Bab 13 Hubungan Darah Yang Sama

by Bradon Drey 08:01,Aug 07,2023
"Kuil Dewa Perang datang memberi selamat pada Gustav Yuan?"

Boston Xiao mengerutkan alisnya. Dia menutup jendela, kemudian beranjak pulang. Dia melihat ke arah Sesepuh Pertama dan Sesepuh Kedua, dan berkata:

"Sekalipun Gustav Yuan sudah menjadi tingkat suci, tetapi dia tidak berhak meminta Ketua Kuil Dewa Perang datang untuk memberinya selamat!"

Sesepuh Pertama menggelengkan kepalanya: "Kuil Dewa Perang tahu-tahu masuk ke dalam Yanlong, sepertinya akan terjadi sesuatu. Mungkin saja mereka ingin merekrut pendekar-pendekar dalam negeri."

Sesepuh Kedua tertegun: "Jika memang demikian, mungkin Keluarga Xiao juga bisa bergabung dengan Kuil Dewa Perang!"

"Kedudukan kita bertiga sebagai tingkat langit, seharusnya tidak dianggap rendah di hadapan Kuil Dewa Perang."

Boston Xiao mulai bersemangat: "Baiklah. Kebetulan besok kita akan membunuh anak brengsek itu. Sekalian kita bisa membiarkan Ketua Kuil Dewa Perang menyaksikan kehebatan kita!"

Lewat tengah malam.

Ada petir menyambar dan suara ledakan berbunyi di langit Sekte Xuanming.

Selanjutnya, ada hembusan angin besar bertiup dan turun hujan besar. Terdengar suara gemuruh hujan di mana-mana.

Zayn Xiao melesat menyusuri Sekte Xuanming tanpa meninggalkan bayangan.

Di dasar tebing, di sebelah Utara lembah itu, terdapat beberapa murid puncak tingkat bumi Sekte Xuanming sedang melihat sekeliling mereka dengan waspada.

Di sana merupakan area terlarang Sekte Xuanming. Hanya Kepala Sekte yang boleh masuk ke sana.

Zayn Xiao berdiri di bawah bayang-bayang gelap untuk melihat keadaan, lalu detik berikutnya dia menghilang.

Tubuhnya tidak berhenti berpindah di dalam gelapnya malam. Dengan cepat, dia tiba di bagian atas tebing. Dia melompat ke bawah, tubuhnya menyusuri dinding tebing ke bawah.

Saat turun ratusan meter ke bawah, Zayn Xiao tiba-tiba mengulurkan tangannya. Kedua lengannya dia tancapkan dengan kuat ke antara batu. Dia berhenti mendadak, tidak lagi meluncur ke bawah.

Zayn Xiao bergerak ke dalam lubang goa itu tanpa suara. Tanpa sepengetahuan orang lain, dia masuk ke dalam goa itu.

Setelah memasuki mulut goa, tampak ada lorong yang berkelok-kelok yang mengeluarkan bau amis.

Di ujung lorong, ada sebuah struktur ruangan batu alami.

Juga ada beberapa lampu minyak yang memancarkan cahaya kekuningan.

Di dalam sana, bau amis darah semakin pekat.

Sebuah kolam bundar dengan kedalaman kira-kira tiga meter terlihat dalam lapang pandang Zayn Xiao.

Di dalam kolam itu, berisi cairan berwarna merah terang. Ternyata, kolam itu terisi penuh dengan darah segar.

Di tengah-tengah kolam tersebut, terdapat panggung bundar berukuran kira-kira satu meter. Di atasnya ada sosok tubuh mungil yang sedang terbaring meringkuk.

Tubuh Zayn Xiao bergetar. Hatinya seolah dicengkeram kuat-kuat. Matanya terasa pedih. Air mata darah mendadak mengalir keluar.

Begitu melihatnya, dia langsung mengenali Yolanda Xiao yang berada di atas undakan batu itu.

Darah dan dagingnya. Dialah anak kandung Zayn Xiao.

Energi di dalam tubuh Zayn Xiao tiba-tiba meledak hingga darah di dalam kolam itu menyeruak dan berubah menjadi embun darah.

Dia mengulurkan kedua tangannya dengan gemetaran. Dengan sangat berhati-hati, dia memeluk putrinya. Perlahan-lahan, dia memindahkan energi murninya ke dalam tubuh putrinya itu.

Yolanda Xiao baru berusia empat tahun. Tinggi badannya belum sampai satu meter. Beratnya juga hanya belasan kilo saja.

Akan tetapi, kesepuluh ujung jari tangannya dipenuhi luka sayatan yang berdarah.

Dia terlihat sangat pucat. Masih ada bulir mata yang bertengger pada bulu matanya yang panjang.

Tanpa kedua orang tuanya, Yola menghadapi segala siksaan itu sendiri. Betapa ngeri dan putus asanya dia.

Di atas undakan batu itu hanya ada beberapa butir buah busuk. Di atasnya banyak terdapat bekas gigitan Yola.

Dia bahkan tidak ada makanan yang layak.

Kedua mata Zayn Xiao merah seperti darah. Nafsu membunuh yang amat besar menggebu-gebu.

Energi murni yang terpancar dari dalam tubuhnya berhembus seperti angin topan dan menyeruak ke seluruh lorong itu.

Mendengar suara desingan dari dalam goa, raut wajah para murid puncak tingkat bumi yang berjaga-jaga di depan mulut goa berubah.

Akan tetapi, begitu mereka sadar, mereka tenggelam digulung hawa membunuh yang tidak terbendung itu.

"Dhuar, dhuar, dhuar, dhuar!"

Beberapa suara ledakan terdengar. Para murid puncak tingkat bumi itu bahkan tidak sanggup untuk mengerang kesakitan. Dalam sekejap, mereka semua berubah menjadi kabut darah. Sehelai rambut pun tidak tersisa.

Tidak sampai setengah menit setelahnya, Gustav Yuan tiba di tempat itu dan langsung masuk ke tengah goa.

Kemudian, ada suara jeritan Gustav Yuan terdengar dari dalam goa.

"Siapapun dirimu, aku akan mencabuti kulitmu dan menghabisimu!"

Perlu diketahui, ilmu rahasia yang diturunkan Sekte Xuaming, harus menghisap darah segar yang murni untuk meningkatkan kekuatan.

Setelah Gustav Yuan menjadi Kepala Sekte, dia mengkultivasi ilmu ini selama lima puluh tahun penuh. Tetapi dia hanya bisa mencapai puncak tingkat langit. Dia terhambat di tempat yang sama selama tiga puluh tahun penuh.

Hingga saat gadis kecil, Yolanda Xiao itu dibawa ke sana.

Darah segar yang begitu murni dan sulit dipercaya. Darah segar yang dipenuhi dengan energi dan kekuatan yang bergulung-gulung. Itu membuat Gustav Yuan dalam waktu beberapa hari saja berhasil menembus hambatannya. Dia berhasil menjadi pendekar tingkat suci.

Gustav Yuan bisa merasakan, asalkan gadis kecil itu bisa hidup untuk beberapa bulan, mungkin saja dirinya masih bisa berkembang lagi menjadi pendekar tingkat dewa yang legendaris.

Akan tetapi, saat ini, harapannya untuk menjadi pendekar tingkat dewa akan segera sirna.

Lima puluh mil di luar Sekte Xuanming.

Sebuah helikopter melintas di angkasa dan terbang menuju Kota Yunshan dengan kecepatan penuh.

Zayn Xiao menggendong Yola. Kedua matanya merah seperti darah.

Untung saja ada energi murni Zayn Xiao yang memulihkannya, Yola jadi sanggup bertahan.

Di dalam kapal itu, beberapa puluh pendekar tingkat langit menjinjitkan kakinya hendak berusaha melihat ke tengah-tengah.

Melihat tubuh Yola yang begitu lemah, seorang pendekar tingkat langit puncak berteriak pada yang memegang kendali:

"Seagul Guo, antar aku kembali ke sana! Malam ini aku akan menghabisi Sekte Xuanming!"

"Benar. Sekarang juga, kita musnahkan Sekte Xuanming!"

Zayn Xiao melihat ke sekelilingnya dengan mata merah. Dia berkata dengan dingin:

"Dendam ini, akan kubalas dengan tanganku sendiri!"

Seolah karena ada hubungan darah dengannya, saat itu juga Yola membuka matanya.

Tubuhnya yang mungil itu meronta dengan sekuat tenaga. Tetapi begitu dia melihat Zayn Xiao, Yola menjadi lebih tenang.

"Ayah? Apakah kamu Ayahku?"

Yola menggigit bibir kecilnya, dan mataya dipenuhi genangan air.

"Kamu pasti Ayahku. Ibu pernah menunjukkan fotomu padaku."

Zayn Xiao memeluk putrinya itu dengan sangat erat di dalam dekapannya. Dia mengeluarkan suara yang paling lembut dalam hidupnya dan berkata:

"Aku Ayahmu. Yola. Aku Ayahmu."

"Maaf, Ayah datang terlambat dan membiarkanmu menderita."

Buliran air mata yang sangat besar jatuh menetes pada wajah Yola. Dia terisak beberapa kali, kemudian dia mengulurkan tangannya yang dipenuhi luka-luka, dan menyeka air mata yang mengalir di wajah Zayn Xiao.

"Ayah jangan menangis. Yola tidak merasa sakit. Benar-benar tidak sakit."

Meski mulutnya berkata dia tidak sakit, akan tetapi butiran-butiran air mata juga tidak bisa berhenti mengalir dari matanya.

Sekelompok pendekar tingkat langit itu juga menampung air mata pada kelopak mata mereka. Ternyata, Ketua Junior Kuil Dewa Perang begitu pintar.

"Ketua Junior, ini untukmu!" Seorang pendekar tingkat langit mengeluarkan sebilah belati. Dengan nada pelan, dia berkata:

"Dengan belati ini, tidak akan ada yang berani mengganggumu lagi."

Melihat itu, para pendekar tingkat langit mengeluarkan hadiah mereka secara bergantian. Itu semua adalah benda-benda kesayangan mereka.

Akan tetapi, itu hanya membuat Zayn Xiao ingin menghajar mereka.

Belati, pisau terbang, peluru, racun. Apa-apaan semua ini?!

Seagul Guo yang sedang mengemudi ikut menolehkan kepalanya dan tertawa:

"Ketua Junior, aku akan memberimu helikopter ini. Benda ini benar-benar menyenangkan."

Tetapi Yola hanya membenamkan kepalanya di dalam dekapan Zayn Xiao. Kedua tangannya menutup mata. Dia hanya berani mengintip dari sela-sela jarinya ke arah paman-paman menakutkan itu.

Di Kota Yunshan.

Zayn Xiao menggendong Yola turun dari helikopter. Lalu dia menyerahkannya kepada Shadows.

Shadows tercengang. Seorang pendekar tingkat suci ternyata bisa sekejam itu.

"Ke... Ayah Guru. Bukankah Yola akan merasa tidak nyaman jika kugendong seperti ini?"

Ketegangan Zayn Xiao sekarang sudah mereda. Dia mendelik ke arah Shadows dan berkata:

"Sebelum aku kembali, kamu tidak boleh melepaskan matamu dari Yola!"

Shadows cepat-cepat menegakkan tubuhnya dan menjawab dengan serius:

"Siap!"

"Aku sudah meminta semua anggota kelompok pengawal bayangan di seluruh Provinsi Wanshan untuk berkumpul di Kota Yunshan. Aku jamin, tidak akan ada masalah!"

Yola kembali menggigit bibirnya. Dia menoleh ke arah Zayn Xiao:

"Ayah, apakah kita tidak akan pergi mencari Ibu?"

"Aku ingin tetap bersamamu."

Zayn Xiao mengelus pipi Yola dan berkata dengan lembut:

"Yola tenang saja. Ayah harus menyelesaikan sedikit masalah. Setelah kembali nanti, aku akan membawamu mencari Ibu."

Yola mengangguk. Dia digendong Shadows dan duudk di dalam mobil.

Detik berikutnya, ribuan mobil di parkiran mobil itu menyalakan mesin pada saat yang bersamaan. Sepuluh ribu anggota pengawal bayangan mengiring Yola menuju tempat perlindungan.

Melihat rombongan mobil itu menjauh, kedua mata Zayn Xiao kembali dipenuhi hawa penuh darah. Hawa membunuh menembus langit. Di sekelilingnya, udara seorang berhenti bergerak.

Langit sudah mulai terang.

Zayn Xiao melihat di tepi langit, matahari kemerahan menyembul keluar. Dia berseru dengan lantang:

"Berangkat!"

Helikopter itu kembali mengudara dan mengarah kembali ke Sekte Xuanming.

Kabar mengenai misi penyelamatan putri Zayn Xiao langsung tersebar ke Administrasi Keamanan Pusat di Kota Shangjing.

Semua penanggung jawab menghela napas lega yang sangat panjang. Dalam waktu tiga hari yang singkat ini, hati mereka selalu seperti tersangkut di pangkal tenggorokan. Mereka takut ada sesuatu yang terjadi pada putri Zayn Xiao. Jika memang itu terjadi, mereka takut seluruh Yanlong akan dipenuhi dengan badai berdarah.

Dari sisi yang lain, Zayn Xiao dan Kuil Dewa Perang yang dipimpinnya itu sudah membantu Yanlong memberantas ratusan kekuasaan gelap, baik secara terang-terangan maupun tersembunyi. Mereka adalah pahlawan besar Yanlong. Semua orang sangat berharap Zayn Xiao bisa berkumpul dengan keluarganya secara utuh.

Pahlawan, tidak seharusnya menanggung penderitaan seperti itu.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

42