Bab 14 Apa Kamu Bisa Membunuhku

by Bradon Drey 08:01,Aug 07,2023
Di dalam lembah Sekte Xuanming. Saat itu mereka sudah menata podium yang tingginya ratusan meter.

Gustav Yuan duduk di bagian tenang. Di sebelah kirinya, ada tiga orang pendekar tingkat langit Sekte Xuanming. Di sebelah kanannya, ada satu tempat kosong, lalu duduklah Boston Xiao dan dua orang Sesepuh tingkat langit Keluarga Xiao.

Tanah rata di depan podium dipenuhi barisan tempat diduk. Saat itu sudah dipenuhi orang-orang yang menghadiri perjamuan.

Di antara orang-orang itu, ada berbagai keluarga besar Provinsi Wanshan. Sebagian besarnya adalah orang-orang dari dunia persilatan. Jumlahnya kira-kira lebih dari puluhan ribu. Dan masih banyak yang berdatangan dari jauh.

Waktu sudah mencapai jam 10 pagi. Jumlah orang-orang yang hadir sudah mencapai ratusan ribu.

Gustav Yuan wajahnya muram. Hingga saat itu, dia baru mulai bertanya:

"Apakah orang-orang Kuil Dewa Perang sudah datang?"

Seorang Sesepuh tingkat langit berkata: "Kepala Sekte, Ketua Kuil Dewa Langit kemungkinan besar adalah pendekar tingkat dewa yang legendaris. Tidak ada salahnya kita menunggu sebentar."

Gustav Yuan mendengus dingin: "Tingkat dewa bukankah hanya legenda belaka. Apakah memang benar ada, tidak ada orang yang tahu."

Tidak jauh dari sana.

Oscar Jiang, Owen Jiang dan Orlando Jiang melihat ke arah Gustav Yuan dengan wajah datar.

Ada kilat keinginan membunuh yang menyala di dalam mata Orlando Jiang. Dia berkata dengan berat:

"Memangnya kenapa kalau tingkat suci? Di Hadapan Yang Mulia Dewa Perang, dia hanya seperti semut saja."

Mata Oscar Jiang menyala: "Adik Ketiga, bukankah ada energi murni Yang Mulia di dalam tubuhmu? Menurutmu, apakah kamu memiliki kesempatan untuk menjadi pendekar tingkat suci?"

Orlando Jiang berpikir sejenak. Kemudian dia mengangguk dan berkata:

"Sulit, tetapi ada harapan."

Mendengar itu, muncul keceriaan pada wajah Oscar Jiang dan Owen Jiang.

Pukul 11 siang. Langit yang gelap perlahan menjadi terang. Kilau matahari yang keemasan memasuki lembah, seperti sedang merayakan kenaikan Gustav Yuan menjadi pendekar tingkat suci.

Gustav Yuan kembali ke tempat duduknya. Pelan-pelan membuka mulutnya. Suaranya memenuhi seluruh lembah:

"Melihat begitu banyak dari kalian yang datang untuk merayakanku menjadi tingkat suci, aku merasa sangat terharu."

"Kalian seharusnya sudah tahu bahwa Ketua Kuil Dewa Perang juga akan hadir untuk memberi selamat padaku."

"Berhubung Ketua Kuil Dewa Perang belum tiba, tidak ada salahnya kita menyaksikan selingan."

Sambil berkata demikian, Gustav Yuan menunjuk ke arah Boston Xiao dan yang lainnya.

"Kalian bisa lihat, di sebelah kananku adalah Kepala Keluarga Xiao dan Sesepuh mereka dari Kota Shangjing.

"Mulai dari sekarang, Keluarga Xiao adalah duta Sekte Xuanming di dunia awam. Untuk ke depannya, jika ada yang mengusik Keluarga Xiao, sama saja dengan mengusik Sekte Xuanming, dan sama saja dengan mengusik aku, pendekar tingkat suci, Gustav Yuan.'

Gustav Yuan sambil menggerakkan energi murninya saat mengatakan hal itu. Dalam sekejap, suaranya menggelegar, menggetarkan seluruh kepala orang yang berada di lembah itu.

"Tetapi ternyata ada orang yang tidak tahu diri!" Gustav Yuan mendengus. "Ada orang yang menangkap putra Kepala Keluarga Xiao. Aku meneleponnya dan memintanya untuk membebaskannya. Tetapi dia malah membalas dengan ancaman."

"Kemarin, dia berkata di dalam telepon, bahwa dia akan sekaligus memusnahkan aku dan Sekte Xuanming."

"Heh." Gustav Yuan tertawa dingin. "Lancang sekali. Kalau begitu, aku ingin bertanya, apakah hari ini kamu berani menunjukkan dirimu?"

Baru saja dia berkata demikian, ratusan ribu orang di sana mendadak menjadi gempar.

Siapa? Benar-benar tidak sayang nyawa. Beraninya mengancam pendekar tingkat suci, Gustav Yuan.

Ada juga orang yang mengerti. Ini cara Gustav Yuan untuk menunjukkan kekuasaannya.

"Bagaimana? Apakah kamu takut?" Pandangan mata Gustav Yuan menyapu ke seluruh area. Semua orang yang di tatapnya satu per satu menundukkan kepalanya. Mereka takut dituduh sebagai orang yang berani mengusik Gustav Yuan.

Boston Xiao bangkit dari tempat duduknya. Dia berjalan ke bagian depan podium. Sambil mencari bayangan Zayn Xiao, sambil menggeram:

"Anak brengsek, apakah kamu tidak berani menunjukkan dirimu?!"

"Saat itu, jika Ayahmu juga bersembunyi sepertimu saat ini, mungkin saja kematiannya tidak begitu mengenaskan."

Melihat Zayn Xiao tidak menunjukkan wajahnya, Boston Xiao mengeluarkan sebuah labu kecil yang terbuat dari tembaga. Kira-kira besarnya seperti kepalan tangan bayi.

Boston Xiao menyeringai:

"Anak brengsek. Apakah kamu tahu apa yang ada di dalam sini?"

"Ini adalah abu tulang Ayah dan Ibumu."

"Aku meminta mereka membuatnya menjadi bubuk dan menempatkannya di dalam sini. Setiap hari, aku akan membakarnya. Aku ingin memastikan mereka tidak akan mendapat ketenangan di bawah sana."

Hening. Di dalam seluruh lembah itu, hanya terdengar suara Boston Xiao yang menggema.

Ratusan ribu orang yang hadir di sana tercengang melihat Boston Xiao.

Dendam dan budi di dunia persilatan bisa berlangsung dari hidup sampai mati, itu sudah lumrah.

Tetapi, yang sampai membakar abu orang terus-menerus seperti Boston Xiao ini, benar-benar kelewat kejam.

Melihat Zayn Xiao tetap tidak menunjukkan wajahnya, wajah Boston Xiao menjadi suram.

Apakah anak brengsek itu sedang mempermainkan dirinya dan sama sekali tidak hadir hari ini?

Tetapi begitu Boston Xiao kembali ke tempat duduknya dengan wajah gelap, tiba-tiba terdengar jerit tangis ketakutan dari tengah-tengah kerumunan orang.

"Ayah! Tolong aku! Cepat tolong aku! Aku tidak mau mati!"

Kerumunan orang itu menyingkir dan memberi jalan. Lalu tampaklah Theo Xiao yang tubuhnya berlumuran darah, terseret dan merangkak ke arah podium.

Boston Xiao berdiri di tepi podium. Begitu melihat tubuh putranya dipenuhi luka berdara, tiba-tiba dia menjadi sangat murka.

"Ayah, tolong aku!" Air mata dan ingus Theo Xiao membanjiri wajahnya. Dia gemetaran dan tersungkur di atas tanah. Tubuhnya tidak henti-hentinya mengalirkan darah segar. Kelihatannya, dia tidak bisa bertahan hidup lebih lama lagi.

Boston Xiao melompat turun dari podium yang tingginya ratusan meter itu. Melihat luka-luka pada tubuh putranya itu, dia mengulurkan tangan ke belakang punggung Theo Xiao dan mengalirkan energi murninya ke dalam tubuhnya. Dia mencoba melindungi saluran jantungnya.

Theo Xiao langsung merasa seluruh kesakitannya sirna. Wajahnya tampak tersenyum untuk terakhir kalinya: "Ayah, Ayah harus membalaskan den..."

"Bruk!"

Kata-kata Theo Xiao yang selanjutnya belum selesai dia katakan. Seluruh tubuhnya meledak dan berubah menjadi kabut darah yang memenuhi angkasa.

Aliran darah menetes-netes ke bawah dari pakaian Boston Xiao. Dia hanya bisa tercengang dan tidak bereaksi.

"Aaaahhhh!" Kedua mata Boston Xiao menjadi merah. Tiba-tiba dia mengayunkan tinjunya. Hempasan tinju angin menyapu sekelilingnya. Belasan orang tidak bersalah yang berada di depannya menjadi korban.

"Anak brengsek! Cepat keluar! Cepat keluar!"

Sudut mata Boston Xiao koyak. Sambil meraung marah, dia menerjang ke arah kerumunan orang. Kedua tinjunya terkepal dan tidak henti-hentinya dia ayunkan. Orang-orang yang berada di sekelilingnya melenting jauh.

"Cepat kelar! Aku mau mengoyak kulit dan ototmu!"

Orang-orang yang berada di sekitar Boston Xiao cepat-cepat menyingkir hingga membentuk sebuah area kosong.

Lalu terdengar ada suara dingin dari antara kerumunan orang itu:

"Boston Xiao. Bagaimana? Apakah rasanya kehilangan keluarga kandungmu menyenangkan?"

Kerumunan orang itu segera menyingkir. Mereka membuka jalan di antara Boston Xiao dan Zayn Xiao.

Orang-orang di sekitar Zayn Xiao terlihat cukup salut. Sekalipun mereka merasa Zayn Xiao hanya mengantar nyawa saja, tetapi mereka tetap salut akan keberanian Zayn Xiao.

Zayn Xiao melihat ke arah Boston Xiao dan terkekeh:

"Keluarga Xiao dari Kota Shangjing, bukan?"

"Pendekar tingkat langit, bukan?"

"Ada Gustav Yuan yang memberimu dukungan, bukan?"

Muncul senyuman dingin pada wajah Zayn Xiao. Dia sama sekali tidak menutupi niat membunuh yang tampak pada matanya:

"Sekarang aku berdiri di hadapanmu. Apa kamu... bisa membunuhku?"

"Brengsek!"

Boston Xiao meraung dan berseru kepada orang-orang Keluarga Xiao di sekitarnya:

"Bunuh dia!"

Ratusan orang Keluarga Xiao mulai menyerbu Zayn Xiao. Di antara mereka, banyak pendekar puncak tingkat bumi. Begitu menyerang, mereka menggunakan jurus-jurus yang tersembunyi dan membahayakan.

Baru saja serangan mereka akan mengenai Zayn Xiao, tiba-tiba ada cahaya pedang raksasa yang membelah. Dalam sekejap, membelah ratusan tubuh anggota Keluarga Xiao.

Kaki tangan yang terputus berterbangan dan membuat orang-orang di sekitarnya pucat ketakutan.

Melihat pria perkasa yang baru saja mengayunkan serangan itu, bola mata Boston Xiao menciut:

"Senior Guo. Sebagai salah satu pemimpin pasukan prajurit pelindung negara Yanlong, dan seorang pendekar puncak tingkat langit, kamu malah membantu dan melindungi musuh!"

Niat membunuh Seagul Guo bergulung-gulung. Dia berkata dengan dingin:

"Saat ini, aku bukanlah pemimpin apa-apa. Aku hanyalah seorang anggota tingkat langit biasa dari Kuil Dewa Perang, Seagul Guo!"

Seiring dengan berkumandangnya suara Seagul Guo di seluruh lembah. Di antara kerumunan orang, satu demi satu hawa energi kuat menyeruak naik menembus langit.

Seorang pria yang wajahnya penuh bekas luka mendarat di belakang Zayn Xiao dan berkata dengan dingin:

"Anggota tingkat langit Kuil Dewa Perang, Ivan Sun!"

Sebuah bayangan tubuh orang yang tingginya melewati dua meter berjalan keluar dari kerumunan. Energi yang terpancar dari tubuhnya menembus awan:

"Anggota tingkat langit Kuil Dewa Perang, Conrad Liu!"

Semakin banyak orang yang keluar dari dalam kerumunan. Mereka berbaris rapi di belakang Zayn Xiao:

"Anggota tingkat langit Kuil Dewa Perang, Sheldon Li!"

"Anggota tingkat langit Kuil Dewa Perang, Hawk Chen."

"Anggota tingkat langit Kuil Dewa Perang, Yohan Jiang."

Para pendekar tingkat langit Kuil Dewa Perang yang menunjukkan diri mereka, yang satu lebih hebat dari yang lain. Mereka semua sudah mencapai puncak tingkat langit.

Ratusan ribu orang yang ada di sana tercengang melihat hal itu.

Lima puluh orang. Ternyata ada lima puluh pendekar tingkat langit Kuil Dewa Perang yang hadir. Terlebih lagi, kekuatan aura mereka jauh lebih besar dari Boston Xiao.

Tiba-tiba saja, lembah itu mulai bergoncang. Seperti ada gemuruh langkah yang berbaris rapi datang dari seluruh arah.

Ratusan ribu orang yang hadir di sana mengangkat kepala mereka dan melihat bayangan-bayangan orang yang muncul di bagian atas tebing.

Mereka semua mengenakan seragam perang Kuil Dewa Perang berwarna hitam. Mereka bahu bertemu bahu, berdiri bersama seperti dinding hitam yang kokoh dan tidak bisa diruntuhkan.

Sinar matahari keemasan menyinari tubuh mereka dan membentuk bayangan yang sangat panjang dan seketika itu juga menyelimuti seluruh lembah.

Setiap tubuh mereka mengeluarkan kekuatan energi yang sangat-sangat besar. Penuh wibawa dan hawa membunuh. Membuat hati orang bergetar. Jumlahnya setidaknya lebih dari seratus ribu.

Mereka semua berdiri di bagian atas tebing dan mengepung seluruh lembah, tidak berkata-kata dan mengawasi semua orang yang ada di sana.

Detik berikutnya.

Ada suara desingan dari tepi langit.

Ratusan helikopter militer mengudara dan menutup seluruh langit lembah itu.

Corong meriam yang besarnya seperti lengan membidik lembah dengan tepat. Hawa kematian, dalam sekejap, memenuhi hati semua orang.

Zayn Xiao menatap Boston Xiao dengan wajah datar. Bahkan ada rasa dingin dan tajam di dalam dasar matanya:

"Boston Xiao, bukankah kamu mau membunuhku?"

"Lakukan saja. mengapa kamu gemetaran?"

Tubuh Boston Xiao bergetar dengan hebatnya. Dengan wajah penuh ketakutan, dia meraung:

"Siapa sebenarnya dirimu?!"

"Siapa aku?" Zayn Xiao tertawa ringan: "Beri tahu dia, siapa aku!"

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

42