Bab 11 Menang Kalah

by Wusin 09:57,Oct 26,2023
Setelah selesai makan pagi, James merasa malas untuk mandi. Dia langsung memanggil 10 orang pengawal lalu meminta mereka berbaris di halaman belakang.

Karena mendengar Tuan Muda mereka akan bertarung dengan pengawalnya sendiri, semua pelayan dan para pengawal berkumpul mengelilingi mereka. Lydia Fang duduk di satu sisi. Diam-diam dia merasa sangat antusias.

"Baiklah. Tunjukkanlah kemampuan kalian yang sesungguhnya. Jika ada yang bisa mengalahkan aku, aku naikkan gaji kalian 10 kali lipat," ujar James kepada para pria kekar berpakaian hitam itu.

Gaji dinaikkan 10 kali lipat? Mata mereka bersepuluh menyala-nyala. Gaji mereka saat ini, sudah sangat tinggi. Bila ditambah sampai 10 kali lipat, maka mereka setara dengan para eksekutif berkerah emas.

"Tuan Muda, jika kamu sampai terluka, kamu tidak akan menyalahkan kami, 'kan?" Godaan penambahan gaji yang begitu besar memang sulit untuk ditolak. Akan tetapi, jika mereka sampai melukai Tuan yang satu ini, mereka tidak akan bisa menanggung akibatnya. Dia berkata demikian bukan untuk didengar James, melainkan agar didengar oleh Lydia.

Mana mungkin Lydia tidak mengerti maksud tersembunyi dari kata-kata pengawal itu. Dia tersenyum sambil berkata, "Olie, asalkan dia tidak terluka parah, kita tidak akan menyalahkan kalian!" Huh, dasar bocah busuk. Bisa-bisanya membual. Nanti saat mereka semua terkapar di atas tanah sampai kehilangan gigi, jangan sampai ada yang memohon ampun!

James memandang pengawal bernama Olie dan tersenyum, "Jika ada yang bisa menyakiti aku, aku akan memberinya satu persen saham di Grup Sinar!"

Satu persen nilai pasar Grup Sinar bernilai lebih dari 500 juta!

Begitu mereka mendengar ini, semangat kesepuluh orang itu tiba-tiba merasa seperti tersulut. Mata mereka menyala-nyala siap bertempur. Lydia menepuk dahinya dan di dalam batinnya, dia mengutuk, "Apakah bocah ini gila?" Tapi dia balik berpikir apakah anaknya sendiri itu bodoh? Tentu saja tidak. Tanpa kepastian yang absolut, dia mana mungkin berkata demikian? Mungkinkah bocah ini benar-benar memiliki kemampuan yang luar biasa? Jika memang benar, maka nenek moyang benar-benar telah menampakkan diri!

"Baiklah, ayo kita mulai. Jangan sampai kalian berkata bahwa aku tidak memberi kalian kesempatan. Aku akan membiarkan kalian menyerang duluan!" James meletakkan tangannya di belakang punggungnya dan tampak seperti orang hebat. Sikapnya ini langsung membuat para pengawal merasa kesal. Dia secara terang-terangan tidak menganggap mereka dengan serius! Mereka tidak lagi peduli siapa yang sedang berada di hadapan mereka. Mereka mulai berpencar dan mengelilingi James.

Melihat posisi para pengawalnya, Lydia mau tidak mau merasa khawatir akan putranya. Dasar bocah. Hajar, ya hajar saja. Mengapa harus meletakkan tangan di belakang punggung seperti itu. Bukankah dia tampak sengaja minta dihajar?

"Serang!" Olie mengayunkan tangannya, dan kesepuluh pengawal bergegas untuk menghajar James tanpa ampun dengan tinju mereka! Melihat tinju pengawal itu hendak menghantam putranya, Lydia menjadi pucat karena ketakutan. Dia menutup matanya.

"Dhuak, dhuak, dhuak..."

Setelah suara-suara tersebut berhenti, seluruh halaman menjadi hening! Tidak terdengar suara erang kesakitan, tidak ada isak tangis. Hanya ada keheningan.

Lydia merasa keheranan. Dia membuka celah jari-jarinya untuk mengintip. Sekali lihat, ternyata kesepuluh pengawal itu sudah tergeletak di tanah. Ada yang memeluk kakinya, ada yang menahan perutnya. Tanpa terkecuali, mereka semua melihat ke arah James dengan tatapan penuh kengerian. Sedangkan putranya tetap saja berdiri dengan tangan di belakang punggung di posisi yang sama. Dia seolah sama sekali belum bergerak dari tempatnya.

Para pengawal dan pelayan yang menonton juga melebarkan mata mereka dengan ekspresi tidak percaya. Mereka bahkan tidak melihat kapan James bergerak. Mereka tidak paham mengapa kesepuluh orang itu bisa terkapar di tanah. Apakah mereka sudah membicarakan hal ini sebelumnya? Tidak mungkin. Sepuluh orang ini dipilih secara acak dari tim pengawal. Nyonya sendiri yang memilih mereka.

Hanya ada satu kemungkinan. Tuan Muda adalah master dari antara para master.

"Hei, James. Bagaimana caramu melakukan itu?" Lydia tiba-tiba berlari menghampirinya dengan penuh semangat seperti seorang gadis kecil. Sejak kapan putranya menjadi begitu hebat? Apakah nenek moyang benar-benar menampakkan diri?

"Bu, sudah kukatakan, mereka bukanlah tandinganku. Apakah sekarang ibu sudah percaya?" James tersenyum pada Lydia.

"Percaya! Tentu saja Ibu percaya!" Mata Lydia dipenuhi kelap-kelip seperti bintang-bintang kecil. Dia memandangi putranya seperti seorang gadis kecil memandangi idolanya.

Kesepuluh pengawal mencoba untuk bangkit. Mereka menyibakkan pakaian mereka. Tampaklah bagian tubuh mereka yang baru saja dihantam James, menjadi merah dan bengkak. Mereka tahu bahwa James menunjukkan belas kasihan. Kalau tidak, mereka bersepuluh sudah habis di tempat. Melihat luka di tubuh mereka, semua orang percaya bahwa kesepuluh pengawal itu dikalahkan dengan mudah oleh Tuan Muda.

"Masing-masing oleskanlah arak obat pada luka kalian. Jangan lupa untuk membuang darah beku kalian terlebih dahulu." James berpesan kepada kesepuluh orang itu.

Mereka bersepuluh memandang James tanpa bergerak sedikitpun. Mereka masih terhanyut dalam kenyataan bahwa mereka dikalahkan James begitu saja. Setelah mereka seperti sadar dari mimpi, mereka menganggukkan kepalanya. Lalu mereka berduyun-duyun dituntun pergi meninggalkan tempat itu dengan perasaan terpukul.

"Nak, cepat beritahu Ibu, mengapa kamu tiba-tiba bisa menjadi begitu kuat? Apakah kamu diam-diam belajar seni bela diri dari Kitab Kuihua?" Lydia bertanya dengan penuh semangat. Wajahnya tampak sangat ingin tahu.

Kitab Kuihua? wajah James tampak gelap. Serial drama macam apa lagi yang ditonton ibunya sepanjang hari?

"Bu, bukankah aku pernah hampir dipukul mati? Maka dari itu, aku mulai berlatih bela diri dengan sangat gigih. Siapa sangka, aku, putramu, ternyata memiliki bakat langka seni bela diri. Aku hanya mempelajari jurus-jurus itu dalam beberapa hari saja." Berhubung ibunya sangat menyukai serial drama, maka dia menjelaskannya seperti menceritakan alur cerita sebuah drama. Lagipula dia juga tidak tahu bagaimana caranya menjelaskan tentang hal ini pada ibunya.

Meskipun penjelasannya terdengar konyol, Lydia benar-benar percaya. Tetapi selanjutnya, dia malah tampak khawatir, "Nak, katakan dengan jujur, apakah seni bela diri yang kamu pelajari dapat melukai tubuhmu? Jangan sampai kamu belajar ilmu bela diri sampai mandul. Ibu masih menunggumu untuk menggendong cucu."

James benar-benar kalah di hadapan ibunya yang nyentrik ini. Dia mengusap dahinya sambil berkata, "Ibu, apa yang sedang Ibu pikirkan. Keadaan tubuh putramu sangat baik."

"Baguslah, baguslah..." Lydia menepuk-nepuk dadanya. Dia menghela nafas lega. Kemudian dengan gembira, dia berlari untuk menelepon seseorang. Mungkin dia hendak melaporkan berita itu kepada Tuan Besar.

Setelah James selesai mandi dan belum sempat berganti pakaian, Lydia datang dan mengetuk pintunya, "James, gawat! Semua pengawal di rumah mau pergi!"

"Apa yang terjadi?" James mengenakan pakaian ala kadarnya, lalu cepat-cepat membuka pintu. Dia bertanya pada Lydia yang tampak cemas.

Lydia memutar matanya ke arahnya, menjitaknya dengan pelan, "Siapa lagi kalau bukan karena kamu, dasar bocah nakal, yang menyebabkan hal ini. Kamu berhasil menakut-nakuti semua pengawal kita dalam tiga pukulan. Mereka semua merasa mereka tidak berguna, dan merasa bersalah karena telah menerima gaji mereka. Sekarang mereka semua ingin melarikan diri karena merasa malu untuk terus bekerja. Cepatlah nasehati mereka!"

Bisa-bisanya hal seperti itu terjadi. James segera mengikuti Lydia turun ke halaman. Para pengawal telah mengemas barang bawaan mereka dan meletakkannya di hadapan mereka. Mereka berdiri di halaman dengan kepala menunduk, tanpa berkata apa-apa. Seluruh halaman dipenuhi hawa keputusasaan.

"Apakah kalian yakin dengan keputusan kalian?" James berjalan menuju ke arah kursi yang terletak di halaman, dan duduk di atasnya. Dia melihat ke arah mereka semua yang berada di hadapannya dan bertanya dengan tenang.

"Tuan Muda, kami benar-benar terlalu malu untuk tinggal lebih lama di kediaman Keluarga Xu. Dengan adanya Tuan Muda di sini, keberadaan kami sia-sia saja. Tolong biarkan kami mempertahankan sisa-sisa martabat kami..." Olie mengumpulkan keberaniannya untuk bangkit berdiri. Wajahnya tampak sangat terpukul.

"Benar. Dengan kemampuan kalian saat ini, kalian memang tidak pantas menjadi pengawal!" James menganggukkan kepala. Dia sama sekali tidak mengatakan hal-hal yang membawa perasaan. Dia hanya menyatakan fakta.

Lydia diam-diam mengulurkan tangan dan mencubit James. Dasar bocah ini, apakah ada orang yang berbicara seperti dirinya. Sebagian besar dari orang-orang itu telah mengabdi lebih dari lima tahun pada Keluaga Xu. Meskipun tidak memiliki prestasi gemilang, tetapi mereka semua telah bekerja keras. Sekalipun mereka dibiarkan pergi, mereka juga tidak boleh diperlakukan dengan buruk.

James menatap Lydia dan tersenyum kecil. Dia menoleh untuk melihat para pengawal yang semakin merasa malu, dan berkata, "Kalian telah mengikuti Keluarga Xu selama bertahun-tahun. Kami sekeluarga tidak bisa melihat kalian pergi begitu saja. Begini. Aku memiliki rencana untuk mendirikan Kantor Sekuriti. Jika kalian tidak keberatan, kalian bisa bekerja untuk Kantor Sekuriti, tetapi, tentu saja harus lulus dari ujianku."

Orang-orang ini memang tidak sesuai menjadi pengawal Keluarga Xu. Tetapi jika dijadikan pengawal bersenjata, sepertinya tidak masalah. Beberapa orang di antara mereka memiliki dasar yang baik. Jika dilatih, bisa saja menjadi prajurit yang sangat handal. Yang pasti, mereka adalah orang-orang terdekat Keluarga Xu, mereka layak untuk dipercayai.

"Tuan Muda, kami..."

Olie ingin menambahkan sesuatu, tetapi James memotong kata-katanya sambil melambaikan tangan, "Jangan kira aku sedang berbuat amal. Kalaupun aku tidak mempekerjakan kalian, aku akan tetap harus mencari pekerja lain dari luar. Kalian tahu sendiri, betapa malasnya diriku. Apakah kalian tega membiarkan Tuan Muda playboy sepertiku bersusah payah mencari pekerja di luar sana?"

"Haha..." Begitu James mengatakan dirinya adalah seorang playboy, semua orang tidak bisa menahan tawa mereka. Suasana tertekan tadi, langsung menghilang begitu saja.

"Baiklah. Yang bersedia untuk bekerja di Kantor Sekuriti, berbarislah di sebelah kiri. Yang tidak bersedia, berbarislah di sebelah kanan. Aku akan membagikan upah perpisahan untuk kalian.

Syung, syung, syung. Keduapuluh orang pengawal langsung berbaris di sebelah kiri.

"Berhubung kalian semua sudah memutuskan untuk bekerja di Kantor Sekuriti, untuk sementara ini tinggallah di rumah Keluarga Xu. Besok aku akan mencari tempat untuk membuka perusahaan." James melambaikan tangannya, dan membubarkan para pengawal.

Melihat putranya menangani masalah ini dengan baik, Lydia diam-diam meneteskan air mata. Putranya benar-benar sudah tumbuh dewasa. Dia sudah mengerti berempati.

"Ibu. Ada apa? Mengapa menangis? Apakah Ibu tidak rela mereka pergi?" James tersenyum pada Lydia.

Lydia menggelengkan kepalanya. Dia mengulurkan tangannya dan menyentuh pipi James dengan lembut, "Ibu baik-baik saja. Ibu senang melihatmu menjadi dewasa!"

Entah berapa banyak malam yang dia habiskan tanpa tidur untuk mengkhawatirkan putranya. Sekarang, akhirnya putranya sudah beranjak dewasa. Untuk selanjutnya, putranya juga sudah bisa menjadi tulang punggung Keluarga Xu. Dia tidak lagi harus bergantung pada orang tua untuk segalanya! Setelah bertahun-tahun menanti, akhirnya hari ini tiba juga! Senakal apapun putranya itu, dia tidak pernah menyerah pada putranya. Kini segala kegigihannya akhirnya membuahkan hasil!

"Bu, jangan khawatir! Putramu tidak akan mengecewakanmu!" James memeluk Lydia. Dia merasakan kelembutan yang jarang terjadi.

Dia tidak peduli siapa dirinya sebelum ini. Sekarang dirinya adalah Tuan Muda Keluarga Xu!

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

1100