Bab 14 Tertangkap Basah?

by Rachel Kim 00:51,Mar 01,2024
Tapi niat Aura untuk bermain wahana lain harus batal saat menyadari kalau ada seseorang yang menatap ke arahnya dengan pandangan menyelidik. Feeling Aura langsung tidak enak dan menekan topinya kian dalam untuk menutupi wajahnya.
Meski enggan Aura kembali menuju ke arah Axel yang berdiri tidak jauh di belakangnya, senyum masih menghiasi wajah pria itu.
“Kita kembali ke hotel sekarang! Sepertinya mereka mulai menyadari keberadaanku!” bisik Aura, mencoba tidak panik.
“Oke!”
Axel mengawasi sekitar, menghalangi siapapun yang mungkin akan mengambil foto Aura dengan tubuh kekarnya. Tidak ingin lengah. Aura baru bisa bernafas lega saat dirinya sudah berada di dalam mobil sewaan selama mereka berada di Jepang.
“Fiuh! Hampir saja. Apa menurutmu mereka tau itu aku?” tanya Aura cemas.
“Saya tidak yakin, Nona. Tapi saya yakin kalau mereka mulai menduga-duga sekarang. Setelah ini lebih baik jangan pergi ke tempat keramaian lagi.”
“Baiklah,” pasrah Aura. Aura menikmati waktu liburannya di Jepang, memang dirinya tidak menjelajah ke banyak tempat. Terlebih setelah hampir ketauan di Disneyland! Dan jika harus pergi pun Aura lebih sering ke tempat tenang, namun meski begitu Axel tidak berhenti mengikutinya! Menyebalkan! Tidak bisa membiarkan Aura tenang seorang diri!
“Jika kamu seperti ini terus maka cepat atau lambat pasti akan beredar gossip!” protes Aura karena Axel selalu berada di dekatnya.
“Apa yang aneh dari seorang bodyguard yang selalu berada di samping artisnya? Bukankah memang seharusnya seperti itu? Max juga dulu begini kan?” protes Axel tidak terima karena Aura seolah ingin selalu menjauhinya.
Apakah Axel adalah wabah penyakit menular yang mengerikan hingga harus dijauhi?
“Tapi tetap saja kamu jauh lebih sering berdekatan denganku daripada yang dilakukan Max dulu!” bantah Aura.
“Itu karena Max sudah memiliki istri! Saya kan masih single!” balas Axel asal.
Ya, dirinya memang sudah mendapatkan informasi mengenai Max dari Kang Ji Hwan.
“Terserah apa katamu! Aku tidak peduli!” dengus Aura dan hendak meninggalkan Axel saat dirinya kembali teringat sesuatu.
“Besok kita akan kembali ke Seoul! Ada pekerjaan yang harus aku lakukan!”
“Pekerjaan? Bukankah anda masih dalam masa liburan?”
“Aku berubah pikiran!” balas Aura cuek dan langsung mengunci diri di kamar.
Sebenarnya Aura memutuskan menyelesaikan liburannya lebih awal karena sadar tidak banyak hal yang bisa dilakukannya jika terus menerus berada di apartemen Axel, jadi lebih baik dirinya tetap bekerja!
Dan lagi Aura juga tidak berani lama-lama berada di Jepang setelah hampir ketahuan kemarin, setiap detik yang berlalu bagaikan bom waktu bagi Aura, namun untungnya tidak ada berita apapun mengenai dirinya sampai saat ini. Semoga saja tidak ada yang menyadari kalau yang ada di Disneyland kemarin memang Aura!
***
“Minggu depan adalah waktu yang sudah ditetapkan untuk jadwal debutmu, jadi persiapkan diri sebaik mungkin. Buktikan kalau dirimu bisa menjadi yang terbaik, seperti Park Ae Ra. Aku tidak ingin agency mengeluarkan uang sia-sia untuk mempersiapkan debutmu. Paham?” ucap Henry Lau, manager Sandara Lee, penyanyi yang akan diorbitkan oleh agency yang sama dengan yang menaungi Aura.
Sandara memutar bola matanya dengan gemas. Lagi, dirinya dibandingkan dengan Aura! Menyebalkan! Sandara tidak ingin dijadikan bayangan Aura. Sandara adalah Sandara! Aura adalah Aura! Mereka berdua memiliki bakat dan kelebihannya masing-masing!
Namun Sandara tidak mengatakan apapun, hanya diam. Tidak ingin mendebat atau dirinya nanti akan terkena masalah. Bisa saja manager dan agencynya membatalkan rencana debutnya! Jika itu sampai terjadi maka pengorbanannya selama ini akan sia-sia dan Sandara tentu tidak akan bertindak sebodoh itu!
“Kenapa kamu tidak menjawabku?” tanya Henry dengan alis terangkat.
“Baiklah, aku paham,” ucap Sandara berusaha menekan rasa kesalnya.
“Bagus! Aku ingin kamu menghasilkan prestasi yang jauh lebih banyak daripada Ae Ra! Bagaimanapun caranya aku tidak peduli, yang pasti aku ingin artisku menjadi nomor satu!” tegas Henry Lau. Ucapannya terdengar biasa namun Sandara merasakan beban yang begitu berat langsung dipindahkan ke pundaknya.
Menjadi nomor satu. Mengalahkan Aura yang kariernya bersinar dan meroket bagai meteor bukanlah hal yang mudah, tapi Sandara tidak ingin berkecil hati. Kesabaran dan kemampuannya nanti pasti akan berbuah manis!
‘Aku akan buktikan kalau aku bisa jauh lebih baik daripada Ae Ra! Aku akan jauh lebih bersinar daripada Ae Ra!’ batin Sandara penuh tekad.
Keesokan harinya…
Aura baru saja tiba mendarat dengan selamat di Incheon airport setelah menempuh penerbangan yang cukup melelahkan. Memang tidak terlalu lama, hanya memakan waktu sekitar 2 jam 35 menit dari Jepang ke Korea, tapi tetap saja Aura merasa pegal, padahal mereka menggunakan first class!
“Setelah ini anda ingin langsung pulang atau ingin mampir ke suatu tempat, Nona?”
“Aku ingin langsung ke kantor agency,” putus Aura setelah berpikir sejenak.
“Kantor? Apa anda tidak lelah, Nona? Semalam bukankah anda tidak bisa tidur? Anda tidak ingin istirahat dulu sebelum ke kantor?” tanya Axel yang memang mengetahui kalau Aura tidak bisa terlelap dari lampu kamar nonanya yang menyala dan baru padam menjelang pagi, padahal tidak lama kemudian mereka harus bersiap ke bandara karena mengambil penerbangan pertama ke Seoul.
Entah apa yang dipikirkan oleh Aura.
“Aku hanya akan mampir sebentar,” keukeuh Aura.
Sebenarnya tidak ada pekerjaan di kantor, tapi Aura juga tidak ingin berada di apartemen Axel terus menerus. Dirinya masih belum merasa nyaman.
“Baiklah.”
Axel terpaksa patuh, tidak ingin membantah keinginan Aura. Dan sekarang di sinilah mereka berada. Di basement kantor agency.
“Bersikaplah seperti biasa, aku tidak mau orang-orang tau kalau kita tinggal bersama selama tiga bulan ini, paham?” peringat Aura sebelum turun dari mobil.
“Tenang saja, Nona. Saya juga tidak ingin dipusingkan dengan skandal!” balas Axel menyebalkan membuat Aura mencibir.
Tidak ingin dipusingkan dengan skandal? Lalu kenapa memintanya tinggal bersama selama tiga bulan ini? Dasar pria aneh! Tidak mau pusing tapi seolah cari masalah sendiri!
Aura masuk ke dalam kantor agencynya dan menemukan Kang Ji Hwan sudah menunggunya, raut wajah pria itu terlihat menyelidik membuat Aura sadar kalau akan ada pertanyaan yang diajukan oleh pria itu. Dan tebakannya memang tidak meleset!
“Kenapa kamu mempercepat waktu liburanmu? Bukankah aku sudah memberimu waktu sebulan untuk liburan?” tanya Ji Hwan dengan kening berkerut, heran dengan perubahan rencana Aura. Bukankah awalnya Aura yang ingin mengambil cuti panjang untuk berlibur? Tapi sekarang malah kembali ke kantor secepat ini! Aneh!
“Memang, tapi aku bosan di rumah!”
“Bosan di rumah? Benarkah? Tidak ada alasan lain?”
“Tentu saja tidak ada. Aku sudah terbiasa diberi jadwal yang super padat olehmu jadi rasanya aneh jika tidak melakukan apapun di rumah!” balas Aura cuek, enggan menatap mata Ji Hwan yang menatapnya dalam-dalam, bagai seorang penyidik!
Aura berharap Ji Hwan tidak bertanya apapun lagi, tapi ternyata harapannya sia-sia karena pertanyaan pria itu selanjutnya malah membuat Aura mati kutu!
“Dan pertanyaanku selanjutnya adalah rumah mana yang kamu maksud? Karena aku datang ke rumahmu dua hari yang lalu dan pelayan mengatakan kalau sudah beberapa hari kamu tidak pulang ke rumah!” balas Ji Hwan dengan nada menuntut membuat Aura terdiam, bingung harus menjawab apa!

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

163