Bab 14 Masalah Representatif
by Wusin
09:57,Oct 26,2023
Keesokannya, ketika James membuka mata. Dia melihat mereka bertiga masih tertidur pulas dan mendengkur. Dia malas membangunkan mereka. Dia langsung keluar dan pergi dengan mengendarai mobil.
Mereka yang memiliki ruang VIP tetap, kapan saja bisa membuka tagihan puluhan juta Yuan. Tidak ada yang khawatir tagihan mereka tidak akan dilunasi.
Pertama-tama, dia pergi ke gedung yang semalam disebut Leon. Ternyata memang tidak jauh dari rumahnya. Gedung itu terletak di antara Grup Sinar dan rumah Keluarga Xu. Sebelumnya, James juga sering melewati tempat ini, gedung terbengkalai ini adalah properti milik Leon. Gedung bertingkat lima ini, dibangun dengan cukup baik. Bagian eksteriornya sudah selesai. Tetapi karena tidak terpelihara, maka kelihatannya sedikit bobrok. Dia harus mencari orang untuk membersihkannya, dan melakukan pembaharuan sederhana.
Dia memasuki gedung itu dan melihat ke segala arah. Segalanya acak-acakan. Di mana-mana ada bekas bahan bangunan yang belum habis digunakan. Kabel-kabel listrik yang terpapar di tengah ruangan tampak sudah tua. Meskipun demikian, gedung itu masih kokoh. Bangunan yang dibangun Leon, tentu saja bukan bangunan berkualitas tahu bonyok.
Bangunan ini bertingkat lima, dengan luas 5000 meter persegi pada setiap tingkatnya. Dengan sedikit renovasi, tempat ini bisa dia gunakan. Tampaknya Leon cukup niat saat mengejar artis wanita itu.
Saat melihat-lihat gedung itu, dia menyempatkan diri untuk menghubungi ibunya. Semalam suntuk tidak pulang, jangan sampai ibunya khawatir.
Begitu memutuskan teleponnya, dia tertegun sejenak. Sekarang, dia merasa sangat alami saat menelepon Lydia. Rasanya seperti sudah biasa. Dia sadar, dirinya sudah berbaur dengan keluarga ini. Dia menyukai suasana seperti ini. Mulai muncul rasa kerinduan.
Inikah rasanya keluarga?
Setelah selesai melihat-lihat gedung itu, dia mengendarai mobilnya menuju Grup Sinar. Dia kurang paham urusan mendirikan perusahaan. Dia berencana untuk bertanya pada Thomas Xue dan Jane Lin.
Begitu memasuki Grup Sinar, dia merasa banyak bola mata yang berputar saat melihat dirinya. Dia tidak menghiraukannya dan langsung pergi menuju ke lantai 49.
Begitu pintu ruang direktur terbuka, Thomas sedang menunduk menyelesaikan beberapa berkas dokumen. Sewaktu dia melihat yang masuk adalah James yang dipenuhi bau alkohol, dia mengerutkan alisnya, "Lagi-lagi kamu pergi minum? Lain kali jangan sering-sering bergaul dengan orang-orang itu. Baru beberapa hari saja kamu berubah, sekarang sudah kembali lagi ke asal?"
James tersenyum tipis, "Jangan khawatir, aku tahu batas."
"Baiklah. Bagus jika kamu tahu batas. Pergilah ke kamarku untuk mandi, dan gantilah pakaianmu!" Thomas tidak bicara lebih lanjut.
James mengangguk, masuk ke kamar tidur di belakanr ruang direktur. Dia menyalakan keran air, dan mandi.
Saat mandi setengah jalan, tiba-tiba dia ingat dirinya tidak membawa baju ganti. Dia menyembulkan kepalanya dan berkata, "Ayah. Apakah ada baju lebih di sini?"
Thomas menatapnya dan berkata dengan santai, "Ada beberapa setel pakaian di dalam lemari di sebelah kiri. Ada pakaian dalam juga. Aku belum pernah memakainya. Pilihlah sendiri!"
"Oh, baiklah!" Kepala James kembali masuk ke dalam dan lanjut mandi.
Setelah selesai mandi, dia membalut tubuhnya dengan handuk dan terdiam di depan lemari.
Lemari pakaian itu dipenuhi dengan setelan jas resmi. Sama sekali tidak ada pakaian kasual. Baik James yang dulu, maupun James yang sekarang, tidak ada yang suka mengenakan setelan jas. Dia selalu mengenakan pakaian kasual.
"Ayah, apakah kamu tidak punya pakaian lain? Mengapa hanya ada jas?" James melihat pakaian di lemari dan bertanya sambil merengut.
Thomas memutar matanya, dia tersenyum dan berkata, "Aku hanya memiliki jas di sini. Apakah kamu mengira orang tua sepertiku bisa berpakaian sepertimu untuk bekerja setiap harinya?"
Dengan jabatan Thomas, dia sehari-hari hanya bisa mengenakan jas. Tidak mungkin dia mengenakan pakaian kasual untuk mengikuti pertemuan.
James mengangkat bahu. Tidak ada, ya, apa boleh buat. Meskipun dia merasa canggung, tetapi setidaknya lebih baik daripada pakaiannya yang bau alkohol itu.
Setelah mengganti pakaiannya dan muncul kembali di hadapan Thomas, Thomas hanya bisa melongo. Ukuran tubuh ayah dan putranya itu hampir mirip. Pakaiannya pas dipakai di tubuh putranya itu. Jangan bilang, setelah berganti gaya berpakaian, dia tampak sangat menarik. Satu kata! Tampan!"
"Lumayan, ukurannya pas. Kamu terlihat lebih enak dipandang!" Thomas menghentikan apa yang sedang dia lakukan sebelumnya dan bersandar di kursinya. Dia mengangguk dengan puas. Wajahnya terlihat sedikit tersenyum.
"Rasanya agak aneh..." James menggerak-gerakkan tubuhnya. Rasanya dia tidak seperti dirinya sendiri. Dia memutuskan untuk segera menggantinya setelah pulang nanti.
Melihat raut wajah James yang merasa canggung, Thomas tertawa dan membiarkannya duduk, "Aku dengar, kamu membuat para pengawal di rumah tunduk padamu. Sejak kapan kamu menjadi begitu hebat? Aku dengar ibumu berkata, kamu berlatih seni bela diri?"
"Benar. Bukankah aku anak berbakat? Belajar sebentar saja, aku langsung menguasainya. Sama seperti Linghu Chong." James berkata sambil tertawa.
Omong-kosongnya ini bisa saja menipu Lydia yang keracunan serial drama. Akan tetapi, tidak cukup untuk menipu Thomas. Akan tetapi, Thomas juga tahu, dia tidak akan bisa menanyakan apa-apa. Dia malas bertanya lagi. Asalkan anaknya berubah menjadi lebih baik, itu sudah cukup.
“Linghu Chong, jika kamu tidak berubah menjadi Lin Pingzhi, aku dan ibumu sudah sangat berterima kasih." Thomas memutar bola matanya, lalu kembali berkata, "Dengar-dengar kamu ingin mendirikan Kantor Sekuriti? Apakah kamu sudah memikirkan bagaimana caranya?"
"Bukankah itu mengapa aku cepat-cepat kemari untuk bertanya padamu? Ayah tahu sendiri, aku tidak terlalu mengerti bagaimana cara mendirikan perusahaan. Aku berencana menyerap pengalaman darimu!" James tersenyum dan berkata dengan rendah hati.
"Kalau tidak mengerti, untuk apa kamu mendirikan perusahaan? Untuk mengalihkan perhatianku? Saat ini ada setumpuk masalah yang masih harus kuselesaikan. Carilah Jane, biarkan dia mengajarimu hal-hal yang mendasar. Nanti malam, setelah pulang, aku akan membantumu memikirkan beberapa hal." meskipun Thomas terdengar seperti menyalahkan, akan tetapi dia sebenarnya merasa sangat senang. Asalkan putranya itu bersedia belajar, dengan tingkat kepandaiannya, ini semua hanyalah hal kecil.
Bocah tengik! Akhirnya kamu berjalan di jalan yang benar! Saat ini, suasana hati Thomas benar-benar merasa lega.
"Ya, sudah!" James menganggukkan kepalanya, lalu dia menambahkan, "Biarkan pengawal-pengawal yang ada disekitarmu mendampingimu. Setelah aku selesai dengan urusan pembukaan perusahaan, aku akan memberimu beberapa pengawal yang lebih bisa diandalkan."
Pengawal yang mendampingi Thomas tidaklah sedikit. Akan tetapi, kemampuan mereka setara dengan pengawal-pengawal yang ada di rumah. Mereka hanya cukup untuk menggertak orang saja. Untuk urusan lainnya, tidak bisa diharapkan. Keluarga Xu adalah keluarga besar dengan bisnis besar. Mereka tidak bisa menghindari incaran orang lain. Demi keamanan orang tuanya itu, James memutuskan untuk mengajari orang-orang yang bisa diandalkan untuk mendampinginya.
"Aku serahkan hal ini padamu," ujar Thomas sambil tersenyum.
Berhubung putranya menguasai seni bela diri, maka dia menyerahkan urusan keamanannya padanya. Setidaknya, dia tidak akan mencelakai dirinya.
"Hm. Kalau begitu, selesaikanlah urusanmu. Aku akan pergi ke tempat Kak Jane."
"Eh? Siapa pria yang baru saja keluar dari ruangan direktur? Mengapa dia tampak begitu familiar? Tampan sekali!" Seorang sekretaris cantik yang berada di kantor sekretaris baru saja hendak mengantarkan dokumen ke ruangan direktur. Kebetulan dia melihat James yang baru saja keluar dari dalam ruangan direktur. Melihat bayangan punggungnya yang menjauh, dia hanya bisa terpana.
"Mimi, mengapa kamu masih berdiri di sana? Kamu masih belum mengantarkan dokumennya kepada direktur?" Sekretaris cantik lainnya melihat Mimi melongo di depan pintu. Dia cepat-cepat menghampiri dan menyenggolnya.
"Hah. Kak Cindy, maaf. Aku akan segera mengantarkannya!" Mimi baru tersadar. Dia cepat-cepat mengetuk pintu ruang direktur.
Begitu keluar dari ruangan Thomas, James langsung berjalan menuju ke ruangan Jane Lin.
Sebelumnya, ruangan itu adalah miliknya. Jika dibandingkan dengan sekarang, seharusnya keadaanya sudah jauh lebih baik. Seharusnya yang ada di dalam bukan hanya sebuah meja kerja dan sebuah komputer saja.
"Tok, tok..."
James mengetuk pintu. Dia tidak berani menyelonong masuk seperti dia masuk ke ruangan ayahnya. Kalau saja Jane sedang mandi di dalam. Dia akan merasa sangat canggung.
"Silakan masuk!" Bunyi suara Jane terdengar dari pengeras suara di sebelah pintu.
James membuka pintu dan masuk.
Begitu James masuk ke dalam, dua orang wanita yang sedang berada di dalam ruangan itu, langsung tertegun. Mereka berdua belum pernah melihat James mengenakan pakaian formal sebelumnya. Makanya orang berkata penampilan mempengaruhi penilaian. Begitu James mengenakan jas dengan potongan yang pas dengan tubuhnya itu, dia memancarkan hawa yang sangat menonjol. Wajahnya disertai dengan senyuman nakal andalannya itu, membuat dia semakin memancarkan pesona pria. Perubahan penampilannya yang begitu mendadak membuat kedua orang wanita yang berada di ruangan itu melongo.
Terlepas dari pria atau wanita, sesungguhnya semua orang adalah mahluk yang mementingkan penampilan. Pria menyukai wanita cantik bertubuh bagus. Sedangkan wanita menyukai pria tampan dan mempesona. Jika dilengkapi dengan ciri-ciri itu, maka bisa lebih mudah menarik perhatian lawan jenis. Seperti James saat ini.
James juga tertegun. Mengapa Felicia Song bisa berada di sini?
Felicia sadar bahwa James sedang melihat ke arahnya. Tiba-tiba saja dia sadar bahwa dia sedang kehilangan kendali. Dia cepat-cepat mengalihkan pandangannya seolah-olah dia tidak melihat James. Setelah meluruskan kembali pikirannya, dia kembali melanjutkan laporan hasil kerjanya pada Jane. "Aku rasa, sudah saatnya kita mengganti representatif perusahaan dalam bidang busana. Karena kepribadian Luna Chen tidak pada tempatnya, maka popularitasnya tidak sebanding dengan dulu. Dia tidak cocok menjadi representatif merek "Youth"!"
"James. Duduklah dulu di sana. Aku dan Felicia akan membicarakan hal ini dulu!" Jane juga sudah sadar kembali. Setelah dia berkata demikian pada James, dia kembali bertanya pada Felicia, "Kalau bgitu, siapa yang menurutmu lebih cocok?"
"Saat ini, ada dua kandidat yang terlintas dalam benakku, yang satu adalah Candice Qin dan yang satu lagi adalah Sunny Li. Citra dan pembawaan mereka cocok untuk penempatan merek kami, tetapi aku pribadi lebih memilih Sunny Li!" jika membicarakan pekerjaan, Felicia selalu dipenuhi dengan semangat dan sikap yang menggelegar.
"Sebutkan alasanmu." Jane Lin mengetuk meja dengan lembut, tampak sedang mempertimbangkan.
Felicia mengangguk dan mulai menjabarkan, "Dalam dua tahun terakhir, Sunny berkembang dengan sangat baik. Dia ikut berperan dalam film-film populer dan sering tampil di festival film asing. Dia memiliki kecenderungan untuk berkembang ke arah panggung internasional. Ini dapat membantu kita mendorong merek kita ke ranah internasional. Jika dibandingkan, Sekalipun Candice dipopulerkan sebagai dewi secara nasional, tetapi dia sedikit terlalu muda. Dia juga belum begitu terkenal di luar negri!"
Apa yang dia katakan sangat masuk akal. Tetapi Jane memiliki pertimbangannya sendiri. Dia berkata, "Masalah utama Sunny Li adalah usianya. Saat ini, dia sudah berusia lebih dari 30 tahun. Bagi seorang selebriti wanita, masalah usia, untuk selamanya tidak bisa dihilangkan. Jika dibandingkan, sekalipun ketenaran Candice tidak sebanding dengan Sunny, tetapi jauh lebih muda. Sekarang dia baru saja tepat berusia 21 tahun. Saat ini, dia sedang mengumpulkan ketenarannya. Perkemnbangannya di masa depan, tidak terbatas!"
Mereka yang memiliki ruang VIP tetap, kapan saja bisa membuka tagihan puluhan juta Yuan. Tidak ada yang khawatir tagihan mereka tidak akan dilunasi.
Pertama-tama, dia pergi ke gedung yang semalam disebut Leon. Ternyata memang tidak jauh dari rumahnya. Gedung itu terletak di antara Grup Sinar dan rumah Keluarga Xu. Sebelumnya, James juga sering melewati tempat ini, gedung terbengkalai ini adalah properti milik Leon. Gedung bertingkat lima ini, dibangun dengan cukup baik. Bagian eksteriornya sudah selesai. Tetapi karena tidak terpelihara, maka kelihatannya sedikit bobrok. Dia harus mencari orang untuk membersihkannya, dan melakukan pembaharuan sederhana.
Dia memasuki gedung itu dan melihat ke segala arah. Segalanya acak-acakan. Di mana-mana ada bekas bahan bangunan yang belum habis digunakan. Kabel-kabel listrik yang terpapar di tengah ruangan tampak sudah tua. Meskipun demikian, gedung itu masih kokoh. Bangunan yang dibangun Leon, tentu saja bukan bangunan berkualitas tahu bonyok.
Bangunan ini bertingkat lima, dengan luas 5000 meter persegi pada setiap tingkatnya. Dengan sedikit renovasi, tempat ini bisa dia gunakan. Tampaknya Leon cukup niat saat mengejar artis wanita itu.
Saat melihat-lihat gedung itu, dia menyempatkan diri untuk menghubungi ibunya. Semalam suntuk tidak pulang, jangan sampai ibunya khawatir.
Begitu memutuskan teleponnya, dia tertegun sejenak. Sekarang, dia merasa sangat alami saat menelepon Lydia. Rasanya seperti sudah biasa. Dia sadar, dirinya sudah berbaur dengan keluarga ini. Dia menyukai suasana seperti ini. Mulai muncul rasa kerinduan.
Inikah rasanya keluarga?
Setelah selesai melihat-lihat gedung itu, dia mengendarai mobilnya menuju Grup Sinar. Dia kurang paham urusan mendirikan perusahaan. Dia berencana untuk bertanya pada Thomas Xue dan Jane Lin.
Begitu memasuki Grup Sinar, dia merasa banyak bola mata yang berputar saat melihat dirinya. Dia tidak menghiraukannya dan langsung pergi menuju ke lantai 49.
Begitu pintu ruang direktur terbuka, Thomas sedang menunduk menyelesaikan beberapa berkas dokumen. Sewaktu dia melihat yang masuk adalah James yang dipenuhi bau alkohol, dia mengerutkan alisnya, "Lagi-lagi kamu pergi minum? Lain kali jangan sering-sering bergaul dengan orang-orang itu. Baru beberapa hari saja kamu berubah, sekarang sudah kembali lagi ke asal?"
James tersenyum tipis, "Jangan khawatir, aku tahu batas."
"Baiklah. Bagus jika kamu tahu batas. Pergilah ke kamarku untuk mandi, dan gantilah pakaianmu!" Thomas tidak bicara lebih lanjut.
James mengangguk, masuk ke kamar tidur di belakanr ruang direktur. Dia menyalakan keran air, dan mandi.
Saat mandi setengah jalan, tiba-tiba dia ingat dirinya tidak membawa baju ganti. Dia menyembulkan kepalanya dan berkata, "Ayah. Apakah ada baju lebih di sini?"
Thomas menatapnya dan berkata dengan santai, "Ada beberapa setel pakaian di dalam lemari di sebelah kiri. Ada pakaian dalam juga. Aku belum pernah memakainya. Pilihlah sendiri!"
"Oh, baiklah!" Kepala James kembali masuk ke dalam dan lanjut mandi.
Setelah selesai mandi, dia membalut tubuhnya dengan handuk dan terdiam di depan lemari.
Lemari pakaian itu dipenuhi dengan setelan jas resmi. Sama sekali tidak ada pakaian kasual. Baik James yang dulu, maupun James yang sekarang, tidak ada yang suka mengenakan setelan jas. Dia selalu mengenakan pakaian kasual.
"Ayah, apakah kamu tidak punya pakaian lain? Mengapa hanya ada jas?" James melihat pakaian di lemari dan bertanya sambil merengut.
Thomas memutar matanya, dia tersenyum dan berkata, "Aku hanya memiliki jas di sini. Apakah kamu mengira orang tua sepertiku bisa berpakaian sepertimu untuk bekerja setiap harinya?"
Dengan jabatan Thomas, dia sehari-hari hanya bisa mengenakan jas. Tidak mungkin dia mengenakan pakaian kasual untuk mengikuti pertemuan.
James mengangkat bahu. Tidak ada, ya, apa boleh buat. Meskipun dia merasa canggung, tetapi setidaknya lebih baik daripada pakaiannya yang bau alkohol itu.
Setelah mengganti pakaiannya dan muncul kembali di hadapan Thomas, Thomas hanya bisa melongo. Ukuran tubuh ayah dan putranya itu hampir mirip. Pakaiannya pas dipakai di tubuh putranya itu. Jangan bilang, setelah berganti gaya berpakaian, dia tampak sangat menarik. Satu kata! Tampan!"
"Lumayan, ukurannya pas. Kamu terlihat lebih enak dipandang!" Thomas menghentikan apa yang sedang dia lakukan sebelumnya dan bersandar di kursinya. Dia mengangguk dengan puas. Wajahnya terlihat sedikit tersenyum.
"Rasanya agak aneh..." James menggerak-gerakkan tubuhnya. Rasanya dia tidak seperti dirinya sendiri. Dia memutuskan untuk segera menggantinya setelah pulang nanti.
Melihat raut wajah James yang merasa canggung, Thomas tertawa dan membiarkannya duduk, "Aku dengar, kamu membuat para pengawal di rumah tunduk padamu. Sejak kapan kamu menjadi begitu hebat? Aku dengar ibumu berkata, kamu berlatih seni bela diri?"
"Benar. Bukankah aku anak berbakat? Belajar sebentar saja, aku langsung menguasainya. Sama seperti Linghu Chong." James berkata sambil tertawa.
Omong-kosongnya ini bisa saja menipu Lydia yang keracunan serial drama. Akan tetapi, tidak cukup untuk menipu Thomas. Akan tetapi, Thomas juga tahu, dia tidak akan bisa menanyakan apa-apa. Dia malas bertanya lagi. Asalkan anaknya berubah menjadi lebih baik, itu sudah cukup.
“Linghu Chong, jika kamu tidak berubah menjadi Lin Pingzhi, aku dan ibumu sudah sangat berterima kasih." Thomas memutar bola matanya, lalu kembali berkata, "Dengar-dengar kamu ingin mendirikan Kantor Sekuriti? Apakah kamu sudah memikirkan bagaimana caranya?"
"Bukankah itu mengapa aku cepat-cepat kemari untuk bertanya padamu? Ayah tahu sendiri, aku tidak terlalu mengerti bagaimana cara mendirikan perusahaan. Aku berencana menyerap pengalaman darimu!" James tersenyum dan berkata dengan rendah hati.
"Kalau tidak mengerti, untuk apa kamu mendirikan perusahaan? Untuk mengalihkan perhatianku? Saat ini ada setumpuk masalah yang masih harus kuselesaikan. Carilah Jane, biarkan dia mengajarimu hal-hal yang mendasar. Nanti malam, setelah pulang, aku akan membantumu memikirkan beberapa hal." meskipun Thomas terdengar seperti menyalahkan, akan tetapi dia sebenarnya merasa sangat senang. Asalkan putranya itu bersedia belajar, dengan tingkat kepandaiannya, ini semua hanyalah hal kecil.
Bocah tengik! Akhirnya kamu berjalan di jalan yang benar! Saat ini, suasana hati Thomas benar-benar merasa lega.
"Ya, sudah!" James menganggukkan kepalanya, lalu dia menambahkan, "Biarkan pengawal-pengawal yang ada disekitarmu mendampingimu. Setelah aku selesai dengan urusan pembukaan perusahaan, aku akan memberimu beberapa pengawal yang lebih bisa diandalkan."
Pengawal yang mendampingi Thomas tidaklah sedikit. Akan tetapi, kemampuan mereka setara dengan pengawal-pengawal yang ada di rumah. Mereka hanya cukup untuk menggertak orang saja. Untuk urusan lainnya, tidak bisa diharapkan. Keluarga Xu adalah keluarga besar dengan bisnis besar. Mereka tidak bisa menghindari incaran orang lain. Demi keamanan orang tuanya itu, James memutuskan untuk mengajari orang-orang yang bisa diandalkan untuk mendampinginya.
"Aku serahkan hal ini padamu," ujar Thomas sambil tersenyum.
Berhubung putranya menguasai seni bela diri, maka dia menyerahkan urusan keamanannya padanya. Setidaknya, dia tidak akan mencelakai dirinya.
"Hm. Kalau begitu, selesaikanlah urusanmu. Aku akan pergi ke tempat Kak Jane."
"Eh? Siapa pria yang baru saja keluar dari ruangan direktur? Mengapa dia tampak begitu familiar? Tampan sekali!" Seorang sekretaris cantik yang berada di kantor sekretaris baru saja hendak mengantarkan dokumen ke ruangan direktur. Kebetulan dia melihat James yang baru saja keluar dari dalam ruangan direktur. Melihat bayangan punggungnya yang menjauh, dia hanya bisa terpana.
"Mimi, mengapa kamu masih berdiri di sana? Kamu masih belum mengantarkan dokumennya kepada direktur?" Sekretaris cantik lainnya melihat Mimi melongo di depan pintu. Dia cepat-cepat menghampiri dan menyenggolnya.
"Hah. Kak Cindy, maaf. Aku akan segera mengantarkannya!" Mimi baru tersadar. Dia cepat-cepat mengetuk pintu ruang direktur.
Begitu keluar dari ruangan Thomas, James langsung berjalan menuju ke ruangan Jane Lin.
Sebelumnya, ruangan itu adalah miliknya. Jika dibandingkan dengan sekarang, seharusnya keadaanya sudah jauh lebih baik. Seharusnya yang ada di dalam bukan hanya sebuah meja kerja dan sebuah komputer saja.
"Tok, tok..."
James mengetuk pintu. Dia tidak berani menyelonong masuk seperti dia masuk ke ruangan ayahnya. Kalau saja Jane sedang mandi di dalam. Dia akan merasa sangat canggung.
"Silakan masuk!" Bunyi suara Jane terdengar dari pengeras suara di sebelah pintu.
James membuka pintu dan masuk.
Begitu James masuk ke dalam, dua orang wanita yang sedang berada di dalam ruangan itu, langsung tertegun. Mereka berdua belum pernah melihat James mengenakan pakaian formal sebelumnya. Makanya orang berkata penampilan mempengaruhi penilaian. Begitu James mengenakan jas dengan potongan yang pas dengan tubuhnya itu, dia memancarkan hawa yang sangat menonjol. Wajahnya disertai dengan senyuman nakal andalannya itu, membuat dia semakin memancarkan pesona pria. Perubahan penampilannya yang begitu mendadak membuat kedua orang wanita yang berada di ruangan itu melongo.
Terlepas dari pria atau wanita, sesungguhnya semua orang adalah mahluk yang mementingkan penampilan. Pria menyukai wanita cantik bertubuh bagus. Sedangkan wanita menyukai pria tampan dan mempesona. Jika dilengkapi dengan ciri-ciri itu, maka bisa lebih mudah menarik perhatian lawan jenis. Seperti James saat ini.
James juga tertegun. Mengapa Felicia Song bisa berada di sini?
Felicia sadar bahwa James sedang melihat ke arahnya. Tiba-tiba saja dia sadar bahwa dia sedang kehilangan kendali. Dia cepat-cepat mengalihkan pandangannya seolah-olah dia tidak melihat James. Setelah meluruskan kembali pikirannya, dia kembali melanjutkan laporan hasil kerjanya pada Jane. "Aku rasa, sudah saatnya kita mengganti representatif perusahaan dalam bidang busana. Karena kepribadian Luna Chen tidak pada tempatnya, maka popularitasnya tidak sebanding dengan dulu. Dia tidak cocok menjadi representatif merek "Youth"!"
"James. Duduklah dulu di sana. Aku dan Felicia akan membicarakan hal ini dulu!" Jane juga sudah sadar kembali. Setelah dia berkata demikian pada James, dia kembali bertanya pada Felicia, "Kalau bgitu, siapa yang menurutmu lebih cocok?"
"Saat ini, ada dua kandidat yang terlintas dalam benakku, yang satu adalah Candice Qin dan yang satu lagi adalah Sunny Li. Citra dan pembawaan mereka cocok untuk penempatan merek kami, tetapi aku pribadi lebih memilih Sunny Li!" jika membicarakan pekerjaan, Felicia selalu dipenuhi dengan semangat dan sikap yang menggelegar.
"Sebutkan alasanmu." Jane Lin mengetuk meja dengan lembut, tampak sedang mempertimbangkan.
Felicia mengangguk dan mulai menjabarkan, "Dalam dua tahun terakhir, Sunny berkembang dengan sangat baik. Dia ikut berperan dalam film-film populer dan sering tampil di festival film asing. Dia memiliki kecenderungan untuk berkembang ke arah panggung internasional. Ini dapat membantu kita mendorong merek kita ke ranah internasional. Jika dibandingkan, Sekalipun Candice dipopulerkan sebagai dewi secara nasional, tetapi dia sedikit terlalu muda. Dia juga belum begitu terkenal di luar negri!"
Apa yang dia katakan sangat masuk akal. Tetapi Jane memiliki pertimbangannya sendiri. Dia berkata, "Masalah utama Sunny Li adalah usianya. Saat ini, dia sudah berusia lebih dari 30 tahun. Bagi seorang selebriti wanita, masalah usia, untuk selamanya tidak bisa dihilangkan. Jika dibandingkan, sekalipun ketenaran Candice tidak sebanding dengan Sunny, tetapi jauh lebih muda. Sekarang dia baru saja tepat berusia 21 tahun. Saat ini, dia sedang mengumpulkan ketenarannya. Perkemnbangannya di masa depan, tidak terbatas!"
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved