Bab 3 Yang kamu lakukan jahat

by Missecha 20:02,Jun 29,2021
Minggu demi Minggu terlewati dalam pernikahan mereka, baik Antonio maupun Amanda sama sama memainkan peran mereka ketika berada di depan keluarga Wiradijaya. Mereka sepakat harus bersikap baik dan bersahabat saat di depan keluarga Antonio, meskipun tak jarang pertengkaran juga kerap terjadi mewarnai pernikahan mereka.





Kepergiaan Antonio ke London adalah contoh saat Antonio berusaha menghindari Manda.

Mengambil dalih perjalanan bisnis bersama Ramon sepupunya, Antonio bahkan tidak meninggalkan pesan apapun kepada Manda.



Sementara Manda sibuk mengasihani dirinya sendiri yang seakan tak pernah dihargai oleh sang suami.



Nadine yang mengetahui bahwa Antonio sedang berada diluar negri pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk meracuni pikiran Manda dan memprovokasi Amanda dengan membuatnya cemburu.

Namun rencana Nadine justru berubah 100° saat melihat Roger, pria yang dulu tulus mencintainya sedang bersama dengan Manda. Dengan liciknya Nadine pun mengabadikan pertemuan Manda dengan Roger dan mengirimnya ke Antonio.



Tak ayal, melihat sang sahabat Roger sedang berduaan dengan sang istri Manda, Antonio pun naik pitam dan emosi, emosi Antonio justru hanya ditujukan kepada Manda.

Dengan mengambil penerbangan terakhir, Antonio pun bergegas menuju Indonesia.



Antonio sampai di rumahnya tepat jam 6 pagi, dan saat yang bersamaan Manda pun sedang membuat sarapan di dapur untuk dirinya sendiri.



Hati yang diliputi emosi membuat Antonio bahkan memaki sang istri dalam hatinya.

Kamu sepertinya senang kalau aku tidak dirumah, ternyata wajah malaikat yang sering dibanggakan Mama itu hanyalah topengmu saja. Aku gak akan membiarkan gadis sepertimu juga menjerat Roger, sahabatku~batin Antonio.



"Arghhh!" pekik Manda terkejut saat berbalik badan menemukan sang suami sudah berdiri di tempatnya.

Namun pertengkaran terakhir mereka akhirnya membuat Manda sadar bahwa antara dirinya dengan Antonio tidak ada hubungan apa apa, Manda pun berusaha bersikap cuek dan tidak ingin meladeni Antonio.



Melihat sikap Manda yang cuek, Antonio berusaha memancing Manda, "Buatkan aku sarapan."



Namun perkataan Antonio justru hanya membuat Manda kesal, Manda tidak ingin meladeni Antonio karena dia sadar bahwa mereka akan berujung pada pertengkaran lagi. Pilihan Manda jatuh kepada menghindar, mencoba tidak berada di satu tempat yang sama dengan Antonio.



"Aku sudah selesai, kamu bisa membua sarapanmu sendiri," ucapnya sambil berjalan melewati Antonio. Setelah mematikan kompor dan memindahkan makanan ke dalam piringnya.



Manda tidak menyadari bahaya yang mengancam dirinya saat itu.



Antonio menarik paksa tangan Manda lalu mengambil piring Manda dan melemparnya hingga pecah di lantai.



"Antonio!" Tegur Manda.



"Kenapa kamu tidak mau melayani suamimu sendiri?" sindir Antonio ketus.



Manda tidak pun tidak terima "Ingat Antonio! kamu yang sudah membuat jarak di antara kita dan pernikahan ini kita lakukan untuk Mama bukan? pada akhirnya kita berdua akan bercerai......."



Emosi Antonio yang seakan terus naik kembali terpancing

"Bercerai? apa kamu begitu menginginkannya Amanda?" tanya Antonio.

Wajahnya menyiratkan emosi dan amarah yang sudah tidak tertahankan lagi.

Bahkan Manda pun dibuat takut olehnya.



Astaga! ada apa dengannya.. kenapa wajahnya seperti ini~batin Manda ketakutan.

"Aa--aku, aku mau ke kamarku....."

Manda memilih untuk menghindar secepat mungkin,namun gerakannya kalah cepat dari Antonio, Antonio kembali menarik paksa tangan Manda dan menciumnya dengan kasar.

Salah satu tangannya menahan belakang kepala Manda dan tangan yang memegang pinggang Manda erat.



"Eemmpphh...emphh" Manda terus meronta ronta berusaha melepaskan dirinya namun Antonio semakin kasar memainkan bibir dan lidahny bersamaan, mata Manda bahkan sampai terbuka lebar dibuatnya. "Emmpphhh...."


Namun Manda bukanlah gadis bodoh yang lemah, dengan cerdiknyaanda menggunakan kakinya, Manda menendang tulang kering kaki Antonio dan ternyata berhasil membuat Antonio melepaskannya.



"Aakkhh!" pekik Antonio.



."Huuhaahha," Manda berusaha mengambil udara yang banyak.

"Kamu gak seharusnya melakukan ini Antonio," seru Manda dengan nafas terengah engah. "Aku akan mengurus perceraian kita sekarang juga," ucap Manda sambil menahan tangisnnya, Manda kembali berusaha lari namun amarah Antonio kembali memuncak ketika Manda kembali menyebut kata cerai.


Antonio menangkap Manda dari belakang dan memeluk Manda dengan erat, "Kamu ingin bercerai Manda? baiklah..aku akan turuti kemauanmu tapi nanti setelah aku membuatmu hamil terlebih dahulu baru kita bercerai," bisik Antonio penuh ancaman sinis di telinga Manda.



Kedua mata Manda terbuka lebar mendengar ancaman Antonio.

"Apa? tidak.. Antonio, jangan... aku mohon jangan lakukan ini, kamu gak boleh melakukan ini," balas Manda.



"Aku bebas melakukan apa saja, karena kamu istriku."

Antonio yang sudah kesetanan itupun bahkan tidak mendengar permohonan dan jerit tangis Manda.

Antonio membawa Manda ke kamarnya dan menguncinya.



Manda berusaha terus memohon pada sang suami "Antonio, jangan lakukan ini... kamu sendiri yang bilang pernikahan kita tidak seharusnya terjadi, aku mohon ini tidaklah benar Antonio," Manda kembali memohon pada Antonio di atas ranjang.



Sesaat Antonio tersadar namun saat dering ponselnya berbunyi dan menampilkan nama Roger tertera disana, seketika itu juga ingatan Antonio kembali. Dengan cepat Antonio berjalan mendekati ranjang dan menindih tubuh Manda.

"Aku sudah bilang aku tidak akan menceraikanmu, jadi berhenti berucap tentang kata cerai."

Teriak Antonio.



"Tapi diantara kita tidak ada hubungan apa apa Antonio, hiks.." balas Manda, meski dalam posisi tertekan Manda coba menyadarkan Antonio bahwa semua ini adalah permintaan Antonio pada awalnya, tidak seharusnya Antonio melanggarnya.

"Kita harus bercerai......"



"Akkkhhhh! Antonio jangan lakukan itu," teriak Manda saat Antonio kembali mencium seluruh wajahnya dengan kasar bahkan tangan Antonio sudah tidak terkendali kemana mana menjamah seluruh tubuh Manda. "Akkh Antonio, tidak tidak aku mohon, jangan lakukan ini, sadarlah Antonio... jangan hiks," kembali teriak Manda saat Antonio membuka paksa piyama tidurnya bahkan dengan kesetanan Antonio sudah membuka bajunya juga. "Antonio jangan.. kamu akan menyesal nanti, hiks..." jerit tangis Manda seolah tidak dapat di dengar oleh Antonio.



"Akkhhh! Antonio... aku mohon jangan, jangan lakukan ini," lirih Manda dengan sisa sisa kekuatan yang ada saat Antonio terus menjamah, menggigit bahkan menyesap seluruh tubuhnya dengan beringasnya.



Manda terus menangis menahan rasa sakit yang diberikan Antonio pada tubuh fisiknya.



"Akkhh!" erang keduanya bersamaan sang kedua tubuh mereka menyatu, dan kini mereka pun sudah resmi menjadi suami istri yang sah.





"Kamu mengambil apa yang bukan seharusnya kamu ambil Antonio!" seru Manda.


Rasa sakit pada tubuhnya tidak terbayarkan dengan rasa sakit hati Amanda, kedua tangannya masih terkepal kuat menahan rasa sakitnya bersamaan.

Kehadirannya ditolak oleh Antonio, bahkan di acuhkan dan sering tidak di anggap oleh suaminya sendiri namun Antonio justru mengambil mahkotanya secara paksa.



"Kamu jahat Antonio hiks... hiks.. kamu sendiri yang menolak kehadiranku, kamu yang menciptakan jarak di antara kita hiks.. tapi, tapi kamu...."



Antonio pun tersadar dan hanya bisa menciumi seluruh wajah Manda seraya mengucapkan maaf. "Maafkan .. maafkan aku Manda."

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

45