih muda yang menjalin pertemanan dengan para petinggi."
Baskara tertawa lepas, hatinya merasa puas.
Keluarga Liu yang terkenal kaya saja tidak dilibatkan, artinya pesta ini sungguh bergengsi. Kalau Jessica bisa hadir mewakili Keluarga Liu, martabat keluarga ini pun ikut terangkat.
"George, aku tidak akan mengecewakanmu!"
Jessica berbunga-bunga dan terlihat sangat bangga.
Siapa itu Andrew di hadapan George?
Orang sekelas Andrew tidak mungkin bisa hadir dalam pesta bergengsi ini.
"Andrew, kamu harus tahu kalau kasta kita berbeda. Keputusanku membatalkan perjodohan kita sudah sangat tepat!" batin Jessica dengan penuh kecongkakan.
Di sisi lain, setelah pergi dari kawasan vila, Andrew berjalan sambil mencari taksi.
"Yang Mulia! Tunggu!"
Ergen berlari terengah-engah.
Andrew kaget melihat kehadiran pria itu, dia pun menoleh, "Kenapa? Kamu masih mau melanjutkan urusan di antara kita?"
Namun, tidak disangka Ergen langsung bersujud, mengepalkan tangannya dan menyembah.
"Yang Mulia, maaf aku begitu bodoh sampai tidak mengenali Yang Mulia. Kumohon, ampuni aku!"
Ergen mulai panik dan takut.
Sebab dia yakin mantera dan jurusnya sudah tepat.
Harusnya cara ini bisa membuatnya mengontrol Andrew untuk sesaat, tetapi kenapa gagal?
Ergen kembali mengamati sosok Andrew.
Tiba-tiba tatapan matanya terpaku pada jemari Andrew, cincin sederhana yang melingkar di sana membuat Ergen kaget setengah mati.
Cincin yang terlihat usang karena dimakan usia itu memiliki ukiran sosok naga dan huruf 'Naga'.
Cincin Raja Naga!
Benda itu adalah Cincin Raja Naga yang hanya boleh dikenakan oleh Raja Naga!
Pemuda ini ... adalah Raja Naga yang legendaris?
Kaki Ergen langsung terasa lemas, hampir saja dia jatuh terduduk.
"Master Ergen, kenapa diam saja? Cepat habisi dia!"
Baskara menghardik Ergen sambil memegang jidatnya yang berlumur darah.
"Cukup!"
Ergen langsung berlari ke hadapan Andrew dan bersujud di depannya. Tubuhnya basah kuyup oleh keringat dingin dan dia pun berkata dengan gemetaran, "Pak Andrew, maafkan kebodohanku sudah menyinggungmu. Kumohon ... ampuni aku ..."
"Kamu tidak jadi menghabisiku?" tanya Andrew.
"Maaf aku sudah lancang, aku buta, aku bodoh!"
Ergen menyumpahi dirinya bahkan memukul dirinya sendiri beberapa kali, hal ini membuat seluruh Keluarga Liu keheranan.
Apa dia sungguh Master Ergen yang termasyur di Kota Yamo?
"Ayah, coba lihat, apa-apaan ini! Tadi 'kan aku sudah bilang Fengsui atau hal semacam itu hanya akal-akalan orang mencari uang! Master Ergen apanya? Lihat, karena jurusnya tidak mempan, dia tidak berani menghajar Andrew. Sungguh menjijikkan!"
Jessica memaki dan memelototi Andrew.
"Jessica, saat kamu tidak memahami sesuatu bukan berarti sesuatu itu tidak ada. Jangan sombong karena sebenarnya banyak hal yang tidak kamu pahami," ujar Andrew.
"Andrew, kamu pikir aku akan tertipu oleh gertakanmu itu?" jawab Jessica ketus.
"Kamu masih sangsi?" Andrew mulai jengkel. "Baik, akan kuperlihatkan energi negatif apa yang ada di rumah ini. Perhatikan baik-baik!"
Setelah itu, Andrew menghentakkan kakinya.
Seakan ada sesuatu yang terinjak, kabut tipis pun muncul.
Andrew seakan berada di lingkaran pusat dan segala sesuatu di sekelilingnya seakan menguap.
Tiba-tiba, benda yang menyerupai kepulan awan itu melaju mendekati sebuah meja kotak yang diletakkan di tengah ruang tamu.
Sedetik kemudian, meja itu hancur berkeping-keping, sebuah kepulan asap hijau keluar dari puing-puing untuk beberapa saat, lalu lenyap.
Mereka semua tercengang.
"Ini adalah meja yang terbuat dari kayu buah pir, hadiah ulang tahun dari Pak Gu."
Baskara tercekat dan hanya bisa menggumam pelan.
"Sepertinya George berniat buruk pada keluarga kalian. Haha, tapi kalau dipikir lagi, apa gunanya orang lain berbuat baik pada kalian yang tidak tahu berterima kasih? Guruku sudah berbaik hati membantu kalian keluar dari kesulitan, tapi kalian malah membalas dengan air tuba. Baiklah, kalau begitu hari ini aku ambil balik jimat keberuntungan yang guruku berikan pada keluarga kalian."
Andrew berkata dengan sinis lalu kembali menghentakkan kakinya.
Wush!
Keceriaan di vila langsung lenyap, semuanya tampak sunyi. Bunga dan semua tumbuhan yang mengelilingi kawasan vila tiba-tiba layu dan membuat seakan vila itu berada di dunia orang mati.
Andrew meletakkan kedua tangan di belakang punggung dan berdiri di tengah vila yang sunyi senyap, tempat ini seperti tidak bernyawa.
Tatapan mata Baskara dan Jessica terlihat kosong seakan roh mereka tidak mendiami tubuh mereka lagi.
Mereka tidak paham apa yang telah terjadi, tetapi saat Andrew menghentakkan kaki kedua kalinya, seperti ada sesuatu yang dirampas dan membuat mereka merasa hampa.
"Langit dan tanah berguncang! Luar biasa! Yang Mulia turun ke dunia!"
Ergen kalut, dengan mata membelalak dia langsung menyembah sujud Andrew.
Beberapa saat kemudian, keadaan mulai normal kembali.
Baskara dan Jessica tersadar kembali.
"Apa yang kamu perbuat?" tanya Jessica sambil menatap tajam Andrew.
"Aku menarik balik pemberian guruku pada kalian."
"Haha, kamu mau menipu kami dengan mainan sihirmu itu? Andrew, kamu itu orang kampungan dari gunung, apa gunanya sulap murahan seperti ini? Kamu tidak punya hal terpenting di dunia ini, uang dan kekuasaan. Selamanya kamu tidak pantas bersanding denganku!" Jessica memaki Andrew.
Meski tidak paham dengan kejadian barusan, yang jelas perbuatan Andrew tidak mempengaruhinya, jadi Jessica tetap tidak mau menerima kekalahan.
"Tidak, kamu keliru. Jessica, bukan aku yang tidak pantas untukmu, tapi kamu yang tidak pantas untukku! Kamu tidak sadar sebuta dan sebodoh apa dirimu sendiri!" sahut Andrew sinis.
Dia tidak mau lagi adu mulut meladeni perempuan itu, jadi Andrew langsung balik badan dan pergi.
Ergen segera mengikutinya.
"Berengsek!"
Jessica yang hatinya dipenuhi amarah langsung melempar semua cangkir di atas meja.
Kepala Polisi Hugo tidak berkutik di hadapan Andrew, Ergen yang diundangnya juga tidak berguna!
Jessica yang diagungkan Keluarga Liu kehilangan harga diri di depan Andrew.
Bagaimana Jessica yang selama ini selalu dibanggakan bisa menerima kenyataan ini?
"Jessica, jangan marah-marah. Andrew memang berniat membuatmu jengkel, dia berlagak seperti itu untuk menutupi kelemahannya. Orang sepertinya tidak mungkin bisa menggapai wanita sekelas kamu. Untuk apa peduli padanya?" Baskara buru-buru menghiburnya.
"Betul!"
Jessica merasa lebih tenang dan berkata, "Ini semua belum usai! Ternyata Ergen tidak mampu, aku harus mencari jalan lain untuk menghabisinya. Akan kupastikan balas dendam ini tuntas terbalaskan!"
"Astaga, ada apa ini? Kenapa Nona Jessica marah-marah?"
George Gu muncul di hadapan Keluarga Liu. Dia tampil rapi dengan setelan jas dan rambut disisir ke belakang, dia masuk ke ruang tamu sambil tersenyum.
"George!"
Jessica terlihat senang.
"George, kamu datang?" sapa Baskara.
"Halo, Paman ... Eh? Paman kenapa?" George bingung saat melihat dahi Baskara terluka.
"Tidak perlu dibahas!"
Baskara yang jengkel menjelaskan kejadian barusan.
"Ternyata masih ada orang yang cari mati seperti ini ya?"
George mengernyit.
"George, sebenarnya ada apa dengan meja itu? Tadi Andrew bilang ada energi negatif di meja pemberianmu itu, jadi dia menghancurkannya lalu setelah itu muncul sebuah asap. Apa kamu paham kenapa bisa begitu?"
tanya Jessica sambil menunjuk puing-puing meja.
George tercekat, dia memutar bola matanya dan terkekeh, "Sepertinya kalian sudah ditipu Andrew."
"Ditipu?"
Baskara dan Jessica kaget.
"Ya, bahkan menurutku bukan cuma Andrew, Master Ergen juga terlihat aneh."
George memicingkan matanya sambil tersenyum, "Maksud Master Ergen yang belakangan tenar di Kota Yamo?"
"Ya, sepertinya begitu ..."
"Ah, kalau begitu semuanya pas. Andrew itu baru datang ke kota ini, begitu pula Ergen. Mereka pasti berkomplot untuk membohongi kalian. Ergen pasti sengaja merusak lampunya, lalu meja itu mungkin karena sudah tua jadi langsung hancur saat terguncang. Semua wajar, tidak ada yang perlu dikhawatirkan," jelas George sambil tersenyum.
"Sepertinya teorimu benar. Tadi waktu kami meminta Ergen menghabisi Andrew, dia hanya bengong dan diam, setelah itu langsung kabur tanpa berkata apa-apa. Sepertinya dia tidak pergi mengejar Andrew."
Baskara mengernyit.
"Jadi benar, mereka berdua berkomplot." Jessica terlihat senang.
"Itu hanya akal-akalan murahan oleh pembohong kelas teri!" George tertawa terbahak-bahak, lalu berseru, "Druwo!"
"Ya, Tuan."
Tiba-tiba, sebuah bayangan melintas dan muncullah seorang lelaki gagah perkasa yang terlihat beringas.
Suara laki-laki itu tegas, tatapannya menusuk dan sangat mengerikan.
"Menghina Jessica artinya sudah menghinaku juga. Bawa pasukanmu dan serahkan tangan dan kaki Andrew padaku."
George memerintah sambil menatap tajam.
"Siap!"
Druwo mengangguk lalu lenyap begitu saja.
Jessica yang puas dengan sikap George pun jadi tidak terlalu kesal lagi, kejengkelannya memudar.
"George, terima kasih."
"Lancang sekali dia membuat ratuku yang cantik jelita ini marah. Mau itu Tuhan sekali pun, aku pasti akan membuat perhitungan dengannya." George tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Ah, ya Jessica. Besok, Ratu Es akan mengadakan perjamuan makan malam di Menara Mutiara. Aku tidak punya pendamping, apa kamu mau menemaniku?"
"Ratu Es? Pemimpin Kota Yamo yang bergerilya skala internasional itu?"
Jessica kaget setengah mati dan langsung bangkit berdiri.
"Betul!"
George mengeluarkan dua lembar undangan dari saku jaketnya, lalu berujar, "Perjamuan sekelas ini sangat penting, hanya para petinggi Kota Yamo yang boleh hadir. Ah, maaf paman, karena hanya ada dua undangan, aku tidak bisa mengajakmu ..."
"Bukan masalah, kalian berdua saja yang pergi. Kota Yamo menanti sepak terjang generasi para penerus, sebaiknya kalian yang masih muda yang menjalin pertemanan dengan para petinggi."
Baskara tertawa lepas, hatinya merasa puas.
Keluarga Liu yang terkenal kaya saja tidak dilibatkan, artinya pesta ini sungguh bergengsi. Kalau Jessica bisa hadir mewakili Keluarga Liu, martabat keluarga ini pun ikut terangkat.
"George, aku tidak akan mengecewakanmu!"
Jessica berbunga-bunga dan terlihat sangat bangga.
Siapa itu Andrew di hadapan George?
Orang sekelas Andrew tidak mungkin bisa hadir dalam pesta bergengsi ini.
"Andrew, kamu harus tahu kalau kasta kita berbeda. Keputusanku membatalkan perjodohan kita sudah sangat tepat!" batin Jessica dengan penuh kecongkakan.
Di sisi lain, setelah pergi dari kawasan vila, Andrew berjalan sambil mencari taksi.
"Yang Mulia! Tunggu!"
Ergen berlari terengah-engah.
Andrew kaget melihat kehadiran pria itu, dia pun menoleh, "Kenapa? Kamu masih mau melanjutkan urusan di antara kita?"
Namun, tidak disangka Ergen langsung bersujud, mengepalkan tangannya dan menyembah.
"Yang Mulia, maaf aku begitu bodoh sampai tidak mengenali Yang Mulia. Kumohon, ampuni aku!"
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved