chapter 2 Ahli transformasi energi
by Tri Irwansyah
18:56,Sep 27,2023
Baik membatalkan maupun dibatalkan, hasilnya tetap sama. Hal itu dapat menghindar banyak masalah. Akan tetapi, sikap anggota dari Keluarga Heis benar-benar terlalu sombong, itu membuat Derrick merasa sangat tidak puas.
"Nyonya, apa yang harus saya lakukan?"
Sudut bibir Nyonya Jane melengkung membentuk senyuman. "Sebelumnya Tuan Marco mabuk, sehingga menulis akad nikah. Semua itu hanyalah pernyataan yang tidak benar dalam keadaan mabuk, jadi tidak bisa dianggap serius. Tentu saja, aku tahu kamu pasti tidak akan puas kalau aku membiarkanmu pulang begitu saja, apalagi itu akan membuat Keluarga Heis terlihat sangat tidak sopan. Begini saja, kamu tinggalkan akad nikah, aku akan memberimu uang sebanyak empat miliar. Uang sebanyak itu sudah cukup membiarkanmu hidup tanpa kekhawatiran dalam sisa hidupmu."
Begitu Nyonya Jane mengangkat tangannya, Pak Dani langsung mengeluarkan sebuah kotak, kemudian meletakkannya di atas meja dan membukanya. Di dalamnya ada banyak uang tunai yang ditata dengan rapi.
Awalnya Derrick tidak begitu marah, tapi ketika Nyonya Jane menawarkan uang sebanyak empat miliar, dia benar-benar menjadi marah. Derrick dengan susah payah datang ke sini, apa hanya karena uang sebanyak empat miliar?
Kalau Derrick mengambil uang sebanyak itu, bukankah akan menjadi bahan lelucon begitu tersebar keluar. Sebagai seorang murid dari Sekte Dewa di Toronto, apa hanya pantas dibayar empat miliar?
"Empat miliar, hehe..." Derrick dengan pelan menepuk pegangan kursi yang senilai lebih dari empat puluh miliar di bawah bokongnya. "Keluarga Heis benar-benar sangat kaya!"
Nyonya Jane mengira bahwa Derrick merasa harganya terlalu rendah, dia mencibir sembari berkata, "Uang tunai di rumah tidak banyak. Kalau kamu merasa harganya terlalu rendah, aku bisa membuka cek senilai enam miliar, jadi totalnya ada sepuluh miliar. Bagaimana menurutmu?"
Derrick tidak mengatakan sepatak kata pun.
Nyonya Jane mengerutkan alis sembari berkata, "Dua ratus miliar."
Derrick tetap tidak mengucapkan sepatah kata pun.
Pak Dani berkata dengan marah, "Dasar bocah, jangan tidak tahu diri. Manusia yang tidak pernah puas ibarat ular yang berusaha menelan gajah. Hati-hati kamu tidak punya nyawa untuk menghabiskan uang yang kamu dapatkan."
Derrick sama sekali tidak menghiraukan Pak Dani, dia berkata pada Nyonya Jane, "Apakah kamu sedang mengancamku?"
"Iya," ujar Nyonya Jane dengan datar. Dia telah mengakui perkataan Pak Dani.
"Nyonya, kamu akan menyesal."
"Menyesal?" Nyonya Jane tersenyum sembari berkata, "Hehe. Aku ingin melihat bagaimana kamu membuatku menyesal."
Derrick berdiri dan mengeluarkan kertas yang sudah menguning dari sakunya, kemudian dia meletakkannya di atas meja.
Mata Nyonya Jane langsung berbinar, "Pintar. Anak muda harus tahu diri. Beberapa barang memang ditakdirkan untuk tidak dimiliki olehmu, tapi uang benar-benar bisa mengubah nasibmu."
Ketika Nyonya Jane hendak mengulurkan tangan untuk mengambilnya, Derrick malah meletakkan tangannya di atas kertas.
"Nyonya, tahukah kamu buat apa aku datang hari ini?"
"Aku selalu mengira bahwa nasih orang harus dikendalikan oleh dirinya sendiri, bukan orang lain. Bahkan orang itu adalah kakekku, dia juga tidak bisa menentukan pernikahanku. Jadi, hari ini aku datang untuk membatalkan pernikahan."
Nyonya Jane tercengang, kemudian tersenyum menghina. Anak muda mementingkan harga diri, sehingga mencari alasan untuk menutupi rasa malu. Tentu saja, dia memahami hal semacam itu.
Derrick melipatkan kertas itu dengan gerakan yang lembut dan lambat. Dia melipatkannya dengan rapi, kemudian menyimpan kembali di dalam saku.
"Tapi, sekarang aku tidak berencana untuk membatalkan pernikahan lagi."
Wajah Nyonya Jane dan Pak Dani sontak berubah, "Derrick, tahukah kamu apa yang sedang kamu lakukan?"
Derrick malah tidak menghiraukan mereka lagi, dia berbalik badan tanpa menoleh ke belakang.
Melihat punggung Derrick, Nyonya Jane sangat marah hingga seluruh tubuhnya gemetar. Dia dengan samar-samar menyadari bahwa dirinya telah melakukan kesalahan yang besar.
"Nyonya, maukah saya menghentikannya?" tanya Pak Dani.
Nyonya Jane melambaikan tangannya sembari berkata, "Jangan membuat keributan di kediaman. Masalah ini tidak bisa diketahui oleh Tuan Marco."
"Apakah Tuan Marco benar-benar mengakui pernikahan ini?"
"Tuan Marco sangat mementingkan reputasi daripada nyawa. Kalau Tuan Marco tahu bahwa Derrick datang ke sini, dia pasri akan memaksa Mirna menikah dengannya. Aku tidak akan membiarkan putriku menikah dengan seorang petapa yang miskin. Hal semacam itu tidak boleh terjadi!" ucap Nyonya Jane sambil menggertakkan giginya.
"Nyonya, maukah..." Pak Dani melakukan sebuah gerakan tangan. "Aku mengutus orang untuk menghajar bocah itu?"
Setelah terdiam sejenak, Nyonya Jane pun berkata, "Jangan sampai memakan korban, cukup menghajarnya dan mengusirnya dari Kota Izuno. Hal yang terpenting adalah kamu harus mengambil kembali akad nikah yang ditulis oleh Tuan Marco."
Nyonya Jane berdiri dengan lemas. Setelah berjalan ke tangga, dia tiba-tiba berbalik dan berkata, "Omong-omong, berikan uang sebanyak empat miliar itu kepadanya. Itu adalah janjiku, jangan sampai orang lain mengatakan bahwa Keluarga Heis sangat pelit. Beri tahu dia untuk tidak memasuki Kota Izuno lagi."
"Tenang saja, Nyonya. Aku akan menanganinya sekarang." Melihat sekotak uang tunai di atas meja, mata Pak Dani dipenuhi dengan keserakahan. Dia bergumam, "Derrick tidak akan muncul di Kota Izuno lagi..."
...
Setelah meninggalkan vila Keluarga Heis, Derrick langsung pergi ke Danau Toba di Pinggiran Barat. Kakeknya dimakamkan di sana.
Dari kecil sampai besar, Derrick hidup bersama kakeknya. Mereka tinggal di rumah tua yang ada di Pinggiran Barat, mereka mencari nafkah dengan cara memunggut sampah. Ketika Derrick berusia tujuh tahun, kakeknya tiba-tiba meninggal dunia. Dikarenakan tidak punya uang untuk membeli tempat pemakaman, Derrick hanya bisa diam-diam menguburkan makam kakeknya di pantai tandus yang ada di Danau Toba. Hanya tempat itu yang tidak dikelola oleh orang, bahkan tidak ada orang yang menagih uang dengan mereka.
Setelah kembali ke Kota Izuno, Derrick tidak langsung pergi ke makam kakeknya untuk memberi penghormatan. Akan tetapi, dia ingin menyelesaikan masalah pernikahan dengan Keluarga Heis terlebih dahulu. Bagaimanapun, itu adalah perjanjian yang ditetapkan oleh Kakek, tentunya harus ada penanganan yang jelas.
Danau Toba sangat luas, jadi ujungnya sama sekali tidak kelihatan. Derrick datang ke pantai tandus tempat kakeknya dimakamkan. Kalau dilihat dari tempat ini, permukaan danau mengepul dan penuh dengan uap air, terlihat seperti dongeng.
Di tepi pantai, ada orang yang sedang memancing. Pancingannya sudah dilempar sangat lama, tapi tidak ada ikan yang tertangkap.
Ketika berjalan melewati orang itu, Derrick segera menyadari bahwa orang itu bukanlah orang biasa, bahkan tidak sedang memancing ikan.
Orang itu sedang mengoperasikan energi, hawa panas langsung menyebar keluar dari tubuhnya. Pada saat yang bersamaan, Energi spiritual di sekitar danau juga berkumpul di sekujur tubuhnya.
Orang itu adalah seorang ahli, kekuatannya setidaknya mencapai Ranah Transformasi. Akan tetapi, ada cedera yang sangat parah di tubuhnya. Dia sedang memanfaatkan energi spiritual di danau untuk memulihkan diri.
Derrick tidak menyangka bahwa dirinya akan bertemu dengan ahli yang mencapai Ranah Transformasi begitu sampai di Kota Izuno. Jarang sekali ada orang dengan kekuatan yang mencapai Ranah Transformasi. Tentu saja, bagi murid Toronto, itu bukanlah apa-apa. Setelah mencapai Ranah Transformasi, barulah bisa menjadi master. Kemudian, mereka baru bisa memenuhi syarat untuk menerobos ranah selanjutnya di Toronto. Akan tetapi, hanya beberapa orang yang bisa mendaki Gunung Toronto.
Gunung Toronto, Sekte Dewa, istana leluhur yang dihormati oleh semua sekte abadi di dunia. Ketika perang antara makhluk abadi dan iblis, seratus ribu pedang abadi membentuk formasi sepuluh ribu pedang abadi di Puncak Toronto untuk melawan iblis di luar alam dan melindungi perdamaian dunia.
Ini adalah tempat yang benar-benar meremehkan dunia, sehingga bukanlah tempat yang bisa dikunjungi oleh orang biasa.
Adapun Derrick, dia sudah mendaki Gunung Toronto pada usia tujuh tahun.
Derrick tidak tertarik dengan orang yang memancing di tepi danau, dia buru-buru berjalan melewatinya. Begitu sampai di makam kakeknya, dia langsung berlutut.
Waktu sudah berlalu belasan tahun, begitu memikirkan masa lalu, Derrick tanpa sadar mendesah. Wajah kakeknya yang ramah pun melayang di depannya. Derrick pun berkata dengan sangat sedih, "Kakek, cucu yang tidak berbakti sudah pulang untuk mengujungimu."
Suara yang dipenuhi kesedihan terbawa angin dan rawa-rawa, kemudian bergema di danau yang luas.
Derrick berlutut di depan makam untuk waktu yang lama, dia diam-diam menceritakan masalah tentang berkultivasi dengan Efron di Gunung Toronto. Pada akhirnya, dia juga menceritakan kontrak pernikahan dengan Keluarga Heis, dia meminta permaafan dari kakeknya.
"Anggota dari Keluarga Heis terlalu sombong, aku harus memberi pelajaran kepada mereka. Tapi, Kakek tenang saja. Aku tahu kamu dan Tuan Marco memiliki sedikit hubungan persahabatan. Kalau tidak, kontrak pernikahan ini pasti tidak ada. Tidak peduli bagaimana hasilnya, aku akan membayar kebaikan kepadanya."
Tepat saat ini, lima bayangan muncul di pantai tandus, mereka segera mendekati Derrick.
Salah satunya berkata, "Benar, Kak. Dia berjalan keluar dari Keluarga Heis, aku terus mengawasinya."
Kepala preman itu mendekati makam dan menatap Derrick, "Patapa yang memakai baju duka yang robek, seharusnya tidak akan salah. Saudara-saudara, lakukan tugas kalian. Pak Dani telah mengatakan bahwa setelah membunuh bocah itu, setiap orang bisa mendapatkan uang sebanyak dua puluh juta."
Derrick sudah lama tahu bahwa ada orang yang mengikutinya, tapi dia sama sekali tidak peduli. Bagi Derrick, mereka semua hanyalah semut.
Mendengar 'Pak Dani' yang dikatakan oleh kepala preman itu, Derrick pun menggerutkan alisnya. Dia bersujud tiga kali di depan makam, kemudian berdiri dan berbalik badan untuk melihat orang yang datang.
"Dasar bocah, kamu benar-benar memilih tempat yang sangat bagus. Setelah kami membunuhmu, kami bisa menggali lubang untuk mengguburkanmu. Kami tidak perlu membuang mayatmu lagi."
"Jangan salahkan kami, kami hanya menerima uang dari orang lain untuk melakukan pekerjaan. Kamu hanya bisa menyalahkan bahwa nasibmu tidak baik, kamu telah menyinggung orang yang tidak pantas kamu singgung."
Usai berkata, beberapa orang itu pun mengeluarkan senjata dan mengepung Derrick.
Tentu saja, Derrick tidak akan melarikan diri. Baginya, beberapa orang itu tidak ada bedanya dengan orang mati. Semakin dekat dengannya, beberapa orang itu semakin dekat dengan kematian.
Namun, Derrick harus memastikan bahwa apakah 'Pak Dani' yang mereka katakan itu adalah orang yang dipikirkan olehnya.
"Nyonya, apa yang harus saya lakukan?"
Sudut bibir Nyonya Jane melengkung membentuk senyuman. "Sebelumnya Tuan Marco mabuk, sehingga menulis akad nikah. Semua itu hanyalah pernyataan yang tidak benar dalam keadaan mabuk, jadi tidak bisa dianggap serius. Tentu saja, aku tahu kamu pasti tidak akan puas kalau aku membiarkanmu pulang begitu saja, apalagi itu akan membuat Keluarga Heis terlihat sangat tidak sopan. Begini saja, kamu tinggalkan akad nikah, aku akan memberimu uang sebanyak empat miliar. Uang sebanyak itu sudah cukup membiarkanmu hidup tanpa kekhawatiran dalam sisa hidupmu."
Begitu Nyonya Jane mengangkat tangannya, Pak Dani langsung mengeluarkan sebuah kotak, kemudian meletakkannya di atas meja dan membukanya. Di dalamnya ada banyak uang tunai yang ditata dengan rapi.
Awalnya Derrick tidak begitu marah, tapi ketika Nyonya Jane menawarkan uang sebanyak empat miliar, dia benar-benar menjadi marah. Derrick dengan susah payah datang ke sini, apa hanya karena uang sebanyak empat miliar?
Kalau Derrick mengambil uang sebanyak itu, bukankah akan menjadi bahan lelucon begitu tersebar keluar. Sebagai seorang murid dari Sekte Dewa di Toronto, apa hanya pantas dibayar empat miliar?
"Empat miliar, hehe..." Derrick dengan pelan menepuk pegangan kursi yang senilai lebih dari empat puluh miliar di bawah bokongnya. "Keluarga Heis benar-benar sangat kaya!"
Nyonya Jane mengira bahwa Derrick merasa harganya terlalu rendah, dia mencibir sembari berkata, "Uang tunai di rumah tidak banyak. Kalau kamu merasa harganya terlalu rendah, aku bisa membuka cek senilai enam miliar, jadi totalnya ada sepuluh miliar. Bagaimana menurutmu?"
Derrick tidak mengatakan sepatak kata pun.
Nyonya Jane mengerutkan alis sembari berkata, "Dua ratus miliar."
Derrick tetap tidak mengucapkan sepatah kata pun.
Pak Dani berkata dengan marah, "Dasar bocah, jangan tidak tahu diri. Manusia yang tidak pernah puas ibarat ular yang berusaha menelan gajah. Hati-hati kamu tidak punya nyawa untuk menghabiskan uang yang kamu dapatkan."
Derrick sama sekali tidak menghiraukan Pak Dani, dia berkata pada Nyonya Jane, "Apakah kamu sedang mengancamku?"
"Iya," ujar Nyonya Jane dengan datar. Dia telah mengakui perkataan Pak Dani.
"Nyonya, kamu akan menyesal."
"Menyesal?" Nyonya Jane tersenyum sembari berkata, "Hehe. Aku ingin melihat bagaimana kamu membuatku menyesal."
Derrick berdiri dan mengeluarkan kertas yang sudah menguning dari sakunya, kemudian dia meletakkannya di atas meja.
Mata Nyonya Jane langsung berbinar, "Pintar. Anak muda harus tahu diri. Beberapa barang memang ditakdirkan untuk tidak dimiliki olehmu, tapi uang benar-benar bisa mengubah nasibmu."
Ketika Nyonya Jane hendak mengulurkan tangan untuk mengambilnya, Derrick malah meletakkan tangannya di atas kertas.
"Nyonya, tahukah kamu buat apa aku datang hari ini?"
"Aku selalu mengira bahwa nasih orang harus dikendalikan oleh dirinya sendiri, bukan orang lain. Bahkan orang itu adalah kakekku, dia juga tidak bisa menentukan pernikahanku. Jadi, hari ini aku datang untuk membatalkan pernikahan."
Nyonya Jane tercengang, kemudian tersenyum menghina. Anak muda mementingkan harga diri, sehingga mencari alasan untuk menutupi rasa malu. Tentu saja, dia memahami hal semacam itu.
Derrick melipatkan kertas itu dengan gerakan yang lembut dan lambat. Dia melipatkannya dengan rapi, kemudian menyimpan kembali di dalam saku.
"Tapi, sekarang aku tidak berencana untuk membatalkan pernikahan lagi."
Wajah Nyonya Jane dan Pak Dani sontak berubah, "Derrick, tahukah kamu apa yang sedang kamu lakukan?"
Derrick malah tidak menghiraukan mereka lagi, dia berbalik badan tanpa menoleh ke belakang.
Melihat punggung Derrick, Nyonya Jane sangat marah hingga seluruh tubuhnya gemetar. Dia dengan samar-samar menyadari bahwa dirinya telah melakukan kesalahan yang besar.
"Nyonya, maukah saya menghentikannya?" tanya Pak Dani.
Nyonya Jane melambaikan tangannya sembari berkata, "Jangan membuat keributan di kediaman. Masalah ini tidak bisa diketahui oleh Tuan Marco."
"Apakah Tuan Marco benar-benar mengakui pernikahan ini?"
"Tuan Marco sangat mementingkan reputasi daripada nyawa. Kalau Tuan Marco tahu bahwa Derrick datang ke sini, dia pasri akan memaksa Mirna menikah dengannya. Aku tidak akan membiarkan putriku menikah dengan seorang petapa yang miskin. Hal semacam itu tidak boleh terjadi!" ucap Nyonya Jane sambil menggertakkan giginya.
"Nyonya, maukah..." Pak Dani melakukan sebuah gerakan tangan. "Aku mengutus orang untuk menghajar bocah itu?"
Setelah terdiam sejenak, Nyonya Jane pun berkata, "Jangan sampai memakan korban, cukup menghajarnya dan mengusirnya dari Kota Izuno. Hal yang terpenting adalah kamu harus mengambil kembali akad nikah yang ditulis oleh Tuan Marco."
Nyonya Jane berdiri dengan lemas. Setelah berjalan ke tangga, dia tiba-tiba berbalik dan berkata, "Omong-omong, berikan uang sebanyak empat miliar itu kepadanya. Itu adalah janjiku, jangan sampai orang lain mengatakan bahwa Keluarga Heis sangat pelit. Beri tahu dia untuk tidak memasuki Kota Izuno lagi."
"Tenang saja, Nyonya. Aku akan menanganinya sekarang." Melihat sekotak uang tunai di atas meja, mata Pak Dani dipenuhi dengan keserakahan. Dia bergumam, "Derrick tidak akan muncul di Kota Izuno lagi..."
...
Setelah meninggalkan vila Keluarga Heis, Derrick langsung pergi ke Danau Toba di Pinggiran Barat. Kakeknya dimakamkan di sana.
Dari kecil sampai besar, Derrick hidup bersama kakeknya. Mereka tinggal di rumah tua yang ada di Pinggiran Barat, mereka mencari nafkah dengan cara memunggut sampah. Ketika Derrick berusia tujuh tahun, kakeknya tiba-tiba meninggal dunia. Dikarenakan tidak punya uang untuk membeli tempat pemakaman, Derrick hanya bisa diam-diam menguburkan makam kakeknya di pantai tandus yang ada di Danau Toba. Hanya tempat itu yang tidak dikelola oleh orang, bahkan tidak ada orang yang menagih uang dengan mereka.
Setelah kembali ke Kota Izuno, Derrick tidak langsung pergi ke makam kakeknya untuk memberi penghormatan. Akan tetapi, dia ingin menyelesaikan masalah pernikahan dengan Keluarga Heis terlebih dahulu. Bagaimanapun, itu adalah perjanjian yang ditetapkan oleh Kakek, tentunya harus ada penanganan yang jelas.
Danau Toba sangat luas, jadi ujungnya sama sekali tidak kelihatan. Derrick datang ke pantai tandus tempat kakeknya dimakamkan. Kalau dilihat dari tempat ini, permukaan danau mengepul dan penuh dengan uap air, terlihat seperti dongeng.
Di tepi pantai, ada orang yang sedang memancing. Pancingannya sudah dilempar sangat lama, tapi tidak ada ikan yang tertangkap.
Ketika berjalan melewati orang itu, Derrick segera menyadari bahwa orang itu bukanlah orang biasa, bahkan tidak sedang memancing ikan.
Orang itu sedang mengoperasikan energi, hawa panas langsung menyebar keluar dari tubuhnya. Pada saat yang bersamaan, Energi spiritual di sekitar danau juga berkumpul di sekujur tubuhnya.
Orang itu adalah seorang ahli, kekuatannya setidaknya mencapai Ranah Transformasi. Akan tetapi, ada cedera yang sangat parah di tubuhnya. Dia sedang memanfaatkan energi spiritual di danau untuk memulihkan diri.
Derrick tidak menyangka bahwa dirinya akan bertemu dengan ahli yang mencapai Ranah Transformasi begitu sampai di Kota Izuno. Jarang sekali ada orang dengan kekuatan yang mencapai Ranah Transformasi. Tentu saja, bagi murid Toronto, itu bukanlah apa-apa. Setelah mencapai Ranah Transformasi, barulah bisa menjadi master. Kemudian, mereka baru bisa memenuhi syarat untuk menerobos ranah selanjutnya di Toronto. Akan tetapi, hanya beberapa orang yang bisa mendaki Gunung Toronto.
Gunung Toronto, Sekte Dewa, istana leluhur yang dihormati oleh semua sekte abadi di dunia. Ketika perang antara makhluk abadi dan iblis, seratus ribu pedang abadi membentuk formasi sepuluh ribu pedang abadi di Puncak Toronto untuk melawan iblis di luar alam dan melindungi perdamaian dunia.
Ini adalah tempat yang benar-benar meremehkan dunia, sehingga bukanlah tempat yang bisa dikunjungi oleh orang biasa.
Adapun Derrick, dia sudah mendaki Gunung Toronto pada usia tujuh tahun.
Derrick tidak tertarik dengan orang yang memancing di tepi danau, dia buru-buru berjalan melewatinya. Begitu sampai di makam kakeknya, dia langsung berlutut.
Waktu sudah berlalu belasan tahun, begitu memikirkan masa lalu, Derrick tanpa sadar mendesah. Wajah kakeknya yang ramah pun melayang di depannya. Derrick pun berkata dengan sangat sedih, "Kakek, cucu yang tidak berbakti sudah pulang untuk mengujungimu."
Suara yang dipenuhi kesedihan terbawa angin dan rawa-rawa, kemudian bergema di danau yang luas.
Derrick berlutut di depan makam untuk waktu yang lama, dia diam-diam menceritakan masalah tentang berkultivasi dengan Efron di Gunung Toronto. Pada akhirnya, dia juga menceritakan kontrak pernikahan dengan Keluarga Heis, dia meminta permaafan dari kakeknya.
"Anggota dari Keluarga Heis terlalu sombong, aku harus memberi pelajaran kepada mereka. Tapi, Kakek tenang saja. Aku tahu kamu dan Tuan Marco memiliki sedikit hubungan persahabatan. Kalau tidak, kontrak pernikahan ini pasti tidak ada. Tidak peduli bagaimana hasilnya, aku akan membayar kebaikan kepadanya."
Tepat saat ini, lima bayangan muncul di pantai tandus, mereka segera mendekati Derrick.
Salah satunya berkata, "Benar, Kak. Dia berjalan keluar dari Keluarga Heis, aku terus mengawasinya."
Kepala preman itu mendekati makam dan menatap Derrick, "Patapa yang memakai baju duka yang robek, seharusnya tidak akan salah. Saudara-saudara, lakukan tugas kalian. Pak Dani telah mengatakan bahwa setelah membunuh bocah itu, setiap orang bisa mendapatkan uang sebanyak dua puluh juta."
Derrick sudah lama tahu bahwa ada orang yang mengikutinya, tapi dia sama sekali tidak peduli. Bagi Derrick, mereka semua hanyalah semut.
Mendengar 'Pak Dani' yang dikatakan oleh kepala preman itu, Derrick pun menggerutkan alisnya. Dia bersujud tiga kali di depan makam, kemudian berdiri dan berbalik badan untuk melihat orang yang datang.
"Dasar bocah, kamu benar-benar memilih tempat yang sangat bagus. Setelah kami membunuhmu, kami bisa menggali lubang untuk mengguburkanmu. Kami tidak perlu membuang mayatmu lagi."
"Jangan salahkan kami, kami hanya menerima uang dari orang lain untuk melakukan pekerjaan. Kamu hanya bisa menyalahkan bahwa nasibmu tidak baik, kamu telah menyinggung orang yang tidak pantas kamu singgung."
Usai berkata, beberapa orang itu pun mengeluarkan senjata dan mengepung Derrick.
Tentu saja, Derrick tidak akan melarikan diri. Baginya, beberapa orang itu tidak ada bedanya dengan orang mati. Semakin dekat dengannya, beberapa orang itu semakin dekat dengan kematian.
Namun, Derrick harus memastikan bahwa apakah 'Pak Dani' yang mereka katakan itu adalah orang yang dipikirkan olehnya.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved