Bab 8 Tamparan

by Little Tree 10:05,Aug 01,2023
Dalam sekejap, Gladys Su langsung mengenali Sekretaris Gong. Dia merasa sangat ketakutan sehingga dia menoleh dan melarikan diri.

Jonas Chen meraih istrinya, "Apa yang kamu lakukan?"

“Cepat pergi, ini adalah asisten dari Ketua Imperial Business, kita sudah tertangkap.” Gladys Su tergagap dalam pikirannya yang kacau.

Sekretaris Gong yang berada di sisi berlawanan juga kaget dengan reaksi Gladys Su. Saat dia hendak mengatakan sesuatu, Jonas Chen memandangnya dengan dingin.

Sekretaris Gong segera mengerti maksud Jonas Chen. Dia dengan lembut mengeluarkan kartu hitam dari sakunya dan menyerahkannya kepada Jonas Chen dengan hormat, lalu berbalik pergi.

Jonas Chen menyentuh kartu hitam yang seharusnya berisi laba dari Imperial Business kuartal ini.

Gladys Su di sebelahnya tercengang, "Apa yang terjadi? Sekretaris Gong ..."

Saat melirik kartu hitam di tangan pria itu, dia mengedipkan mata dan tiba-tiba menyadari, "Bukankah ini kartu virtual dalam permainan Monopoli?" ucap Gladys sambil mengambil kartu itu. Rupanya itu persis sama dengan yang sebelumnya.

Dia melemparkannya ke dalam tas dengan santai dan sudah ada setumpuk kartu hitam yang dimasukkan ke dalamnya.

Saat memikirkan betapa mudahnya dia masuk ke lift, kini Gladys Su mengerti segalanya, "Oh, ternyata Sekretaris Gong juga memainkan permainan itu dan kalian berkenalan dari game?"

Jonas Chen hanya bisa menyentuh hidungnya, "Ya, sejujurnya, dalam permainan itu, Sekretaris Gong hanya bisa dianggap sebagai saudaraku."

Gladys Su tidak bisa berkata-kata, "Game adalah game dan kenyataan adalah kenyataan. Jika seseorang membantumu kali ini, kamu harus membalas budi nanti."

Dia segera berjalan ke koridor di belakang, "Cepat cari Ketua Imperial Business dan kembalikan pakaian itu kepadanya."

Jonas Chen tertawa dari belakang, "Istriku, Ketua Imperial Business tidak berada di dalam ..."

"Jika kita tidak dapat menemukannya, tulis sebuah catatan dan tinggalkan pakaiannya." Ekspresi Gladys Su menjadi suram, "Ini semua salahmu menyelinap masuk. Jika aku mengetahuinya, aku akan menyerahkannya kepada meja informasi."

Sekarang sulit baginya untuk membuat keputusan.

Dalam keadaan cemas, Gladys Su berjalan ke arah lain. Namun, matanya tiba-tiba berbinar karena dia benar-benar berjalan masuk ke aula perjamuan.

Di bawah lampu kristal yang indah, banyak orang berkumpul di aula yang luas. Seorang pelayan cantik tersenyum sambil memegang nampan yang dipenuhi dengan minuman dan anggur yang tidak dikenal.

Saat Gladys Su menggerutu dalam hati, sosok yang menyebalkan muncul di seberang.

Orang yang mengenakan gaun malam indah dengan sosok tubuh langsing merupakan Felicia Liu.

Ups……

Gladys Su berbalik dan tanpa sengaja masuk ke pelukan Jonas Chen di belakang hingga mengeluarkan seruan.

Felicia Liu sedang tertawa dan bersosialisasi. Saat dia melihat keduanya, matanya membelalak, "Hei, kalian berdua, berhenti!"

Dia bergegas ke arah mereka dengan sepatu hak tinggi dan segera meraih lengan baju Jonas Chen, "Bagaimana kamu bisa masuk?"

Jonas Chen merangkul Gladys Su yang berwajah pucat dan tersenyum ringan, "Aku masuk untuk melihat Nona Liu makan taik, haha."

Felicia Liu sangat marah. Dia tampak seolah memahami sesuatu, dia berbalik dan berteriak pada satpam, "Satpam, ada dua pencuri yang menyelinap masuk!"

Aula perjamuan yang ramai terdiam sesaat dan semua orang memperhatikan.

Tatapan mereka membuat Gladys Su berkeringat dingin dan tidak punya tempat untuk bersembunyi.

Gladys mendorong pria itu untuk berbalik dan membungkuk dengan rendah hati, "Maaf, kami akan segera pergi."

“Mau pergi?” Felicia Liu mencibir sambil memegang sampanye, “Kamu menyelinap ke perjamuan Imperial Business untuk mencuri barang, kan?” ucap Felicia sambil menyiram anggur itu ke wajah Gladys, "Aku akan memberimu segelas anggur, pergi!"

Segera ada tawa keras di ruang perjamuan.

Para taipan di Kota Hanzhou ini adalah orang-orang terpelajar, jadi mereka tentunya tidak akan mengejek secara langsung seperti Felicia Liu yang penuh dengan ucapan kotor. Namun, tatapan dan senyuman di sudut mulut mereka menusuknya seperti jarum. Pada saat ini, sepertinya suasana penuh dengan penghinaan.

Rambut panjang Gladys Su masih meneteskan busa sampanye dia menggerakkan bibirnya dan menangis sambil merintih.

Dia sedih bukan hanya karena dirinya dihina, tapi karena dia juga tidak bisa memberi penjalasan untuk membenarkan dirinya sendiri.

Dia merasa dirinya tidak memenuhi syarat untuk membantah, karena dia menyelinap masuk melalui pintu belakang.

Saat ini, sebuah tangan memegang tisu untuk membantunya menyeka minuman di rambutnya.

Gladys Su mendongak dan menatap pria itu dengan gemetar. Dia ingin mengatakan sesuatu tetapi menahannya, dia berbalik dan berlari ke kamar mandi sambil menangis.

Namun, Felicia Liu tidak membiarkan Jonas Chen pergi, "Dia masih berani menangis, apa yang dilakukan para satpam saat menjaga? Selain itu, seharusnya sampah sepertimu mengawasi istrimu dan jangan biarkan dia berselingkuh di mana-mana ..."

Sebelum dia selesai berbicara, pria itu mengangkat tangannya dan menampar wajahnya.

Felicia Liu menutupi wajahnya dengan terkejut dalam sekejap.

Setelah hening, Felicia Liu merasa marah. Dia menghentakkan kakinya dan berteriak, "Apakah kamu percaya aku bisa membunuhmu? Mana satpam?"

Penjaga keamanan berbaju hitam di sekeliling mengerutkan kening dan ingin berjalan ke arah mereka.

Namun, Sekretaris Gong yang berada tak jauh dari situ memberi isyarat untuk tenang.

Penjaga keamanan berbaju hitam yang terlatih ini perlahan mundur dan tidak ada yang mengambil tindakan apa pun.

Felicia Liu menjerit dan setelah merasa malu, dia merasa canggung.

Mengapa satpam tidak bergerak?

Dia menutupi wajahnya yang bengkak, mengucapkan kata-kata kasar dan kemudian berlari untuk menjelaskan situasi yang terjadi kepada ayahnya.

Jonas Chen tidak peduli. Dia berjalan ke depan karena Gladys sudah kembali.

Rambut panjang gadis itu meneteskan air dan ekspresinya terlihat semakin kuyu.

Jonas Chen merasa sangat tertekan, dia melepas mantelnya dan mengenakannya untuknya, "Cari tempat istirahat."

Gladys Su meronta, dia mendongak matanya yang memerah dan bengkak kemudian berkata dengan sedih, "Jonas, apakah kamu masih belum merasa malu? Aku ingin pulang sekarang!"

Saat Gladys sedang berbicara, ada suara bising di luar.

Akhirnya orang-orang dari Keluarga Su datang dan muncul di pintu masuk dengan undangan emas.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

60