chapter 2 Wanita Cantik Menikah Dengan Karyawan Tidak Tetap?

by Rian 10:19,Oct 20,2023
Ekspresi Jessica tidak berubah, tapi sebenarnya dia merasa panik.

Barusan, wanita tua masih terlihat tenang, kenapa sekarang jadi begini?

Pasti ini efek samping ibuprofen!

Jika wanita tua itu tidak mampu menanggung efek samping dan bahkan sampai harus meregang nyawa, pata tim medis berada dalam bahaya.

Mata wanita tua itu terbelalak, bola matanya menjadi semakin cembung, wajahnya biru seperti dicekik.

Jessica yang melihatnya menjadi semakin panik.

Dia segera mencoba berbagai macam pertolongan pertama.

Hank Wang dan dua suster yang berdiri di dekatnya tidak berani membantu.

Mereka juga merasa sangat panik.

Jika mereka membantu Jessica untuk mengobati wanita tua itu dan ternyata nyawa pasien tidak tertolong... mereka akan menanggung akibatnya.

Dengan alasan itu, mereka semua menyingkir dan membiarkan Jessica mengobati seorang diri.

"Sebenarnya kamu ini dokter macam apa?"

Saat melihat wajah ibunya yang semakin pucat dan mulutnya yang semakin berbusa, putra wanita tua itu langsung berteriak.

"Karyawan tadi benar! Kamu yang menyebabkan ibuku menjadi seperti ini! Aku mau mencari rumah sakit lain! Aku tidak percaya dengan kemampuan dokter berkualitas rendah di sini!"

Setelah puas mengumpat, laki-laki itu mendorong Jessica dengan marah.

Tangan Jessica bergetar hebat.

Wanita tua itu kembali mengeluh. "Sepertinya aku tidak sanggup lagi... Nak, ibu tidak ingin mati dulu, tolong aku."

Laki-laki itu merasa tidak berdaya.

"Ibuku bisa mati! Aku akan membunuhmu dan menguburmu di liang lahat yang sama dengannya!"

Setelah itu dia mengangkat tangannya untuk menghajar Jessica.

Hank Wang berusaha melindungi Jessica, dia maju dan menghentikan laki-laki itu. Pukulan itu pun mendarat di matanya.

Hank Wang berteriak kesakitan sambil berlutut.

Laki-laki itu masih tidak mau menyerah. Dia ingin menghajar Jessica lagi.

Jessica hanya bisa memejamkan mata dan pasrah.

Tapi setelah menunggu beberapa detik, pukulan itu tidak mendarat di wajahnya.

Dia membuka matanya dan melihat bahwa pukulan itu dihalang oleh sebuah telapak tangan besar.

Pemilik tangan itu tidak lain adalah Ferdy.

"Sabar, kalau kamu memukulnya, siapa yang akan mengobati ibumu?" tegur Ferdy.

Dia menahan pukulan laki-laki itu dengan telapak tangannya agar tidak mengenai Jessica.

"Mana bisa aku percaya! Ibuku hampir mati di tangannya!" teriak laki-laki itu.

"Aku akan berusaha mengobati ibumu," pinta Ferdy.

Hank Wang dan yang lainnya bingung.

Si karyawan sementara itu bisa menyembuhkan pasien?

Omong kosong!

Jessica saja tidak bisa menyembuhkan perempuan itu.

Bagaimana mungkin seorang pekerja serabutan mempunyai keterampilan medis di atas Jessica?

"Oke, lakukan saja."

"Kalau kamu gagal, aku akan membuhuhmu dulu dan lantas membunuh dokter itu!" ancam laki-laki itu.

Alasan dia percaya pada Ferdy karena Ferdy sudah mengingatkan Jessica bahaya ibuprofen dan ibunya mungkin tidak sanggup menanggungnya.

Ternyata perkataan Ferdy memang benar.

Ferdy bersiap menolong, tapi Jessica menghentikannya.

"Kamu yakin bisa menyembuhkannya?" tanya Jessica pelan.

"Jika pasien ini meninggal, biar aku saja yang menanggung semuanya," jawabnya dengan pede.

"Kenapa dia bisa pede begitu?" guman Jessica.

Ferdy Du tidak punya waktu lagi, dia menekan perut pasien itu.

"Stop!"

Ferdy tersenyum sinis dan berkata, "Ibumu sudah 60 tahun lebih, kamu pikir aku punya niat jelek padanya?"

Laki-laki itu hanya bisa tercengang.

Dia memang berpikiran begitu.

Tapi sekarang dia sadar kalau dirinya memang terlalu khawatir.

Ferdy Du menggosok perut perempuan tua itu beberapa kali.

Gumpalan energi hijau tua keluar dari tubuh perempuan tua itu dan menembus ke tangan Ferdy.

Energi itu merupakan sisa obat anti inflamasi ibuprofen yang sudah diserap oleh tangan Ferdy.

Tiga belas tahun lalu, orang tua Ferdy meninggal karena kecelakaan.

Setelah itu Ferdy Du bertemu Arhat Brahm dan diangkat sebagai murid.

Arhat Brahm adalah mantan kepala Sekte Obat. Setiap hari dia menyuruh Ferdy berendam di ramuan obat selama 4 jam.

Setelah itu tubuh Ferdy Du berhasil mencapai tingkatan Tubuh Spiritual Obat.

Tubuh Spiritual Obat mampu menyerap kekuatan obat dan meningkatkan kultivasi.

Bahkan racun yang paling ganas di dunia pun mampu diserap dan dimurnikan oleh Tubuh Spiritual Obat.

Setelah itu Ferdy Du dengan cepat menyingkirkan tangannya.

Tak lama, ekspresi pasien itu kembali normal.

Dia berhenti mengeluh, napasnya juga lancar.

Dua menit kemudian, wanita tua itu bangun dengan terkejut dan berkata, "Aku merasa lebih baik. Tapi kepalaku masih sedikit sakit."

Putra perempuan itu menangis bahagia mendengarnya.

Jessica dan yang lainnya yang semula panik pun menjadi lega.

Setelah itu, Ferdy mengulurkan dua jari dan menekan titik akupunktur di belakang telinga kiri perempuan tua itu berkali-kali.

Setelah dihentikan, ekspresi perempuan tua itu jauh terlihat lebih nyaman.

"Rasanya sangat nyaman. Kepalaku tidak sakit lagi.”

"Nak, kamu sudah sangat hebat di usia semuda ini. Apa ini diturunkan dari nenek moyangmu?"

Ferdy hanya mengangguk.

Ferdy mengenakan tas kulit ular seukuran telapak tangan di pinggangnya. Asal tahu saja, tas itu mempunyai ruang penyimpanan sebanyak satu meter kubik!

Ada Plakat Besi Hitam di dalam tas tersebut.

Plakat Besi Hitam merupakan benda keramat Sekte Obat, yaitu Token Dewa Obat.

Dewa Obat merupakan orang pertama yang menjadi pemilik Token Dewa Obat dan Kantong Benih Mustard.

Arhat, Ferdy dan kepala Sekte Obat merupakan anak cucu Dewa Obat.

Sebelum meninggal, para pimpinan sekte akan menyimpan kultivasi dan keterampilannya di Token Dewa Obat.

Beberapa diantara mereka memiliki ilmu kedokteran, kekayaan, bela diri, keahlian seni dan memasak yang luar biasa. Selain itu tentu mreka masih mempunyai keahlian lain.

Ferdy mewarisi itu semua dengan sempurna.

Ibunya berhasil diselamatkan, laki-laki itu berkata, "Anak muda, kamu lebih hebat dari mereka, jangan mau bekerja serabutan lagi! Mereka tidak bisa menghargai bakatmu!"

Kalimat itu "menampar" wajah Jessica dan yang lainnya.

Saat melihat ekspresi yang lainnya, Ferdy berkata, "Kalau Bapak memujiku terus, aku bisa dibenci karyawan lain."

Laki-laki itu tersenyum kikuk.

Dia lantas memasukkan kartu namanya ke kantong baju Ferdy dan menepuk bahunya.

"Kalau kamu dipecat, hubungi saja aku. Namaku Edward Chen, aku siap membantumu kapan saja."

Setelah itu, Edward Chen dan ibunya pulang.

Jessica merasa tidak terima.

Dia yang merupakan mahasiswa terbaik di Universitas Kedokteran Taruna itu ternyata kalah dengan seorang karyawan sementara.

"Ikuti aku, ada yang ingin kutanyakan.”

Jessica melirik Ferdy dan berjalan menuju ruang istirahatnya.

Ferdy mengikutinya di belakang.

"Keterampilan medis leluhur apanya! Aku rasa ini hanya kebetulan saja! Tidak mungkin keterampilan medisnya lebih hebat dari Jessica!"

Hank Wang melihat Ferdy Du dari belakang dan berbisik dengan iri.

Tidak lama, Ferdy sampai di ruang istirahat Jessica.

"Namamu Ferdy Du, 'kan? Sudah berapa lama kamu bekerja di sini?"

Jessica bersandar di sofa dan bertanya dengan cuek.

"Belum sampai 10 hari." jawabnya sambil tersenyum.

Jessica mengangguk, mengeluarkan uang tunai sebesar 4 juta dan menyerahkannya kepada Ferdy. "Ini gajimu bulan ini. Kamu tidak perlu bekerja di sini lagi."

"Hei, aku baru saja membantumu. Tidak masalah kalau kamu tidak memberiku promosi atau kenaikan gaji. Tapi kenapa kamu ingin memecatku?"

Ferdy Du tidak mengambil uang itu dan bertanya dengan ekspresi malas.

Jessica menyilangkan kakinya, dia mengangkat sudut bibirnya dan dengan sinis berkata, "Kamu lebih hebat dariku, kenapa kamu rela bekerja di sini dengan gaji kecil?"

"Aku sudah menyangka kamu pasti akan bertanya."

Ferdy berusaha untuk tidak tersenyum, dia menatap wajah cantik Jessica dan dengan nada bicara serius berkata, "Aku bekerja di sini demi kamu."

Jessica deg-degan, tapi ekspresinya datar.

Gadis cantik itu terdiam beberapa saat, kemudian berkata, "Kamu mau merayuku rupanya? Aku sudah punya pacar, jangan ganggu aku lagi!"

"Ha ha ha, jangan bohong. Akhir-akhir ini, aku menguntitmu. Aku tahu kamu tidak punya pacar."

Ferdy tersenyum dan berkata, "Aku tahu kamu sudah menolak para laki-laki yang mengajakmu berkencan."

"Bajingan! Ternyata kamu menguntitku!"

"Kamu sudah melanggar hukum! Kalau kamu masih tidak mau berhenti, aku bisa lapor polisi!" teriak Jessica dengan marah bercampur takut.

"Aku hanya ingin menjaga keselamatanmu, kamu istriku! Tidak ada gunanya kamu melapor pada polisi!" kata Ferdy sambil tersenyum, dia melipat tangannya di dada.

Hank dan karyawan lain yang sedang menguping pun langsung terkejut!

Jessica adalah istri Ferdy?

Mustahil!

Jessica adalah seorang wanita cantik, kaya dan pintar.

Sementara Ferdy hanya karyawan sementara yang baru bekerja.

Jika Jessica menikahi Ferdy, maka wanita itu benar-benar sakit jiwa dan memiliki IQ yang rendah!

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

300