Bab 8 Menghindari Manda

by Missecha 20:12,Jun 29,2021
Manda menghabiskan waktunya di panti asuhan bersama dengan Dean, sosok Kakak yang selalu Manda nantikan kehadirannya setelah Dean di adopsi oleh keluarga angkatnya.

Sementara Antonio yang kini sudah berada di kantor untuk bekerja, namun pikirannya tidak berada bersama tubuhnya saat itu dirinya tidak bisa fokus bekerja karena seketika wajah Manda dan laki laki lain bernama Dean terus mondar mandir dibenaknya, "Arrgghhh!" pekiknya kesal.
"Sial!" Ucapnya lagi.


"Hey! Astaga, kenapa lagi sih bro?" tanya Ramon yang memang berada di satu ruangan dengan Antonio. Ramon cukup kaget mendengarnya.

"Apa? Kenap" balik Antonio bertanya.
"Oh! Tidak, tidak ada apa apa Ramon, sorry sorry, lanjutkan saja kerjamu Bro," seru Antonio berusaha menutupi kegelisahan hatinya.
Ada apa denganku, astaga sadar Antonio, ayo fokus kerja, kenapa memikirkan wanita itu, biarkan saja dia~batinnya.
Tapi membiarkan dia dengan lelaki lain? Itu artinya dia selingkuh dengan lelaki lain! Dasar Antonio bodoh. Bisa bisanya dipermainkan seorang wanita~kembali kata hatinya yang lain.

Antonio pun kembali memilih untuk bekerja, namun ternyata pikiran dan perasaan hatinya siang itu benar benar buruk, setelah berkali kali menepisnya, Antonio akhirnya memilih untuk pamit pulang kepada Ramon dengan alasan kurang enak badan.
Namun Antonio mengarahkan mobilnya tentu saja bukan ke rumahnya melainkan menuju panti asuhan tempat sang istri berada.


"Oke, baiklah adik adik semua, sekarang kita main games ana gimana? pada mau gak nih?" tanya Manda dengan riangnya.

"Mau Kak.." jawab anak anak panti asuhan serempak.

Manda dan Dean pun bersama anak anak panti asuhan lainnya asik bermain di halaman luar panti asuhan yang berhadapan langsung dengan jalan besar.
Tidak tergambar betapa bahagianya Manda bisa menyenangkan anak anak panti asuhan yang kurang beruntung sama seperti dirinya dulu, dibuang orang tua dan keluarga.
Keceriaan terpancar jelas di wajah anak anak penghuni panti asuhan, bu Angelina juga Manda dan Dean.

"Gimana kalau sekarang kita games yang namanya main kucing dan tikus aja, kucing tikus atau kucing anjing sama aja yah," usul Bu Angelina. "Kakak Amanda jadi tikusnya dan Kakak Dean jadi kucing yang harus menangkap Kakak Amanda."

"Setuju,setuju,setuju," jawab mereka bersamaan.

"Oke, siapa takut," balas Manda. "Kak Dean gak akan bisa tangkap aku pasti deh," ejek Manda. Membuat Dean tersenyum lebar melihat gadis kecilnya bisa tersenyum riang lagi.

Aku akan menangkapmu Manda dan tidak akan melepaskanmu lagi Manda, aku tidak akan membiarkan kesalahanku terulang lagi karena sudah melepasmu jauh~batin Dean.
"Ayo kita lihat aja nanti siapa yang bakal menang."

Bu Angel pun memerintahkan anak anak untuk membuat lingkaran besar, sementara Manda harus berlari menghindari Dean.
Di saat yang bersamaan sebuah mobil mewah keluaran Jerman sudah terpakir di depan jalan, seolah sedang mengamati dari jauh seisi panti asuhan.

Pemilik mobil itu tidak lain adalah Antonio, Antonio terus memantau dari kejauhan sang istri yang tampak begitu bahagia siang itu.
Pandangannya tidak lepas dari Manda yang terus berlari menghindari Dean.


"Lari Kak Manda! ayo lari kaka Manda, jangan sampai ketangkep Kak, lari lari lari Kak," sorak sorai anak anak panti menyemangati Manda yang terus berlari menghindari Dean.

"Aku akan menangkapmu dan memakanmu," ancam Dean dengan membuat mimik muka yang menyeramkan.

"Coba aja kalau bisa," ledek Manda. Manda terus berlari sampai tidak melihat ada batu di hadapannya, kaki Manda pun tersandung dan membuatnya hampir terjatuh namun Dean menyergapnya dari belakang dan menarik tubuh Manda, namun karena posisi Manda yang tidak sempurna menahan bobot tubuhnya, keduanya pun terjatuh bersamaan.


Antonio kembali diperlihatkan pemandangan yang membuatnya emosi.
"Dalam satu hari saja kalian sudah 2x berpelukan seperti itu, luar biasa sekali kalian berdua. Amanda, aku akan membalasmu," gumam Antonio.

"Aarggh! Sial!" pekiknya sambil memukul mukul stir mobilnya, membuat luka di tangannya semakin terasa nyeri. "Sepertinya aku sudah terlalu baik padamu, baiklah... kita lihat siapa yang akan bertahan," geram Antonio.
Dengan menginjak pedal gasnya, Antonio melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh.


"Astaga.. kamu gak apa apa de?" tanya Dean.

Meskipun dari kecil terbiasa dengan Dean, namun Manda cukup tau diri status dia sekarang sebagai seorang istri. Manda menepis dengan lembut tangan Dean dan menjauhkan tubuhnya. "Aku, aku gak apa apa Kak," jawab Manda kikuk.

"Astaga.. kalian baik baik saja," tanya Bu Angel.

Dean pun membantu Manda berdiri. "Gak apa apa Bu," balas keduanya kompak.

"Ya, sudah.. kita sudahi saja ya mainnya."
Bu Angel pun membawa anak anak kembali ke dalam bersama dengan Dean dan Manda.


Antonio memilih kembali pulang ke rumah orangtuanya, sampai malam Antonio berada disana, membiarkan Manda yang sudah berada di rumah mereka harus melewati waktu makan malam sendirian.

"Antonio kemana ya? telfon dan pesanku gak dibalas," ucap Manda.

Jam makan malam pun sudah lewat, kalau biasanya Manda akan langsung ke kamarnya namun karena melihat sang suami belum kembali, Manda pun memilih tetap berada dibawah sampai Antonio kembali.


21.30 wib
Amanda mendengar suara mobil memasuki halaman rumahnya.Tentu saja dia mengetahui bahwa itu suara mobil Antonio.
"Akhirnya pulang juga dia," seru Manda. Meskipun sering ribut dengan Antonio, namun tidak bisa dipungkiri bahwa hati kecil Manda sudah tertanam nama Antonio. Lelaki cuek, dingin bahkan ketus dengannya, namun rasa cinta Manda sudah bertumbuh untuk sang suami seorang.

Krekk
(Pintu terbuka)

Antonio sesaat terkejut mendapati sang istri Manda sedang menunggunya saat itu, namun Antonio memilih tidak menghiraukan Manda dia berusaha tidak menyapa dan melihat keberadaan sang istri Manda, dia terus berjalan tanpa menatap sang istri.

"Darimana saja kamu Antonio? dari tadi aku coba telfon dan kirim pesan tapi kamu gak balas sama sekali," ujar Manda melayangkan protesnya. Namun Antonio terus berjalan tanpa menghiraukannya.

Kenapa malah dia? apa dia tidak melihatku~batin Manda.
"Antonio!"
Manda menarik tangan sang suami. Namun begitu kaget dirinya karena Antonio dengan kasar menepis tangannya bahkan menatapnya layaknya orang asing.
Dia terus berjalan menghindari Manda tanpa kata menuju ke atas.

"Ada apa lagi ini? Kenapa lagi dengan sikapmu, apa aku membuat kesalahan lagi Antonio?" tutur Manda pelan.
Sikap Antonio layaknya permainan roller coaster yang naik dan turun, baik dan jahat, seringkali memberi Amanda sebuah harapan namun tidak jarang mematahkan harapan Manda juga untuk menyimpan hatinya untuk sang suami.

"Sampai kapan hubungan kita akan terus seperti ini? sampai kapan Antonio? apa memang tidak ada harapan untuk kita bisa bersatu dan hidup normal layaknya suami istri lainnya" gumam Manda.

Manda terduduk do

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

45