Bab 9 Part 9
by Dinda Tirani
18:39,Aug 09,2023
Apa tadi bapak bilang?. Jangan kurang ajar yah pak ! Wajah aku bukan tempat pembuangan sperma bapak !” Ucap Nayla dengan tegas yang malah membuat pak Beni tertawa.
“Pembuangan sperma ? Pembuangan pejuh kaliii…. Duh makin gak nahan deh, ingin rasanya mencium bibir manismu lagi” Ucapnya sambil membelai bibir tipis Nayla dari luar cadar yang dikenakannya.
Nayla pun membuang mukanya lagi. Namun, saat wajahnya digerakkan oleh jemari pak Beni agar dapat melihat sosok tua itu lagi. Tiba – tiba wajah jeleknya mendekat untuk mencumbu bibir tipisnya.
“Mmmpphhh” desah pak Beni yang tiba – tiba mencumbu bibir Nayla dari luar cadarnya.
“Paakkk, mmmpphhhhh” Desah Nayla tak siap sehingga membiarkan bibirnya dihantam oleh bibir pria tua itu.
Meski ada cadar yang menjadi pemisah bibir mereka berdua. Nayla masih dapat merasakan sentuhan bibir pak Beni yang begitu rakus saat mencumbu bibirnya. Nayla pun berusaha mendorongnya menggunakan tangan rampingnya. Namun usahanya percuma karena tubuh kekar pak Beni terlampau kuat.
“Hentikaannn… Lepaskaaannn” Jerit Nayla sambil mendorong tubuh pak Beni.
“Yahahaha… Manis sekali bibirmu sayang… Belum juga dengan susumu… Ouhhhh kenyalnya… Ya ini baru susu… Ini baru susu akhwat yang rasanya nikmat” Desah Pak Beni sambil meremas dada Nayla.
“Aaahhhh lepaskaaann…. Aahhhh sakitttt” Jerit Nayla sambil menahan tangan pak Beni agar tidak semakin bebas dalam meremas dadanya.
“Aahhh yahhh… Aahhhh mantapnyaaa… Ini baru susu… Ini baru susu” Ucapnya sampai mengulang kata – katanya hingga dua kali.
Sembari tangannya meremas buah dada Nayla. Bibirnya kembali mendekat tuk mengincar leher Nayla yang masih tertutupi hijabnya. Karena kesulitan, ia pun mengganti targetnya dengan menaikan cadar yang Nayla kenakan. Lidahnya pun keluar lalu menjilati pipi Nayla dari balik cadarnya. Lidahnya juga mendekat ke arah bibirnya meski Nayla sudah berusaha kabur agar tidak disentuh oleh bibirnya.
“Aaahhh bapaakkk… Jangaaannn”
Dikala Nayla fokus menghindari lidah pria tua kekar itu. Tiba – tiba ia dikejutkan oleh celananya yang dipelorotkan oleh pak Beni. Celananya pun turun hingga ke lututnya. Ditengah kepanikan itu, tubuh Nayla tiba – tiba dibalikan menghadap ke arah dinding ruangan. Nayla pun dipaksa menungging bertumpu pada dinding. Dalam sekejap celana dalam Nayla juga diturunkan. Kejadian yang begitu cepat itu membuat Nayla tidak tahu harus melakukan apa dulu tuk mencegah perbuatan pria tua itu.
“Dah lama saya ingin menghujami memekmu, sayang… Akhirnya waktunya pun tiba… Terima ini, Terima kejantanan saya ini” Ucap pak Beni saat mengarahkan penisnya yang baru saja dikeluarkan dari balik celana kolornya yang diturunkannya.
Jleeeebbbb !!!
Mata Nayla terbuka lebar. Sebuah benda tumpul yang amat besar tiba – tiba menghantam masuk membelah liang senggamanya. Tubuh Nayla sampai terdorong maju. Tusukannya yang begitu kuat membuat penis itu dengan cepat menyundul dinding rahimnya.
“Aaaaahhhh bapaaakkkk” Desah Nayla hingga membuat sekujur tubuhnya lemas tak berdaya.
“Yahahaha… Nikmat sekali jepitan memekmu, sayang… Ouhhhh mantappnyaaa… Ouhhhh baru nusuk aja udah senikmat ini… Apalagi kalau sampai gerak maju mundur ?” Ucap pak Beni yang akhirnya mulai menggerakan pinggulnya.
“Aaahhh jangaaannn… Jangaannnn paakk… Aahhhh…. Aahhhh” Desah Nayla merasakan gesekan yang begitu terasa menggelitiki dinding vaginanya. Meski vaginanya belum terlalu basah. Meski penis pria tua itu terlampau megah. Rasa sakit akibat penetrasi pria tua kekar itu tak begitu terasa.
Mulut Nayla berulang kali membuka lebar. Tusukan demi tusukan yang pak Beni lakukan telah menggetarkan jiwanya. Seingatnya hampir dua minggu sejak terakhir kali dirinya disetubuhi oleh suaminya. Ini kah akibatnya hingga diam – diam ia merasakan kenikmatannya. Namun suara pak Beni yang mendesah saat sedang memperkosanya membuat ia tersadar. Ia sedang diperkosa. Ia pun kesal sehingga meminta pria tua itu untuk berhenti menggenjotnya.
“Aaahhh hentikaaann… Hentikan paakkk… Aaahhh gakk maauuu… Gakk maauuuu” Jerit Nayla sambil melepaskan tangan pak Beni yang sedang memegangi pinggangnya.
“Aaahhh nikmat sekali memekmu sayanggg… Aaahhh yahh… Aahhhh mantaaappp” Desah pak Beni dengan barbar saat menikmati kemaluan tetangganya.
Sebagai pekerja kasar yang memiliki tubuh kekar. Ia pun tak kenal dengan yang namanya kelembutan. Apa – apa ia lakukan dengan kasar. Termasuk saat menyetubuhi kemaluan akhwat bercadar itu dengan gaya barbar. Cengkraman yang ia lakukan di pinggangnya juga terlampau kuat. Ia pun terus menggenjotnya hingga perlahan kemaluan Nayla semakin basah.
“Aaahhh… Aaahhh… Aaahhh paakkk ouhhhh” Desah Nayla hingga berulang kali merapatkan pahanya saat merasakan sensasi aneh dari sodokan pria tua itu.
Gerakan barbar yang dilakukan oleh pak Beni malah membuat Nayla perlahan kian menikmati. Belum pernah ia digenjot dengan kasar seperti ini. Suaminya biasa melakukannya dengan lembut. Gerakan seperti ini justru membuat birahinya terpanggil hingga diam – diam menikmati perlakuan kasar tetangganya itu.
“Aaahhh… Aaahhh… Enakk kan sayanggg ?” Ucap pak Beni yang menyadarkan Nayla kembali.
“Enggaakkk… Gak sama sekali… Lepaskan akuu… Lepaskan akuu pakkk” Ucap Nayla dengan sisa harga diri yang dimilikinya.
Namun lagi – lagi sodokan barbar yang ia terima membuat hatinya bertanya – tanya.
Aaahhh… Aahhhh kenapa rasanya seperti ini… Kenapa aku nyaris menikmati ? Ada apa ini ? Mmmpphhh… Aaahhhh…
Batin Nayla heran.
Ditengah sodokan yang semakin nikmat. Tiba – tiba pak Beni menghentikan sodokannya. Nayla pun terkejut hingga menoleh ke belakang. Nampak pak Beni tersenyum mesum yang membuat bulu kuduk Nayla merinding dibuatnya. Nayla pun ketakutan. Apalagi saat mendengar kata yang pak Beni ucapkan.
“Mari kita selesaikan dengan jantan, sayang” Ucap pak Beni sambil mendorong tubuh Nayla ke dalam kamarnya. Nayla pun diam tak bisa berkata – kata karena saking takutnya. Dalam perjalanan ke kamarnya, kelamin mereka masih tetap bersatu. Bahkan sesekali pak Beni menggenjotnya yang membuat Nayla gemetar merasakan sensasinya.
“Aaaaahhhh bapaakkkk” desah Nayla yang semakin membuat pak Beni bersemangat untuk menggenjotnya.
Bersambung
“Pembuangan sperma ? Pembuangan pejuh kaliii…. Duh makin gak nahan deh, ingin rasanya mencium bibir manismu lagi” Ucapnya sambil membelai bibir tipis Nayla dari luar cadar yang dikenakannya.
Nayla pun membuang mukanya lagi. Namun, saat wajahnya digerakkan oleh jemari pak Beni agar dapat melihat sosok tua itu lagi. Tiba – tiba wajah jeleknya mendekat untuk mencumbu bibir tipisnya.
“Mmmpphhh” desah pak Beni yang tiba – tiba mencumbu bibir Nayla dari luar cadarnya.
“Paakkk, mmmpphhhhh” Desah Nayla tak siap sehingga membiarkan bibirnya dihantam oleh bibir pria tua itu.
Meski ada cadar yang menjadi pemisah bibir mereka berdua. Nayla masih dapat merasakan sentuhan bibir pak Beni yang begitu rakus saat mencumbu bibirnya. Nayla pun berusaha mendorongnya menggunakan tangan rampingnya. Namun usahanya percuma karena tubuh kekar pak Beni terlampau kuat.
“Hentikaannn… Lepaskaaannn” Jerit Nayla sambil mendorong tubuh pak Beni.
“Yahahaha… Manis sekali bibirmu sayang… Belum juga dengan susumu… Ouhhhh kenyalnya… Ya ini baru susu… Ini baru susu akhwat yang rasanya nikmat” Desah Pak Beni sambil meremas dada Nayla.
“Aaahhhh lepaskaaann…. Aahhhh sakitttt” Jerit Nayla sambil menahan tangan pak Beni agar tidak semakin bebas dalam meremas dadanya.
“Aahhh yahhh… Aahhhh mantapnyaaa… Ini baru susu… Ini baru susu” Ucapnya sampai mengulang kata – katanya hingga dua kali.
Sembari tangannya meremas buah dada Nayla. Bibirnya kembali mendekat tuk mengincar leher Nayla yang masih tertutupi hijabnya. Karena kesulitan, ia pun mengganti targetnya dengan menaikan cadar yang Nayla kenakan. Lidahnya pun keluar lalu menjilati pipi Nayla dari balik cadarnya. Lidahnya juga mendekat ke arah bibirnya meski Nayla sudah berusaha kabur agar tidak disentuh oleh bibirnya.
“Aaahhh bapaakkk… Jangaaannn”
Dikala Nayla fokus menghindari lidah pria tua kekar itu. Tiba – tiba ia dikejutkan oleh celananya yang dipelorotkan oleh pak Beni. Celananya pun turun hingga ke lututnya. Ditengah kepanikan itu, tubuh Nayla tiba – tiba dibalikan menghadap ke arah dinding ruangan. Nayla pun dipaksa menungging bertumpu pada dinding. Dalam sekejap celana dalam Nayla juga diturunkan. Kejadian yang begitu cepat itu membuat Nayla tidak tahu harus melakukan apa dulu tuk mencegah perbuatan pria tua itu.
“Dah lama saya ingin menghujami memekmu, sayang… Akhirnya waktunya pun tiba… Terima ini, Terima kejantanan saya ini” Ucap pak Beni saat mengarahkan penisnya yang baru saja dikeluarkan dari balik celana kolornya yang diturunkannya.
Jleeeebbbb !!!
Mata Nayla terbuka lebar. Sebuah benda tumpul yang amat besar tiba – tiba menghantam masuk membelah liang senggamanya. Tubuh Nayla sampai terdorong maju. Tusukannya yang begitu kuat membuat penis itu dengan cepat menyundul dinding rahimnya.
“Aaaaahhhh bapaaakkkk” Desah Nayla hingga membuat sekujur tubuhnya lemas tak berdaya.
“Yahahaha… Nikmat sekali jepitan memekmu, sayang… Ouhhhh mantappnyaaa… Ouhhhh baru nusuk aja udah senikmat ini… Apalagi kalau sampai gerak maju mundur ?” Ucap pak Beni yang akhirnya mulai menggerakan pinggulnya.
“Aaahhh jangaaannn… Jangaannnn paakk… Aahhhh…. Aahhhh” Desah Nayla merasakan gesekan yang begitu terasa menggelitiki dinding vaginanya. Meski vaginanya belum terlalu basah. Meski penis pria tua itu terlampau megah. Rasa sakit akibat penetrasi pria tua kekar itu tak begitu terasa.
Mulut Nayla berulang kali membuka lebar. Tusukan demi tusukan yang pak Beni lakukan telah menggetarkan jiwanya. Seingatnya hampir dua minggu sejak terakhir kali dirinya disetubuhi oleh suaminya. Ini kah akibatnya hingga diam – diam ia merasakan kenikmatannya. Namun suara pak Beni yang mendesah saat sedang memperkosanya membuat ia tersadar. Ia sedang diperkosa. Ia pun kesal sehingga meminta pria tua itu untuk berhenti menggenjotnya.
“Aaahhh hentikaaann… Hentikan paakkk… Aaahhh gakk maauuu… Gakk maauuuu” Jerit Nayla sambil melepaskan tangan pak Beni yang sedang memegangi pinggangnya.
“Aaahhh nikmat sekali memekmu sayanggg… Aaahhh yahh… Aahhhh mantaaappp” Desah pak Beni dengan barbar saat menikmati kemaluan tetangganya.
Sebagai pekerja kasar yang memiliki tubuh kekar. Ia pun tak kenal dengan yang namanya kelembutan. Apa – apa ia lakukan dengan kasar. Termasuk saat menyetubuhi kemaluan akhwat bercadar itu dengan gaya barbar. Cengkraman yang ia lakukan di pinggangnya juga terlampau kuat. Ia pun terus menggenjotnya hingga perlahan kemaluan Nayla semakin basah.
“Aaahhh… Aaahhh… Aaahhh paakkk ouhhhh” Desah Nayla hingga berulang kali merapatkan pahanya saat merasakan sensasi aneh dari sodokan pria tua itu.
Gerakan barbar yang dilakukan oleh pak Beni malah membuat Nayla perlahan kian menikmati. Belum pernah ia digenjot dengan kasar seperti ini. Suaminya biasa melakukannya dengan lembut. Gerakan seperti ini justru membuat birahinya terpanggil hingga diam – diam menikmati perlakuan kasar tetangganya itu.
“Aaahhh… Aaahhh… Enakk kan sayanggg ?” Ucap pak Beni yang menyadarkan Nayla kembali.
“Enggaakkk… Gak sama sekali… Lepaskan akuu… Lepaskan akuu pakkk” Ucap Nayla dengan sisa harga diri yang dimilikinya.
Namun lagi – lagi sodokan barbar yang ia terima membuat hatinya bertanya – tanya.
Aaahhh… Aahhhh kenapa rasanya seperti ini… Kenapa aku nyaris menikmati ? Ada apa ini ? Mmmpphhh… Aaahhhh…
Batin Nayla heran.
Ditengah sodokan yang semakin nikmat. Tiba – tiba pak Beni menghentikan sodokannya. Nayla pun terkejut hingga menoleh ke belakang. Nampak pak Beni tersenyum mesum yang membuat bulu kuduk Nayla merinding dibuatnya. Nayla pun ketakutan. Apalagi saat mendengar kata yang pak Beni ucapkan.
“Mari kita selesaikan dengan jantan, sayang” Ucap pak Beni sambil mendorong tubuh Nayla ke dalam kamarnya. Nayla pun diam tak bisa berkata – kata karena saking takutnya. Dalam perjalanan ke kamarnya, kelamin mereka masih tetap bersatu. Bahkan sesekali pak Beni menggenjotnya yang membuat Nayla gemetar merasakan sensasinya.
“Aaaaahhhh bapaakkkk” desah Nayla yang semakin membuat pak Beni bersemangat untuk menggenjotnya.
Bersambung
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved