Bab 10 Rumah baru

by Edy official 14:04,Aug 01,2021
Setelah menempuh perjalanan cukup lumayan panjang akhirnya Varrel dan Kimmy sampai di perusahaan elite, perumahan yang begitu besar, bersih dan ramah lingkungan ini adalah impian Kimmy sejak dari dulu. wanita itu sudah mengimpikan memiliki rumah elite seperti ini setelah menikah dan membangun keluarga kecil penuh bahagia. mata Kimmy sadari tadi tidak henti-hentinya melirik setiap rumah penuh kagum, wanita itu kegirangan dengan sendirinya.

"Seharusnya kamu memberitahu ku lebih dulu kalau kita akan pindah di perumahan elite seperti ini, kalau aku tau aku pasti tidak akan menolak." tutur Kimmy kegirangan seraya melirik sekilas Varrel yang masih fokus mengemudi.

"Apa di sini ada taman yang indah?? tanya Kimmy kembali melirik ke arah Varrel menunggu jawaban dari pria itu, namun Varrel tidak menjawab sama sekali pertanyaan kimmy barusan.

"Pasti, itu sudah pasti. aaaaaa akhirnya aku bisa cuci mata juga. di sini pasti banyak cogan" Kimmy sudah membayangkan bagaimana kejadiannya nanti ketika ia melihat banyak cogan yang tinggal di perumahan elite ini. mata Kimmy kembali melirik ke arah perumahan ia terasa sangat tidak sabar ingin memasukinya. sebenarnya kimmy sudah biasa melihat perumahan elite seperti ini bahkan ada yang jauh lebih bagus dari ini di Paris. Kimmy sering memasuki perumahan elite sewaktu ia masih kuliah di Paris, ia ingat betul kala itu ia ke taman kawasan perumahan elite.dan ia pun di kejutkan oleh begitu banyak sekali pria tampan yang berkulit putih dan hidung yang mancung duduk di taman walau hanya sekedar duduk sebentar. namun cukup membuat kimmy girang sendiri.

"Kalau cinta tau dia pasti sangat senang, aku yakin itu. tapi, nanti kalau cinta tanya aku tinggal di sini bersama siapa bagaimana?? dia kan tidak tau kalau aku sudah menikah. tidak mungkin kan kalau aku bilang aku tinggal seatap dengan laki-laki, dia pasti akan berpikir macam-macam nantinya. aaagggrrr aku harus bagaimana alasan apa yang harus aku buat. ah bodoh amat." batin kimmy.

" Apa nanti aku boleh memelihara kucing anggora...??" tanya Kimmy lagi, dan lagi-lagi Varrel tidak menjawab pertanyaan kimmy barusan, pria itu malah asik diam menatap lurus ke depan.

"Aku nanti ingin memelihara kucing anggora berwarna putih emh, kuning, abu-abu, belang-belang, merah--"

"Diam.." ucap Varrel tiba-tiba memotong perkataan Kimmy. "Bisakah kamu duduk dengan tenang tidak usah berisik!! perkataan mu membuat kepalaku pusing." ucap Varrel datar tanpa ekspresi sama sekali.

Sementara kimmy sontak terdiam mematung dengan pandangan lurus ke depan, ia bahkan seakan tidak berani lagi melirik keluar karena sorot matanya terkunci ke depan.

"Hek... dia benar-benar sangat arogan."

Setelah lebih dari 15 menit menelusuri jalan perumahan elite akhirnya mobil yang di kendarai Varrel berdiri tepat di depan sebuah rumah yang sudah lapisan cat berwarna putih keseluruhan. mata Kimmy langsung terbelalak menatap ke arah rumah yang memiliki dua lantai itu. kelopak matanya seakan tidak mau mengedip sama sekali Kimmy menatap penuh kagum. "Ini bukan rumah melainkan istana." Kimmy terpesona dengan desain rumah yang begitu luar biasa baginya.

Rumah yang memiliki dua lantai itu memiliki empat kamar tidur masing-masing lantai memiliki dua kamar dan masing-masing kamar di lengkapi balkon yang sangat luas dan juga kamar mandi yang begitu besar. di lantai dua juga di lengkapi dengan ruangan tamu, bioskop mini, ruangan olahraga ataupun gym, mini bar, kolam renang mini dan juga teras yang begitu luas membuat kita seakan-akan ingin berlama-lama di sana menikmati pemandangan indah. sementara di lantai satu ada ruangan dapur cukup begitu begitu besar, ruangan tamu, ruangan keluarga, ruangan nonton TV, garansi yang di satukan dengan rumah dan teras depan.
sebenarnya rumah yang di pijak Kimmy sebelah dua belas dengan kediaman pak Edy, Papa Varrel beda tipis lah hanya bedah penempatan ruangan saja.

"Apa kamu hanya akan berdiri mematung di sana." tutur Varrel, membuyarkan lamunan Kimmy seketika di bawa angin.

"Ahm...."

"Ambil kopermu dan cepat masuk, pilih saja kamar mana yang kamu sukai." sambung Varrel lalu langsung pergi mesuk ke dalam rumah.

"Hah... nyebelin banget." gerutu Kimmy lalu ia mengambil koper miliknya yang sudah di turunkan oleh Varrel dari bagasi mobil tadi. melaju melangkah mengikuti suaminya itu.

Mata Kimmy kembali terbelalak melihat isi rumah yang begitu indah dan tersusun sangat rapi, manik-manik mata Kimmy menangkap seluruh isi rumah. Kimmy kini melangkah menaiki anak tangga tanpa sadar mengikuti Varrel ke mana pergi sampai langkahnya terjeda ketika sudah berada di dalam kamar.

"Kenapa kamu mengikuti ku?? bukankah aku sudah menyuruhmu untuk memilih kamar yang kamu sukai. atau jangan-jangan kamu udah siap lagi." Varrel tersenyum licik menatap ke arah Kimmy.

"Agr, i-itu."---

"Kau sudah siap." Varrel mulai melangkah mendekati Kimmy.

Kimmy yang melihat Varrel semakin dekat dengannya pun sontak membulatkan matanya penuh, tanpa menunggu lebih lama lagi Kimmy langsung mengambil ancang-ancang membalikkan badannya berlari sejauh mungkin dari kamar Varrel.

"Tidak... tidak... tidak... enak saja hufff... aku udah capek-capek menjaganya selama ini dia mau mengambil begitu saja tidak..."

"Ck... dasar wanita bodoh dia pikir aku tertarik apa dengan tubuhnya itu." Varrel tersenyum tipis entah apa yang ada di dalam pikiran pria itu sekarang. Varrel merebahkan tubuhnya di atas ranjang seraya di ikuti pejaman singkat matanya.

"Hufff...." suara nafas Varrel gusar.

Drettt.....

Drettt.....

Drettt..... terdengar suara bunyi ponsel Varrel dari dalam saku celananya.

Pria itu langsung meraih ponselnya dan meletakkan benda itu di telinganya.

"Halo." ucap Varrel ketika sambungan telepon terhubung.

"Halo bro loe di mana??" ucap seseorang di sebelah sana.

"Di rumah."

"Bro mending loe kesini deh bersama kita nikmati kopi bareng. dah lama banget kan loe enggak gabung lagi bersama kita."

"Loe di mana sekarang??"

"Di tempat biasa."

"Ok gue ke sana sekarang." tutur Varrel sebelum sesaat ia mematikan ponselnya. Varrel kembali memasuki ponselnya ke dalam saku celana, pria itu sudah siap untuk pergi sekarang.

Clek.... suara pintu terbuka. Varrel sontak terkejut ketika melihat Kimmy sudah berdiri mematung di sana tepat di depan pintu.

"Hehehe aku mau mengambil koperku yang tertinggal." guma Kimmy.

"Ck. ambil saja sendiri." ketus Varrel tidak menghiraukannya dia lebih memilih pergi dari pada mengambil koper Kimmy yang berada di kamar ya."

"Huff.... iiiiii nyebelin banget sih jadi cowok. enggak ada belas kasih sama sekali." gerutu Kimmy lalu ia langsung masuk ke dalam kamar Varrel.




Bersambung

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

102