Bab 13 Mendadak Liburan

by Rachel Kim 00:50,Mar 01,2024
Aura mendelik marah. Apa bodyguard barunya ini sengaja ingin membunuhnya?
“Bisa tolong ulangi ucapan anda barusan, Nona?” tanya Axel memastikan setelah rasa kagetnya mereda dan yang pasti setelah dirinya menepikan mobil di pinggir jalan.
Axel tidak ingin mengambil resiko terjadi kecelakaan, sayang nyawanya, tadi saja sudah ada mobil yang meraung marah karena Axel berhenti mendadak! Beruntung mereka terhindar dari kecelakaan beruntun! Dan itu semua terjadi karena ucapan Aura yang membuat Axel kaget!
“Jepang! Aku ingin ke Jepang, sudah jelas?” ulang Aura ketus. Ucapan Aura yang terdengar sambil lalu membuat siapapun pasti akan berpikir kalau Aura hanya sekedar ingin jalan-jalan ke mall! Bukan ke Jepang yang wajib menggunakan passport. Astaga!
“Tapi kenapa anda tidak memberitahu saya sebelumnya, Nona? Passport saya masih di apartemen! Dan saya belum packing satu helai pakaian pun!” protes Axel membuat Aura mencibir dan menjawab santai,
“Siapa suruh kamu baru tanya sekarang?” balas Aura cuek membuat Axel menghela nafas pasrah, sadar kalau Aura sengaja ingin membuatnya dongkol.
‘Tadi kan udah tanya, tapi cuma dijawab mau pergi!’ batin Axel, namun dirinya cukup cerdas untuk tidak mengatakan apa yang ada di dalam hatinya, tidak ingin membuat Aura semakin kesal padanya. Lebih baik mengalah jika wanita sedang kesal kan?
Lagipula bukankah wanita selalu benar dalam keadaan apapun? Jadi lebih baik cari aman! Jangan didebat lagi! Itu lebih baik daripada harus menghadapi debat yang tak berujung!
“Baiklah saya memang salah, tapi seharusnya anda juga memberitahu saya, Nona.”
Aura hanya mengangkat bahu cuek, tidak peduli dengan protes yang dilontarkan Axel.
“Sekarang kita akan kembali ke apartemen untuk mengambil passport dan juga pakaian saya. Apa anda yakin semua keperluan anda tidak ada lagi yang tertinggal, Nona?” tanya Axel memastikan saat melihat Aura hanya membawa tas jinjing berukuran besar.
“Tidak ada! Sisanya aku akan beli saat kita tiba di Jepang! Sekarang cepatlah, aku tidak ingin ketinggalan pesawat!” gerutu Aura membuat Axel terpaksa kembali melajukan mobilnya meski dalam hati begitu gemas dengan tingkah Aura yang menyebalkan!
Bandara International Seoul…
Aura menatap bandara yang selalu tampak ramai, tidak pernah sepi. Setiap orang sibuk berlalu lalang melakukan tugasnya, bahkan ada juga sekelompok orang yang berlari-lari untuk mengejar keberangkatan.
Dan untungnya karena ini adalah rencana kepergiannya yang memang mendadak, jadi Aura tidak diserbu oleh fans, bahkan managernya pun tidak tau kalau dirinya hendak pergi ke Jepang! Biarkan saja, Aura ingin bebas!
Aura ingin menikmati hari-hari santai tanpa kejaran kamera dari fans maupun wartawan! Aura ingin menjadi orang biasa, bukan solois yang dikenal banyak orang!
Aura memandang Axel yang sedang berjalan ke arahnya. Pria itu baru saja selesai membeli tiket. Untung sebelum ini Aura sudah mencari tau mengenai waktu keberangkatan, jadi mereka masih bisa menggunakan penerbangan terakhir di hari ini untuk pergi ke Jepang. Syukurlah!
Sebenarnya ini pun ide mendadak saat Aura sedang merasa bosan di kamarnya tadi. Tidak sengaja matanya melihat berita terbaru mengenai fansnya di Jepang, seketika saja Aura merasa Jepang dapat dijadikan pilihan terbaik untuk liburan. Lokasinya dekat, tapi tetap bisa menghilangkan rasa suntuk Aura.
Selama ini jika dirinya harus pergi ke Jepang pun hanya untuk keperluan konser atau photoshoot, jadi kali ini Aura benar-benar ingin menikmati keindahan negeri Sakura! Sayangnya harus dengan Axel, bodyguard menyebalkannya ini!
“Ini tiket anda, Nona.”
“Thanks!” ucap Aura singkat sambil menerima tiket yang disodorkan oleh Axel.
“Kenapa anda mendadak ingin pergi ke Jepang, Nona?” tanya Axel penasaran.
“Liburan!”
Axel menarik nafas pasrah, sadar kalau Aura mungkin masih merasa kesal padanya. Oh, bukan mungkin, tapi pasti masih merasa kesal! Itu hal yang tidak perlu diragukan lagi.
Panggilan boarding terdengar membuat Aura melangkah ke counter check in diikuti Axel. Pria itu berjalan beriringan di samping Aura tanpa ragu. Bagai pasangan.
“Kenapa kamu berjalan di sampingku?” tanya Aura dengan kening berkerut.
Cukup heran karena biasanya Max tidak pernah ingin berjalan di sampingnya.
“Jika saya berjalan di belakang anda seperti bodyguard, orang lain pasti akan memperhatikan anda. Namun jika seperti ini kita akan terlihat seperti pasangan dan itu lebih baik. Tidak akan ada orang yang curiga jika anda adalah seorang solois terkenal yang memiliki banyak fans,” terang Axel membuat Aura memutar bola matanya dengan gemas.
Sepertinya setelah ini lebih baik Aura tidak perlu bertanya apapun pada Axel karena pria itu selalu saja memiliki jawaban yang terdengar masuk akal untuk setiap pertanyaan Aura! Atau mungkin Aura yang sering menanyakan hal bodoh?
“Terserah!” ketus Aura dan mempercepat langkahnya membuat Axel menggeleng pelan.
***
Axel memandang ngeri pada wahana di depannya.
Splash mountain.
Wahana menyerupai roller coaster yang melewati lokasi syuting film Disney klasik, song of the south. Dan saat mendekati akhir akan ada turunan 45 derajat yang memacu adrenalin dari air terjun setinggi 16 meter! Ya Tuhan! Apa Aura serius ingin naik wahana ini? Nggak salah?!
“Aku mau naik wahana itu!” tunjuk Aura, nada suaranya penuh semangat bagai anak kecil yang baru diajak keliling taman bermain.
“Tidak boleh!” ucap Axel tegas membuat dahi Aura mengernyit heran.
“Kenapa?”
“Saya takut anda sedang hamil. Bukankah akan berbahaya jika naik wahana seperti ini?”
Aura memutar bola matanya dengan gemas. Hamil lagi! Padahal Aura sangat amat yakin kalau dirinya tidak hamil!
“Aku tidak hamil, Axel Xavier!” geram Aura dengan gigi gemeretak menahan amarah, namun Axel tetap menggeleng.
“Tidak boleh!”
“Terserah, aku tidak peduli!” ketus Aura dan mulai mengantri.
Axel menatap kesal pada kekeras kepalaan Aura, heran bagaimana bisa ada wanita yang berani naik wahana menyeramkan seperti ini? Melihat Aura begitu nekat terpaksa Axel menyerah, tidak mungkin meninggalkan Aura untuk mengantri sendirian.
Bagaimana kalau ada hal yang terjadi saat Axel tidak berada di sampingnya? Bukankah akan jadi masalah? Axel tidak berani mengambil resiko itu! Jadi meski enggan, terpaksa Axel mengalah, berharap dirinya tidak terkena serangan jantung hanya karena sebuah wahana yang mengerikan ini!
Aura tersenyum puas saat melihat Axel berdiri di sampingnya, ikut mengantri. Raut wajah pria itu tampak cemas, jauh berbeda dengan biasanya hingga membuat Aura terkekeh dalam hati. Sadar kalau pria itu ketakutan!
‘Badan kekar tapi naik wahana kayak gini takut!’ cibir Aura meski hanya berani dalam hati.
Dan Aura tidak berhenti terbahak saat mendengar teriakan Axel yang membahana saat roller coaster meluncur turun, belum lagi dengan raut wajahnya yang begitu ketakutan membuat Aura puas! Rasa kesalnya terbalaskan karena splash mountain ini!
Aura masih memegangi perutnya yang begitu geli karena tidak bisa berhenti tertawa meski mereka sudah berada di area lain. Sumpah, wajah Axel tadi begitu lucu! Sayang Aura tidak membawa kamera dan tidak mungkin melakukannya juga di saat roller coaster sedang meluncur turun, bisa-bisa Aura jatuh celaka!
Axel menatap garang pada Aura, sadar kalau wanita itu begitu puas karena berhasil melihatnya tampak pengecut begini hanya karena sebuah wahana! Sialll!
Axel baru hendak protes saat rasa mual yang begitu hebat kembali melanda perutnya, efek dari wahana tadi!
Sumpah demi apapun Axel begitu takut dengan wahana semacam itu dari kecil!
Takut terlempar keluar dari jalur, ini adalah pertama kalinya Axel nekat!
Dan ini semua hanya karena seorang Aura!
Axel mencari wastafel terdekat untuk memuntahkan isi perutnya.
Aura menggeleng, sedikit iba.
Tangan Aura terulur memberikan sebotol air minum miliknya.
“Minumlah! Tenang saja tidak ada racun di dalamnya!” ucap Aura sedikit ketus namun terselip nada khawatir di dalam suaranya.
Axel menerima air minum yang disodorkan Aura dan meneguknya hingga tandas membuat Aura mendelik, tidak menyangka kalau Axel menghabiskannya dalam sekejap mata dan tidak menyisakan sedikit pun untuk Aura! Keterlaluan!
“Kenapa? Bukankah anda sudah memberikannya pada saya? Tidak salahkan jika saya ingin menghabiskannya?” tanya Axel sambil mengangkat alis, menyadari arti dari wajah cemberut yang tampak di depan matanya. Tawa kecil menghiasi wajah Axel.
Aura melengos, enggan menjawab. Menjawab sama artinya dengan berdebat dan sekarang Aura tidak ingin berdebat. Terlebih dengan Axel! Itu hanya akan membuang waktunya yang berharga!
‘Aihh! Sungguh menggemaskan!’ batin Axel dengan senyum misterius.
Senyum yang hanya dipahami artinya oleh Axel sendiri.
Tawa kecil pria itu membuat Aura kian dongkol dan memutuskan pergi mencari wahana lain yang lebih menarik, tanpa menyadari kalau ada sepasang mata yang mengintai apapun yang dilakukan oleh Aura dan Axel!

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

163