chapter 5 Ternyata Diagnosismu Lebih Akurat Dari USG!
by Rian
10:19,Oct 20,2023
Ferdy diam dan menoreh perut kanan pasien sepanjang 5 sentimeter.
Pendarahan dihentikan, Ferdy memisahkan peritoneum dengan tang.
Jessica Yang memasukkan penarik.
Kantong empedu berada di perut kanan atas.
Kolesistitis tidak menyebabkan nanah.
Bagi penderita koleistosis, alat penghisap itu tidak dapat mengeluarkan nanah.
Tapi jika pasien menderita radang usus buntu ektopik, alat penghisap akan mengeluarkan nanah.
"Ferdy, kalau saja nanah yang keluar, aku akan meminumnya sampai habis!" bisik Hank.
"Kamu pasti menyesal."
"Kalau kamu benar, aku akan mengundurkan diri!"
Selesai berbicara, gumpalan besar berisi nanah pun terlihat.
Hank dan Jessica tercengang!
Ini benar-benar radang usus buntu ektopik! USG B sudah salah mendiagnosis!
Ferdy Du lebih hebat dari USG-B?
Dari mana dia tahu?
Setelah mengeluarkan nanah, Ferdy meletakkan peralatannya.
Dia lantas menggunakan tang untuk memisahkan peritoneum.
Sesuatu berwarna ungu kehitaman pun terlihat.
Semua dokter pasti tahu benda apa itu sebenarnya.
Itu adalah usus buntu yang meradang.
"Hank Wang, ada dua pilihan."
Ferdy melirik Hank. "Kamu minum nanahnya atau kamu mengundurkan diri dari rumah sakit ini!"
Urat di wajah Hank Wang sedikit bergetar.
Tentu saja dia tidak mau meminum nanah itu.
Dia juga tidak mau resign.
Hank memutar otaknya.
"Oke, Ferdy, jangan mengejeknya lagi, selsaikan operasi ini sesegera mungkin," lerai Jessica.
Istri adalah ratu, Ferdy segera memotong usus buntu laki-laki itu.
Masih ada sisa nanah di kantung empedu, Ferdy membersihkannya.
Operasi ini memang terlihat mudah, tapi sebenarnya tidak.
Dinding kantung empedu tidak tebal, jika dokter bedah tidak cukup sabar dan teliti, kandung empedu laki-laki itu akan tertusuk.
Tapi Ferdy melakukannya dengan benar.
Operasi selesai dalam waktu 5 menit.
Setelah itu Jessica melepaskan sarung tangan Ferdy.
Dia berbisik, "Bagaimana kamu melakukannya? Kenapa kamu bisa lebih hebat dari mesin?"
"Aku mewarisi ilmu ini dari kakekku, tidak mudah mewariskannya."
"Kalau kamu ingin belajar, aku akan mewariskan semua keterampilan khususku ini kepadamu setelah kamu melahirkan anak untukku."
Jessica meludah dengan kesal.
Tak lama, Tobby keluar dari ruang operasi.
"Sudah selesai? Kenapa begitu cepat?”
"Jangan-jangan operasinya tidak berhasil?”
"Kalau sampai terjadi sesuatu pada Bang Tobby, aku akan menghancurkan rumah sakit ini!"
Ketiga teman Tobby berteriak.
Sekarang, efek anestesi menghilang, Tobby pun siuman.
"Bang Tobby, kamu sudah sadar! Bagaimana keadaanmu?" tanya si pirang.
"Jauh lebih baik."
Setelah berbicara, Tobby duduk.
Dia merasakan sakit di bagian perut kanan atas, dia mengeluh dan melihat perutnya.
"Operasinya sudah berakhir, Dokter Jessica, apa aku sembuh?" tanya Tobby.
Sampai saat ini, dia kira Jessica yang menanganinya.
"Sekarang kamu bisa pulang dan istirahatlah sehari, datanglah besok untuk melepas jahitan," kata Jessica.
"Terima kasih banyak, aku pasti akan membalasnya," kata Tobby dengan haru.
"Tidak perlu, kamu cukup membayar biaya medisnya." Jessica merasa bersalah.
Ferdy yang menyelamatkan Tobby, tapi yang mendapatkan pujian malah dirinya.
Setelah tahu bahwa mereka belum membayar tagihan rumah sakit, Tobby segera mengedipkan mata pada si pirang.
Si rambut piranng itu pun segera melunasi tagihan.
Dia benar-benar menghormati Tobby.
Setelah membayar tagihan, Tobby dan teman-temannya pun pergi.
Beberapa karyawan memuji Jessica yang mempu mengoperasi dalam waktu cepat.
Jessica semakin merasa bersalah.
Akhirnya Jessica angkat bicara, "Ferdy yang mengoperasinya, diagnosisnya benar."
Semuanya langsung tercengang.
Mereka semua menatap Ferdy Du dengan terkejut.
Ferdy Du bisa mengoperasi?
Selain itu, hanya Ferdy yang bersikeras dengan diagnosisnya.
Ferdy dan Hank bertengkar.
USG B benar-benar salah diagnosis.
Ferdy lebih hebat dibanding USG B!
Dia pasti akan sukses, para karyawan mulai merasa kalau mereka tidak boleh macam-macam padanya.
Para suster berusaha menarik perhatian Ferdy.
Ferdy Du dikelilingi para suster, Hank merasa cemburu. "Kamu cuma hoki, tahu!"
Kalimat itu didengar oleh Jessica.
"Dokter Hank, kamu sudah kalah taruhan. Dia tidak menyuruhmu minum nanah, tapi kamu masih menjelek-jelekkannya?" bisik Jessica.
Hank pun tersindir dan pergi.
"Jangan ke mana-mana!"
Ferdy berteriak.
"Apa maumu?" Hank gelisah.
Ferdy Du mengambil alat pengisap dengan banyak nanah di dalamnya.
"Kamu mau minum nanah ini atau angkat kaki dari sini?"
"Kamu sudah kalah taruhan, hadapilah dengan jantan!"
Hank pasrah, dia melirik Jessica karena ingin dibantu.
Jessica berusaha bersikap netral, dia berkata, "Ferdy, kita semua rekan, jangan berlebihan."
"Apa aku berlebihan?"
"Kamu sudah menghinaku sebelum operasi dilakukan, apa kamu berani mengatakannya di depan orang-orang?"
Hank terdiam.
Dia mengatai Ferdy mengandalkan nepotismen dan menyebutnya menantu tidak berguna.
Dia juga merasa bahwa dirinya lebih hebat dari Ferdy.
Tapi ternyata Hank salah mendiagnosis, sementara Ferdy berhasil menyembuhkan pasien itu.
Jika karyawan lain tahu, mereka pasti akan merendahkan Hank.
"Apa yang sudah dikatakan Hank?"
Melihat Hank diam, Jessica bertanya Ferdy.
Ferdy Du menjabarkannya dengan konkrit.
Setelah semua orang mendengarnya, mereka merasa Hank berlebihan dan tidak jantan.
Bahkan jika dia begitu benci pada Ferdy, setidaknya dia tidak perlu merendahkannya.
Hal itu hanya menunukkan bahwa Hank hanya tukang merendahkan orang lain tanpa mempunyai kemampuan yang mumpuni.
Apalagi Ferdy mampu mengobati pasien yang tidak mampu ditangani oleh Hank dengan mudah.
Apa Hank masih berani mengatakan bahwa dia lebih hebat dari Ferdy?
Jessica bahkan sangat tidak menyukai Hank!
Apa pun keadaannya, Ferdy adalah tunangannya.
Tidak masalah kalau Jessica memberi pelajaran pada Ferdy.
Tapi kikuk rasanya jika orang lain yang memarahi Ferdy.
"Hank, silakan urus prosedur resign."
"Hah?" Hank terkejut. "Kamu memecatku?”
"Rumah sakit ini milik keluargaku, aku punya hak memberhentikanmu."
"Aku tahu aku salah. Beri aku kesempatan, jangan pecat aku!" Hank ketakutan.
Kemampuannya biasa saja, sulit untuknya mencari pekerjaan baru.
"Jika kamu lebih hebat dari Ferdy, aku pasti akan membiarkanku tetap bekerja di sini."
Perkataan Jessica terdengar dingin, tapi masuk akal.
Hank pun terpaksa resign dengan putus asa.
Dia benar-benar menyesal.
Dia tidak menduga kalau Ferdy lebih hebat darinya.
Tidak disangka kata-katanya sudah membuatnya kehilangan pekerjaan.
Seandainya dia tahu dari awal, dia tidak akan pernah mengejek Ferdy.
Hank dipecat, Ferdy senang.
Sepertinya tunangannya itu ingin melindunginya.
Pekerjaan di rumah sakit menjadi lebih ringan.
Para karyawan menjadi lebih menghormati Ferdy.
Saat jam makan siang, seorang karyawan membelikan Ferdy Du makanan siap saji.
Ferdy Du baru pertama kali merasakan hal semacam ini.
Sore hari selesai bekerja, Ferdy Du menumpang mobil Jessica dan pergi ke Universitas Kota N.
Dia mengemas semua pakaian kotor dan memasukkannya ke dalam mobil Jessica. Dia juga meminta Jessica mencucikannya.
"Dasar jorok, bajumu bau tengik!"
Jessica Yang memarahi Ferdy Du dan pergi dengan cepat.
Sesampai di rumahnya, Jessica melemparkan pakaian kotor Ferdy ke dalam mesin cuci.
Adam dan Samara sedang menonton TV di sofa.
"Putriku, baju milik siapa ini?"
"Ferdy memaksaku untuk mencucinya!"
"Yang benar saja!?"
Samara marah. "Pecundang itu sudah keterlaluan! Dia pikir kamu pembantunya?!"
Dia menoleh dan mengeluh pada suaminya. "Ini semua salahmu, kamu harusnya menola sejak awal!"
Adam menenangkan istrinya dan berbalik bertanya pada Jessica. "Bagaimana kinerja Ferdy Du di rumah sakit hari ini?"
Jessica berkata dengan jujur.
Adam dan Samara menjadi semakin ketakutan saat mereka mendengarkan cerita putrinya.
Jika Ferdy tidak ada, Jessica akan dituuh melakukan malpraktek.
Jika pasien sampai mati, maka rumah sakit mereka pasti akan dicabut hak izinnya.
"Ferdy sangat hebat, dia berjasa besar hari ini. Bantu dia mencuci pakaiannya, anggap saja sebagai hadiah!" Samara jengkel. dengan nada bijara jengkel.
Jessica mengangguk. Dia juga berpikir seperti itu.
Adam tiba-tiba menyela dan berkata, "Putriku, ajak Ferdy Du kemari besok siang. Aku akan memasak beberapa hidangan yang paling enak sebagai hadiah untuknya."
Jessica tertegun sejenak, lalu menyetujuinya.
"Kamu mau menyuruh anak itu makan siang di rumah kita? Apa kamu tidak terlalu memanjakannya?" Samara jengkel.
"Sudahlah, ikuti saja perkataanku."
Adam berkata, "Anak itu mewarisi ilmu medis Pak Tua Chen. Kita harus berbaik hati padanya, dengan begini keluarga kita akan selamat."
Pendarahan dihentikan, Ferdy memisahkan peritoneum dengan tang.
Jessica Yang memasukkan penarik.
Kantong empedu berada di perut kanan atas.
Kolesistitis tidak menyebabkan nanah.
Bagi penderita koleistosis, alat penghisap itu tidak dapat mengeluarkan nanah.
Tapi jika pasien menderita radang usus buntu ektopik, alat penghisap akan mengeluarkan nanah.
"Ferdy, kalau saja nanah yang keluar, aku akan meminumnya sampai habis!" bisik Hank.
"Kamu pasti menyesal."
"Kalau kamu benar, aku akan mengundurkan diri!"
Selesai berbicara, gumpalan besar berisi nanah pun terlihat.
Hank dan Jessica tercengang!
Ini benar-benar radang usus buntu ektopik! USG B sudah salah mendiagnosis!
Ferdy Du lebih hebat dari USG-B?
Dari mana dia tahu?
Setelah mengeluarkan nanah, Ferdy meletakkan peralatannya.
Dia lantas menggunakan tang untuk memisahkan peritoneum.
Sesuatu berwarna ungu kehitaman pun terlihat.
Semua dokter pasti tahu benda apa itu sebenarnya.
Itu adalah usus buntu yang meradang.
"Hank Wang, ada dua pilihan."
Ferdy melirik Hank. "Kamu minum nanahnya atau kamu mengundurkan diri dari rumah sakit ini!"
Urat di wajah Hank Wang sedikit bergetar.
Tentu saja dia tidak mau meminum nanah itu.
Dia juga tidak mau resign.
Hank memutar otaknya.
"Oke, Ferdy, jangan mengejeknya lagi, selsaikan operasi ini sesegera mungkin," lerai Jessica.
Istri adalah ratu, Ferdy segera memotong usus buntu laki-laki itu.
Masih ada sisa nanah di kantung empedu, Ferdy membersihkannya.
Operasi ini memang terlihat mudah, tapi sebenarnya tidak.
Dinding kantung empedu tidak tebal, jika dokter bedah tidak cukup sabar dan teliti, kandung empedu laki-laki itu akan tertusuk.
Tapi Ferdy melakukannya dengan benar.
Operasi selesai dalam waktu 5 menit.
Setelah itu Jessica melepaskan sarung tangan Ferdy.
Dia berbisik, "Bagaimana kamu melakukannya? Kenapa kamu bisa lebih hebat dari mesin?"
"Aku mewarisi ilmu ini dari kakekku, tidak mudah mewariskannya."
"Kalau kamu ingin belajar, aku akan mewariskan semua keterampilan khususku ini kepadamu setelah kamu melahirkan anak untukku."
Jessica meludah dengan kesal.
Tak lama, Tobby keluar dari ruang operasi.
"Sudah selesai? Kenapa begitu cepat?”
"Jangan-jangan operasinya tidak berhasil?”
"Kalau sampai terjadi sesuatu pada Bang Tobby, aku akan menghancurkan rumah sakit ini!"
Ketiga teman Tobby berteriak.
Sekarang, efek anestesi menghilang, Tobby pun siuman.
"Bang Tobby, kamu sudah sadar! Bagaimana keadaanmu?" tanya si pirang.
"Jauh lebih baik."
Setelah berbicara, Tobby duduk.
Dia merasakan sakit di bagian perut kanan atas, dia mengeluh dan melihat perutnya.
"Operasinya sudah berakhir, Dokter Jessica, apa aku sembuh?" tanya Tobby.
Sampai saat ini, dia kira Jessica yang menanganinya.
"Sekarang kamu bisa pulang dan istirahatlah sehari, datanglah besok untuk melepas jahitan," kata Jessica.
"Terima kasih banyak, aku pasti akan membalasnya," kata Tobby dengan haru.
"Tidak perlu, kamu cukup membayar biaya medisnya." Jessica merasa bersalah.
Ferdy yang menyelamatkan Tobby, tapi yang mendapatkan pujian malah dirinya.
Setelah tahu bahwa mereka belum membayar tagihan rumah sakit, Tobby segera mengedipkan mata pada si pirang.
Si rambut piranng itu pun segera melunasi tagihan.
Dia benar-benar menghormati Tobby.
Setelah membayar tagihan, Tobby dan teman-temannya pun pergi.
Beberapa karyawan memuji Jessica yang mempu mengoperasi dalam waktu cepat.
Jessica semakin merasa bersalah.
Akhirnya Jessica angkat bicara, "Ferdy yang mengoperasinya, diagnosisnya benar."
Semuanya langsung tercengang.
Mereka semua menatap Ferdy Du dengan terkejut.
Ferdy Du bisa mengoperasi?
Selain itu, hanya Ferdy yang bersikeras dengan diagnosisnya.
Ferdy dan Hank bertengkar.
USG B benar-benar salah diagnosis.
Ferdy lebih hebat dibanding USG B!
Dia pasti akan sukses, para karyawan mulai merasa kalau mereka tidak boleh macam-macam padanya.
Para suster berusaha menarik perhatian Ferdy.
Ferdy Du dikelilingi para suster, Hank merasa cemburu. "Kamu cuma hoki, tahu!"
Kalimat itu didengar oleh Jessica.
"Dokter Hank, kamu sudah kalah taruhan. Dia tidak menyuruhmu minum nanah, tapi kamu masih menjelek-jelekkannya?" bisik Jessica.
Hank pun tersindir dan pergi.
"Jangan ke mana-mana!"
Ferdy berteriak.
"Apa maumu?" Hank gelisah.
Ferdy Du mengambil alat pengisap dengan banyak nanah di dalamnya.
"Kamu mau minum nanah ini atau angkat kaki dari sini?"
"Kamu sudah kalah taruhan, hadapilah dengan jantan!"
Hank pasrah, dia melirik Jessica karena ingin dibantu.
Jessica berusaha bersikap netral, dia berkata, "Ferdy, kita semua rekan, jangan berlebihan."
"Apa aku berlebihan?"
"Kamu sudah menghinaku sebelum operasi dilakukan, apa kamu berani mengatakannya di depan orang-orang?"
Hank terdiam.
Dia mengatai Ferdy mengandalkan nepotismen dan menyebutnya menantu tidak berguna.
Dia juga merasa bahwa dirinya lebih hebat dari Ferdy.
Tapi ternyata Hank salah mendiagnosis, sementara Ferdy berhasil menyembuhkan pasien itu.
Jika karyawan lain tahu, mereka pasti akan merendahkan Hank.
"Apa yang sudah dikatakan Hank?"
Melihat Hank diam, Jessica bertanya Ferdy.
Ferdy Du menjabarkannya dengan konkrit.
Setelah semua orang mendengarnya, mereka merasa Hank berlebihan dan tidak jantan.
Bahkan jika dia begitu benci pada Ferdy, setidaknya dia tidak perlu merendahkannya.
Hal itu hanya menunukkan bahwa Hank hanya tukang merendahkan orang lain tanpa mempunyai kemampuan yang mumpuni.
Apalagi Ferdy mampu mengobati pasien yang tidak mampu ditangani oleh Hank dengan mudah.
Apa Hank masih berani mengatakan bahwa dia lebih hebat dari Ferdy?
Jessica bahkan sangat tidak menyukai Hank!
Apa pun keadaannya, Ferdy adalah tunangannya.
Tidak masalah kalau Jessica memberi pelajaran pada Ferdy.
Tapi kikuk rasanya jika orang lain yang memarahi Ferdy.
"Hank, silakan urus prosedur resign."
"Hah?" Hank terkejut. "Kamu memecatku?”
"Rumah sakit ini milik keluargaku, aku punya hak memberhentikanmu."
"Aku tahu aku salah. Beri aku kesempatan, jangan pecat aku!" Hank ketakutan.
Kemampuannya biasa saja, sulit untuknya mencari pekerjaan baru.
"Jika kamu lebih hebat dari Ferdy, aku pasti akan membiarkanku tetap bekerja di sini."
Perkataan Jessica terdengar dingin, tapi masuk akal.
Hank pun terpaksa resign dengan putus asa.
Dia benar-benar menyesal.
Dia tidak menduga kalau Ferdy lebih hebat darinya.
Tidak disangka kata-katanya sudah membuatnya kehilangan pekerjaan.
Seandainya dia tahu dari awal, dia tidak akan pernah mengejek Ferdy.
Hank dipecat, Ferdy senang.
Sepertinya tunangannya itu ingin melindunginya.
Pekerjaan di rumah sakit menjadi lebih ringan.
Para karyawan menjadi lebih menghormati Ferdy.
Saat jam makan siang, seorang karyawan membelikan Ferdy Du makanan siap saji.
Ferdy Du baru pertama kali merasakan hal semacam ini.
Sore hari selesai bekerja, Ferdy Du menumpang mobil Jessica dan pergi ke Universitas Kota N.
Dia mengemas semua pakaian kotor dan memasukkannya ke dalam mobil Jessica. Dia juga meminta Jessica mencucikannya.
"Dasar jorok, bajumu bau tengik!"
Jessica Yang memarahi Ferdy Du dan pergi dengan cepat.
Sesampai di rumahnya, Jessica melemparkan pakaian kotor Ferdy ke dalam mesin cuci.
Adam dan Samara sedang menonton TV di sofa.
"Putriku, baju milik siapa ini?"
"Ferdy memaksaku untuk mencucinya!"
"Yang benar saja!?"
Samara marah. "Pecundang itu sudah keterlaluan! Dia pikir kamu pembantunya?!"
Dia menoleh dan mengeluh pada suaminya. "Ini semua salahmu, kamu harusnya menola sejak awal!"
Adam menenangkan istrinya dan berbalik bertanya pada Jessica. "Bagaimana kinerja Ferdy Du di rumah sakit hari ini?"
Jessica berkata dengan jujur.
Adam dan Samara menjadi semakin ketakutan saat mereka mendengarkan cerita putrinya.
Jika Ferdy tidak ada, Jessica akan dituuh melakukan malpraktek.
Jika pasien sampai mati, maka rumah sakit mereka pasti akan dicabut hak izinnya.
"Ferdy sangat hebat, dia berjasa besar hari ini. Bantu dia mencuci pakaiannya, anggap saja sebagai hadiah!" Samara jengkel. dengan nada bijara jengkel.
Jessica mengangguk. Dia juga berpikir seperti itu.
Adam tiba-tiba menyela dan berkata, "Putriku, ajak Ferdy Du kemari besok siang. Aku akan memasak beberapa hidangan yang paling enak sebagai hadiah untuknya."
Jessica tertegun sejenak, lalu menyetujuinya.
"Kamu mau menyuruh anak itu makan siang di rumah kita? Apa kamu tidak terlalu memanjakannya?" Samara jengkel.
"Sudahlah, ikuti saja perkataanku."
Adam berkata, "Anak itu mewarisi ilmu medis Pak Tua Chen. Kita harus berbaik hati padanya, dengan begini keluarga kita akan selamat."
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved