Bab 7 Part 7
by Novita.Ramadhani
11:54,Nov 14,2023
Makin lama jilatanku di memek Utami makin massive. Rintihan – rintihan spontan Utami pun makin menjadi – jadi, “Boss … ooooooh …. Bossssss …. ini luar biasa enaknya Bossss … “
Sampai pada suatu saat, ketkika celah memek Utami terasa sudah cukup basah, aku pun bangkit. Kuangkat dan kubopong tubuh Utami ke arah bed. Lalu kuletakkan tubuh berkulit sawo matang itu di atas kasur bertilam kain seprai putih bersih.
Tanpa kusuruh, Utami pun menanggalkan kimono dan behanya, sementara aku sendiri sudah telanjang dan memegang batang kemaluanku yang sudah siap untuk dicobloskan ke dalam liang memek cewek berkulit coklat muda yang mulus itu.
Utami pasrah saja ketika kedua kakinya kurenggangkan, kemudian moncong penisku diletakkan pada celah yang ternganga dan berwarna merah darah itu.
Dengan sekuat tenaga tapi hati – hati, kudorong penisku sampai masuk kepalanya.
Buat orang awam, menyetubuhi cewek yang masih perawan itu harus melewati “perjuangan berat”. Bahkan sering kudengar cerita bahwa sepasang pengantin sampai berhari – hari untuk “berjuang” untuk mengambil keperawanan pengantin perempuannya.
Aku geli kalau sudah mendengar cerita – cerita seperti itu. Karena aku tak pernah menemui kesulitan seperti itu.
Penisku yang kepalanya sudah masuk ke dalam liang memek Utami, kudorong lagi sedikit demi sedikit … memang masih sangat sempit liang memek cewek yang satu ini. Tapi berkat jilatan dan curahan air liurku yang sudah membanjiri liang sempit ini, aku berhasil membenamkan penisku lebih dari separohnya.
Utami menyeringai sesaat. Tapi lalu tampak pasrah lagi. Sementara batang kemaluanku mulai kuayun maju mundur perlahan – lahan dulu.
Makin lama entotanku makin lancar. Meski liang memek Utami luar biasa sempitnya, namun akhirnya secara ekologis lendir libidonya terbit untuk memperlicin liang memeknya. Sehingga entotanku mulai lancar. Aku pun menghempaskan dadaku ke sepasang toketnya yang lumayan gede. Sambil menciumi dan melumat bibir sensualnya.
Setelah ciuman dan lumatanku terlepas, Utami mulai “berkicau”.
“Boss … duuuuh Boss … ini enak sekali Boss … ooooh …. oooo …. sa … saya seperti melayang – layang gini Boss …. ooooh … ternyata disetubuhi ini luar biasa enaknya Boss … oooooh …. aaaah …. ooooh … iya Boss … entot terus Boss … enak sekali … oooh … gak nyangka … disetubuhi ini luar biasa enaknya Bosssssss …. ooooh … entot terus Boss … makin lama makin enak Bosssss … Bossssssssss ….. Booossssss … “
Ocehan Utami baru berhenti setelah mulutnya kusumpal dengan ciuman dan lumatanku.
Namun tampaknya Utami sudah berada di detik – detik krusial menjelang orgasme. Meski mulutnya tersumpal oleh ciuman dan lumatanku, masih sempat dia melontarkan suara seperti orang yang mulutnya sedang dibungkam “
adududuuuh … saya seperti mau jatoh … takuuut … oooooooh …. !”
Lalu kurasakan liang memeknya berkedut – kedut kencang … disusul dengan berlimpahnya lendir di dalam liang senggamanya … !
Jelas Utami sudah mencapai orgasme.
Mengingat Utami baru sekali ini merasakan disetubuhi, aku pun tak mau menyiksanya. Aku berusaha untuk berejakulasi secepat mungkin.
Maka kupercepat entotanku, maju – mundur – maju – mundur dengan cepatnya. Sampai akhirnya kutancapkan batang kemaluanku di dalam liang memek yang sempit dan legit itu.
Disusul dengan berhamburannya sperma dari moncong penisku.
Aku mengelojot, lalu terkulai di atas perut Utami. Dengan tubuh bermandikan keringat.
Ketika kucabut penisku dari liang memek Utami, yang pertama kali kuperhatikan adalah darah di bawah bokong Utami.
Setelah melihat darah perawan di permukaan seprai putih bersih itu, aku mengusap-usap rambut Utami sambil berkata, “Sekarang kamu tidak perawan lagi. Apakah kamu menyesal telah memberikan kesucianmu padaku ?”
“Nggak … saya malah merasa bahagia karena telah memberikan kesucian saya kepada pria yang sangat saya cintai, “ sahut Utami dengan senyum di bibirnya.
“Tenang ya Sayang. Aku juga sudah mencintaimu. Tapi karena istriku sudah empat orang, mungkin aku takkan bisa menikahimu secara resmi. “
“Nggak apa. Asalkan Boss mau memperlakukan saya sebagai istri … “
“Masa istri manggil suaminya Boss ? Mulai sekarang kamu harus bisa memanggil Abang atau Bang aja padaku. Kecuali kalau sedang ada karyawan lain di antara kita. “
“Iya Boss … eeeh … Bang. “
“Setelah kita pulang nanti, kamu harus membeli buku – buku tentang perhotelan selengkap mungkin. Karena sepulangnya dari Surabaya, kamu akan segera kuangkat menjadi general manager. Dengan gaji dua kali lipat dari gaji yang selama ini kamu terima. Belum lagi uang belanja dariku … uang belanja dari seorang suami kepada istrinya, meski kita belum menikah. “
Utami memelukku dengan hangatnya. Sambil berkata perlahan, “Terima kasih Bang … saya semakin bahagia mendengarnya. Semoga Mama pun ikut bahagia mendengar kenaikan jabatan saya nanti. “
“Kamu dan mamamu tinggal di rumah sendiri ?”
“Cuma di rumah kontrakan Bang. “
“Nanti aku akan ngasih sebuah rumah yang layak untuk seorang general manager. “
“Oooh … terima kasih Bang … mmm … saya makin cinta dan sayang kepada Abang. “
Sebenarnya aku bisa saja mengajak Utami bersetubuh lagi kedua dan ketiga kalinya. Tapi aku harus punya tenggang rasa. Bahwa di dalam liang kemaluannya pasti ada luka, akibat robeknya hymen (selaput perawan) Utami.
Biarlah Utami beristirahat dulu selama 2 atau 3 hari. Kalau sudah benar -benar sembuh lukanya, baru aku akan mengajaknya bersetubuh lagi.
Esoknya kami pulang ke Surabaya lagi. Ke hotelku.
Sementara aku tetap berniat untuk mengunjungi keempat cabang perusahaanku yang berdomisili di Surabaya itu.
Niat untuk inspeksi mendadak itu kulakukan keesokan harinya. Sementara Utami kuminta agar beristirahat saja di suite room hotelku. Bahkan aku memberinya uang yang cukup banyak. SIapa tahu dia ingin belanja oleh – oleh dan sebagainya.
Kepada karyawati yang bertugas di front office, aku minta ada yangf mengantar kalaju Utami ingin berjalan – jalan ke luar hotel.
Cabang perusahaan pertama yang kukunjungi, direkturnya seorang pria 40 tahunan bernama Priosembodho. Dia magister di bidang managemen. Penerimaannya atas kedatanganku sangat baik dan sopan.
Aku hanya memberi sedikit pengarahan. Yang jelas, aku ingin agar pendapatan cabang itu meningkat terus. Jangan sampaki stagnasi, apalagi menurun.
Cabang perusahaan kedua yang kukunjungi … nah … ini dia masalahnya. Direktur cabang yang kedua ini … seorang wanita di atas 30 tahunan yang seksi sekali di mataku, bernama Widyaningrum, dengan nama kecil Widi.
Dia juga magister manajemen.
Ketika ia duduk berhadapan denganku, memang sopan sikapnya, tapi spanroknya terlalu pendek, sehingga bukan hanya paha putih mulusnya yang tampak di mataku, melainkan juga celana dalamnya yang berwarna pink itu … !
Siang – siang gini aku sudah disuguhi “pemandangan” yang merangsang begitu.
Setelah memberikan pengarahan, aku berkata, “Baru kenal sebentar saja Mbak Widi sudah memancarkan kesan positif untuk kemajuan perusahaan ini. Semoga prediksi ini tidak meleset. ”
“Terima kasih Big Boss, “ sahutnya.
“Tapi sayang masih ada sesuatu yang menghalangi pandanganku. “
“Maaf … maksud Big Boss … ?!”
Bersambung
Sampai pada suatu saat, ketkika celah memek Utami terasa sudah cukup basah, aku pun bangkit. Kuangkat dan kubopong tubuh Utami ke arah bed. Lalu kuletakkan tubuh berkulit sawo matang itu di atas kasur bertilam kain seprai putih bersih.
Tanpa kusuruh, Utami pun menanggalkan kimono dan behanya, sementara aku sendiri sudah telanjang dan memegang batang kemaluanku yang sudah siap untuk dicobloskan ke dalam liang memek cewek berkulit coklat muda yang mulus itu.
Utami pasrah saja ketika kedua kakinya kurenggangkan, kemudian moncong penisku diletakkan pada celah yang ternganga dan berwarna merah darah itu.
Dengan sekuat tenaga tapi hati – hati, kudorong penisku sampai masuk kepalanya.
Buat orang awam, menyetubuhi cewek yang masih perawan itu harus melewati “perjuangan berat”. Bahkan sering kudengar cerita bahwa sepasang pengantin sampai berhari – hari untuk “berjuang” untuk mengambil keperawanan pengantin perempuannya.
Aku geli kalau sudah mendengar cerita – cerita seperti itu. Karena aku tak pernah menemui kesulitan seperti itu.
Penisku yang kepalanya sudah masuk ke dalam liang memek Utami, kudorong lagi sedikit demi sedikit … memang masih sangat sempit liang memek cewek yang satu ini. Tapi berkat jilatan dan curahan air liurku yang sudah membanjiri liang sempit ini, aku berhasil membenamkan penisku lebih dari separohnya.
Utami menyeringai sesaat. Tapi lalu tampak pasrah lagi. Sementara batang kemaluanku mulai kuayun maju mundur perlahan – lahan dulu.
Makin lama entotanku makin lancar. Meski liang memek Utami luar biasa sempitnya, namun akhirnya secara ekologis lendir libidonya terbit untuk memperlicin liang memeknya. Sehingga entotanku mulai lancar. Aku pun menghempaskan dadaku ke sepasang toketnya yang lumayan gede. Sambil menciumi dan melumat bibir sensualnya.
Setelah ciuman dan lumatanku terlepas, Utami mulai “berkicau”.
“Boss … duuuuh Boss … ini enak sekali Boss … ooooh …. oooo …. sa … saya seperti melayang – layang gini Boss …. ooooh … ternyata disetubuhi ini luar biasa enaknya Boss … oooooh …. aaaah …. ooooh … iya Boss … entot terus Boss … enak sekali … oooh … gak nyangka … disetubuhi ini luar biasa enaknya Bosssssss …. ooooh … entot terus Boss … makin lama makin enak Bosssss … Bossssssssss ….. Booossssss … “
Ocehan Utami baru berhenti setelah mulutnya kusumpal dengan ciuman dan lumatanku.
Namun tampaknya Utami sudah berada di detik – detik krusial menjelang orgasme. Meski mulutnya tersumpal oleh ciuman dan lumatanku, masih sempat dia melontarkan suara seperti orang yang mulutnya sedang dibungkam “
adududuuuh … saya seperti mau jatoh … takuuut … oooooooh …. !”
Lalu kurasakan liang memeknya berkedut – kedut kencang … disusul dengan berlimpahnya lendir di dalam liang senggamanya … !
Jelas Utami sudah mencapai orgasme.
Mengingat Utami baru sekali ini merasakan disetubuhi, aku pun tak mau menyiksanya. Aku berusaha untuk berejakulasi secepat mungkin.
Maka kupercepat entotanku, maju – mundur – maju – mundur dengan cepatnya. Sampai akhirnya kutancapkan batang kemaluanku di dalam liang memek yang sempit dan legit itu.
Disusul dengan berhamburannya sperma dari moncong penisku.
Aku mengelojot, lalu terkulai di atas perut Utami. Dengan tubuh bermandikan keringat.
Ketika kucabut penisku dari liang memek Utami, yang pertama kali kuperhatikan adalah darah di bawah bokong Utami.
Setelah melihat darah perawan di permukaan seprai putih bersih itu, aku mengusap-usap rambut Utami sambil berkata, “Sekarang kamu tidak perawan lagi. Apakah kamu menyesal telah memberikan kesucianmu padaku ?”
“Nggak … saya malah merasa bahagia karena telah memberikan kesucian saya kepada pria yang sangat saya cintai, “ sahut Utami dengan senyum di bibirnya.
“Tenang ya Sayang. Aku juga sudah mencintaimu. Tapi karena istriku sudah empat orang, mungkin aku takkan bisa menikahimu secara resmi. “
“Nggak apa. Asalkan Boss mau memperlakukan saya sebagai istri … “
“Masa istri manggil suaminya Boss ? Mulai sekarang kamu harus bisa memanggil Abang atau Bang aja padaku. Kecuali kalau sedang ada karyawan lain di antara kita. “
“Iya Boss … eeeh … Bang. “
“Setelah kita pulang nanti, kamu harus membeli buku – buku tentang perhotelan selengkap mungkin. Karena sepulangnya dari Surabaya, kamu akan segera kuangkat menjadi general manager. Dengan gaji dua kali lipat dari gaji yang selama ini kamu terima. Belum lagi uang belanja dariku … uang belanja dari seorang suami kepada istrinya, meski kita belum menikah. “
Utami memelukku dengan hangatnya. Sambil berkata perlahan, “Terima kasih Bang … saya semakin bahagia mendengarnya. Semoga Mama pun ikut bahagia mendengar kenaikan jabatan saya nanti. “
“Kamu dan mamamu tinggal di rumah sendiri ?”
“Cuma di rumah kontrakan Bang. “
“Nanti aku akan ngasih sebuah rumah yang layak untuk seorang general manager. “
“Oooh … terima kasih Bang … mmm … saya makin cinta dan sayang kepada Abang. “
Sebenarnya aku bisa saja mengajak Utami bersetubuh lagi kedua dan ketiga kalinya. Tapi aku harus punya tenggang rasa. Bahwa di dalam liang kemaluannya pasti ada luka, akibat robeknya hymen (selaput perawan) Utami.
Biarlah Utami beristirahat dulu selama 2 atau 3 hari. Kalau sudah benar -benar sembuh lukanya, baru aku akan mengajaknya bersetubuh lagi.
Esoknya kami pulang ke Surabaya lagi. Ke hotelku.
Sementara aku tetap berniat untuk mengunjungi keempat cabang perusahaanku yang berdomisili di Surabaya itu.
Niat untuk inspeksi mendadak itu kulakukan keesokan harinya. Sementara Utami kuminta agar beristirahat saja di suite room hotelku. Bahkan aku memberinya uang yang cukup banyak. SIapa tahu dia ingin belanja oleh – oleh dan sebagainya.
Kepada karyawati yang bertugas di front office, aku minta ada yangf mengantar kalaju Utami ingin berjalan – jalan ke luar hotel.
Cabang perusahaan pertama yang kukunjungi, direkturnya seorang pria 40 tahunan bernama Priosembodho. Dia magister di bidang managemen. Penerimaannya atas kedatanganku sangat baik dan sopan.
Aku hanya memberi sedikit pengarahan. Yang jelas, aku ingin agar pendapatan cabang itu meningkat terus. Jangan sampaki stagnasi, apalagi menurun.
Cabang perusahaan kedua yang kukunjungi … nah … ini dia masalahnya. Direktur cabang yang kedua ini … seorang wanita di atas 30 tahunan yang seksi sekali di mataku, bernama Widyaningrum, dengan nama kecil Widi.
Dia juga magister manajemen.
Ketika ia duduk berhadapan denganku, memang sopan sikapnya, tapi spanroknya terlalu pendek, sehingga bukan hanya paha putih mulusnya yang tampak di mataku, melainkan juga celana dalamnya yang berwarna pink itu … !
Siang – siang gini aku sudah disuguhi “pemandangan” yang merangsang begitu.
Setelah memberikan pengarahan, aku berkata, “Baru kenal sebentar saja Mbak Widi sudah memancarkan kesan positif untuk kemajuan perusahaan ini. Semoga prediksi ini tidak meleset. ”
“Terima kasih Big Boss, “ sahutnya.
“Tapi sayang masih ada sesuatu yang menghalangi pandanganku. “
“Maaf … maksud Big Boss … ?!”
Bersambung
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved