chapter 1 Wanita Cantik Tidak Mendengarkan Nasihat Pria Baik
by Rian
10:19,Oct 20,2023
Di musim panas suatu siang di sebuah jalanan pinggiran utara Kota N.
Ferdy Du mengayuh sepedanya dan tiba di luar pintu gerbang RS Citara.
Dia berumur 21 tahun.
Setelah liburan musim panas berakhir, dia resmi menjadi mahasiswa semester 8 di Fakultas Kedokteran Universitas N.
Sekarang, dia bekerja sebagai karyawan sementara di RS Citara.
Rumah sakit kecil ini dikelola oleh swasta dan hanya terdapat belasan tenaga medis.
Hanya warga sekitar yang datang untuk berobat.
Para dokternya juga hanya bisa menyembuhkan beberapa penyakit ringan.
Mereka tidak mampu mengobati pasien dengan penyakit serius atau yang membutuhkan pertolongan darurat.
Ferdy Du memarkir sepedanya dan bersiap masuk ke pintu rumah sakit.
Pada saat itu juga, sebuah sedan Civic berwarna merah melaju dari kejauhan dan berhenti tepat di sebelahnya.
Pintu mobil dibuka dan sepasang kaki jenjang berbalut stoking melangkah keluar dari mobil.
Ferdy Du menelan salivanya melihat sepasang kaki jenjang berstoking yang seksi itu.
Dua orang pemuda kekar yang hendak berobat pun melihat ke arah itu dengan membelalakkan mata.
Seorang wanita cantik berbody aduhai dengan memakai rok ketat berwarna ungu turun dari mobil.
Dia sangat cantik! Kulitnya putih cerah, wajahnya halus.
Namanya Jessica Yang, putri pengelola rumah sakit.
Tidak hanya cantik, dia juga memiliki IQ yang tinggi.
Dia menamatkan SD dalam waktu 4 tahun dan menamatkan kuliah dalam waktu 2 tahun, bahkan diakui sebagai mahasiswi teladan.
Jika bukan karena ingin mendekati Jessica Yang, Ferdy Du tidak akan bekerja di rumah sakit kecil ini dengan gaji hanya 2,6 juta saja.
Tapi Jessica Yang hanya melirik Ferdy Du sekilas, dia berjalan menuju pintu rumah sakit tanpa menyapanya.
Pada saat yang sama, seorang dokter perempuan bertubuh gemuk berkata kepada Jessica Yang dengan tergesa-gesa. "Jessica, kamu datang di waktu yang tepat! Seorang pasien membutuhkan pertolongan darurat, ayah dan ibumu tidak ada di sini. Para dokter juga tidak mampu menanganinya!"
Mendengar hal itu, Jessica Yang bahkan tidak sempat mengganti pakaiannya dengan jas putih dan langsung berjalan menuju ruang IGD dengan cepat.
Ferdy Du juga mengikuti di belakang.
Di ruang IGD, seorang perempuan tua berusia sekitar 60-70 tahun sedang berbaring di tempat tidur, dia terus mengeluh sakit kepala.
Seorang laki-laki berusia sekitar 30-an berdiri di samping tempat tidur perempuan tua itu dengan kebingungan dan panik.
Seorang dokter bernama Hank Wang sedang bersiap memberikan suntikan analgesik pada wanita tua itu. Tapi saat melihat Jessica Yang datang, Hank Wang berkata, "Jessica Yang, keterampilan medismu lebih baik daripada aku. Kamu saja yang menanganinya."
Setelah memeriksa, Jessica Yang berkata, "Dia hanya menderita migrain."
Setelah itu, dia berbalik badan dan berkata pada suster di sampingnya.
"Beri dia suntikan antiinflamasi ibuprofen, jangan lupa tingkatkan dosisnya."
Tidak lama kemudian, suster itu selesai menyiapkan obat.
Jessica Yang memberikan suntikan dan infus kepada perempuan tua itu secara langsung.
Tapi Ferdy Du tiba-tiba menghentikannya.
"Apa yang kamu lakukan?" Jessica Yang marah, dia menatap Ferdy Du dan berkata, "Jangan mengganggu! Aku sedang mengobati pasien!"
Ferdy Du hanya seorang karyawan tidak tetap, beraninya dia mengganggu seorang Jessica Yang!
Mungkin Ferdy Du tidak ingin bekerja di sini lagi.
"Jessica, obat itu memiliki banyak efek samping. Pasien ini sudah tua dan kesehatannya buruk. Jadi menurutku, kamu tidak bisa memberinya ibuprofen dosis tinggi."
Laki-laki berusia tiga puluhan yang merupakan putra dari wanita tua itu pun terlihat tegang dan menatap Jessica Yang dengan cemas.
Jessica Yang berkata kepada Ferdy Du. "Aku yang bertanggung jawab dan aku tahu obat apa yang harus diberikan pada pasienku, kamu jangan sok tahu!"
Ferdy Du tidak berbicara.
Laki-laki itu masih sedikit khawatir. Dia bertanya, "Jika Dokter menyuntik ibuku dengan ibuprofen, apa itu akan baik-baik saja?"
"Jangan khawatir. Ibuprofen dirancang khusus untuk mengobati migrain. Aku jamin penyakit ibumu pasti akan sembuh," jawab Jessica Yang tenang.
"Tapi, dokter ini tadi..." Pria itu menunjuk ke arah Ferdy Du, tapi nampaknya ragu untuk berbicara.
"Jangan salah paham. Orang ini bukan dokter di rumah sakit kami, dia hanya pekerja serabutan."
Sebelum Jessica Yang sempat berbicara, Hank Wang langsung menyela dan menyindir.
Setelah mengetahui faktanya, kepercayaan laki-laki itu pada Ferdy Du langsung hilang.
Caranya memandang Ferdy Du juga sinis.
Hank Wang terus mengejek. Dia berkata, "Ferdy, kamu hanya pekerja serabutan dan tidak memiliki izin medis, tapi kamu berani meragukan kemampuan Jessica Yang... Apa kamu tidak ingin bekerja di sini lagi?"
"Oke, Dokter Hank, tolong diam dulu. Ferdy Du, pergilah dan lakukan pekerjaanmu dengan baik."
Hank Wang pun senang karena merasa dibela oleh Jessica Yang.
Ferdy Du merasa sangat kesal.
Ternyata Jessica Yang juga sama, dia hanya bisa menerima pasrah.
Yah, itulah resikonya menyukai perempuan cantik!
Tapi Hank Wang juga hanya karyawan, sesama karyawan tidak boleh saling meremehkan, bukan?
Dia tidak seharusnya melakukan itu.
"Lantai kamar mandi sudah kotor. Cepat bersihkan."
Saat melihat Ferdy Du masih menolak untuk pergi, Jessica Yang mendesaknya dengan tidak sabar.
Ferdy Du melirik sekilas dan pergi.
Dia sudah mengingatkan bahwa ibuprofen tidak boleh digunakan, tapi tidak digubris.
Selain itu, Jessica Yang juga membela Hank Wang dan mempermalukannya di depan umum.
Ferdy Du tidak bisa membiarkan mereka mempermalukan dirinya.
Meskipun dia begitu menyukai Jessica Yang, tapi dia bukan laki-laki murahan yang rela harga dirinya diinjak-injak.
Ferdy Du pun keluar dari ruang IGD.
Segera setelah itu, Jessica Yang menyuntikkan ibuprofen dan obat antiinflamasi.
Wanita tua itu tidak mengeluh lagi.
Laki-laki itu menghela napas lega dan memuji. "Dokter Jessica, setelah Dokter menyuntik ibuku, keadaannya benar-benar membaik. Luar biasa!"
Jessica Yang bangga, tapi dia berusaha untuk tetap rendah hati. "Biarkan ibumu istirahat dulu. Setelah efek obatnya hilang, kamu bisa membawanya keluar dari rumah sakit."
Laki-laki itu sangat berterima kasih, dia lantas mengantar Jessica Yang dan yang lainnya keluar dari ruang IGD.
Sementara itu Ferdy Du sedang mengepel lantai di toilet laki-laki.
Tiba-tiba Hank Wang mendorong pintu masuk kamar mandi dengan terburu-buru.
Melihat Ferdy Du, Hank Wang mendengus dan menatapnya dengan sinis, kemudian masuk ke bilik kecil.
Ferdy Du pun langsung angkat kaki.
Tidak lama, Hank Wang juga keluar dari toilet.
Dengan nada mengejek, Hank Wang berkata, "Ferdy, aku akan mengajarimu bagaimana seharusnya bersikap. Jika kamu ingin sukses di tempat kerja, kamu harus tahu diri. Talk less do more, mengerti?"
Saat Ferdy Du membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu, putra wanita tua itu tiba-tiba keluar dan berteriak, "Dokter! Keadaan ibuku menjadi semakin parah."
Jessica Yang, Hank Wang dan yang lainnya bergegas ke ruang IGD.
Ferdy Du membuang kain pel dan mengikuti di belakang.
Wanita tua itu terbaring di ranjang, mulutnya berbusa dan tubuhnya kejang-kejang.
"Penyakit ibuku menjadi lebih parah dari sebelumnya."
Laki-laki itu dengan cemas berkata, "Apa Dokter salah memberi obat?"
Ferdy Du mengayuh sepedanya dan tiba di luar pintu gerbang RS Citara.
Dia berumur 21 tahun.
Setelah liburan musim panas berakhir, dia resmi menjadi mahasiswa semester 8 di Fakultas Kedokteran Universitas N.
Sekarang, dia bekerja sebagai karyawan sementara di RS Citara.
Rumah sakit kecil ini dikelola oleh swasta dan hanya terdapat belasan tenaga medis.
Hanya warga sekitar yang datang untuk berobat.
Para dokternya juga hanya bisa menyembuhkan beberapa penyakit ringan.
Mereka tidak mampu mengobati pasien dengan penyakit serius atau yang membutuhkan pertolongan darurat.
Ferdy Du memarkir sepedanya dan bersiap masuk ke pintu rumah sakit.
Pada saat itu juga, sebuah sedan Civic berwarna merah melaju dari kejauhan dan berhenti tepat di sebelahnya.
Pintu mobil dibuka dan sepasang kaki jenjang berbalut stoking melangkah keluar dari mobil.
Ferdy Du menelan salivanya melihat sepasang kaki jenjang berstoking yang seksi itu.
Dua orang pemuda kekar yang hendak berobat pun melihat ke arah itu dengan membelalakkan mata.
Seorang wanita cantik berbody aduhai dengan memakai rok ketat berwarna ungu turun dari mobil.
Dia sangat cantik! Kulitnya putih cerah, wajahnya halus.
Namanya Jessica Yang, putri pengelola rumah sakit.
Tidak hanya cantik, dia juga memiliki IQ yang tinggi.
Dia menamatkan SD dalam waktu 4 tahun dan menamatkan kuliah dalam waktu 2 tahun, bahkan diakui sebagai mahasiswi teladan.
Jika bukan karena ingin mendekati Jessica Yang, Ferdy Du tidak akan bekerja di rumah sakit kecil ini dengan gaji hanya 2,6 juta saja.
Tapi Jessica Yang hanya melirik Ferdy Du sekilas, dia berjalan menuju pintu rumah sakit tanpa menyapanya.
Pada saat yang sama, seorang dokter perempuan bertubuh gemuk berkata kepada Jessica Yang dengan tergesa-gesa. "Jessica, kamu datang di waktu yang tepat! Seorang pasien membutuhkan pertolongan darurat, ayah dan ibumu tidak ada di sini. Para dokter juga tidak mampu menanganinya!"
Mendengar hal itu, Jessica Yang bahkan tidak sempat mengganti pakaiannya dengan jas putih dan langsung berjalan menuju ruang IGD dengan cepat.
Ferdy Du juga mengikuti di belakang.
Di ruang IGD, seorang perempuan tua berusia sekitar 60-70 tahun sedang berbaring di tempat tidur, dia terus mengeluh sakit kepala.
Seorang laki-laki berusia sekitar 30-an berdiri di samping tempat tidur perempuan tua itu dengan kebingungan dan panik.
Seorang dokter bernama Hank Wang sedang bersiap memberikan suntikan analgesik pada wanita tua itu. Tapi saat melihat Jessica Yang datang, Hank Wang berkata, "Jessica Yang, keterampilan medismu lebih baik daripada aku. Kamu saja yang menanganinya."
Setelah memeriksa, Jessica Yang berkata, "Dia hanya menderita migrain."
Setelah itu, dia berbalik badan dan berkata pada suster di sampingnya.
"Beri dia suntikan antiinflamasi ibuprofen, jangan lupa tingkatkan dosisnya."
Tidak lama kemudian, suster itu selesai menyiapkan obat.
Jessica Yang memberikan suntikan dan infus kepada perempuan tua itu secara langsung.
Tapi Ferdy Du tiba-tiba menghentikannya.
"Apa yang kamu lakukan?" Jessica Yang marah, dia menatap Ferdy Du dan berkata, "Jangan mengganggu! Aku sedang mengobati pasien!"
Ferdy Du hanya seorang karyawan tidak tetap, beraninya dia mengganggu seorang Jessica Yang!
Mungkin Ferdy Du tidak ingin bekerja di sini lagi.
"Jessica, obat itu memiliki banyak efek samping. Pasien ini sudah tua dan kesehatannya buruk. Jadi menurutku, kamu tidak bisa memberinya ibuprofen dosis tinggi."
Laki-laki berusia tiga puluhan yang merupakan putra dari wanita tua itu pun terlihat tegang dan menatap Jessica Yang dengan cemas.
Jessica Yang berkata kepada Ferdy Du. "Aku yang bertanggung jawab dan aku tahu obat apa yang harus diberikan pada pasienku, kamu jangan sok tahu!"
Ferdy Du tidak berbicara.
Laki-laki itu masih sedikit khawatir. Dia bertanya, "Jika Dokter menyuntik ibuku dengan ibuprofen, apa itu akan baik-baik saja?"
"Jangan khawatir. Ibuprofen dirancang khusus untuk mengobati migrain. Aku jamin penyakit ibumu pasti akan sembuh," jawab Jessica Yang tenang.
"Tapi, dokter ini tadi..." Pria itu menunjuk ke arah Ferdy Du, tapi nampaknya ragu untuk berbicara.
"Jangan salah paham. Orang ini bukan dokter di rumah sakit kami, dia hanya pekerja serabutan."
Sebelum Jessica Yang sempat berbicara, Hank Wang langsung menyela dan menyindir.
Setelah mengetahui faktanya, kepercayaan laki-laki itu pada Ferdy Du langsung hilang.
Caranya memandang Ferdy Du juga sinis.
Hank Wang terus mengejek. Dia berkata, "Ferdy, kamu hanya pekerja serabutan dan tidak memiliki izin medis, tapi kamu berani meragukan kemampuan Jessica Yang... Apa kamu tidak ingin bekerja di sini lagi?"
"Oke, Dokter Hank, tolong diam dulu. Ferdy Du, pergilah dan lakukan pekerjaanmu dengan baik."
Hank Wang pun senang karena merasa dibela oleh Jessica Yang.
Ferdy Du merasa sangat kesal.
Ternyata Jessica Yang juga sama, dia hanya bisa menerima pasrah.
Yah, itulah resikonya menyukai perempuan cantik!
Tapi Hank Wang juga hanya karyawan, sesama karyawan tidak boleh saling meremehkan, bukan?
Dia tidak seharusnya melakukan itu.
"Lantai kamar mandi sudah kotor. Cepat bersihkan."
Saat melihat Ferdy Du masih menolak untuk pergi, Jessica Yang mendesaknya dengan tidak sabar.
Ferdy Du melirik sekilas dan pergi.
Dia sudah mengingatkan bahwa ibuprofen tidak boleh digunakan, tapi tidak digubris.
Selain itu, Jessica Yang juga membela Hank Wang dan mempermalukannya di depan umum.
Ferdy Du tidak bisa membiarkan mereka mempermalukan dirinya.
Meskipun dia begitu menyukai Jessica Yang, tapi dia bukan laki-laki murahan yang rela harga dirinya diinjak-injak.
Ferdy Du pun keluar dari ruang IGD.
Segera setelah itu, Jessica Yang menyuntikkan ibuprofen dan obat antiinflamasi.
Wanita tua itu tidak mengeluh lagi.
Laki-laki itu menghela napas lega dan memuji. "Dokter Jessica, setelah Dokter menyuntik ibuku, keadaannya benar-benar membaik. Luar biasa!"
Jessica Yang bangga, tapi dia berusaha untuk tetap rendah hati. "Biarkan ibumu istirahat dulu. Setelah efek obatnya hilang, kamu bisa membawanya keluar dari rumah sakit."
Laki-laki itu sangat berterima kasih, dia lantas mengantar Jessica Yang dan yang lainnya keluar dari ruang IGD.
Sementara itu Ferdy Du sedang mengepel lantai di toilet laki-laki.
Tiba-tiba Hank Wang mendorong pintu masuk kamar mandi dengan terburu-buru.
Melihat Ferdy Du, Hank Wang mendengus dan menatapnya dengan sinis, kemudian masuk ke bilik kecil.
Ferdy Du pun langsung angkat kaki.
Tidak lama, Hank Wang juga keluar dari toilet.
Dengan nada mengejek, Hank Wang berkata, "Ferdy, aku akan mengajarimu bagaimana seharusnya bersikap. Jika kamu ingin sukses di tempat kerja, kamu harus tahu diri. Talk less do more, mengerti?"
Saat Ferdy Du membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu, putra wanita tua itu tiba-tiba keluar dan berteriak, "Dokter! Keadaan ibuku menjadi semakin parah."
Jessica Yang, Hank Wang dan yang lainnya bergegas ke ruang IGD.
Ferdy Du membuang kain pel dan mengikuti di belakang.
Wanita tua itu terbaring di ranjang, mulutnya berbusa dan tubuhnya kejang-kejang.
"Penyakit ibuku menjadi lebih parah dari sebelumnya."
Laki-laki itu dengan cemas berkata, "Apa Dokter salah memberi obat?"
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved