Bab 9 Kekhawatiran Jordhan

by Karlinanovi 18:52,Aug 06,2023


Jordhan masih dengan setia menunggu Nandini di periksa. Ia berjalan mondar mandir di depan pintu ruang UGD. Khawatir yang ia rasakan saat ini, sama dengan ketika ia harus kehilangan sang putri.

Tentu dirinya tidak mau jika sampai itu kembali terjadi untuk yang kedua kalinya. Kematian sang putri bagaikan cambuk di dalam hidupnya. Membuat hidup pria itu menjadi sebatang kara, tapi semua itu terasa berbeda semenjak kedatangan Nandini.

"Tolong bertahanlah, Nak! Pria tua ini memintamu untuk berjuang, Nak!" Lirihnya.

Laki-laki itu berdoa, memohon keselamatan pada yang Maha Kuasa. Semoga ia berkenan untuk memberikan kehidupan untuk Nandini. Lama ia menunggu, hingga akhirnya dokter pun keluar.

"Bagaimana dok, keadaan putri saya!" Tanyanya khawatir.

Sang dokter tersenyum lembut, "Alhamdulillah keadaannya tidak semengkhawatirkan seperti tadi. Keadaan putri bapak sudah membaik, dia hanya kelelahan dan juga perutnya kosong, tapi---" ucapan dokter itu terjeda. "Saya mau bertanya mengenai lebam yang berada di sekujur tubuhnya! Apa bapak tahu penyebab lebam pada tubuh putri anda!" Tanyanya tenang.

Jordhan hanya diam, karena dia tidak tahu harus menjawab apa. Apa tuan mudanya yang melakukan hal itu? Jika ia, sungguh tidak berperasaan. Pikir Jordhan.

Sang dokter masih menunggu jawaban dari Jordhan. Sedang pria itu bingung harus berkata seperti apa. Akhirnya ia terpaksa berbohong.

"Maafkan saya dok, karena putri saya baru dua hari bersama saya. Sebelumnya ia tinggal bersama saudara dari pihak ibunya," jawab Jordhan tenang.

Dokter pun mengangguk. Lalu ia pergi dari hadapan Jordhan. Tapi sebelumnya ia menyarankan untuk di visum sebab sepertinya luka yang berada di tubuh Nandini, tidak hanya di luar tapi juga di takutkan ada luka dalam yang tak terlihat.

"Baiklah saya permisi dulu, saya berharap anda mau memvisum putri anda. Biar kelak bukti visum bisa di jadikan bukti untuk menjerat orang-orang yang telah menyakiti putri anda!" Ucap dokter tegas.

"Baik dok, saya akan mau jika putri saya di visum dok!" Jawab Jordhan yakin karena apa yang dokter itu bilang benar adanya. Siapa tahu kelak ia atau tuan mudanya bisa menjadikan bukti visum itu untuk menjerat orang-orang yang telah menyakiti nonanya.

Mengapa Jordhan nekat mengambil keputusan itu? Karena ia merasa bertanggung jawab atas hidup Nandini. Ia tidak ingin ada lagi korban lain seperti almarhum putrinya.

Biarlah jika Xavier beranggapan jika dia sok tahu. Tapi untuk saat ini, keselamatan hidup Nandini menjadi prioritas utamanya. Dan sepertinya semenjak kejadian ini, Xavier akan lebih sering melampiaskan kemarahannya baik itu padanya ataupun pada gadis yang tidak berdaya itu.

"Saya akan berusaha sebisa mungkin untuk melindungimu, Nak! Kelak jika tuan Xavier benar-benar menyakitimu, paman akan membawamu pergi jauh. Biar tuan Xavier menyesal!" Gumam Jordhan.

*

*

Sementara itu, saat ini Xavier pergi ke tempat dimana ia bisa melampiaskan kekesalannya. Dan di sinilah ia sekarang. Di sebuah taman yang jauh dari hiruk pikuk kota, tempatnya ketika ia sedang terjatuh atau pun ketika mempunyai masalah.

"A--apa s--salahku? M-mengapa n--nasibku s--seperti ini! M-mengapa a--anda melimpahkan kemarahan anda padaku? Padahal aku sama sekali tidak tahu apa-apa! Bukankah seharusnya anda berterima kasih. Karena saya sudah menyelamatkan anda dari rasa malu!" Ucapan Nandini terus berputar-putar dalam kepalanya.

Sisi baik dan jahat yang ada di dalam diri Xavier seolah berperang.

"NANDINI BENAR, SEBENARNYA APA SALAH DIA! HINGGA KAMU MELAMPIASKAN KEKESALAN DAN KEMARAHANMU PADA GADIS BAIK ITU. LIHAT DIA XAVIER, LIHAT GADIS ITU SEBAGAI NANDINI BUKAN ADIK DARI PEREMPUAN YANG SUDAH MEMBUATMU MALU! JANGAN SAMPAI KELAK KAMU MENYESAL KARENA SUDAH TERLALU DALAM MENYAKITINYA DAN DIA PERGI DARI HIDUPMU, SELAMANYA!" Ucap sisi baik dari dalam diri Xavier.

"TIDAK XAVIER, APA YANG KAMU LAKUKAN SUDAH BENAR! NANDINI PANTAS MENDAPATKAN PERLAKUAN KASARMU! KARENA DIA ADALAH ADIK DARI MEYLAN. MEREKA BERDUA ADALAH PEREMPUAN BODOH. KAU HARUS MEMBUAT HIDUP NANDINI SERASA DI NERAKA! BIAR KELUARGA DARI PEREMPUAN ITU TAHU, JIKA KAU BUKANLAH PRIA YANG BISA DI ANGGAP SEPELE OLEH MEREKA. DAN KETIKA MEYLAN KEMBALI, KAU BISA MEMBALASKAN SEMUA DENDAMMU. UNTUK SAAT INI, LAMPIASKAN PADA NANDINI ADALAH HAL YANG PALING TEPAT!" sisi jahatnya pun ikut berbicara.

"Arghhhh!" Teriak Xavier.

Lalu ia mengambil sebotol minuman. Ia langsung menenggak minuman itu dari botolnya. Minuman memabukkan dengan kadar alkoholnya yang sangat tinggi, kini menjadi teman Xavier.

Xavier terus menenggak minuman haram itu. Ia tersenyum smirk, bibirnya menyeringai. Sangat menakutkan bila ada orang yang melihatnya, bahkan para bodyguard bayangannya pun enggan mendekati. Mereka hanya melihat sang majikan dari kejauhan.

"Sebentar lagi MEYLAN! Aku akan membuatmu menyesal dan menangis darah. Dan aku akan membuat adik kecilmu Abrian menderita."

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

67