Bab 3 Part 3

by Neng Gemoy 17:43,Nov 05,2024
Untung saja kamar kami ada di lantai atas dan memang kamar mandi ini berada di dalam kamar. Jadi aku tidak terlalu risau jika ada yang mendengar jeritan dan desahanku.

Ah....e...nak....Pa....aku menceracau tak karuan penis itu benar-benar enak menggosok setiap inchi rongga vaginaku.
Aku merasa tidak tahan lagi.

Pa...ma....ma...u..da...ma...u...sa...sam pe....ujarku tertahan tahan.

Ben...tar Ma...Pa...Pa ju.*** u...da...

Belum sempat suamiku menyelasaikan kalimatnya, aku sudah mencapai puncak kenikmatan ku.

Ah...................aku mendesah panjang tubuhku mengejang di pelukan suamiku.

Tak berapa lama vaginaku mendapat serangan lagi. Suamiku tiba-tiba menghujamkan penisnya kuat-kuat ke dalam vaginaku.

Crot....crot...crot....sperma suamiku menyembur ke dalam lobang surgaku.

Kami berdua terengah-engah. Nafas kami tidak beraturan sementara aku sendiri sudah sangat letih. Cukup lama kami bersetubuh di kamar mandi. Suamiku masih memelukku sementara penisnya masih tertancap di vaginaku. Pertama kalinya kami bersetubuh di kamar mandi di bawah air shower. Sungguh luar biasa. Ku selesaikan acara mandi bersama suamiku.

Makasih Pa...ku kecup bibir suamiku.

----

Pukul tujuh Malam, setelah ritual seks di kamar Mandi dengan Istriku Revita. Seperti biasanya kami makan malam bersama, kecuali jika aku sedang dinas ke luar kota atau sedang ke perkebunan kelapa sawit di kalimantan.

Ayo kita makan!Ajakku.

Tapi sebelum itu berdoa dulu yah.sambungku lagi.

Sejenak suasana hening kami berempat, aku, istriku, marni dan Mbok Imah khusyuk berdoa.
Tidak lama terdengar suara kunyahan dan gigi-gigi beradu.

Mbok,ujarku membuka percakapan.

Iya, Ndoro.jawab Mbok Imah. Kalau untuk urusan Mbok Imah memanggil Ndoro itu adalah karena masalah kebiasan sejak lama jadi memang sudah jdi adat.

Gini Mbok, Mbok gak usah kaget kalo misal Marni memanggil saya Papa atau manggil Revi mama. Kita sudah sepakat Mbok.terangku.

Iya Mbok lagian kita sudah seperti keluarga sendiri,tambah Istriku.

Iyakan Mar?tanya Istriku.

Iya Mah.jawab Marni.

Oh iya Mar nanti kamu ke kamar saya bentar yah. Mama mau kasih kamu baju buat tidur lagian masa kamu tidur pake baju kayak gitu.Istriku lagi.

Iya, Ma.jawab Marni.

Aku ikut senang mendengarnya. Setelah acara makan malam selesai seperti biasa Mbok Imah kembali ke kamarnya dan seperti biasa Mbok Imah selalu sembahyang sebelum dia tidur dan berdoa sangat lama. Aku pernah sekali melihat Mbok Imah, ketika terjaga di dini hari sedang berdoa dan sembahyang dengan khusyuk sewaktu aku hendak mengambil air di dapur.

Aku sendiri biasanya akan duduk di depan TV di ruang tengah di lantai 1. Namun, hari ini aku ingin masuk ke ruang kerjaku yang baru di lantai 2. Ruang kerjaku sangat lengkap, mulai dari edukasi hingga entertainment ada semua. Sehingga aku sangat nyaman disini. Apalagi aku juga menyediakan ranjang yang cukup untuk satu orang. Alhasil ruang kerjaku memiliki banyak kegunaan. Satu hal yang tidak ku beritahu isteriku adalah di kamar ini aku dapat melihat segala aktivitas di rumah ini bahkan hingga ke luar rumah. Yah, berbarengan dengan renovasi kamar yang kemudian ku ubah menjadi ruang kerja aku memasang beberapa kamera CCTV yang tidak disadari oleh orang. Selain untuk keamanan aku punya tujuan lain.

Klik.ku tekan mouse komputerku.

Layar monitorku langsung menampilkan pemandangan di depan rumah. Cukup lengang pikirku. Aku pindah lagi ke belakang rumah. Aman. Oh iya monitor komputerku tidak hanya satu tapi ada tiga sehingga sangat mantap. Aku sendiri tidak khawatir jika nantinya istriku tahu jika rumah ini sudah ku pasang CCTV. Toh dia hanya bisa melihat CCTV di luar rumah dan di ruang tamu melalui komputer tersebut bila tidak memasukkan password tertentu dan cuma aku yang tahu.

Setelah memastikan keadaan sekitar aman, aku segera mengalihkan perhatianku kepada pekerjaanku. Lima belas kemudian aku sudah bosan dengan pekerjaanku. Ku lirik jam di monitor menunjukkan 19.45. Tiba-tiba terbersit sesuatu dalam pikiranku.

Aha...aku mau lihat Marni dulu.pikirku.

Segera ku buka monitor komputerku.

Jebret.gambar kamar tidur Marni terlihat jelas di layar.

Lho kok gak ada?pikirku kecewa.

Sejenak aku berpikir, bukankan dia sama Revita, coba cek dulu. Ku lihat lagi layar monitor. Terlihat kamar tidur kami.

Sungguh suatu kejutan. Aku lihat Marni sedang bertelanjang hanya memaki CD dan BH saja. Oh rupanya dia sedang mencoba-coba baju yang diberikan oleh istriku. Ku kira istriku hanya memberikan baju tidur saja ternyata baju lainnya pun diberikan dan Marni langsung mencobanya. Ku lihat di monitorku mereka berdua tertawa nampak bahagia. Bahkan kali ini ku lihat istriku ikutan membuka baju. Sungguh pemandangan yang luar biasa. Nampak, Marni sangat mungil di banding istriku. Kalau ditaksir mungkin Marni hanya setinggi pundak istriku.

Ah...benar-benar sempurna kedua bidadari ini. Ku lihat di monitor dengan jelas keduanya berpelukan ku lihat Marni menangis di pelukan istriku entah kenapa Marni menangis aku tidak mendengar apa pun karena memang aku tidka memasang perangkat audio untuk mendengar percakapan. Yang terlihat hanyalah istriku mengelus kepala Marni dan mendekap erat ke dadanya.

Deg...jantungku sempat terhenti ketika ku lihat di monitor istriku dan Marni kemudian berciuman seperti sepasang kekasih. Apakah istriku biseks, tanyaku sendiri.

Aku hanya bisa menahan gejolak hati. Kedua wanita itu masih asyik berciuman. Dua orang wanita yang keduanya hanya berpakaian dalam saja. Aku harus bagaimana. Apakah harus ku labrak atau ku biarkan saja. Aku mengalami pertarungan batin.
Cumbuan keduanya semakin panas. Ku lihat keduanya bergerak ke ranjang dan akhirnya keduanya rebahan sambil tetap berciuman mesra. Ku lihat di layar istriku mulai menggerayangi Marni, dia meremas-remas bokong Marni. Marni sepertinya memang masih polos nampak sekali dia pasif. Justru istriku yang mengarahkan tangan marni menuju selangkangan istriku.

Pemadangan ini benar-benar membuatku tidak tahan. Tanpa dikomando penisku sangat keras dan tegang bahkan tanpa permisi nongol keluar celana kolorku. Permainan Revita Istriku semakin memanas entah kapan keduanya melepas pakaian terakhir mereka yang pasti sekarang keduanya bugil dan saling menjilati vagina mereka. Sungguh tidak terduga ku lihat posisi enam sembilan dilakukan oleh dua orang wanita. Mereka nampak sangat bernafsu.
Ah...peduli setan aku nikmati saja pemandangan ini. Lagipula istriku tidak selingkuh dengan pria lain. Tidak lamaku lihat keduanya berganti posisi. Layaknya senggama dengan laki-laki keduanya saling menggesekan vagina satu dengan yang lain.

Tidak lama keduanya mengejang dan terkapar lemah di ranjang. Lalu 5 menit kemudian istriku beranjak ke kamar mandi sambil mengajak Marni. Entah apa yang mereka lakukan di kamar mandi. Yang jelas keduanya hilang dari monitor. Kenapa tidak ku pasang juga di kamar mandi pikirku.
15 menit berlalu, nampak dua tubuh bugil, dua sosok tubuh wanita. Satu memiliki wajah dan tubuh bagai bidadari dan satunya lagi masih mungil dan masih terus tumbuh namun sudah menampakkan pesonanya.

Keduanya, duduk di tepi ranjang dan terlihat sedang mengobrol, kemudian ku lihat istriku beranjak mengambil baju di lemari. Dia mengulurkan sebuah baju kepada Marni dan dai sendiri kemudian memakai daster. Rupanya istriku memberikan daster kepada Marni. Terlihat marni memakainya. Wow terlihat sangat cocok Marni dengan daster warna merah muda tanpa lengan dan hanya sebatas paha saja. Keduanya kemudian memakai celana dalam dan kemudian istriku merapikan kamar kami. Sedangkan Marni ke luar sambil membawa banyak baju.

Eh sebentar. Marni gak pake BH dong.aku bicara sendiri.

---
Bersambung...

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

175