chapter 4 Memang Kalian Tidak Berdosa?

by Owen 16:34,Nov 28,2023
Di sana ada seorang pria lanjut usia berpakaian tradisional, kulitnya sudah keriput dan separuh rambutnya sudah berubah. Dia sedang duduk santai di sofa sambil menikmati teh.

Tanpa menatap Sesilia, dia memberi perintah singkat.

"Duduk."

Sesilia pun dengan hati-hati duduk di seberangnya.

Sebagian besar anggota keluarga besar Bai ada di sana, hanya orang tuanya saja yang tidak terlihat.

Gawat.

"Sesilia, pagi-pagi sekali aku mendapat laporan kalau semalam kamu tidak pulang. Kamu ada di mana?"

Riley Bai bertanya santai sambil menaruh cangkir tehnya di meja.

Riley adalah pimpinan tertinggi Keluarga Bai, sedari awal dengan visi dan kehebatannya, dia berhasil mendirikan PT. Bidara dan menjadi yang terdepan di Kota Yamo.

Karena kondisi kesehatan yang terus menurun, beberapa tahun lalu dia menyerahkan tongkat kekuasaan pada generasi penerusnya.

Riley hampir tidak pernah ke kantor lagi kecuali untuk urusan penting.

"Kakek, aku ..."

Sesilia ingin menjelaskan, tetapi Riley langsung memotongnya.

"Sudah, tidak usah berkelit. Kakek ke sini sepagi ini untuk mengatakan sesuatu padamu."

Riley menggenggam tongkatnya lalu menatap Sesilia dengan kecewa, "Sesilia, kamu adalah anak yang paling kusayang dan paling cerdas. Kukira kamu mirip denganku, berani, selalu waspada dan punya pemikiran yang matang. Ternyata aku keliru."

"Dulu waktu aku mengangkatmu menjadi pemimpin PT. Bidara, aku mengabaikan semua orang yang menentangku. Aku berharap kamu bisa membawa kemajuan bagi perusahaan, tapi nyatanya kamu malah membawa perusahaan ke jurang kehancuran dan tidak melakukan apa pun untuk menolong kondisi perusahaan. Aku ... sangat kecewa."

Setelah selesai bicara, Riley membanting tongkatnya untuk menunjukkan ketidakpuasannya.

"Apa Kakek tetap akan memaksaku menikah dengan Dio si berengsek itu?"

Air mata mulai menggenang di mata Sesilia. "Apa Kakek tahu siapa Dio? Dia itu pemabuk, penjudi, preman dan suka main wanita. Dia bahkan pernah menghamili dua gadis yang masih kuliah dan memaksa mereka bunuh diri. Aku memilih mati daripada harus menikah dengan pria bejat itu."

"Tapi hanya keluarga mereka yang bisa menolong kita dari kehancuran. Sesilia, memangnya kamu tidak merasa bersalah pada kami semua?" teriak Riley sedikit menahan amarah.

Sesilia mengatupkan bibirnya, menunduk dan terdiam.

"Sesilia, jangan bertindak egois! Kamu penyebab perusahaan di ambang kehancuran seperti ini, bisa-bisanya masih memikirkan diri sendiri dan membiarkan kami mati, dasar jahanam!"

"Kakek tidak pernah meragukanmu dan memberimu kesempatan memimpin perusahaan, beginikah caramu menghargai kebaikan kakek?"

"Sesilia, kalau kamu masih seorang manusia yang punya hati nurani, sebaiknya kamu minta bantuan pada Dio. Kalau tidak, kamu tidak lebih baik dari anjing!"

"Bahkan perempuan jalang saja lebih baik darinya!"

"Dasar tidak punya hati!"

Para anggota Keluarga Bai yang kesal mulai menghujat, mencaci-maki dan menyudutkan Sesilia.

Sesilia merasa sangat bersalah dan menangis dalam diam.

Sumpah serapah dan hujatan yang memenuhi telinganya membuatnya makin tertekan.

Dia adalah pendosa yang menghancurkan Keluarga Bai.

Andrew mengernyit.

Tiba-tiba, Taylor Bai, paman kedua Sesilia melangkah maju.

"Ayah, Sesilia yang tidak becus sudah terbukti membuat perusahaan terpuruk. Menurutku, lebih baik Cleo saja yang memimpin perusahaan."

Begitu usulan ini terlontar, semua orang di ruangan itu pun mulai berkomentar.

"Benar itu. Tidak ada salahnya kita beri kesempatan pada Cleo, dia masih muda, cerdas dan punya masa depan yang menjanjikan. Dengan pemikirannya yang jitu dia pasti mampu memimpin perusahaan dan tidak mungkin membuat perusahaan menjadi terpuruk seperti saat ini!"

Jackie Bai, bibi ketiga pun menimpali.

"Aku setuju, biar Cleo yang memimpin perusahaan!"

"Aku juga setuju!"

"Kakek, ayo angkat Cleo untuk memimpin perusahaan."

"Ayah, jabatan pemimpin harus kita serahkan pada Cleo."

Semuanya memberi pendapat dan menunjuk Cleo sebagai pemimpin perusahaan.

Sesilia yang pucat pasi menatap keluarga besarnya.

Kerja kerasnya selama bertahun-tahun jadi sia-sia, padahal beberapa proyek besar tak lama lagi akan tuntas. Di saat seperti ini, dia harus menyerah dan membuat orang lain memetik buah hasilnya?

Mana mungkin Sesilia rela?

Cleo menyunggingkan senyum dan berkata, "Paman, aku ini bukan siapa-siapa dan tidak berpengalaman, mana mungkin aku mampu memimpin perusahaan."

"Cleo, jangan merendah begitu. Sesilia yang tidak becus begini saja bisa jadi pemimpin perusahaan, kenapa kamu tidak?"

"Betul, kamu harus membuktikan bahwa kamu lebih hebat."

"Kami percaya padamu, kamulah harapan kita semua!"

Riley menatap Cleo dengan seksama seperti mempertimbangkan usulan anggota keluarga.

Menyaksikan situasinya, hati Sesilia seperti teriris pisau.

Dia sadar perusahaan sudah di ambang batas kehancuran.

Dia yang hanya sendiri jelas tidak mampu melawan seluruh Keluarga Bai.

Tiba-tiba, Andrew yang berdiri di sampingnya menceletuk, "Semua orang itu punya hari sial dan sekarang Sesilia sedang berada dalam kesialan itu. Kalian para keluarga bukannya membantu malah menghinanya, bukankah kalian yang lebih jahat?"

Mereka semua terdiam.

"Siapa kamu? Apa hakmu ikut campur?" sahut Taylor sambil memelototi Andrew.

"Aku suami Sesilia," sahut Andrew dengan santai.

"Apa?"

Semuanya tercengang.

"Sesilia, ada apa ini?"

Riley langsung menatap Sesilia.

Sesilia yang masih merundung terkejut, tetapi sedetik kemudian dia bisa menenangkan dirinya dan berujar dengan pelan, "Tadi Kakek tanya ke mana aku semalam, 'kan? Aku dan dia ... kami berdua menginap di hotel ..."

Rasanya, ada petir yang menggelegar.

Riley bahkan sampai menganga lebar.

"Aib! Astaga ini malapetaka!"

"Sesilia! Kamu sudah gila ya? Kamu itu pimpinan PT. Bidara! Bisa-bisanya kamu melakukan hal tercela seperti ini?"

"Kamu haus belaian pria? Lebih baik kamu main dengan Dio daripada dengan pria yang tidak jelas asal usulnya ini. Kamu benar-benar aib keluarga ini!"

"Menjijikkan! Sangat memalukan!"

Semua saudaranya mencaci maki Sesilia.

Andrew tidak terima, dia memicingkan matanya dan menyahut, "Apa maksudnya kami melakukan perbuatan tercela dan merendahkan kehormatan keluarga? Aku dan Sesilia tidak terikat perkawinan dengan siapa pun. Berani sekali menghina kami. Sebaliknya, memang kalian ini tidak berdosa?"

"Berengsek! Lancang sekali kamu merendahkan kehormatan kami sekeluarga?"

Taylor tersulut amarah sampai menyingsingkan lengan bajunya dan hendak melakukan sesuatu.

Andrew hanya mengamati lalu kembali menyindir, "Aku hanya berkata jujur. Contohnya kamu, semalam kamu bercinta dengan dua wanita sekaligus. Luar biasa!"

Taylor langsung terlihat panik, lalu katanya, "Sembarangan! Apa maksudmu?"

"Aku tidak sembarang bicara. Hahh, staminamu tergolong lemah. Lihat, urat nadi di pergelangan tangan kananmu membesar, ini pertanda kamu kekurangan tenaga. Selain itu, dua bekas ciuman di lehermu itu berbeda, pasti karena berasal dari dua wanita yang berbeda. Jadi? Bukankah kamu bercinta dengan wanita yang berbeda?"

Andrew terkekeh, "Kamu yang sudah menikah saja masih main wanita? Berani sekali mengatakan kami melakukan perbuatan tercela?"

Tatapan semuanya pun beralih pada leher Taylor.

Ternyata samar-samar memang ada dua bekas ciuman bibir di kedua sisi lehernya.

Buktinya jelas karena belum terhapus.

"Kurang ajar! Pantas semalam kamu pulang dengan lunglai, rupanya tenagamu habis terkuras oleh rubah betina liar di luar sana? Cepat jelaskan, kalau tidak kamu akan mati di tanganku."

Seorang wanita dengan dandanan agak menor menghampiri Taylor, dia menyerang dengan membabi buta sambil menangis meraung-raung.

"Sayang, bukan begitu. Semalam aku mabuk dengan klien, tapi kami tidak melakukan apa pun, tidak seperti cerita pria tidak jelas ini."

Taylor berusaha menenangkan istrinya, namun gagal.

Wanita itu terus menyerang Taylor sambil meraung sejadi-jadinya dan memekakkan telinga semua orang.

Situasi jadi kacau.

Jackie yang marah langsung mengacungkan telunjuk pada Andrew dan membentaknya, "Kamu sudah bikin onar di sini! Dasar penjahat!"

Andrew meliriknya dan mencibir, "Kamu juga sama saja. Kamu bibi ketiga Sesilia, 'kan? Bukannya suamimu itu mandul? Kenapa kamu terlihat lemas dan kuyu? Haha, jelas kamu baru menggugurkan kehamilanmu, 'kan? Apa jangan-jangan suamimu sudah tidak mandul?

"Hah?"

Jackie terhenyak.

"Apa?"

Paman ketiga Sesilia sangat kaget sampai matanya membelalak saat menatap Jackie. Seluruh badannya gemetar, "Apa perkataannya itu ... benar?"

"Tidak, dia bohong! Darma, aku bukan orang seperti itu ... jangan dengarkan dia!" Jackie sangat panik.

"Silakan pergi periksa di rumah sakit dan buktikan perkataanku," tantang Andrew.

Jackie menatap Andrew dengan penuh kebencian, ingin sekali rasanya mencincang pria ini.

"Dasar pelacur! Ayo kita ke rumah sakit."

Darma Zhao menarik lengan Jackie dengan kasar dan menyeretnya keluar.

Andrew tidak bersikap sungkan dan bicara terus terang.

Masalah pribadi yang ditutup rapat semua dibongkar oleh Andrew.

Tidak berapa lama, kegaduhan makin tidak terkendali.

Sesilia menatap Andrew dengan bingung, namun matanya memancarkan kekaguman.

Bagaimana pria ini bisa menciptakan keributan hanya dengan beberapa kata? Sungguh luar biasa.

"Diam!"

Tiba-tiba, Riley berteriak.

Kegaduhan langsung terhenti.

"Kita bahas semua ini di rumah, kalian mau mempermalukan diri sendiri di depan orang lain?"

Wajah Riley memerah menahan amarahnya. Dia menatap Andrew dengan sinis, "Anak muda, pintar sekali kamu bicara? Aku tidak tahu bagaimana kesepakatanmu dengan Sesilia, tapi aku minta jangan memperkeruh masalah keluarga kami. Saat ini aku tidak punya pilihan selain memecat Sesilia. Kalau kamu nekad untuk tetap terlibat, kamu juga akan ikut menderita saat Sesilia kehilangan wewenang. Jadi, kusarankan untuk mundur karena kalau tidak mungkin kamu juga akan tertimpa kesialan."

Riley bukan mengingatkan, tetapi sudah mengancam.

Andrew tetap terlihat tenang, lalu tersenyum tipis, "Masalahnya hanya karena terjadi masalah pada perusahaan, 'kan? Bagaimana kalau Sesilia berhasil membalikkan keadaan?"

Sesilia menatap Andrew sambil tercengang.

"Haha, tidak mungkin. Apa kamu tahu seburuk apa kondisi perusahaan? Aliran dana sudah terhenti, sementara beberapa proyek besar terpaksa ditunda. Kalau dalam dua tiga hari ini tidak ada kucuran dana, proyek pasti akan dibatalkan, PT. Bidara pasti akan dituntut di pengadilan dan akhirnya akan bangkrut dan dilikuidasi. Sesilia sendiri akan ditahan setidaknya 10 tahun lebih, kamu menolongnya dengan cara apa?"

Cleo mencibir.

"Itu urusanku, yang harus kalian jawab adalah apa kompensasi kalian pada Sesilia kalau dia berhasil menyelamatkan perusahaan dalam waktu tiga hari?" tanya Andrew dengan tenang.

"Aku akan bersujud padanya di hadapan semua orang," sahut Cleo sambil menggebrak meja.

"Kalau dia bisa melakukannya, aku tidak akan pernah terlibat lagi dalam urusan kantor, PT. Bidara sepenuhnya milik Sesilia."

Riley mengumumkan pendiriannya.

"Sepakat!" Andrew berseru.

"Tunggu dulu, aku belum selesai. Sebagai gantinya, kalau Sesilia gagal dia tidak boleh melawan lagi. Dia harus menikah dengan Dio supaya Keluarga Zheng bisa menolong perusahaan. Bagaimana?" kata Riley sambil menatap Sesilia dan Andrew.

Napas Sesilia mulai tidak beraturan, wajahnya pucat pasi.

Ini artinya ... dia mempertaruhkan semua miliknya.

Namun, Sesilia hanya ragu sesaat karena dia langsung mengangguk. "Kakek, aku setuju."

Andrew yang ada di sampingnya memperhatikan dengan seksama.

Jelas terlihat semangat juang Sesilia, dia tidak mau menyerah.

Dia bukan menaruh harapannya pada bantuan Andrew, tetapi dia ingin menggunakan kesempatan terakhirnya selama tiga hari ini untuk bertarung habis-habisan!

Dia bukan menaruh harapannya pada bantuan Andrew, tetapi dia ingin menggunakan kesempatan terakhirnya selama tiga hari ini untuk bertarung habis-habisan!

Dia tidak ingin kabur, dia ingin menggunakan sisa kekuatan terakhirnya untuk memperjuangkan segalanya.

"Baik, jangan ingkar janji," sahut Riley dengan nada datar lalu keluar meninggalkan tempat itu.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

200