Bab 8 Xavier Yang Menggila

by Karlinanovi 18:52,Aug 06,2023


Xavier menggila, ia membantingkan barang-barang yang ada di kamarnya. Kamar yang tadinya rapi dan bersih kini berantakan. Pecahan kaca berhamburan di mana-mana, bahkan ranjang pun tak luput dari kemarahannya.

Xavier menggeram. Sungguh ia marah, bukan karena Jordhan membawa Nandini. Tapi, ia marah pada diri sendiri apalagi perkataan Nandini terngiang di telinganya. Para maid yang ada di Mansion mewah itu tidak berani menghentikan kegilaan majikannya.

"Sial! Mengapa perkataan gadis itu selalu terngiang di kepalaku! Enyah kau dari kepalaku sialan!" Maki Xavier dan melemparkan sebuah vas bunga yang ada di dekat sofa meja ke arah kaca meja rias yang ada di kamarnya.

Prangg

Hancur sudah, semuanya tak luput dari kemarahan seorang Xavier. Sementara itu, Jordhan kini sudah berada di pelataran rumah sakit. Pria paruh baya itu langsung pergi menuju ruang gawat darurat. Ia bahkan berteriak pada perawat yang berada di sana, yang mendengar teriakan itu pun sontak berlarian menuju sumber suara.

"Tolong, tolong putriku!" Teriak Jordhan di lorong rumah sakit.

Seorang perawat pria membawakan brangkar pasien. " Tolong letakkan di sini, Tuan!" Ucap perawat itu.

Jordhan langsung meletakkan tubuh ringkih Nandini dengan sangat perlahan. Seolah ia takut jika tubuh itu akan kembali terluka. Sungguh malang nasib Nandini padahal luka di tangannya saja masih basah, kini ia harus kembali mendapatkan siksaan demi siksaan di rumah pria yang berstatus suaminya.

Pria paruh baya itu sungguh menyayangkan sikap majikan yang sudah membersamainya selama beberapa tahun belakangan. Ya Jordhan sudah beberapa tahun bekerja di rumah Xavier. Awalnya ia bekerja di rumah utama, tapi semenjak tuan mudanya memimpin perusahaan ia di minta untuk mengurus semua keperluan Xavier.

"Malang sekali nasibmu, Nak! Paman berjanji, jika tuan muda berlaku melebihi batas, aku sendiri yang akan membawamu jauh. Meski nyawa taruhannya!? " gumam Jordhan.

Sementara itu, di sisi lain pria tampan itu pergi meninggalkan kamarnya. Setelah membuat kamarnya hancur bak kapal pecah. Ia dengan cueknya pergi begitu saja.

Pria itu pergi melajukan kuda besinya menuju tempat yang sering ia datangi ketika penat. "Sebaiknya aku pergi menuju tempat itu, rasanya kepalaku mau pecah!" Ucap Xavier frustasi.

Dalam perjalanan salah satu anak buahnya menghubungi.

Drtt drtt

Xavier mengangkat sambungan telepon itu setelah sebelumnya ia memakai headset. Suara seorang pria menggema di pendengaran Xavier.

"Hmm," ucap Xavier kala menjawab panggilan di seberang sana.

"Tuan, saya mendapatkan kabar mengenai nona Meylan!" Ucap pria itu.

Xavier sontak menghentikan mobilnya. Beruntung jalanan kala itu lenggang tidak terlalu macet. Sehingga tidak menyebabkan kecelakaan karena Xavier berhenti mendadak.

Pria itu menepikan mobilnya di tepi jalan. Lalu ia menajamkan pendengarannya. Ia tidak ingin terlewatkan sedikit pun kabar mengenai mantan calon istrinya.

"Ya saya mendengarmu!" Jawab Xavier datar.

"Saya mendapatkan kabar jika nona Meylan saat ini berada di negara A dan ia bersama---" ucapannya terjeda.

"Bersama siapa!" Teriak Xavier tidak sabar. Bukan, bukan karena ia masih mengharapkan perempuan itu. Hanya dirinya ingin membuat perhitungan dengan perempuan itu. Dan menanyakan alasan ia pergi di hari pernikahan mereka.

"Dia bersama salah satu teman anda, yang bernama Alex Ferdinand!" Tutur sang anak buah.

Xavier terdiam. Ia mengepalkan tangannya kuat. Alex ya dia ingat jika pria itu adalah salah satu temannya, meski mereka berdua tidak terlalu dekat. Tapi, Xavier tahu siapa Alex Ferdinand.

"Awasi mereka terus, jangan sampai kalian lengah. Dan ingat kabari aku setiap saat mengenai wanita murahan itu!" Geram Xavier lalu ia memutuskan sepihak sambungan teleponnya tanpa menunggu jawaban si lawan bicara.

Xavier mencengkram kemudinya dengan sangat erat. Dirinya tidak menyangka jika perempuan yang ia cintai pergi begitu saja bersama temannya. Ada hubungan apa sebenarnya dengan mereka. Apa dirinya melewatkan sesuatu tentang kekasihnya itu.

"Sialan! Dasar perempuan murahan, tidak tahu diri! Setelah apa yang aku berikan selama ini, kau masih mencari laki-laki lain!" Kesal Xavier. Ingin rasanya ia melampiaskan kemarahannya pada ke dua manusia itu. Tapi nanti, dirinya hendak mengumpulkan bukti yang kuat. Supaya ia bisa memberikan pelajaran yang setimpal pada orang-orang yang telah berkhianat itu.

"Silahkan kalian bersenang-senang saat ini! Tapi nanti, lihat saja apa yang akan aku lakukan pada kalian! Akan aku buat kalian menyesali semua perbuatan kalian, aku akan membuat kalian menderita hingga kalian sendiri yang akan meminta kematian itu!."

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

67