Bab 8 Pindah rumah dua

by Edy official 14:02,Aug 01,2021
"I-Ini kopermu." tutur Kimmy seraya memalingkan wajahnya cepat, Kimmy merasa tidak karuan sendiri melihat tubuh kekar Varrel. setelah itu ia bergegas buru-buru pergi sejauh mungkin dari kamar. "Hufff... dasar laki-laki tidak tau malu, sudah tau mau ganti baju tapi dia tidak mengunci pintu sama sekali dia pikir ini rumahnya apa. hahhh... untuk imanku masih kuat." umpat Kimmy kesal semakin mempercepat langkahnya.

Sementara Varrel menaikkan sebelah alisnya saat menangkap punggung Kimmy yang berlalu dengan cepat, ia sedikit heran saat melihat tingkah Kimmy barusan yang menurutnya aneh. tapi ia tidak mau memikirkannya lebih baik ia segera memakaikan baju dan pergi dari sini pikir Varrel.

Tiga puluh menit telah berlalu tapi Varrel belum turun juga ke bawah, hal itu membuat kimmy semakin mendengus kesal pasalnya Kimmy, Ibu Susi dan pak Revan sudah dari tadi menunggu kedatangan Varrel. pak Revan dan Ibu Susi sengaja tidak makan sarapan pagi lebih dulu bahka mereka membiarkan sarapan pagi mereka terlambat karena mereka ingin menikmati sarapan pagi bersama menantu baru, ya karena ini sarapan pagi pertama Varrel di keluarga Revan Jonas.

"Nah itu dia menantu kita baru turun Pah." tutur Ibu Susi mengembangkan senyumnya penuh saat melihat Varrel berjalan ke arah meja makan dengan pakaian yang sudah sangat rapi.

"Maaf terlambat." ucap Varrel ketika sampai, ia merasa tidak enak karena sudah membuat Ibu Susi dan pak Revan menunggu. Varrel sedikit menundukkan kepalanya lalu ia meraih bangku bersebelahan dengan Kimmy.

"Hey... kenapa dia duduk di samping ku sih, kan masih banyak bangku kosong yang lain."

"Tidak papa nak, Papa juga baru sampai benar kan Mah." tutur pak Revan seraya melirik ke arah Ibu Susi pertanda menunggu jawaban dari istrinya itu.

"Iya nak Varrel, ayo nak Varrel silahkan makan. Hem... tapi maaf Mama masak masakan seperti ini soalnya Mama belum tau masakan kesukaan nak Varrel apa. kalau ini sih masakan kesukaan Kimmy semua." ucap Ibu Susi merasa sedikit sungkan terhadap menantu barunya itu. ayam goreng, sop ayam, sate ayam, ayam rendang dan beberapa makanan lainnya sudah tersusun rapi di atas meja. semua makanan yang menyangkut ayam pasti Kimmy suka, karena memang wanita ini sangat menggemari daging ayam.

"Ah, tidak apa-apa Mah Varrel juga suka makan daging ayam." sahut Varrel canggung.

"Huekkkk.... alasan, dasar laki-laki enggak tau malu."

"Benarkah berarti selera nak Varrel sama dong kayek Kimmy." ucap Ibu Susi antusias.

"Apaan sih Mah, pakek sama-samain segala." celutus Jimmy cepat dia merasa tidak mau di sama-samain dengan Varrel.

"Sudah-sudah jangan berbicara lagi ayo kita makan mumpung makanannya masih hangat." tutur pak Revan sudah tidak sabar ingin melahap sarapan paginya tertunda.

"Ah iya ayo kita makan nanti keburu dingin. Kimmy..." panggil Ibu Susi dengan bola mata memutar mencoba mengisyaratkan sesuatu pada Kimmy. sementara Kimmy yang tau akan maksud dari isyarat Mamanya itu hanya diam saja, iya merasa sangat malas melakukan apa yang di lakukan Ibu Susi sekarang, ya sekarang Ibu Susi sedang menuangkan nasi ke dalam piring dan memberikannya pada pak Revan selaku suami yang menemani sisa hidupnya selama ini.

"Kimmy... sayang..." kali ini ucapan Ibu Susi penuh tekanan dan paksaan.

"Agr... menyebalkan."

Kimmy dengan sangat terpaksa bangkit dari kursinya diliputi perasaan kesal Kimmy mengambil centong nasi, menuangkan nasi putih bersih itu kedalam piring dan menyodorkannya ke hadapan Varrel.

"Lauknya ambil sendiri." ketus Kimmy lalu duduk kembali seperti semula.

"Terima kasih sayang." ucap Varrel penuh senyuman.

"Apa?? dia manggil aku dengan sebutan apa tadi... sayang?? ck dasar laki-laki tidak tau malu."

sementara Ibu Susi dan pak Revan tersenyum bahagia mendengarnya, apalagi tadi Varrel menyebutkan kata sayang. kata-kata sungguh membuat kedua orang tua Kimmy bahagia bagaimana tidak, Varrel mungkin sudah menerima Kimmy sebagai istrinya pikir ke-dua orang tua itu.

Dua puluh menit pun berlalu kini sarapan pagi telah usai semua piring kotor pun sudah di ambil para pelayan dapur. hanya tersisa cemilan atau makanan ringan di atas meja. keheningan terus terjadi sadari tadi namun sesaat kemudian keheningan pun pecah saat Varrel mengutarakan niatnya.

"Pah, Mah." panggil Varrel sedikit canggung karena memang dia tidak terbiasa menyebutkan kata-kata itu selain kepada ke-dua orang tuanya sendiri.

"Iya ada?? Katakan saja tidak apa-apa." tutur pak Revan kini menatap ke arah Varrel.

"Hem, Varrel sudah putuskan kalau Varrel akan membawa Kimmy tinggal bersama Varrel di rumah yang sudah Varrel beli. kemaren Varrel sudah membeli rumah dekat kantor di jalan xxx rumahnya tidak jauh dari sini kok Pah, Mah." ucap Varrel, ia merasa keputusannya sudah pas apalagi rumahnya tidak jauh dari kantor.

"Bagus, itu pilihan yang sangat bagus dengan begitu kamu dan kimmy bisa beradaptasi di sana, apalagi kalian ini pengantin baru tentunya butuh banyak waktu untuk berduaan kan." sahut pak Revan cepat merasa pilihan Varrel sangat tepat dengan begitu otomatis Varrel dan Kimmy punya banyak waktu berduaan dan itu akan berdampak baik bagi hubungan mereka yang baru saja di mulai pikir pak Revan.

"Tidak... tidak... Kimmy tidak mau pindah dari rumah ini apalagi tinggal berduaan dengan dia." ucap Kimmy merasa sangat keberatan. "Apa-apaan dia enak saja main pindah pindah rumah segalak. kalau mau pindah, pindah aja sendiri ngapain ngajak aku segalak sih, ni orang lama-lama ngajakin ribut ya."

"Kimmy, ingat kamu itu sudah menikah, kamu itu sudah punya suami dan kamu itu bukan lagi tanggung jawab Papa. jadi kemanapun suamimu pergi kamu harus ikut jangan membantah apalagi protes karena itu bukan kriteria seorang istri." tegas pak Revan.

"Tapi Pah."---

"Kimmy... sayang. Mama juga seperti itu Mama juga dulu pindah dari rumah kakek ke sini. Mama pergi kemanapun Papa kamu pergi dan Mama akan tinggal di manapun Papa tinggal. jadi kamu juga harus seperti itu kamu juga harus ikut kemampuan nak Varrel pergi kamu tidak boleh tinggal di sini sedangkan nak Varrel tinggal di tempat lain karena itu tidak bagus untuk hubungan suami istri." timpal Ibu Susi semaki membuat kimmy tidak bisa berkutik lagi.

****

"Hey, kamu itu maunya apa sih kenapa kamu mau pindah malah bawa-bawa nama aku segalak, kalau kamu mau pindah seharusnya pindah aja sendiri enggak usah bawa nama aku." ucap Kimmy dengan nada penuh kesal setelah sesaat ia menutupkan pintu kamarnya.

"Ambil kopermu dan cepat masukkan baju yang ingin kamu pakai." tutur Varrel seraya tangannya meraih ponsel di saku kemejanya dan meletakkan benda itu tepat di telinganya.

"Aku tidak mau." bantah Kimmy.

"Halo." ucap Varrel ketika panggilan terhubung.

"Aaagggrrr dia benar-benar menyebalkan, seperti dia ingin membuat aku mati muda." geram Kimmy mengepalkan tangannya sesaat akan ingin menuju punggung Varrel.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

102