Bab 9 Galau

by Missecha 20:15,Jun 29,2021
Cahaya sinar matahari pagi mulai memasuki kamar Antonio melalui celah celah jendela yang dibiarkan terbuka oleh Antonio. Tubuh Antonio pun mulai menggeliat di atas ranjang seakan berperang dengan dirinya untuk tetap tidur atau bangun.

Sementara Amanda, sudah lebih dulu bangun pagi itu, Manda membantu bibi mengerjakan sebagian pekerjaan rumah tangganya dan tentunya menyiapkan sarapan untuk Antonio.

"Bi" Manda memanggil sang Bibi yang sudah di amggapnya seperti Ibunya sendiri itu.
"Manda udah selesai masak, nanti tolong Bibi taruh di meja makan yah, sekarang Manda ke atas dulu mau mandi, paling sebentar lagi Antonio akan turun makan bi," ucap Manda ramah. Sambil merapihkam sisa makanan yang ada.

"Baik Non, nanti bibi yang sajikan di meja makan ya, lebih baik Non mandi aja dulu," balas sang bibi.

"Makasih yah bi, Manda ke atas yah."
Manda pun bergegas ke atas ke kamarnya untuk mandi.


Antonio pun sedang bersiap siap juga di kamarnya karena dia harus berangkat ke kantor pagi pagi sekali dan mengadakan meeting pagi itu bersama dengan Ramon yang sudah lebih dulu berangkat ke kantor dari rumah orangtuanya.
"Selesai."

"Aku harap tidak menemuinya nanti dibawah," gumam Antonio.

Setelah selesai mengamati dirinya sendiri dari balik cermin, Antonio pun lalu bergegas turun, langkah kakinya pun dia arahkan menuju ruang makan, disana dia melihat sosok wanita paruh baya sedang menyiapkan makanan.

"Selamat Pagi bi," sapa Antonio ramah dengan senyum manisnya pagi itu.

"Selamat pagi juga Den," balas bibi. "Den, yuk sarapan dulu yah Den," ajak sang bibi.

"Apa ini Bibi yang masak semuanya yah?" tanya Antonio penasaran.
Tentunya dia tau pasti Manda sang istri yang memasak makanam untuknya, dia hanya ingin mencari jawaban dari sang bibi untuk sekedar mengkonfirmasinya.

Namun saat bibi akan menjawab pertanyaanya, saat itu jiga Manda pun tiba tiba muncul dari belakang, "Aku yang masak Antonio, aku masak makanan kesukaanmu.. kamu makanlah dulu yah sebelum berangkat ke kantor," seru Manda menyela pembicaraan bibi dan suaminya itu.
Manda sudah melupakan sikap Antonio kemarin malam, dia berpikira bahwa Antonio mungkin lelah dan capek karena pekerjaannya.


Namun bukannya sebuah pujian yang Manda dapatkan dari sang suami, justru tatapan tajam dari sang suami yang di arahkan padanya. Sikap ketus Antonio sama seperti kemarin malam masih dia berikan pada Manda.

"Bi, aku langsung berangkat ke kantor aja ya.. aku ada meeting pagi ini," seru Antonio yang justru berbicara kepada sang bibi bukan Manda istrinya.

Kecewa berkali kali kembali itulah yang Manda rasakan, namun Manda berusaha tetap bertahan dan melayani suaminya dengan baik, "Kamu. mau bawa bekal aja ke kantor? biar nanti aku siapkan," seru Manda.

"Bibi makan aja ini semua.. nanti saya makan diluar, saya gak nafsu makan makanan ini Bi," balas Antonio lagi yang justru memberitahu sang bibi dan seolah menyindir Manda kalau dia tidak ingin memakan makanan yang disiapkan Manda sang istri.

Dia tidak mau berbicara denganku lagi?tapi apa salahku lagi~batin Manda.
"Antonio!" lirih Manda.

Antonio pun berjalan menuju mobilnya dan kembali menghiraukan Amanda yang diam terpaku di tempatnya, sifat Antonio kembali seperti awal dimana Antonio menunjukkan ketidaksukaannya pada Amanda, tidak banyak bicara dan acuh terhadap Manda.

Bibi sebagai sepuh dirumah itupun bisa merasakan bahwa hubungan kedua tuannya sedang tidak baik, dengan bijaksana sang bibi pun mendekati Manda dan memberinya kekuatan, "Yang sabar Non, mungkin Den Antonio lagi capek, lagi banyak kerjaan di kantor, Non jangan pikir macam macam ya," ucap sang bibi. "Lebih baik Non sarapan aja dulu, yuk!" ajak sang bibi.

"Iyah bi... makasih ya bi," balas Manda. Manda berusaha menutupi kesedihannya hatinya, dia berusaha menguatkan dirinya sendiri.
Apa yang terjadi lagi Antonio? aku pikir hubungan kita sudah berjalan baik~pikir Manda.


Wiradijaya House

"Sayang, kenapa kamu melamun?" Dave merasa heran dengan sang istri, Celine.

"Entahlah Dave,. tapi tiba tiba aku kepikiran sama Antonio dan Amanda," jawab Celine. Tergambar jelas di wajah wanita cantik itu raut kekhawatiran yang sangat nyata.

"Jangan berpikir yang macam macam, bukankah kita sudah bertemu mereka dan hubungan mereka sudah semakin membaik kan?" tanya Dave meyakinkan sang istri.

"Entahlah Dave, perasaanku tiba tiba gak enak, aku hanya kepikiran saja tadi tentang mereka berdua," ucap Celine.

"Apa kamu mau bertemu Manda?" tanya Dave. "Aku rasa kamu hanya kangen dengan menantumu itu," godanya lagi.

Mendengar itu raut wajah Celine pun berubah menjadi ceria, "Bisakah seharian ini aku bersama menantuku," ucapnya penuh harap.

Benar dugaanku, kamu hanya rindu dengan menantumu itu sayang,
Astaga, sekalipun kamu sudah memberiku dua anak bahkan usia kita sudah tidak muda lagi entah kenapa rasa cintaku justru semakin besar padamu Celine~batin Dave.
Dengan penuh kasih Dave memeluk sang istri, "Tentu saja boleh.. siap siaplah, aku antar kamu menemui menantumu tersayangmu itu oke? sekarang jangan cemberut lagi ya, wajah cantikmu gak keliatan" serunya.

"Terima kasih sayang," balas Celine sambil memberikan kecupan lembut di dahi sang suami.
Yang membuat Dave tersenyum dan membalas kecupan mesra sang istri.

Manda yang seharusnya mengajar di panti asuhan itu memilih tetap tinggal dirumah, kondisi hatinya benar benar kacau hari itu. Sosoknya yang introvet membuat Manda memilih untuk menyimpan masalahnya sendiri dan menangis sendiri di kamar.


"Masuklah dan salam buat menantuku juga ya, aku akan langsung bertemu Rendy dan Papa di tempat proyek," ucap Dave saat mobil yang membawa mereka sudah sampai di depan rumah Antonio.

"Baiklah sayang, aku turun ya."
Tanpa membuang waktu lama Celine langsung keluar dari mobilnya dan masuk ke dalam rumah anak dan menantunya itu.

"Nyonya? astaga Nyonya baru datang?" seru sang bibi begitu melihat sosok Celine di depan pintu. "Masuk Nyonya."

"Bibi nih.. panggil aja Celine bi, kayak sama orang lain aja deh," ujar Celine ramah. "Oiyah, Manda ada bi?"

"Non Manda ada di kamarnya, mau saya panggilkan?,"

"Saya langsung ke kamar Manda aja yah bi, biar sekalian kasih surprise alias kejutan bi," seru Celine tersenyum.
Celine tau bahwa firasatnya tidak mungkin salah, jadi dia memilih untuk melihat langsung kondisi sang menantu di dalam kamarnya.

Tok! Tok! Tok!

"Bibi?"
"Ada apa bi?" jawab Manda dari dalam.
Bibi ada apa yah? kan aku bilang tadi gak mau diganggu dulu~pikir Manda.
Namun tidak ada jawaban dari depan pintu. Membuat Manda terpaksa bangun dari ranjangnya untuk membuka sendiri pintunya.

Krekk

"Mama?" pekik Manda terkejut

"Halo sayang."


Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

45