Bab 6 Cemburu part 1

by Missecha 20:09,Jun 29,2021
"Sial.. kenapa juga aku harus mengorbankan tanganku ini," gumam Antonio sambil terus memperhatikan tangannya yang terbebat tepat di punggung tangan dan buku buku jarinya akibat memukul tembok.


Flashback~

"Jangan bermain main denganku Manda.. kamu istriku," geram Antonio.
Entah karena rasa apa yang merasuki hatinya Antonio sampai marah terhadap Manda, namun rasa gengsinya menyangkal bahwa dia mulai membuka hati untuk istrinya tersebut.
Janji yang dia ucapkan sendiri pada Manda membuatnya bahkan takut dengan perasaan hatinya sendiri.

"Antonio, tolong jawab aku.. apa kamu mencintaiku Antonio, mencintai wanita yang kau sebut istrimu ini hah?" tanya Manda.

Pertanyaan Manda kembali membuat Antonio kembali diam seribu bahasa. Perasaan yang timbul dalam hatinya belum bisa dia konfirmasikan sendiri, karena rasa gengsinya begitu besar untuk mengakui.


"Antonio, aku oeringatkan padamu, jangan menatapku terlalu lama atau kamu akan jatuh cinta padaku," balas Manda ketus sambil mendorong tubuh kekar Antonio yang masih berada di atas tubuh mungilnya itu.
Sudah cukup rasa sakiy yang kamu berikan, aku juga bisa melawan Antonio, jangan kamu pikir aku akan diam saja~batin Manda. Kecewa dan luka yang menganga dalam hatinya justru membuatnya semakin kuat meskipun terkadang dia lelah menghadapi sikap Antonio yang sebentar marah, sebentar perhatian dan memberinya harapan.


"Akhh!" pekik Antonio mengerang kesakitan karena luka di tangannya kembali mengeluarkan darah. "Apa kamu suka sekali membuatku terluka?" cebik Antonio kesal.

Oh ya ampun.. drama apa lagi ini? jelas jelas salah dia kenapa jadi nyalahin aku~batin Manda.

"Kenapa kamu diam? cepat obati lagi tanganku ini."
Dengan sikap suka memerintahnya, kembali Antonio berhasil membuat Manda menuruti kemauanya.

Manda bukannya tidak mau melawan Antonio, dia hanya lelah terus beradu mulut dengan Antonio. Dengan telaten Manda kembali membersihkan luka di tangan Antonio dan kali ini dia membebatnya dengan perban.
Keheningan yang tercipta pun kembali membuat suasana kikuk romantis terjadi di antara mereka, berkali kali Antonio mencari celah menatap wajah Manda namun Manda berusaha tetap fokus pada tugasnya yaitu mengobati tangan sang suami.

"Jangan menatapku seperti itu atau kau......"

"Atau aku apa?" sela Antonio sambil mencondongkan wajahnya mendekati Manda.
Perasaan yang sebenarnya bisa meledak kapan saja dalam hati Antonio.

Namun Manda hanya balas menatapnya dengan sinis, "Jangan bermain main denganku Antonio," seru Manda membalikan kata kata Antonio. "Sudah selesai."
Manda pun langsung bergegas merpihkan perlengkapan p3k dan langsung pergi meninggalkan Antonio di kamarnya tanpa kata dan semakin membuat Antonio kesal dibuatnya.

"Sial! aku akan buat kamu menyesal Manda, aku akan membuatmu mengandung anak anakku yang banyak supaya tidak ada lagi pria lain yang mau denganmu," gumam Antonio berujar kesal. Namun tanpa dia sadari dia sudah mengungkapkan keinginannya itu. Mengungkapkan isi hatinya yang terpendam.

Dan malam itu Manda sama sekali tidak turun untuk makan malam dan membiarkan Antonio harus makan malam sendiri namun karena kesusahan makan, Antonio pun memilih tidak melanjutkan makannya. "Sial, sial sial... hari ini dia sudah buat ku kesal dan sekarang dia buatku kelaparan, lihat saja besok Manda."
Dengan geramnya Antonio pun meninggalkan meja makan dan langsung kembali ke kamarnya.
Sementara Manda sedang asik menikmati cemilan di kamarnya sambil menonton drama korea favoritnya.


**

Seperti biasa Manda sudah berada di dapur untuk memasak menu sarapan sekalipun ada dibantu bibi yang bekerja namun untuk makanan, Manda terbiasa menyediakan sendiri.

Saat sudah selesai dan menaruh beberapa menu makan di meja, Antonio datang namun masih menggunakan piyama tidurnya.
Tidak seperti biasanya, Antonio biasanya jam seperti ini sudah rapih dengan pakaian kerjanya.

Aneh, kenapa dia belum rapih, biasanya udah rapih.. apa dia gak ke kantor hari ini? oh, ya ampun, itu artinya dia akan dirumah seharian kah? ya Tuhan, cobaan apa lagi ini, bisa gawat kalau seharian bersama dengannya dirumah~pikir Manda.

"Cepat siapkan sarapanku," skak Antonio membuyarkan pikiran Manda.

"Apa? Makanan yah? oh.. iyah baiklah aku akan menyiapkannya, tunggulah sebentar," jawab Manda sambil menaruh makanan di piring Antonio. "Ini, makanlah aku sudah makan tadi," jawab Manda.
Manda berniat untuk meninggalkan Antonio memikmati makanannya itu, namun langkahnya di hentikan sang suami.

"Mau kemana kamu?"

"Aku mau ke taman belakang, aku mau siram bunga dulu ya, jawab Manda.

"Duduk!" perintah Antonio tegas melarangnya pergi kemana mana.

"Aku kan sudah makan tadi,......... lagian aku mau siram bunga di taman," jawab Manda lemas.
Dia tau dia tidak mungkin melawan perkataan Antonio. Layaknya sebuah Titah yang harus dipatuhi suka atau tidak.

"Kamu pikir aku bisa makan dengan kondisi tanganku yang seperti ini?" potong Antonio kembali menyela dan menunjukan tangan kanannya yang dibebat perban.

"Ya kamu kak bisa pelan pelan saja makannya ......"

"Gak bisa!" Jawab Antonio cepat.
"Duduk dan suapi aku cepat, gak usah banyak omong," kembali potong Antonio memberikn titahnya.

"Apa?? suapi kamu?" ulang Manda. "Tapi Antonio, kamu kan sudah besar, lagian aku harus menyiram tanaman itu sekarang, kalau enggak bisa mati nanti," jawab Manda mencari alasan.
Saat ini dia tidak ingin berada satu ruangan dengan Antonio.

"Aku gak peduli mau tanaman itu mati atau hidup, mending tanaman itu yang mati daripada aku yang mati kelaparan," balas Antonio acuh. "Cepat, aku tidak ada waktu untuk mengulangnya lagi.." ujar Antonio menegaskan kembali.

Apa lagi ini, masih pagi dia sudah membuat kepalaku sakit, astaga Manda, kuatkan hatimu, seharian kamu pasy~batin Manda.

"Kamu gak mau? ya sudah kamu pergi saja.. aku akan minta tolong Mama untuk kesini," sergah Antonio.

"Mama? Eehhh tunggu.." Manda pun menuruti permintaaan Antonio. "Kasian Mama kalau harus bolak balik nanti," jawab Manda.

Manda tidak melihat senyum seringai di kedua sudut bibir Antonio.

Manda pun menyuapi Antonio, bahkan Antonio makan dengan sangat lahap dan sampai 2 piring.
"Makanmu sedikit sekali," cibir Manda.

"Sudah.. cukup!" Ucap Antonio. Dia pun baru menyadari dia makan sangat banyak.
Ada apa dengan tangan gadis itu? memalukan sekali, kenapa aku malah menikmatinya~runtuk Antonio.

"Sekarang apa lagi? apa aku harus membantumu berganti baju?" seru Manda polos.

Jelas saja itu pun termasuk dalam tugas Manda yang sudah Antonio siapkan namun karena rasa malu dan gengsinya, Antonio pun dengan cepat menolaknya.
"Jangan mimpi... aku bisa sendiri," jawab Antonio ketus.

"Ya sudah kalau begitu..."
Manda dengan cueknya langsung meninggalkan Antonio dan berjalan menuju taman belakang.

"Cih! lihatlah... apa dia pantas disebut istri yang baik? benar benar tidak tau diri, suami lagi sakit bukan dibantu," cerocos kesal Antonio.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

45