Bab 12 Tinggal Bersama

by Rachel Kim 00:49,Mar 01,2024
Aura memandang takjub pada apartemen mewah di hadapannya. Hannam The Hill. Salah satu kompleks apartemen termahal di Yongsan-Gu Seoul. Pengetahuan ini membuat Aura heran campur curiga. Kenapa Axel harus bekerja sebagai bodyguard jika memiliki apartemen semewah ini? Apalagi bisa dibilang gaji bodyguard tidak seberapa!
Namun keheranan Aura teralihkan saat suara Axel kembali terdengar,
“Kamar tidur anda ada di sebelah sana, Nona,” beritahu Axel membuat Aura menoleh ke salah satu ruangan yang ditunjuk.
Sejujurnya Aura masih merasa dongkol karena Axel memaksanya untuk tinggal bersama sejak hari ini juga. Tidak memberi Aura banyak waktu untuk berkemas! Menyebalkan! Entah apa alasan pria itu hingga harus terburu-buru seperti ini?
Padahal Aura tidak berniat melarikan diri! Tidak heran kalau Aura tidak merespon saat Axel mengajaknya bicara, malah langsung berlalu ke kamar yang ditunjuk oleh Axel.
Aura masih kesal! Hal itu membuat Axel tersenyum kecil, sadar akan hal apa yang membuat bossnya diam seperti ini, tapi Axel tidak memiliki pilihan lain. Jika tidak begini, bisa saja Aura berubah pikiran kan? Sedangkan membujuk Aura sangat tidak mudah!
Tidak heran setibanya di apartemen milik Axel, Aura langsung mengurung diri di kamar. Mengabaikan keberadaan pria itu. Memang, apartemen ini mewah dan nyaman, tapi tetap saja tidak ada studio musik seperti di rumahnya, membuat Aura jadi bingung sendiri harus melakukan apa di waktu luangnya!
Aura seperti orang bodoh yang tidak bisa melakukan apapun hingga membuatnya suntuk!
Aura masih merebahkan tubuhnya di atas ranjang saat pintu kamarnya diketuk dan terdengar kembali suara Axel.
“Nona, sudah waktunya makan siang.”
“Aku tidak lapar!” balas Aura dongkol, namun entah mengapa Axel terus mengetuk pintu kamar Aura membuatnya kesal dan merasa terganggu!
“Aku kan sudah bilang tidak lapar!” omel Aura saat membuka pintu.
“Meski begitu anda tetap harus makan meski sedikit, Nona!”
“Dasar pria menyebalkan! Max saja tidak berani memaksaku seperti ini!” amuk Aura tidak bisa menahan rasa kesalnya lagi, sejak tadi tingkah Axel selalu saja membuatnya emosi!
“Max? Maksudnya bodyguard anda sebelumnya, Nona?”
“Ya, Max bodyguardku sebelum digantikan oleh pria menyebalkan seperti kamu!”
Anehnya Axel tidak marah, malah terkekeh pelan saat mendengar ucapan Aura.
“Tentu saja, karena anda tidak pernah tidur bersama Max kan? Sedangkan kita sudah pernah tidur bersama meski karena ketidaksengajaan, Nona! Itulah yang membuat hubungan kita sedikit lebih dekat!” balas Axel cuek membuat Aura merona, tidak menyangka kalau Axel akan mengatakan hal seperti itu.
Memalukan!
“Dasar pria breng-sek!” sungut Aura dan baru hendak kembali menutup pintu kamar saat tangan Axel menahannya, malah mendorong pintu perlahan dan menarik Aura keluar kamar menuju ke ruang makan, memaksa wanita itu untuk makan siang! Tidak peduli meski Aura sudah menolaknya tadi. Pokoknya Aura harus makan!
“Makanlah meski hanya sedikit, Nona. Saya tidak mau anda membuat calon bayi yang mungkin saja sedang berkembang di dalam rahim anda itu kelaparan!” paksa Axel membuat Aura meraung marah bak singa mengamuk.
“Jangan sembarangan bicara! Aku tidak hamil!” protes Aura.
Axel hanya mengangkat bahu cuek, tidak peduli meski Aura sudah mengaum bagaikan singa, pria itu malah asyik melahap makan siangnya. Tidak terlihat takut dengan kemarahan Aura!
Melihat respon Axel membuat Aura sadar percuma mendebat pria itu, dirinya tidak akan bisa menang. Axel berbeda jauh jika dibandingkan dengan Max. Sumpah, Aura harap bisa mencari pengganti Axel meski rasanya mustahil!
Kecuali jika Aura bisa memikirkan alasan yang tepat tanpa menimbulkan kecurigaan Ji Hwan, namun sayangnya Aura tidak jago berbohong. Itulah yang membuat Aura bingung harus memberi alasan apa pada Ji Hwan jika ingin mencari pengganti Axel!
Sekarang terpaksa Aura melahap makan siangnya meski hanya sedikit dan kembali mengurung diri di kamar. Mengabaikan Axel. Biarkan saja pria menyebalkan itu makan siang sendiri, Aura tidak peduli!
Axel menatap kepergian Aura dengan senyum tipis, wanita itu sungguh menggemaskan jika sedang kesal, tidak heran kalau Axel senang membuatnya dongkol! Raut wajah Aura tampak seperti anak kecil yang tidak diijinkan membeli permen atau cokelat jika sedang memberengut kesal! Padahal usia Aura sudah seperempat abad alias 25 tahun!
Axel menggeleng pelan dan melanjutkan makan siangnya saat ponsel di dalam saku celananya berdering. Dari Clay.
“Bagaimana?”
“Gue baru mendapatkan sedikit informasi. Kehidupan tentang Aura begitu tertutup rapat, lagipula kenapa lo penasaran dengan penyanyi itu? Apa lo menjalin hubungan sama dia?” tebak Clay dengan nada suara penasaran. Khas pencari gossip.
“Menjalin hubungan? Jangan ngaco dan jangan buat gossip yang tidak berdasar! Gue mencari tau hal itu hanya untuk berjaga-jaga, bagaimanapun juga Aura adalah boss gue sekarang! Kan lo yang mencarikan pekerjaan ini buat gue!” bantah Axel cepat.
“Terus kenapa harus mencari tau mengenai hatersnya?”
“Tugas gue menjaga Aura, tentu aja gue harus tau mengenai haters yang mungkin bisa mencelakai Aura kan? Dengan begitu gue bisa lebih berhati-hati lagi!” dusta Axel, karena tidak mungkin dirinya memberitahu mengenai apa yang sudah terjadi antara dirinya dengan Aura, bisa langsung tersebar ke seluruh Korea! Apalagi Clay begitu bawel!
“Oh begitu, gue pikir Aura target baru buat lo jadiin pacar!” seloroh Clay asal membuat Axel mendengus. Pacar? Tidak mungkin!
“Jangan berpikir macam-macam! Gue nggak mungkin pacaran sama Aura! Hubungan kami hanya sebatas hubungan kerja, nggak akan pernah lebih dari itu!”
‘Hubungan di atas ranjang pun terjadi karena jebakan orang lain!’ tambah Axel dalam hati.
“Oke… oke… santai, Bro!”
“Siapa suruh lo ngoceh aneh-aneh?!”
“Iya sorry! Btw mengenai haters jujur aja gue rasa nggak. Maksudnya bukan nggak ada haters ya, cuma menurut gue mereka masih dalam tahap wajar, nggak membahayakan seperti apa yang lo khawatirkan. Paling cuma komen jelek aja soal Aura. Justru ada orang lain yang gue curigai, cuma gue belum dapat bukti kuat jadi gue belum berani jelasin ke lo. Gue nggak mau salah kasih informasi. So, tolong kasih gue waktu beberapa hari lagi, gue yakin bisa kasih informasi yang lebih akurat buat lo, okay?” pinta Clay kembali ke topik pembicaraan awal.
“Oke! Gue tunggu informasi yang paling akurat dari lo!”
“Siap laksanakan, Boss!”
Axel menutup ponsel, sudah tidak berselera untuk menyantap makan siangnya. Telepon dari Clay tadi meyakinkan Axel kalau orang yang menjebak Aura bukan hanya sekedar haters biasa, orang itu pasti sangat amat membenci Aura hingga tega menjebak gadis itu agar datang ke kamarnya!
Entah apa yang sudah dilakukan oleh Aura hingga ada orang yang begitu membencinya. Pasti ada alasan yang mendasarinya kan?
Apakah karena iri?
Atau karena Aura sudah menyakitinya tanpa sadar?
Atau ada alasan lain?
Entahlah, Axel baru akan tau jawabannya setelah bertemu dengan orang tersebut!
Saking seriusnya memikirkan kemungkinan itu membuat Axel tersentak kaget saat mendengar suara pintu kamar terbuka dan muncullah Aura dalam balutan baju casual dengan mantel tebal di tangan kirinya, tanda kalau wanita itu ingin pergi. Entah kemana!
“Anda mau kemana, Nona?” tanya Axel sigap, tidak akan membiarkan Aura pergi seorang diri, bisa langsung dipecat dirinya nanti oleh Ji Hwan! Bukankah tugas Axel adalah harus menjaga Aura kemanapun wanita itu pergi?
“Pergi!” jawab Aura singkat dan langsung melangkah menjauh membuat Axel mengumpat lirih dan bergegas mengambil ponsel serta dompet miliknya.
Aura melempar kunci mobilnya kepada Axel, menyuruh pria itu mengemudi meski tanpa kata. Aura sadar kalau sikapnya ini pasti terlihat angkuh, tapi Aura tidak peduli! Siapa suruh Axel bersikap menyebalkan padanya? Jadi tidak salah kan kalau Aura juga bersikap menyebalkan? Biar pria itu juga merasa dongkol!
“Anda mau pergi kemana, Nona?” tanya Axel setelah berada di belakang kemudi mobil dan mengemudikannya dalam kecepatan sedang.
Berharap Aura memberi jawaban yang lebih baik, tidak seperti tadi. Sejujurnya tadi Axel hampir memaki Aura saat mendengar jawaban Aura yang begitu menyebalkan. Untung Axel masih bisa menahan diri!
Pergi. Huh! Axel juga tau kalau Aura ingin pergi makanya dirinya bertanya mau kemana!
Dan jawaban Aura kali ini memang lebih baik, tapi tetap saja membuat Axel kaget.
“Jepang!” jawab Aura singkat membuat Axel refleks menginjak rem membuat Aura mengumpat karena tindakan Axel barusan membuat Aura membentur kursi di depannya!

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

163