chapter 4 Provokasi dari Rekan Kerja
by Rian
10:19,Oct 20,2023
"Ha ha ha, licik sekali! Tapi ku terima tantangannya!"
"Istriku, apa pendapatmu?" tanya Ferdy.
Jessica ingin mengumpatnya, tapi dia merasa sedikit kasihan.
Mereka terikat perjodohan dan juga teman semasa kecil.
Dia lantas berkata pada Ferdy Du dengan ekspresi malas. "Aku akan mendengarkan ayahku."
"Baiklah, dalam dua tahun terakhir, aku tidak akan menyentuh tubuhmu tanpa izin. Tapi kamu juga tidak boleh menjalin hubungan dengan laki-laki lain dan berselingkuh dariku."
"Kamu pikir aku ini wanita seperti apa?"
Jessica berteriak, "Aku ini bukan wanita murahan."
"Baiklah, aku suka gadis polos dan galak."
Setelah sepakat, Ferdy mulai bersikap seperti menantu.
Dia tersenyum datar dan berkata, "Ayah dan ibu mertua, bolehkah aku membawa pakaian kotor kemari? Di asramaku tidak ada mesin cuci."
"Boleh."
"Makanan di kantin sekolah tidak enak. Bolehkah aku makan malam di rumahmu?" Ferdy Du terus merajuk.
"Boleh," jawab Samara kesal.
Samara Zeng menyetujuinya dengan berat hati.
"Ayah mertua, aku tidak ingin melakukan pekerjaan serabutan lagi, gaji bulananku juga hanya 2,6 juta. Apa aku boleh minta tambahan gaji?”
Ferdy Du terus "memeras" Keluarga Yang.
Adam menahan kesal sampai pipinya terasa kaku.
Dia mengeluh dan berkata, "Mulai sekarang kamu akan menjadi asisten Jessica, kamu diizinkan mengenakan jas putih. Sedangkan untuk gajimu, gaji pokok bulananmu adalah 3 juta."
"Selain gaji pokok, kalau kamu menyembuhkan pasien biasa, aku akan memberimu bonus 100 ribu, kalau kamu menyembuhkan pasien dengan penyakit serius, aku akan memberimu bonus sebesar 200 ribu."
Pelit sekali, sepertinya keduanya sangat pecicilan.
Selesai membahas hal itu, Ferdy pulang dengan senang.
Dia ingin menikahi Jessica karena dia memang mencintainya.
Selain itu, itu adalah permintaan terakhir kakeknya.
Arhat Brahm juga pandai meramal.
Sebelum meninggal, dia meramal bahwa Ferdy dan Jessica adalah pasangan serasi.
Setelah Ferdy pergi, Samara menutup pintu, kemudian berbalik dan mengeluh kepada suaminya. "Apa kamu sudah gila? Kenapa kamu memberinya kesempatan? Putri kita begitu cantik, anggun dan berpendidikan tinggi. Kita akan rugi kalau sampai menikahkannya dengan pemuda miskin!"
"Aku hanya ingin mengulur waktu."
"Saat itu ayah dan Pak Tua Chen memang sepakat, beliau juga baik padaku. Jika kita membatalkannya, aku merasa bersalah."
Setelah terdiam sejenak, Adam menoleh dan bertanya pada putrinya. "Apa pendapatmu tentangnya?"
"Aku hanya ingat sewaktu kami masih kecil, setelah itu aku tidak terlalu ingat tentangnya."
Jessica dengan jujur berkata, "Aku tidak membenci atau menyukainya. Itu hanya pendapatku tentangnya."
Adam mengangguk dan berkata, "Selama dua tahun ini, kamu harus memperhatikan dia. Lihat seberapa banyak kemampuan Pak Tua Chen yang dia kuasai."
"Aku juga berpikiran seperti itu." Jessica Yang mengerti apa yang harus dilakukan.
Besoknya, Ferdy dan Jessica tiba di rumah sakit dengan terburu-buru.
"Aku ingatkan, jangan beri tahu siapa pun bahwa aku tunanganmu" ancan Jessica pelan.
Ferdy pura-pura tuli.
Tak lama, Ferdy melihat jas putih dan mengenakannya.
"Kamu hanya karyawan tidak tetap, memangnya kamu pantas memakainya?"
Karyawan lainnya merasa terkejut. Hank Wang langsung memarahi Ferdy.
Ferdy cuek-cuek saja.
Dia hanya diam memandangi Jessica.
"Begini, mulai sekarang Ferdy akan menjadi asistenku."
Jessica lantas pergi.
Hank tercengang.
Kemarin, dia masih bisa merendahkan Ferdy semaunya.
Tapi sekarang Ferdy malah diangkat menjadi asisten Jessica.
Dia naik pangkat terlalu cepat!
Jangan-jangan Keluarga Yang menyetujui perjodohan mereka?
Orang tua Jessica benar-benar ingin menikahkan putri mereka dengan cowok kere?
Mustahil, Hank bahkan lebih unggul dari Ferdy!
Ayah dan ibu Jessica sama-sama pecicilan.
Bagaimana mungkin mereka rela menikahkan Jessica dengan Ferdy?
Hank juga menyukai Jessica.
Tapi karena keluarganya miskin, Hank tidak percaya diri.
Dia ingin memberikan yang terbaik bagi RS Citara dan mencari kesempatan untuk mendekati Jessica!
Bahkan jika mereka menyuruhnya mengubah marganya, dia sudi melakukannya!
Tidak disangka Ferdy memupuskan mimpinya itu!
Anak muda jaman sekarang memang nekat!
Bahkan posisi menantu pun direbut!
Saat Hank merasa sangat tertekan, Ferdy menepuk bahunya dan berkata, "Dengar, 'kan? Aku ini asisten Jessica. Bersikaplah baik padaku kalau kamu tidak mau dipecat, mengerti?"
"Dasar tidak bermoral!" umpat Hank.
"Beraninya kamu mengumpatku! Mau dipecat?"
"Kamu hanya menantu tidak tahu diri. Kamu tidak bisa memecatku begitu saja!"
Hank menjadi semakin terprovokasi. Dia terus mengutuk.
"Kamu hanya pecundang yang naik pangkat melalui nepotisme! Aku lebih hebat darimu, gajiku juga lebih tinggi. Mau sok pamer kekuasaan? Memangnya kamu siapa?"
Ferdy termangu sejenak, dia bersiap membalas sindiran Hank.
Tiba-tiba 4 pemuda berusia sekitar 20-30 tahun datang ke RS Citara.
Mereka memiliki tato naga dan harimau di bagian lengan, rambut disemir, terlihat seperti berandalan.
"Dokter, kakak tertua kami mengeluh sakit perut. Tolong segera diperiksa!"
Seorang laki-laki bersemir pirang yang menggendong seorang laki-laki beranting emas besar itu berteriak.
Hank segera membaringkan laki-laki yang memakai anting-anting itu di tempat tidur.
Awalnya, dia ingin mengobatinya sendiri.
Tapi dia rasa dia seharusnya menguji Ferdy dengan cara ini.
"Dokter Ferdy, cepat obati pasien ini!"
Hank berkata pada Ferdy di sampingnya.
Karyawan lainnya menatap ke arah mereka berdua.
Ferdy dan Hank bertengkar dengan cepat.
"Kamu saja," kata Ferdy Du.
Ferdy tahu rencana busuk Hank.
Tidak lama, Hank menyerahkan laporan pemeriksaan.
"Pasien bernama Tobby Zhou, usia 30 tahun. Menurutku dia menderita kolesistitis akut."
Ferdy memeriksa perut laki-laki itu dan berkata, "Dia tidak menderita kolesistitis akut, tapi radang usus buntu ektopik."
"Siapa yang mengajarimu ilmu medis? Usus buntu ada di perut kanan bawah, bukan perut kanan atas," cibir Hank.
"Apa kamu tahu heterotopia?" tanya Ferdy sinis.
"Ada apa ini?"
Jessica datang menghampiri mereka.
"Jessica, USG B menunjukkan bahwa pasien ini menderita kolesistitis akut, tapi Ferdy bersikeras bahwa pasien ini menderita radang usus buntu ektopik!"
Hank ingin menjatuhkan Ferdy.
"Bisa saja mesin itu salah diagnosis."
Ferdy berkata pada Jessica.
Jessica hanya tidak berbicara.
Jika diagnosis USG B itu memang salah, RS Citara akan dipojokkan.
Tapi jika ternyata hasil diagnosis USG itu benar, Ferdy hanya penipu.
Setelah Ferdy naik pangkat, masalah baru sudah timbul.
Tobby Zhou dan ketiga temannya juga mengerti.
Ando Li, anak laki-laki berambut kuning itu berkata kepada Tobby Zhou. "Bang Tobby, Dokter itu masih sangat muda, jangan percaya!"
Hank yang mendnegarnya merasa sangat bahagia.
Dia yakin, Ferdy akan pergi dan kehilangan kepercayaan.
Tobby Zhou meragukan kemampuan Ferdy.
Dia memegangi perutnya sambil menahan rsakit, kemudian berkata, "Dokter Hank, aku percaya padamu, tolong obati aku."
"Kamu harus menjalani operasi pengangkatan kantong empedu."
"Apa?" Tobby Zhou terkejut.
"Kalau aku harus menjalani operasi, seberapa yakin Dokter bisa menyembuhkan penyakitku?"
"Ini hanya operasi kecil. Aku yakin 80%. Tapi Dokter Jessica lebih baik dariku. Tingkat keberhasilannya 90%."
"Kalau begitu biar Dokter Jessica saja yang mengoperasiku."
Jessica menyanggupinya.
Dia berkata, "Dokter Hank, selama operasi berjalan, kamu akan menjadi asistenku. Ferdy, kamu bertanggung jawab sebagai dokter anestesi."
Lima belas menit kemudian di ruang operasi.
Ferdy sudah memberikan anestesi.
Saat Jessica hendak menoreh perut pasien, Ferdy tiba-tiba berkata, "Dia menderita radang usus buntu ektopik. Biar aku saja yang melakukannya."
Tobby Zhou sudah pingsan karena anastesi.
Bahkan dia tidak tahu bahwa yang akan mengoperasinya adalah Ferdy.
"Berhenti bermain-main!"
"Aku serius. Jika aku salah, aku akan mengundurkan diri," kata Ferdy tegas.
Hank merasa bahagia dalam hati.
Dia memang ingin Ferdy sendiri yang mengoperasi laki-laki itu. Pasti Ferdy kalah telak!
"Baiklah, karena kamu begitu pede, kamu saja yang memimpin!"
Jessica berkata,"Kalau sampai diagnosismu salah, kemasi barangmu dan segera angkat kaki dari rumah sakit ini!"
"Istriku, apa pendapatmu?" tanya Ferdy.
Jessica ingin mengumpatnya, tapi dia merasa sedikit kasihan.
Mereka terikat perjodohan dan juga teman semasa kecil.
Dia lantas berkata pada Ferdy Du dengan ekspresi malas. "Aku akan mendengarkan ayahku."
"Baiklah, dalam dua tahun terakhir, aku tidak akan menyentuh tubuhmu tanpa izin. Tapi kamu juga tidak boleh menjalin hubungan dengan laki-laki lain dan berselingkuh dariku."
"Kamu pikir aku ini wanita seperti apa?"
Jessica berteriak, "Aku ini bukan wanita murahan."
"Baiklah, aku suka gadis polos dan galak."
Setelah sepakat, Ferdy mulai bersikap seperti menantu.
Dia tersenyum datar dan berkata, "Ayah dan ibu mertua, bolehkah aku membawa pakaian kotor kemari? Di asramaku tidak ada mesin cuci."
"Boleh."
"Makanan di kantin sekolah tidak enak. Bolehkah aku makan malam di rumahmu?" Ferdy Du terus merajuk.
"Boleh," jawab Samara kesal.
Samara Zeng menyetujuinya dengan berat hati.
"Ayah mertua, aku tidak ingin melakukan pekerjaan serabutan lagi, gaji bulananku juga hanya 2,6 juta. Apa aku boleh minta tambahan gaji?”
Ferdy Du terus "memeras" Keluarga Yang.
Adam menahan kesal sampai pipinya terasa kaku.
Dia mengeluh dan berkata, "Mulai sekarang kamu akan menjadi asisten Jessica, kamu diizinkan mengenakan jas putih. Sedangkan untuk gajimu, gaji pokok bulananmu adalah 3 juta."
"Selain gaji pokok, kalau kamu menyembuhkan pasien biasa, aku akan memberimu bonus 100 ribu, kalau kamu menyembuhkan pasien dengan penyakit serius, aku akan memberimu bonus sebesar 200 ribu."
Pelit sekali, sepertinya keduanya sangat pecicilan.
Selesai membahas hal itu, Ferdy pulang dengan senang.
Dia ingin menikahi Jessica karena dia memang mencintainya.
Selain itu, itu adalah permintaan terakhir kakeknya.
Arhat Brahm juga pandai meramal.
Sebelum meninggal, dia meramal bahwa Ferdy dan Jessica adalah pasangan serasi.
Setelah Ferdy pergi, Samara menutup pintu, kemudian berbalik dan mengeluh kepada suaminya. "Apa kamu sudah gila? Kenapa kamu memberinya kesempatan? Putri kita begitu cantik, anggun dan berpendidikan tinggi. Kita akan rugi kalau sampai menikahkannya dengan pemuda miskin!"
"Aku hanya ingin mengulur waktu."
"Saat itu ayah dan Pak Tua Chen memang sepakat, beliau juga baik padaku. Jika kita membatalkannya, aku merasa bersalah."
Setelah terdiam sejenak, Adam menoleh dan bertanya pada putrinya. "Apa pendapatmu tentangnya?"
"Aku hanya ingat sewaktu kami masih kecil, setelah itu aku tidak terlalu ingat tentangnya."
Jessica dengan jujur berkata, "Aku tidak membenci atau menyukainya. Itu hanya pendapatku tentangnya."
Adam mengangguk dan berkata, "Selama dua tahun ini, kamu harus memperhatikan dia. Lihat seberapa banyak kemampuan Pak Tua Chen yang dia kuasai."
"Aku juga berpikiran seperti itu." Jessica Yang mengerti apa yang harus dilakukan.
Besoknya, Ferdy dan Jessica tiba di rumah sakit dengan terburu-buru.
"Aku ingatkan, jangan beri tahu siapa pun bahwa aku tunanganmu" ancan Jessica pelan.
Ferdy pura-pura tuli.
Tak lama, Ferdy melihat jas putih dan mengenakannya.
"Kamu hanya karyawan tidak tetap, memangnya kamu pantas memakainya?"
Karyawan lainnya merasa terkejut. Hank Wang langsung memarahi Ferdy.
Ferdy cuek-cuek saja.
Dia hanya diam memandangi Jessica.
"Begini, mulai sekarang Ferdy akan menjadi asistenku."
Jessica lantas pergi.
Hank tercengang.
Kemarin, dia masih bisa merendahkan Ferdy semaunya.
Tapi sekarang Ferdy malah diangkat menjadi asisten Jessica.
Dia naik pangkat terlalu cepat!
Jangan-jangan Keluarga Yang menyetujui perjodohan mereka?
Orang tua Jessica benar-benar ingin menikahkan putri mereka dengan cowok kere?
Mustahil, Hank bahkan lebih unggul dari Ferdy!
Ayah dan ibu Jessica sama-sama pecicilan.
Bagaimana mungkin mereka rela menikahkan Jessica dengan Ferdy?
Hank juga menyukai Jessica.
Tapi karena keluarganya miskin, Hank tidak percaya diri.
Dia ingin memberikan yang terbaik bagi RS Citara dan mencari kesempatan untuk mendekati Jessica!
Bahkan jika mereka menyuruhnya mengubah marganya, dia sudi melakukannya!
Tidak disangka Ferdy memupuskan mimpinya itu!
Anak muda jaman sekarang memang nekat!
Bahkan posisi menantu pun direbut!
Saat Hank merasa sangat tertekan, Ferdy menepuk bahunya dan berkata, "Dengar, 'kan? Aku ini asisten Jessica. Bersikaplah baik padaku kalau kamu tidak mau dipecat, mengerti?"
"Dasar tidak bermoral!" umpat Hank.
"Beraninya kamu mengumpatku! Mau dipecat?"
"Kamu hanya menantu tidak tahu diri. Kamu tidak bisa memecatku begitu saja!"
Hank menjadi semakin terprovokasi. Dia terus mengutuk.
"Kamu hanya pecundang yang naik pangkat melalui nepotisme! Aku lebih hebat darimu, gajiku juga lebih tinggi. Mau sok pamer kekuasaan? Memangnya kamu siapa?"
Ferdy termangu sejenak, dia bersiap membalas sindiran Hank.
Tiba-tiba 4 pemuda berusia sekitar 20-30 tahun datang ke RS Citara.
Mereka memiliki tato naga dan harimau di bagian lengan, rambut disemir, terlihat seperti berandalan.
"Dokter, kakak tertua kami mengeluh sakit perut. Tolong segera diperiksa!"
Seorang laki-laki bersemir pirang yang menggendong seorang laki-laki beranting emas besar itu berteriak.
Hank segera membaringkan laki-laki yang memakai anting-anting itu di tempat tidur.
Awalnya, dia ingin mengobatinya sendiri.
Tapi dia rasa dia seharusnya menguji Ferdy dengan cara ini.
"Dokter Ferdy, cepat obati pasien ini!"
Hank berkata pada Ferdy di sampingnya.
Karyawan lainnya menatap ke arah mereka berdua.
Ferdy dan Hank bertengkar dengan cepat.
"Kamu saja," kata Ferdy Du.
Ferdy tahu rencana busuk Hank.
Tidak lama, Hank menyerahkan laporan pemeriksaan.
"Pasien bernama Tobby Zhou, usia 30 tahun. Menurutku dia menderita kolesistitis akut."
Ferdy memeriksa perut laki-laki itu dan berkata, "Dia tidak menderita kolesistitis akut, tapi radang usus buntu ektopik."
"Siapa yang mengajarimu ilmu medis? Usus buntu ada di perut kanan bawah, bukan perut kanan atas," cibir Hank.
"Apa kamu tahu heterotopia?" tanya Ferdy sinis.
"Ada apa ini?"
Jessica datang menghampiri mereka.
"Jessica, USG B menunjukkan bahwa pasien ini menderita kolesistitis akut, tapi Ferdy bersikeras bahwa pasien ini menderita radang usus buntu ektopik!"
Hank ingin menjatuhkan Ferdy.
"Bisa saja mesin itu salah diagnosis."
Ferdy berkata pada Jessica.
Jessica hanya tidak berbicara.
Jika diagnosis USG B itu memang salah, RS Citara akan dipojokkan.
Tapi jika ternyata hasil diagnosis USG itu benar, Ferdy hanya penipu.
Setelah Ferdy naik pangkat, masalah baru sudah timbul.
Tobby Zhou dan ketiga temannya juga mengerti.
Ando Li, anak laki-laki berambut kuning itu berkata kepada Tobby Zhou. "Bang Tobby, Dokter itu masih sangat muda, jangan percaya!"
Hank yang mendnegarnya merasa sangat bahagia.
Dia yakin, Ferdy akan pergi dan kehilangan kepercayaan.
Tobby Zhou meragukan kemampuan Ferdy.
Dia memegangi perutnya sambil menahan rsakit, kemudian berkata, "Dokter Hank, aku percaya padamu, tolong obati aku."
"Kamu harus menjalani operasi pengangkatan kantong empedu."
"Apa?" Tobby Zhou terkejut.
"Kalau aku harus menjalani operasi, seberapa yakin Dokter bisa menyembuhkan penyakitku?"
"Ini hanya operasi kecil. Aku yakin 80%. Tapi Dokter Jessica lebih baik dariku. Tingkat keberhasilannya 90%."
"Kalau begitu biar Dokter Jessica saja yang mengoperasiku."
Jessica menyanggupinya.
Dia berkata, "Dokter Hank, selama operasi berjalan, kamu akan menjadi asistenku. Ferdy, kamu bertanggung jawab sebagai dokter anestesi."
Lima belas menit kemudian di ruang operasi.
Ferdy sudah memberikan anestesi.
Saat Jessica hendak menoreh perut pasien, Ferdy tiba-tiba berkata, "Dia menderita radang usus buntu ektopik. Biar aku saja yang melakukannya."
Tobby Zhou sudah pingsan karena anastesi.
Bahkan dia tidak tahu bahwa yang akan mengoperasinya adalah Ferdy.
"Berhenti bermain-main!"
"Aku serius. Jika aku salah, aku akan mengundurkan diri," kata Ferdy tegas.
Hank merasa bahagia dalam hati.
Dia memang ingin Ferdy sendiri yang mengoperasi laki-laki itu. Pasti Ferdy kalah telak!
"Baiklah, karena kamu begitu pede, kamu saja yang memimpin!"
Jessica berkata,"Kalau sampai diagnosismu salah, kemasi barangmu dan segera angkat kaki dari rumah sakit ini!"
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved