Bab 16 Rival
by Rachel Kim
00:52,Mar 01,2024
Tepat setelah Angela keluar ruangan, Ji Hwan masuk sambil membawa setumpuk dokumen, mengabaikan keberadaan Angela. Bahkan menatapnya saja tidak, membuat Angela kian dongkol karena tidak dianggap!
‘Manager dan artisnya sama-sama sombong!’ batin Angela geram.
“Ae Ra-ya, kamu mendapatkan tawaran iklan untuk menjadi brand ambassador dari produk yang mereka luncurkan. Bagaimana? Apa kamu mau menerimanya?” tanya Ji Hwan sambil sibuk meneliti berkas di tangannya. Pintu ruangan yang belum tertutup rapat membuat Angela masih dapat mendengar ucapan Ji Hwan meski samar, hal itu membuat Angela bergegas pergi hendak menemui managernya sendiri.
“Tawaran iklan? Untuk produk apa?”
“Kosmetik. No, skincare lebih tepatnya.”
“Kenapa harus aku?” tanya Aura bingung, tidak biasanya Ji Hwan menyodorkan pekerjaan yang di luar bidang Aura. Biasanya Ji Hwan hanya menawarkan pekerjaan agar Aura tampil di salah satu acara musik dan jika harus syuting pun itu untuk keperluan albumnya!
“Apa perlu kamu tanya lagi? Tentu saja karena kamu adalah bintang! Mereka yakin kalau produk apapun yang menggunakan wajahmu sebagai brand ambassador pasti akan laris manis di pasaran dan diserbu oleh penggemarmu!” balas Ji Hwan sambil terkekeh, merasa heran dengan pertanyaan Aura.
“Tapi kamu tau sendiri kan kalau selama ini aku hanya fokus bernyanyi dan tidak pernah mengambil tawaran iklan?”
“Aku tau, maka dari itu aku ingin menawarkannya padamu. Bukankah penghasilanmu akan jauh lebih besar? Tidak ada ruginya kan?” bujuk Ji Hwan.
“Tapi kamu bisa menawarkannya pada artis lain yang lebih professional, Oppa. Artis yang sudah terbiasa syuting iklan. Kamu tau sendiri kalau aku hanya menyanyi dan melakukan photoshoot untuk keperluan majalah, itupun hanya sesekali! Jika syuting pun untuk keperluan MV!” tolak Aura.
“Banyak belajar hal baru tidak ada ruginya, Ae Ra-ya,” bujuk Ji Hwan gigih.
“Tapi…”
“Begini saja, ambillah tawaran iklan ini, jika kamu merasa tidak suka aku janji tidak akan memaksamu lagi. Bagaimana? Selagi jadwalmu masih begitu lowong, lumayan kan untuk mengisi waktu luang dan menambah pengalaman?” ucap Ji Hwan mencoba bernegosiasi.
Aura mendengus pasrah dan akhirnya mengangguk.
“Baiklah, kali ini aku akan mencobanya, tapi jika aku tidak suka maka jangan memaksaku lagi seperti ini, okay?”
“Okay! Deal!”
Ji Hwan bersiul riang, semangat karena Aura berhasil dibujuk.
Dan setelah berada di ruangannya sendiri, Ji Hwan menelepon seseorang. Entah siapa.
“Bagaimana?”
“Beres! Aura akan menjadi brand ambassador untuk produk yang kamu tawarkan.”
“Wow! Aku tidak menyangka kalau kamu bisa membujuknya semudah itu! Bukankah biasanya Aura selalu menolak tawaran iklan yang masuk?”
“Memang, tapi membujuk Aura bukan hal yang sulit bagiku!”
“Well, thank you. Aku janji akan membayar hutangku karena kamu sudah membantuku.”
“Santai saja, lagipula aku tau apa maksudmu memintaku agar membujuk Aura.”
“Oh ya? Memangnya apa maksudku?” tantang pria di seberang sana, ingin tau apakah Ji Hwan bisa menebak dengan benar atau tidak.
“Karena kamu menyukai Aura dan selalu ingin berdekatan dengannya. Tebakanku benarkan?” kekeh Ji Hwan membuat pria di seberang sana ikut tertawa.
“Well, aku tidak akan menyangkalnya. Itu memang tujuan utamaku.”
“Tenang saja, aku akan selalu mendukungmu.”
“Thank you!”
Setelah itu hanya ada pembicaraan santai sampai akhirnya Ji Hwan menutup sambungan telepon, kembali sibuk dengan pekerjaannya yang tidak pernah habis!
Sementara itu Aura menatap Axel yang selalu berada di dekatnya.
“Malam ini aku ada undangan pesta di salah satu hotel bintang lima. Jam 7 malam, jadi kamu harus datang menemaniku, okay?”
“Baik, Nona.”
***
Jakarta – Indonesia…
“Saya mendapat informasi kalau kemarin tuan muda berada di Jepang bersama dengan nona Aura, Tuan,” lapor Benny.
“Jepang? Hanya berdua?” tanya Charles memastikan.
“Betul, Tuan. Mereka hanya pergi berdua ke Jepang.”
“Apa mereka memiliki hubungan khusus selain hubungan antara bodyguard dengan artisnya?” tanya Charles yang dijawab dengan gelengan Benny.
“Sejauh ini tidak ada tanda-tanda mereka memiliki hubungan khusus, Tuan.”
“Sejauh ini? Berarti untuk ke depannya masih ada kemungkinan bagi mereka untuk menjalin hubungan kan?” gumam Charles dengan pandangan menerawang.
Gumaman Charles masih dapat didengar jelas oleh Benny, namun pria itu hanya diam, tidak menjawab. Membiarkan tuan besarnya sibuk dengan pikirannya sendiri hingga akhirnya suara Charles kembali memecah keheningan.
“Cari tau segala hal mengenai wanita yang bernama Aura! Aku ingin tau bagaimana dengan latar belakang keluarga dan juga pendidikannya!” putus Charles.
“Baik, Tuan!”
***
Malam hari di Seoul…
Aura menatap sekeliling, seolah sedang mempelajari situasi, begitu banyak tamu undangan yang hadir. Rata-rata semua berasal dari kalangan selebriti. Model, penyanyi, aktor, aktris, bintang iklan, sutradara, produser dan lain sebagainya. Meski tidak jarang kaum non selebriti juga bertebaran di ballroom hotel ini.
Tentu saja kaum non selebriti dari kelas atas, jika tidak mereka tidak mungkin bisa datang ke tempat yang hanya mengundang orang-orang tertentu. Jujur saja Aura tidak pernah merasa nyaman dengan acara pesta seperti ini.
Pesta yang tidak hentinya mengedarkan minuman keras. Terlebih setelah kejadian yang mengakibatkan Aura harus kehilangan kegadisannya. Tentu Aura lebih memilih untuk menghindar jika bisa, tapi sayang kali ini Aura tidak bisa melakukannya karena sejak lama Aura sudah menyetujui akan hadir di pesta ini dan Aura tidak ingin mengingkari janjinya.
Dirinya tetap harus muncul meski hanya sebentar, setidaknya menampakkan diri agar tidak dicap sebagai orang yang ingkar janji. Apalagi orang yang mengadakan pesta memiliki pesona yang sulit ditolak, bahkan untuk wanita secuek Aura!
“Apa anda ingin minum, Nona?”
“Tidak! Aku tidak ingin minum alkohol,” tolak Aura cepat.
“Kalau begitu bagaimana dengan juice?”
“Kalau juice boleh.”
“Sebentar saya ambilkan.”
Axel kembali dengan dua gelas juice di tangannya. Untuk dirinya dan Aura.
Aura menerima minuman yang disodorkan oleh Axel. Kalau boleh jujur, Aura harus mengakui Axel memang terlihat tampan dan mengagumkan, terlebih jika mengenakan setelan jas formal seperti malam ini! Siapapun tidak ada yang menyangka kalau Axel hanya seorang bodyguard yang dipekerjakan untuk menjaga Aura!
Pria itu terlihat seperti tamu undangan yang berasal dari kalangan atas. Tapi Aura tidak peduli, setampan apapun Axel, pria itu tetap menyebalkan baginya!
Aura baru saja menyeruput minumannya saat seseorang menghampirinya, mengajak berbincang, berbasa basi membahas hal umum hingga sang bintang pesta muncul membuat Aura segera pamit. Ingin menghampiri sang empunya pesta secepatnya agar nanti dirinya bisa langsung pulang, tidak perlu menunggu sampai larut malam. Lebih baik tidur di rumah! Ralat, di apartemen Axel!
“Hello, Lionel Kim, long time no see!” sapa Aura hangat pada pria tampan yang berusia awal 30an dan langsung memeluknya erat. Bagaikan kawan lama dan memang benar. Mereka berdua memang kawan lama. Tidak heran Aura tidak tampak canggung meski harus memeluk Lionel di depan umum seperti ini.
“Hello, Dear! Oh my God, you look so wonderful tonight! Really really beautiful!” puji Lionel tulus sambil membalas pelukan Aura, bahkan memutar tubuh Aura hingga membuat wanita itu memekik kaget namun diiringi tawa geli membuat Axel geram!
‘Manager dan artisnya sama-sama sombong!’ batin Angela geram.
“Ae Ra-ya, kamu mendapatkan tawaran iklan untuk menjadi brand ambassador dari produk yang mereka luncurkan. Bagaimana? Apa kamu mau menerimanya?” tanya Ji Hwan sambil sibuk meneliti berkas di tangannya. Pintu ruangan yang belum tertutup rapat membuat Angela masih dapat mendengar ucapan Ji Hwan meski samar, hal itu membuat Angela bergegas pergi hendak menemui managernya sendiri.
“Tawaran iklan? Untuk produk apa?”
“Kosmetik. No, skincare lebih tepatnya.”
“Kenapa harus aku?” tanya Aura bingung, tidak biasanya Ji Hwan menyodorkan pekerjaan yang di luar bidang Aura. Biasanya Ji Hwan hanya menawarkan pekerjaan agar Aura tampil di salah satu acara musik dan jika harus syuting pun itu untuk keperluan albumnya!
“Apa perlu kamu tanya lagi? Tentu saja karena kamu adalah bintang! Mereka yakin kalau produk apapun yang menggunakan wajahmu sebagai brand ambassador pasti akan laris manis di pasaran dan diserbu oleh penggemarmu!” balas Ji Hwan sambil terkekeh, merasa heran dengan pertanyaan Aura.
“Tapi kamu tau sendiri kan kalau selama ini aku hanya fokus bernyanyi dan tidak pernah mengambil tawaran iklan?”
“Aku tau, maka dari itu aku ingin menawarkannya padamu. Bukankah penghasilanmu akan jauh lebih besar? Tidak ada ruginya kan?” bujuk Ji Hwan.
“Tapi kamu bisa menawarkannya pada artis lain yang lebih professional, Oppa. Artis yang sudah terbiasa syuting iklan. Kamu tau sendiri kalau aku hanya menyanyi dan melakukan photoshoot untuk keperluan majalah, itupun hanya sesekali! Jika syuting pun untuk keperluan MV!” tolak Aura.
“Banyak belajar hal baru tidak ada ruginya, Ae Ra-ya,” bujuk Ji Hwan gigih.
“Tapi…”
“Begini saja, ambillah tawaran iklan ini, jika kamu merasa tidak suka aku janji tidak akan memaksamu lagi. Bagaimana? Selagi jadwalmu masih begitu lowong, lumayan kan untuk mengisi waktu luang dan menambah pengalaman?” ucap Ji Hwan mencoba bernegosiasi.
Aura mendengus pasrah dan akhirnya mengangguk.
“Baiklah, kali ini aku akan mencobanya, tapi jika aku tidak suka maka jangan memaksaku lagi seperti ini, okay?”
“Okay! Deal!”
Ji Hwan bersiul riang, semangat karena Aura berhasil dibujuk.
Dan setelah berada di ruangannya sendiri, Ji Hwan menelepon seseorang. Entah siapa.
“Bagaimana?”
“Beres! Aura akan menjadi brand ambassador untuk produk yang kamu tawarkan.”
“Wow! Aku tidak menyangka kalau kamu bisa membujuknya semudah itu! Bukankah biasanya Aura selalu menolak tawaran iklan yang masuk?”
“Memang, tapi membujuk Aura bukan hal yang sulit bagiku!”
“Well, thank you. Aku janji akan membayar hutangku karena kamu sudah membantuku.”
“Santai saja, lagipula aku tau apa maksudmu memintaku agar membujuk Aura.”
“Oh ya? Memangnya apa maksudku?” tantang pria di seberang sana, ingin tau apakah Ji Hwan bisa menebak dengan benar atau tidak.
“Karena kamu menyukai Aura dan selalu ingin berdekatan dengannya. Tebakanku benarkan?” kekeh Ji Hwan membuat pria di seberang sana ikut tertawa.
“Well, aku tidak akan menyangkalnya. Itu memang tujuan utamaku.”
“Tenang saja, aku akan selalu mendukungmu.”
“Thank you!”
Setelah itu hanya ada pembicaraan santai sampai akhirnya Ji Hwan menutup sambungan telepon, kembali sibuk dengan pekerjaannya yang tidak pernah habis!
Sementara itu Aura menatap Axel yang selalu berada di dekatnya.
“Malam ini aku ada undangan pesta di salah satu hotel bintang lima. Jam 7 malam, jadi kamu harus datang menemaniku, okay?”
“Baik, Nona.”
***
Jakarta – Indonesia…
“Saya mendapat informasi kalau kemarin tuan muda berada di Jepang bersama dengan nona Aura, Tuan,” lapor Benny.
“Jepang? Hanya berdua?” tanya Charles memastikan.
“Betul, Tuan. Mereka hanya pergi berdua ke Jepang.”
“Apa mereka memiliki hubungan khusus selain hubungan antara bodyguard dengan artisnya?” tanya Charles yang dijawab dengan gelengan Benny.
“Sejauh ini tidak ada tanda-tanda mereka memiliki hubungan khusus, Tuan.”
“Sejauh ini? Berarti untuk ke depannya masih ada kemungkinan bagi mereka untuk menjalin hubungan kan?” gumam Charles dengan pandangan menerawang.
Gumaman Charles masih dapat didengar jelas oleh Benny, namun pria itu hanya diam, tidak menjawab. Membiarkan tuan besarnya sibuk dengan pikirannya sendiri hingga akhirnya suara Charles kembali memecah keheningan.
“Cari tau segala hal mengenai wanita yang bernama Aura! Aku ingin tau bagaimana dengan latar belakang keluarga dan juga pendidikannya!” putus Charles.
“Baik, Tuan!”
***
Malam hari di Seoul…
Aura menatap sekeliling, seolah sedang mempelajari situasi, begitu banyak tamu undangan yang hadir. Rata-rata semua berasal dari kalangan selebriti. Model, penyanyi, aktor, aktris, bintang iklan, sutradara, produser dan lain sebagainya. Meski tidak jarang kaum non selebriti juga bertebaran di ballroom hotel ini.
Tentu saja kaum non selebriti dari kelas atas, jika tidak mereka tidak mungkin bisa datang ke tempat yang hanya mengundang orang-orang tertentu. Jujur saja Aura tidak pernah merasa nyaman dengan acara pesta seperti ini.
Pesta yang tidak hentinya mengedarkan minuman keras. Terlebih setelah kejadian yang mengakibatkan Aura harus kehilangan kegadisannya. Tentu Aura lebih memilih untuk menghindar jika bisa, tapi sayang kali ini Aura tidak bisa melakukannya karena sejak lama Aura sudah menyetujui akan hadir di pesta ini dan Aura tidak ingin mengingkari janjinya.
Dirinya tetap harus muncul meski hanya sebentar, setidaknya menampakkan diri agar tidak dicap sebagai orang yang ingkar janji. Apalagi orang yang mengadakan pesta memiliki pesona yang sulit ditolak, bahkan untuk wanita secuek Aura!
“Apa anda ingin minum, Nona?”
“Tidak! Aku tidak ingin minum alkohol,” tolak Aura cepat.
“Kalau begitu bagaimana dengan juice?”
“Kalau juice boleh.”
“Sebentar saya ambilkan.”
Axel kembali dengan dua gelas juice di tangannya. Untuk dirinya dan Aura.
Aura menerima minuman yang disodorkan oleh Axel. Kalau boleh jujur, Aura harus mengakui Axel memang terlihat tampan dan mengagumkan, terlebih jika mengenakan setelan jas formal seperti malam ini! Siapapun tidak ada yang menyangka kalau Axel hanya seorang bodyguard yang dipekerjakan untuk menjaga Aura!
Pria itu terlihat seperti tamu undangan yang berasal dari kalangan atas. Tapi Aura tidak peduli, setampan apapun Axel, pria itu tetap menyebalkan baginya!
Aura baru saja menyeruput minumannya saat seseorang menghampirinya, mengajak berbincang, berbasa basi membahas hal umum hingga sang bintang pesta muncul membuat Aura segera pamit. Ingin menghampiri sang empunya pesta secepatnya agar nanti dirinya bisa langsung pulang, tidak perlu menunggu sampai larut malam. Lebih baik tidur di rumah! Ralat, di apartemen Axel!
“Hello, Lionel Kim, long time no see!” sapa Aura hangat pada pria tampan yang berusia awal 30an dan langsung memeluknya erat. Bagaikan kawan lama dan memang benar. Mereka berdua memang kawan lama. Tidak heran Aura tidak tampak canggung meski harus memeluk Lionel di depan umum seperti ini.
“Hello, Dear! Oh my God, you look so wonderful tonight! Really really beautiful!” puji Lionel tulus sambil membalas pelukan Aura, bahkan memutar tubuh Aura hingga membuat wanita itu memekik kaget namun diiringi tawa geli membuat Axel geram!
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved