Bab 9 Terpana
by Edy official
14:02,Aug 01,2021
"Apa yang kamu tunggu cepat masukkan semua bajumu! aku tidak punya banyak waktu." ucap Varrel sesaat setelah mematikan sambungan telepon dan melihat Kimmy nampak sedang bersantai di pinggiran ranjang dengan melipatkan kedua tangannya di belahan dada.
"Pergi saja sendiri aku tidak akan pergi ke mana-mana aku akan tetap di sini." sahut Kimmy dengan ekspresi datar.
"Terserah, aku tidak peduli mau kamu tinggal di sini kek mau kamu tinggal di sana kek aku tidak peduli tapi yang aku inginkan sekarang kamu harus turutin apa yang aku katakan. cepat masukkan semua bajumu dan segera turun ke bawah aku menunggumu di mobil." tegas Varrel tanpa ekspresi sama sekali lalu pria itu mengambil koper miliknya dan langsung pergi tanpa berkata sepatah katapun lagi.
"Aaagggrrr.... dia benar-benar menyebalkan, baru sehari saja di menjadi seorang suami tapi sudah memerintah seenaknya untuk dia sedikit cogan kalau enggak aku pasti akan bunuh diri karena telah menikah dengannya." geram Kimmy penuh kesal, ya Kimmy akui kalau Varrel memang cogan tapi Kimmy tidak menyangka kalau Varrel punya sikap begitu tegas dan dingin. baru saja tadi Varrel menyebutkan kata sayang pada Kimmy tapi sekarang dia malah bersikap sangat dingin kepadanya sudah seperti seolah-olah orang tidak ia kenal.
Kimmy dengan sangat malas mengambil semua baju kesayangannya di dalam lemari dan langsung menaruh bajunya itu kedalam koper besar yang berwarna pink yang sudah tergeletak di atas ranjang. pelan-pelan Kimmy menyusun bajunya di dalam koper, ia segaja menyusun rapi agar semua baju kesayangannya itu tidak kusut apa lagi bajunya itu habis di setrika kemaren.
"Nak Varrel..." panggil Ibu Susi saat melihat Varrel hendak ingin keluar dari pintu utama. Varrel langsung menghentikan langkahnya tak kala mendengar suara Ibu Susi terdengar sedikit keras.
"Mama memanggil Varrel...??" tanya Varrel sesaat setelah ia membalikkan badannya dan mendapatkan Ibu Susi sedang melangkah cepat berjalan ke arahnya.
"Iya nak." jawab Ibu Susi kini berada tepat didepan Varrel. "Hem. Ibu cuma mau tanya. apa nak Varrel kurang nyaman tinggal di sini...??" tanya Ibu Susi sedikit mengecilkan suaranya di Kalimat terakhir, sebenarnya Ibu Susi sedikit penasaran kenapa Varrel tiba-tiba memutuskan ingin pindah rumah padahal ia baru satu malam tinggal di sini apa ada sesuatu yang membuat Varrel tidak nyaman. dari pada mati penasaran lebih baik ia bertanya langsung pada Varrel pikir Ibu Susi.
"Tidak kok Mah, bukan begitu Varrel sangat nyaman kok tinggal di sini bahkan Varrel sangat menyukai suasana di rumah ini. maksud Varrel pindah rumah karena Varrel ingin memiliki banyak waktu berdua saja bersama Kimmy supaya Varrel bisa mengenal Kimmy lebih dalam lagi." Jawab Varrel sedikit sungkan merasa tidak enak.
"Hem syukurlah. Mama tadi sempat berpikir kalau kamu tidak nyaman tinggal di sini bersama kami hehehe rupanya pemikiran Mama salah." tutur Ibu Susi.
"Varrel sangat nyaman kok Mah tinggal di sini." sahut Varrel cepat mengembangkan senyumnya penuh.
"Kalau begitu hati-hati di jalan. oh ya satu lagi tolong kamu jagain Kimmy ya dia anaknya sangat nakal, bandel, cerewet dan satu lagi dia itu sangat gampang sedih, sedikit-sedikit sedih masalah sedikit aja dia ambil hati. jadi Mama minta tolong banget ya jagain kimmy." tutur Ibu Susi dengan suara penuh mohon.
"Pasti, Mama tenang saja Varrel pasti akan jagain Kimmy semampu Varrel kan Kimmy sekarang sudah menjadi tanggung jawab Varrel." Varrel berusaha menyakinkan mertuanya itu agar tidak terlalu kepikiran. "Kalau begitu Varrel pamit dulu ya Mah soalnya Varrel mau masukin koper ke dalam mobil." pamit Varrel setelah itu ia menyalami Ibu Susi dan langsung melangkah pergi.
"Hati-hati nanti di jalan." tutur Ibu Susi sesaat sebelum Varrel hilang dari pandangannya.
"Hah, satu lagi putriku akan pergi." guma Ibu Susi sedih seraya mengeluarkan nafas sangat panjang.
"Mama." panggil Kimmy seraya berjalan dengan menenteng koper di sebelah kanannya. wanita itu semakin mempercepat langkahnya.
"Kimmy..." suara Ibu Susi nampak serak.
Kimmy langsung memeluk Ibu Susi, Ibu yang melahirkannya dan membesarkannya dari bayi sampai besar seperti sekarang ini. pelukan mereka cukup terbilang lama pelukan seorang anak kepada Ibunya atau pun sebaliknya. mereka saling mempererat pelukannya seakan-akan tidak mau terpisah, sebuah air mata sebening kristal pun juga seakan-akan tau bagaimana perasaan kedua wanita ini. air mata itu keluar begitu saja di ujung matanya, terjatuh sesaat setelah Kimmy memejamkan matanya. baru beberapa hari ia tinggal kembali bersama Ibunya dan Papanya setelah kepulangannya dari Paris tapi kini ia harus kembali pergi walau tidak pergi ke luar negeri melainkan hanya berselang beberapa kota saja dari tempat tinggal Ibunya ini tapi mereka kini tidak akan tinggal satu atap lagi.
"Mama jangan sedih kalau Mama sedih Kimmy kan juga sedih." gumam Kimmy masih memeluk Ibu Susi.
"Hehehe anak nakal Mama tidak sedang sedih tapi Mama sedang bahagia, karena sekarang kamu sudah ada yang jagain. jadi mulai sekarang Mama tidak repot lagi mengurus bayi besar Mama ini." sahut Ibu Susi seraya menghapus air mata yang membasahi pipinya.
"Aaaaaa Mama."
"Sudah-sudah sampai di sini saja pelukannya." Ibu Susi merenggangkan pelukannya. "sudah pergi sana jangan sampai kamu membuat suamimu menunggu terlalu lama."
"Biarin... biar aja dia nunggu lama sampai kucing bertelur pun enggak apa-apa lagian kan aku masih kangen sama Mama."
"Eeeehhhh jangan berkata seperti itu, tidak baik. seorang istri yang baik itu harus selalu membuat suaminya senang dan tidak boleh membuat suami menunggu terlalu lama nanti bisa jadi pamali. ayo Mama antar kamu sampai ke depan nak Varrel pasti sudah kelelahan menunggu kedatangan kamu."
"Hem... Papa mana Mah...??" tanya Kimmy seraya melangkah.
"Papa kamu tadi pergi buru-buru katanya sih ada yang penting, Papa cuma nitip salam aja pada Mama."
"Hufff... Papa pasti sangat capek mengurus perusahaan. padahal aku pulang ke rumah niatnya mau bantuin Papa mengurus perusahaan tapi malah menjadi seorang istri."
"Tidak perlu di pikirkan sayang ini namanya sudah takdir. Papa kamu juga sudah biasa mengurus perusahaan jadi kamu tidak perlu pikirkan lagi sekarang yang perlu kamu pikirkan yaitu bagaimana cara kalia cepat memberikan kami cucu." bisik Ibu Susi.
"Mama...."
*******
"Mah kami pergi dulu." pamit Varrel.
"Iya hati-hati di jalan."
"Mah jangan lupa pergi ke rumah baru Kimmy ya, Kimmy tunggu."
"Iya kalau Papa kamu tidak sibuk pasti Mama akan pergi."
"Mama sehat-sehat di rumah Olif pergi dulu dah..." teriak kimmy melambaikan tangannya.
"Dah..." mobil yang di kemudikan Varrel pun hilang dari pandangan mata ibu Susi. wanita nampak sangat sedih melepaskan kepergian putrinya itu.
Bersambung.....
"Pergi saja sendiri aku tidak akan pergi ke mana-mana aku akan tetap di sini." sahut Kimmy dengan ekspresi datar.
"Terserah, aku tidak peduli mau kamu tinggal di sini kek mau kamu tinggal di sana kek aku tidak peduli tapi yang aku inginkan sekarang kamu harus turutin apa yang aku katakan. cepat masukkan semua bajumu dan segera turun ke bawah aku menunggumu di mobil." tegas Varrel tanpa ekspresi sama sekali lalu pria itu mengambil koper miliknya dan langsung pergi tanpa berkata sepatah katapun lagi.
"Aaagggrrr.... dia benar-benar menyebalkan, baru sehari saja di menjadi seorang suami tapi sudah memerintah seenaknya untuk dia sedikit cogan kalau enggak aku pasti akan bunuh diri karena telah menikah dengannya." geram Kimmy penuh kesal, ya Kimmy akui kalau Varrel memang cogan tapi Kimmy tidak menyangka kalau Varrel punya sikap begitu tegas dan dingin. baru saja tadi Varrel menyebutkan kata sayang pada Kimmy tapi sekarang dia malah bersikap sangat dingin kepadanya sudah seperti seolah-olah orang tidak ia kenal.
Kimmy dengan sangat malas mengambil semua baju kesayangannya di dalam lemari dan langsung menaruh bajunya itu kedalam koper besar yang berwarna pink yang sudah tergeletak di atas ranjang. pelan-pelan Kimmy menyusun bajunya di dalam koper, ia segaja menyusun rapi agar semua baju kesayangannya itu tidak kusut apa lagi bajunya itu habis di setrika kemaren.
"Nak Varrel..." panggil Ibu Susi saat melihat Varrel hendak ingin keluar dari pintu utama. Varrel langsung menghentikan langkahnya tak kala mendengar suara Ibu Susi terdengar sedikit keras.
"Mama memanggil Varrel...??" tanya Varrel sesaat setelah ia membalikkan badannya dan mendapatkan Ibu Susi sedang melangkah cepat berjalan ke arahnya.
"Iya nak." jawab Ibu Susi kini berada tepat didepan Varrel. "Hem. Ibu cuma mau tanya. apa nak Varrel kurang nyaman tinggal di sini...??" tanya Ibu Susi sedikit mengecilkan suaranya di Kalimat terakhir, sebenarnya Ibu Susi sedikit penasaran kenapa Varrel tiba-tiba memutuskan ingin pindah rumah padahal ia baru satu malam tinggal di sini apa ada sesuatu yang membuat Varrel tidak nyaman. dari pada mati penasaran lebih baik ia bertanya langsung pada Varrel pikir Ibu Susi.
"Tidak kok Mah, bukan begitu Varrel sangat nyaman kok tinggal di sini bahkan Varrel sangat menyukai suasana di rumah ini. maksud Varrel pindah rumah karena Varrel ingin memiliki banyak waktu berdua saja bersama Kimmy supaya Varrel bisa mengenal Kimmy lebih dalam lagi." Jawab Varrel sedikit sungkan merasa tidak enak.
"Hem syukurlah. Mama tadi sempat berpikir kalau kamu tidak nyaman tinggal di sini bersama kami hehehe rupanya pemikiran Mama salah." tutur Ibu Susi.
"Varrel sangat nyaman kok Mah tinggal di sini." sahut Varrel cepat mengembangkan senyumnya penuh.
"Kalau begitu hati-hati di jalan. oh ya satu lagi tolong kamu jagain Kimmy ya dia anaknya sangat nakal, bandel, cerewet dan satu lagi dia itu sangat gampang sedih, sedikit-sedikit sedih masalah sedikit aja dia ambil hati. jadi Mama minta tolong banget ya jagain kimmy." tutur Ibu Susi dengan suara penuh mohon.
"Pasti, Mama tenang saja Varrel pasti akan jagain Kimmy semampu Varrel kan Kimmy sekarang sudah menjadi tanggung jawab Varrel." Varrel berusaha menyakinkan mertuanya itu agar tidak terlalu kepikiran. "Kalau begitu Varrel pamit dulu ya Mah soalnya Varrel mau masukin koper ke dalam mobil." pamit Varrel setelah itu ia menyalami Ibu Susi dan langsung melangkah pergi.
"Hati-hati nanti di jalan." tutur Ibu Susi sesaat sebelum Varrel hilang dari pandangannya.
"Hah, satu lagi putriku akan pergi." guma Ibu Susi sedih seraya mengeluarkan nafas sangat panjang.
"Mama." panggil Kimmy seraya berjalan dengan menenteng koper di sebelah kanannya. wanita itu semakin mempercepat langkahnya.
"Kimmy..." suara Ibu Susi nampak serak.
Kimmy langsung memeluk Ibu Susi, Ibu yang melahirkannya dan membesarkannya dari bayi sampai besar seperti sekarang ini. pelukan mereka cukup terbilang lama pelukan seorang anak kepada Ibunya atau pun sebaliknya. mereka saling mempererat pelukannya seakan-akan tidak mau terpisah, sebuah air mata sebening kristal pun juga seakan-akan tau bagaimana perasaan kedua wanita ini. air mata itu keluar begitu saja di ujung matanya, terjatuh sesaat setelah Kimmy memejamkan matanya. baru beberapa hari ia tinggal kembali bersama Ibunya dan Papanya setelah kepulangannya dari Paris tapi kini ia harus kembali pergi walau tidak pergi ke luar negeri melainkan hanya berselang beberapa kota saja dari tempat tinggal Ibunya ini tapi mereka kini tidak akan tinggal satu atap lagi.
"Mama jangan sedih kalau Mama sedih Kimmy kan juga sedih." gumam Kimmy masih memeluk Ibu Susi.
"Hehehe anak nakal Mama tidak sedang sedih tapi Mama sedang bahagia, karena sekarang kamu sudah ada yang jagain. jadi mulai sekarang Mama tidak repot lagi mengurus bayi besar Mama ini." sahut Ibu Susi seraya menghapus air mata yang membasahi pipinya.
"Aaaaaa Mama."
"Sudah-sudah sampai di sini saja pelukannya." Ibu Susi merenggangkan pelukannya. "sudah pergi sana jangan sampai kamu membuat suamimu menunggu terlalu lama."
"Biarin... biar aja dia nunggu lama sampai kucing bertelur pun enggak apa-apa lagian kan aku masih kangen sama Mama."
"Eeeehhhh jangan berkata seperti itu, tidak baik. seorang istri yang baik itu harus selalu membuat suaminya senang dan tidak boleh membuat suami menunggu terlalu lama nanti bisa jadi pamali. ayo Mama antar kamu sampai ke depan nak Varrel pasti sudah kelelahan menunggu kedatangan kamu."
"Hem... Papa mana Mah...??" tanya Kimmy seraya melangkah.
"Papa kamu tadi pergi buru-buru katanya sih ada yang penting, Papa cuma nitip salam aja pada Mama."
"Hufff... Papa pasti sangat capek mengurus perusahaan. padahal aku pulang ke rumah niatnya mau bantuin Papa mengurus perusahaan tapi malah menjadi seorang istri."
"Tidak perlu di pikirkan sayang ini namanya sudah takdir. Papa kamu juga sudah biasa mengurus perusahaan jadi kamu tidak perlu pikirkan lagi sekarang yang perlu kamu pikirkan yaitu bagaimana cara kalia cepat memberikan kami cucu." bisik Ibu Susi.
"Mama...."
*******
"Mah kami pergi dulu." pamit Varrel.
"Iya hati-hati di jalan."
"Mah jangan lupa pergi ke rumah baru Kimmy ya, Kimmy tunggu."
"Iya kalau Papa kamu tidak sibuk pasti Mama akan pergi."
"Mama sehat-sehat di rumah Olif pergi dulu dah..." teriak kimmy melambaikan tangannya.
"Dah..." mobil yang di kemudikan Varrel pun hilang dari pandangan mata ibu Susi. wanita nampak sangat sedih melepaskan kepergian putrinya itu.
Bersambung.....
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved