Bab 3 Part 3
by Dinda Tirani
18:37,Aug 09,2023
“Astaghfirullah pak Urip… Bikin kaget aja” Ucap Nayla hingga tubuhnya meloncat.
“Eh non maap… Masa gitu aja kaget… Pagi – pagi ngelamunin apa sih ?” Ucap pria tua berkacamata itu.
“Hihhhh ada deh… Lagi ngeliat keadaan… Untungnya pak Beni gak keliatan” Ucap Nayla yang membuat pak Urip tertawa.
“Hakhakhakhak… Gak usah khawatirin itu non… Kalau pak Beni berani bertindak macem – macem lagi… Nanti akan saya tinju kok mukanya” Ucapnya sambil memamerkan kemampuan tinjunya yang jelas tidak ada apa – apanya.
“Hihihih makasih yah pak… Untung ada bapak disini… Aku jadi gak perlu khawatir lagi kalau ada orang yang kayak pak Beni lagi disekitar sini” Ucap akhwat bercadar itu sambil tersenyum.
“Tenang non Nayla… Itulah gunanya saya disini” Ucap pak Urip yang memberikan ketenangan di hati Nayla.
Untung Urip Bejo adalah nama lengkap dari pria tua berkacamata itu. pak Urip merupakan pria berperawakan gempal dengan perut tambun yang dimilikinya. Rambutnya sudah menipis. Brewoknya sudah berwarna putih. Kulitnya sudah berkeriput bahkan dadanya sampai tumpah karena tubuhnya yang kelebihan berat badan. Usianya sudah 59 tahun. Ia merupakan orang kepercayaan Miftah yang sudah lama bekerja untuknya. Saat Nayla pindah untuk tinggal bersama suaminya. Otomatis Pak Urip pun mengabdi sebagai pembantu rumah tangganya. Kesibukan keluarga Nayla dan Miftah membuat rumah mereka menjadi terbengkalai. Itulah tugas dari pak Urip sesungguhnya. Ketika malam tiba, pak Urip pun pulang ke rumahnya yang letaknya berada di sebelah kiri Rumah Nayla.
Pak Urip saat itu hanya mengenakan celana kolornya serta kaus singletnya. Sebenarnya, Nayla merasa tak nyaman saat melihatnya namun ia juga tidak enak untuk menegur orang yang sudah menjadi kepercayaan suaminya itu.
“Hihihihi ada – ada aja… Kalau gitu, aku mau ke dalem dulu yah pak” Ucap Nayla dengan nyaman saat pamit pergi untuk melanjutkan kembali memasaknya.
“Iyya non, silahkan” Ucap Pak Urip dengan ramah.
Sayyurrrr…. Saaayyuurrr… Sayurrrnya buuu… Sayurrr !!!
Terdengar suara orang memanggil ibu – ibu untuk membeli sayurnya.
“Eh ada tukang sayur yah… Aku mau beli dulu ah” Ucap Nayla yang kemudian bergegas memasuki rumahnya untuk mengambil uang untuk membeli sayur di tukang sayur itu.
“Hati – hati non… Entar jatuh” Ucap Pak Urip perhatian yang membuat Nayla tersenyum saja.
Setelah mengambil uang di dalam kamarnya. Nayla pun bergegas menuju tukang sayur untuk membeli perbekalan sayur yang akan ia masak di keesokan harinya.
“Selamat pagi mang Yono… Tumben nih gak ada ibu – ibu lain yang beli” Ucap Nayla menyapa tukang sayur itu.
“Huahahaha… Gak tau nih… Apa jangan – jangan semesta sedang mengizinkan kita untuk menikmati waktu berdua” Ucap tukang sayur berkumis tebal itu.
“Heleehh preetttt… Mana bisa aku menikmati waktu berdua dengan mamang” Ucap Nayla sambil memilah – milih sayurnya.
“Ah yakin nih ?… Nanti saya sepik – sepik dikit malah baper loh” Ucap mang Yono yang membuat Nayla tertawa.
“Hihihih mana ada… Gak percaya” Ucap Nayla tertawa ngakak mendengar kepercayaan diri tukang sayur itu.
“Mau bukti ? Mau nyoba gak mbak ?” Ucap mang Yono sambil mendekatkan wajahnya yang membuat Nayla menggeleng kepalanya.
“Ogaahhhh” Ucap Nayla yang membuat mang Yono tertawa.
“Huahahahaha… Terbukti kan mbak Nayla takut baper ke saya… Emang saya gak ada lawannya soal urusan baper – baperin cewek” Ucap Mang Yono dengan percaya diri yang membuat Nayla geleng – geleng kepala saja.
“Terserah” jawab Nayla sambil tersenyum.
Supriyono adalah nama lengkapnya. Usianya sudah 40 tahun. Kulitnya gelap dan kumisnya tebal. Perawakannya juga agak gempal namun tidak sebesar pak Urip. Perutnya juga maju tapi tidak semaju pak Urip. Tingginya berada lebih sedikit dari Nayla. Namun sifatnya yang ramah membuat ibu – ibu kompleks mudah akrab dengannya termasuk juga Nayla.
Mang Yono sehari – harinya bekerja sebagai tukang sayur gerobak yang ia tarik menggunakan motornya. Meski pendapatan sehari – harinya tidak begitu besar. Ia terlihat selalu bahagia apalagi kalau sudah bertemu dengan pujaan hatinya yakni mbak Nayla.
Sudah bukan menjadi rahasia umum kalau kecantikan Nayla disukai oleh laki – laki lain bahkan bagi mereka yang sudah beristri. Hampir tiap harinya, mereka diam – diam menstalking foto instagram Nayla yang sudah diikuti oleh ratusan ribu followers. Beberapa ada yang mengagumi fotonya saja. Bahkan beberapa ada yang menjadikan foto itu sebagai bahan coli termasuk mang Yono sendiri. Menurutnya, kecantikan Nayla tidak ada duanya. Bahkan tidak bisa dibandingkan dengan istrinya yang sudah berkeriput. Sesekali mang Yono pun mupeng berharap bisa menyelupkan batang kejantanannya meski hanya lima menit saja.
Dicelupin aja pasti udah crot… Huahahahha… Apalagi sampe digenjot…
Batin mang Yono sambil memperhatikan keindahan akhwat bercadar itu dari samping. Penisnya pun mulai mengeras. Padahal baru saja pagi tadi dirinya beronani sambil menatap foto cantiknya.
Emang kalau udah nafsu bawaannya pengen mesum melulu… Moga aja yah kita bisa enak – enak suatu hari nanti…
Mang Yono pun dengan penuh harap berdoa sambil menatap tubuh indah Nayla yang begitu ramping dan mempesona.
“Ini yah mang… Berapa semua ?” Tanya Nayla.
“Buat mbak Nayla limaribu aja… Tapi kalau mbak mau nyium saja, saya kasih gratis deh… Huahahahha” tawa mang Yono yang membuat Nayla merinding.
“Ihhh dasar, bikin geli aja… Ogaaahhhh” Ucap Nayla yang segera membayar lalu lekas pergi meninggalkan tukang sayur itu.
Untungnya ia sudah terlampau akrab dengan tukang sayur berkumis itu. Andaikan belum, mungkin nasibnya bakalan di-blacklist sama seperti pak Beni.
Eh astaghfirullah… Baru aja diomongin…
Batin Nayla saat baru saja tiba didepan gerbang rumahnya.
“Mbak, apa kabar ?” tanya orang itu yang langsung membuat Nayla tidak nyaman.
“Baik” Jawab Nayla dengan singkat.
“Senang rasanya bisa ketemu mbak lagi… Mbak cantik banget hari ini” Pujinya sambil melihat penampilan Nayla dari atas ke bawah.
Tatapannya yang seolah sedang meng-scan tubuhnya itu membuat Nayla reflek menutupi dadanya menggunakan tangannya. Nayla merasa telanjang padahal dirinya sudah berpakaian lengkap termasuk menutupi sebagian wajahnya menggunakan cadar.
“Maaf aku sibuk… Aku mau pergi” Ucap Nayla buru – buru ingin kabur dari situasi ini.
“Tunggu mbak… Saya. . . . “ Ucap pria kekar itu sambil memegangi lengan Nayla yang sontak membuat Nayla berteriak.
Bersambung
“Eh non maap… Masa gitu aja kaget… Pagi – pagi ngelamunin apa sih ?” Ucap pria tua berkacamata itu.
“Hihhhh ada deh… Lagi ngeliat keadaan… Untungnya pak Beni gak keliatan” Ucap Nayla yang membuat pak Urip tertawa.
“Hakhakhakhak… Gak usah khawatirin itu non… Kalau pak Beni berani bertindak macem – macem lagi… Nanti akan saya tinju kok mukanya” Ucapnya sambil memamerkan kemampuan tinjunya yang jelas tidak ada apa – apanya.
“Hihihih makasih yah pak… Untung ada bapak disini… Aku jadi gak perlu khawatir lagi kalau ada orang yang kayak pak Beni lagi disekitar sini” Ucap akhwat bercadar itu sambil tersenyum.
“Tenang non Nayla… Itulah gunanya saya disini” Ucap pak Urip yang memberikan ketenangan di hati Nayla.
Untung Urip Bejo adalah nama lengkap dari pria tua berkacamata itu. pak Urip merupakan pria berperawakan gempal dengan perut tambun yang dimilikinya. Rambutnya sudah menipis. Brewoknya sudah berwarna putih. Kulitnya sudah berkeriput bahkan dadanya sampai tumpah karena tubuhnya yang kelebihan berat badan. Usianya sudah 59 tahun. Ia merupakan orang kepercayaan Miftah yang sudah lama bekerja untuknya. Saat Nayla pindah untuk tinggal bersama suaminya. Otomatis Pak Urip pun mengabdi sebagai pembantu rumah tangganya. Kesibukan keluarga Nayla dan Miftah membuat rumah mereka menjadi terbengkalai. Itulah tugas dari pak Urip sesungguhnya. Ketika malam tiba, pak Urip pun pulang ke rumahnya yang letaknya berada di sebelah kiri Rumah Nayla.
Pak Urip saat itu hanya mengenakan celana kolornya serta kaus singletnya. Sebenarnya, Nayla merasa tak nyaman saat melihatnya namun ia juga tidak enak untuk menegur orang yang sudah menjadi kepercayaan suaminya itu.
“Hihihihi ada – ada aja… Kalau gitu, aku mau ke dalem dulu yah pak” Ucap Nayla dengan nyaman saat pamit pergi untuk melanjutkan kembali memasaknya.
“Iyya non, silahkan” Ucap Pak Urip dengan ramah.
Sayyurrrr…. Saaayyuurrr… Sayurrrnya buuu… Sayurrr !!!
Terdengar suara orang memanggil ibu – ibu untuk membeli sayurnya.
“Eh ada tukang sayur yah… Aku mau beli dulu ah” Ucap Nayla yang kemudian bergegas memasuki rumahnya untuk mengambil uang untuk membeli sayur di tukang sayur itu.
“Hati – hati non… Entar jatuh” Ucap Pak Urip perhatian yang membuat Nayla tersenyum saja.
Setelah mengambil uang di dalam kamarnya. Nayla pun bergegas menuju tukang sayur untuk membeli perbekalan sayur yang akan ia masak di keesokan harinya.
“Selamat pagi mang Yono… Tumben nih gak ada ibu – ibu lain yang beli” Ucap Nayla menyapa tukang sayur itu.
“Huahahaha… Gak tau nih… Apa jangan – jangan semesta sedang mengizinkan kita untuk menikmati waktu berdua” Ucap tukang sayur berkumis tebal itu.
“Heleehh preetttt… Mana bisa aku menikmati waktu berdua dengan mamang” Ucap Nayla sambil memilah – milih sayurnya.
“Ah yakin nih ?… Nanti saya sepik – sepik dikit malah baper loh” Ucap mang Yono yang membuat Nayla tertawa.
“Hihihih mana ada… Gak percaya” Ucap Nayla tertawa ngakak mendengar kepercayaan diri tukang sayur itu.
“Mau bukti ? Mau nyoba gak mbak ?” Ucap mang Yono sambil mendekatkan wajahnya yang membuat Nayla menggeleng kepalanya.
“Ogaahhhh” Ucap Nayla yang membuat mang Yono tertawa.
“Huahahahaha… Terbukti kan mbak Nayla takut baper ke saya… Emang saya gak ada lawannya soal urusan baper – baperin cewek” Ucap Mang Yono dengan percaya diri yang membuat Nayla geleng – geleng kepala saja.
“Terserah” jawab Nayla sambil tersenyum.
Supriyono adalah nama lengkapnya. Usianya sudah 40 tahun. Kulitnya gelap dan kumisnya tebal. Perawakannya juga agak gempal namun tidak sebesar pak Urip. Perutnya juga maju tapi tidak semaju pak Urip. Tingginya berada lebih sedikit dari Nayla. Namun sifatnya yang ramah membuat ibu – ibu kompleks mudah akrab dengannya termasuk juga Nayla.
Mang Yono sehari – harinya bekerja sebagai tukang sayur gerobak yang ia tarik menggunakan motornya. Meski pendapatan sehari – harinya tidak begitu besar. Ia terlihat selalu bahagia apalagi kalau sudah bertemu dengan pujaan hatinya yakni mbak Nayla.
Sudah bukan menjadi rahasia umum kalau kecantikan Nayla disukai oleh laki – laki lain bahkan bagi mereka yang sudah beristri. Hampir tiap harinya, mereka diam – diam menstalking foto instagram Nayla yang sudah diikuti oleh ratusan ribu followers. Beberapa ada yang mengagumi fotonya saja. Bahkan beberapa ada yang menjadikan foto itu sebagai bahan coli termasuk mang Yono sendiri. Menurutnya, kecantikan Nayla tidak ada duanya. Bahkan tidak bisa dibandingkan dengan istrinya yang sudah berkeriput. Sesekali mang Yono pun mupeng berharap bisa menyelupkan batang kejantanannya meski hanya lima menit saja.
Dicelupin aja pasti udah crot… Huahahahha… Apalagi sampe digenjot…
Batin mang Yono sambil memperhatikan keindahan akhwat bercadar itu dari samping. Penisnya pun mulai mengeras. Padahal baru saja pagi tadi dirinya beronani sambil menatap foto cantiknya.
Emang kalau udah nafsu bawaannya pengen mesum melulu… Moga aja yah kita bisa enak – enak suatu hari nanti…
Mang Yono pun dengan penuh harap berdoa sambil menatap tubuh indah Nayla yang begitu ramping dan mempesona.
“Ini yah mang… Berapa semua ?” Tanya Nayla.
“Buat mbak Nayla limaribu aja… Tapi kalau mbak mau nyium saja, saya kasih gratis deh… Huahahahha” tawa mang Yono yang membuat Nayla merinding.
“Ihhh dasar, bikin geli aja… Ogaaahhhh” Ucap Nayla yang segera membayar lalu lekas pergi meninggalkan tukang sayur itu.
Untungnya ia sudah terlampau akrab dengan tukang sayur berkumis itu. Andaikan belum, mungkin nasibnya bakalan di-blacklist sama seperti pak Beni.
Eh astaghfirullah… Baru aja diomongin…
Batin Nayla saat baru saja tiba didepan gerbang rumahnya.
“Mbak, apa kabar ?” tanya orang itu yang langsung membuat Nayla tidak nyaman.
“Baik” Jawab Nayla dengan singkat.
“Senang rasanya bisa ketemu mbak lagi… Mbak cantik banget hari ini” Pujinya sambil melihat penampilan Nayla dari atas ke bawah.
Tatapannya yang seolah sedang meng-scan tubuhnya itu membuat Nayla reflek menutupi dadanya menggunakan tangannya. Nayla merasa telanjang padahal dirinya sudah berpakaian lengkap termasuk menutupi sebagian wajahnya menggunakan cadar.
“Maaf aku sibuk… Aku mau pergi” Ucap Nayla buru – buru ingin kabur dari situasi ini.
“Tunggu mbak… Saya. . . . “ Ucap pria kekar itu sambil memegangi lengan Nayla yang sontak membuat Nayla berteriak.
Bersambung
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved