Bab 2 Part 2

by Dinda Tirani 18:36,Aug 09,2023
“Enggak… Enggak bakal liat kok” Ucap Miftah tersenyum.
“Yaudah mas… Sana berangkat… Adek mau ambil cadar adek dulu di lemari” Ucap Nayla sambil bergegas pergi ke dalam kamarnya.
“Oh yah tapi dek” Ucap Miftah yang membuat Nayla berhenti melangkah.
“Apa gapapa adek tinggal sendiri nanti ? Gak takut sama orang itu ?” Ucap Miftah mengisyaratkan sesuatu yang membuat Nayla hanya tersenyum saja.
“Gak usah dipikirin mas… Adek gapapa kok” Ucap Nayla hanya tersenyum lalu membuka lemarinya untuk mengenakan cadarnya.
Nayla bernama lengkap Nayla Salma Nurkholida merupakan akhwat berusia 22 tahun yang baru saja menikah 3 bulan yang lalu. Parasnya sungguh menawan. Siapapun yang melihatnya akan membuat hati mereka tertawan. Dengan postur indah yang dimilikinya, ia dengan mudah mampu membuat siapapun jatuh hati kepadanya. Tingginya sekitar 160 cm. Beratnya sekitar 49 kg. Postur idealnya itulah yang membuat suaminya tertarik untuk meminangnya.
Nayla sebelumnya merupakan lulusan fakultas tarbiyah di salah satu universitas bergengsi di ibu kota. Meski dirinya berasal dari jurusan tarbiyah, ia sangat menyukai dunia modeling sehingga dirinya begitu rajin untuk mengupload foto – foto yang berisi dirinya ketika bergaya di depan kamera. Foto – fotonya pun menjadi terkenal hingga satu persatu followers pun berdatangan. Tak cuma followers, bahkan ada produk hijab terkenal yang ingin diendorse olehnya. Kesempatan ini pun tak disia – siakan oleh Nayla. Sehingga lambat laun ketika dirinya menjalani dunia perkuliahannya, ia pun nyambi menjadi seorang selebgram.
Ada hal unik yang dimiliki oleh Nayla dibandingkan selebgram – selebgram lainnya. Kalau selebgram lain mengandalkan wajah cantiknya untuk meningkatkan pamor mereka. Nayla justru menyembunyikan sebagian wajahnya menggunakan cadar ataupun masker. Ya, Nayla merupakan hijabers bercadar yang sudah ditekuninya semenjak dirinya lulus dari pondok pesantrennya. Bisa dibilang sebelum Nayla masuk kuliah pun, ia sudah mantap untuk bercadar.
Tak ada satupun teman – temannya yang pernah melihat wajah cantiknya tanpa menggunakan cadar. Meski demikian, mereka semua sudah tahu kalau Nayla pastilah memiliki wajah cantik yang menawan. Mata indahnya sudah menjelaskan semuanya. Belum lagi dengan lekuk tubuhnya yang selalu dibalut dengan gamis longgar sehingga menyembunyikan keindahannya.
Kecantikannya sudah terkenal. Keindahannya sudah terkenal. Nayla sudah lama terkenal sejak dirinya menjadi mahasiswi disana. Maka tak heran kalau ada lelaki tampan kaya raya yang akhirnya tertarik untuk meminangnya. Ya, dia adalah suaminya sekarang.
Miftahul Hidayat adalah nama suaminya. Kalau istrinya saat ini berusia 22 tahun. Miftah kini telah berusia 29 tahun. Ada rentang jarak sekitar 7 tahun antara dirinya dan istrinya. Namun hal itu bukanlah penghalang baginya untuk memupuk rasa cinta dengannya.
Miftah merupakan direktur muda berwajah tampan yang menjadi idola para wanita karier yang bekerja di kantornya. Meski banyak wanita di kantornya yang begitu mengejar – ngejar dirinya. Namun hatinya dengan mantap memilih Nayla sebagai istrinya. Pertama kali ia mengenal istrinya saat melihat pose bergayanya di instagram pribadinya. Miftah langsung jatuh hati padanya. Ia pun berulang kali melayangkan DM untuk mengajaknya berkenalan. Namun usahanya sia – sia karena tak ada satupun DM yang dibaca olehnya. Namun ia tak menyerah, Ia kemudian dengan rajin memperhatikan tiap story yang dibuat oleh bakal calon istrinya. Akhirnya ia menyadari kalau lokasi perfotoan selanjutnya berada tak jauh dari kantornya. Ia pun memutuskan untuk menemuinya. Ia akhirnya bisa bertemu dengannya lalu berkenalan dengannya. Hal itulah yang menjadi awal pertemuan mereka berdua. Bahkan sekarang, mereka masih tak menyangka kalau diri mereka merupakan jodoh yang sudah ditentukan di langit sana.
Nayla buru – buru menuju dapurnya. Ia pun menurunkan volume api di kompornya lalu membawa bekal makanan yang sudah disiapkannya untuk suaminya.
Dengan hijab panjang berwarna putih yang dikenakannya. Dengan cadar yang juga berwarna putih yang menutupi sebagian wajahnya. Dengan kaus berlengan panjang berwarna cerah serta training panjang berwarna hitam yang menutupi kaki jenjangnya. Akhwat berkulit bening itu dengan percaya diri menuju ke arah luar rumah untuk menemui suaminya. Saat Nayla keluar rumah lalu memberikan bekal itu kepada suaminya, terdengar suara sorakan yang berasal dari dalam mobil berwarna hitam itu.
“Ciyyeeee dianterin istrinyaaa… Wuihhh cantik amat bos istrinya… Emang gak salah bos saya ini… Panutan banget dah, pinter banget nyari istri yang cantik dan sholehah kayak gini” Terdengar sorakan – sorakan yang membuat Nayla tersipu malu. Ia pun menyembunyikan senyumnya dari balik cadar yang menutupi sebagian wajahnya.
“Hahahaha kalian ini berlebihan deh… Yaudah mas pamit dulu yah… Jaga diri di rumah” Ucap Miftah mengkhawatirkan istrinya.
“Iyya mas… Aku akan . . . .”
“Ciyeeee so swieeetttt” Terdengar sorakan selanjutnya yang membuat kedua pasangan pasutri ini malu – malu saat menatap ke arah mobil itu.
“Maaf agak rame disini… Mas duluan yah” Ucap Miftah mendadak canggung karena tak bisa mengekspresikan perhatiannya kepada istrinya di hadapan rekan – rekan kerjanya.
“Iyya mas hati – hati yah di jalan” Ucap Nayla sambil melambaikan tangan yang lagi – lagi membuat orang – orang di mobil bersorak.
Miftah pun masuk ke dalam mobil. Nayla pun terus melambaikan tangan hingga mobil itu perlahan hilang dari pandangan matanya.
Nayla lagi – lagi tersenyum apalagi saat mengingat momen – momen indah di pagi tadi. Ia sudah merasa bahagia saat dapat menikmati waktu sesaat bersama suaminya. Rasanya waktu berlalu begitu cepat. Ia pun sudah merindukan suaminya dan berharap suaminya bisa pulang lebih cepat.
Sudah menjadi resiko untuk menikahi suami sibuk yang hari – harinya diisi dengan bepergian keluar kota untuk menjalin relasi dengan perusahaan besar lainnya. Nayla sudah memahami resiko itu. Meski awalnya ia tak mempermasalahkan karena dirinya terkadang juga sibuk dengan aktifitasnya sebagai seorang selebgram. Lama – lama ia tak sanggup juga karena perasaan menyiksa yang tumbuh dihatinya ketika merindukan seseorang.
Belum lagi dengan sikap orang – orang yang membuatnya merasa tak nyaman. Ya, entah kenapa belakangan ini ada orang – orang yang membuatnya merasa tak nyaman. Ia pun menoleh ke kanan. Ke arah rumah kontrakan yang didiami seseorang.
“Syukurlah pagi ini pak Beni gak keliatan” Ucap Nayla dengan lega sambil mengelusi dadanya.
“Non Nayla. . . .” Ucap seseorang yang membuat Nayla terkaget.
Bersambung

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

198