Bab 11 Xavier's Family

by Rachel Kim 00:49,Mar 01,2024
“Kamu sudah gila!” sentak Aura lepas kendali membuat Axel sedikit berjengit kaget dengan respon Aura yang begitu di luar dugaan. Axel memang sudah menduga kalau Aura akan kaget, tapi tidak sampai mengatainya gila! Keterlaluan!
“Saya hanya ingin meyakinkan diri kalau anda benar-benar tidak hamil anak saya, Nona!”
“Tapi tinggal bersama? Bagaimana jika ketahuan wartawan? Kamu tau sendiri paparazzi begitu handal dalam mengorek informasi! Apa kamu memang sengaja ingin menghancurkan karierku?” tuduh Aura kesal membuat Axel mendelik dengan tuduhan yang menurutnya sadis.
“Saya tidak sejahat itu, Nona!”
“Lalu kenapa kamu melontarkan ide seperti itu?”
“Dengar, Nona. Saya hanya ingin memastikan kalau anda benar-benar tidak mengandung anak saya. Dan pertanyaan mengapa saya meminta anda untuk tinggal bersama adalah karena dengan begitu saya bisa tau apa saja yang anda lakukan. Jika tidak tinggal bersama, anda bisa saja meminum obat penggugur kandungan tanpa sepengetahuan saya! Atau bisa jadi anda pergi ke klinik aborsi dengan diam-diam!” beber Axel panjang lebar membuat Aura mendengus marah.
Obat penggugur kandungan? Klinik aborsi? Sekejam itukah dirinya di mata Axel?
“Tuduhan kamu benar-benar kurang ajar!” omel Aura kesal, tidak terima dengan ucapan Axel yang membuatnya terdengar begitu kejam!
“Itu bukan tuduhan, hanya sekedar dugaan yang kemungkinan akan terjadi jika kita tinggal terpisah seperti ini, Nona. Dan itu bukan hal yang mustahil mengingat anda belum menginginkan seorang bayi!”
Aura menggertakkan giginya dengan kesal saat mendengar bantahan Axel.
“Apapun itu tetap saja kamu meragukan aku! Lagipula bukankah kemarin aku bilang sudah minum pil pencegah kehamilan? Kenapa kamu tidak percaya?”
“Ini bukan masalah percaya atau tidak percaya, Nona. Ini masalah tanggung jawab! Saya tidak mungkin lepas tangan begitu saja. Tidak sampai saya benar-benar yakin kalau tidak ada hasil dari hubungan malam itu!” tegas Axel membuat Aura menyerah kalah.
“Baiklah, anggap saja kita akan tinggal bersama, lalu bagaimana jika ketauan para wartawan? Apa yang harus aku katakan pada mereka? Kamu tau sendiri para fans dan wartawan begitu gigih dalam mengorek informasi seputar artis! Aku tidak ingin menimbulkan skandal jika mereka tau kita tinggal bersama!”
“Saya janji akan berhati-hati, Nona. Lagipula hanya perlu waktu tiga bulan.”
“Tiga bulan itu bukan waktu yang sebentar! Dalam satu malam saja aku bisa terkena bencana, apalagi dalam waktu tiga bulan!” gerutu Aura membuat Axel meringis, tau pasti apa maksud dari ucapan Aura.
“Saya janji tidak akan ada skandal apapun yang muncul, Nona. Lagipula saya adalah bodyguard anda, jadi sudah sewajarnya kalau saya selalu mendampingi kemanapun anda pergi kan?” bujuk Axel gigih.
“Apa tidak ada cara lain lagi? Kamu bisa saja mengutus satu orang wanita untuk mengawasiku. Aku tidak masalah jika wanita itu tinggal bersamaku. Karena kalau tinggal bersamamu itu jauh lebih beresiko!” ucap Aura masih mencoba bernegosiasi, namun Axel menggeleng tegas. Menolak usul Aura.
“Tidak bisa, Nona! Saya tidak bisa mempercayai orang lain untuk hal sepenting ini! Bagaimana kalau dia tidak bisa menjaga rahasia? Bukankah sama saja cari mati?” balas Axel membuat Aura berpikir sejenak.
“Bagaimana kalau aku test kehamilan saja? Aku sudah beli testpack untuk berjaga-jaga.”
“Hasil testpack terkadang tidak akurat, Nona.”
“Kalau begitu cek di rumah sakit?”
“Apa anda yakin berani mengambil resiko itu? Bagaimana kalau ada yang melihat saat anda di rumah sakit dan datang ke dokter kandungan? Bukankah akan semakin heboh?”
“Tapi kenapa harus di rumahmu?”
“Bukankah di sini banyak pelayan? Apa mereka tidak akan bertanya-tanya heran jika tau saya tinggal di sini?” jawab Axel dengan alis terangkat, yakin kalau Aura pada akhirnya akan menyetujui ide yang dilontarkannya.
Aura mengerang frustasi saat setiap idenya ditolak oleh Axel dengan alasan yang masuk akal pula! Kurang ajar!
‘Ada benarnya juga sih! Tapi tetap saja, masa iya harus tinggal bersama pria ini? Selama tiga bulan pula!’ batin Aura dengan kepala pening.
Aura memejamkan mata, berpikir sejenak sebelum akhirnya menyetujui ide gila itu.
“Baiklah, tiga bulan. Tidak lebih! Jika aku benar tidak hamil maka aku akan langsung kembali ke rumahku sendiri!” putus Aura, tidak memiliki pilihan lain daripada Axel terus menerus mengganggunya dengan pertanyaan seputar kehamilan!
“Okay, deal!” balas Axel sambil mengangguk tegas, puas karena berhasil membujuk Aura.
‘Aku hanya ingin memastikan agar tidak ada keturunan keluarga Xavier yang diabaikan atau dimusnahkan!’ batin Axel dengan senyum smirk tanpa disadari oleh Aura.
***
Jakarta – Indonesia…
Di suatu ruang kerja terlihat pria paruh baya sibuk membaca koran hingga suara ketukan pintu terdengar dan muncullah seorang pria berusia awal 40an.
“Selamat pagi, Tuan.”
“Ada kabar apalagi tentang anak itu?” tanya Charles Xavier, pria berusia 55 tahun yang sukses menjalani bisnisnya sampai hampir ke seluruh benua, tanpa mengalihkan pandangan dari koran yang sedang dibacanya.
“Saat ini tuan muda sedang berada di Seoul, Tuan.”
“Apa dia membuat masalah lagi?”
“Tidak, Tuan. Hanya saja…”
Ucapan Benny, asisten pribadinya, yang terputus membuat Charles mengalihkan pandangan pada pria yang sudah mengabdi padanya sejak 20 tahun yang lalu.
“Apa yang sebenarnya ingin kamu ucapkan? Kenapa terlihat ragu? Apa dia membuat masalah? Skandal? Mengenai apa? Wanita? Atau yang lain?” tanya Charles bertubi-tubi sambil melipat koran, memfokuskan perhatiannya pada Benny yang tampak bingung.
“Bukan, Tuan. Tidak ada masalah ataupun skandal. Hanya saja kali ini tuan muda melakukan hal yang sedikit berbeda dari biasanya.”
“Sebenarnya apa maksudmu? Aku sama sekali tidak mengerti! Bisakah kamu langsung mengatakannya tanpa harus berputar-putar seperti ini? Tidak biasanya kamu membuatku bingung!” tegur Charles membuat Benny meringis.
“Maaf, Tuan. Saya mendapat informasi kalau tuan muda Axel bekerja sebagai bodyguard yang mengawal seorang solois terkenal bernama nona Aura Gracesyella Park. Penyanyi berdarah campuran Indonesia Korea,” lapor Benny membuat Charles ternganga, tidak pernah menyangka kalau akan mendengar laporan seperti ini mengenai Axel Xavier, putra kandungnya yang selalu terlibat masalah!
“Apa katamu? Bodyguard? Apa kamu tidak salah memberi laporan? Bagaimana mungkin putraku yang hanya tau bersenang-senang kali ini bekerja sebagai bodyguard?” tanya Charles memastikan, namun Benny menggeleng dan berucap yakin,
“Saya tidak salah memberi laporan, Tuan. Memang itu yang sebenarnya terjadi. Hanya saja saya belum mengetahui apa motif tuan muda melakukan hal itu.”
Jawaban Benny membuat Charles terdiam.
Ya, dipikirkan dari segi manapun tidak akan ada yang percaya kalau Axel Xavier, pewaris tunggal dari keluarga Xavier bekerja sebagai bodyguard!
“Bagaimana bisa ada perusahaan yang mempekerjakan Axel tanpa adanya pengalaman kerja? Lagipula apa anak itu bisa menjadi pengawal yang baik?” tanya Charles tidak habis pikir dengan informasi yang didapatkannya hari ini.
“Jika bicara soal kemampuan saya yakin tuan muda dapat melakukan tugasnya dengan baik, Tuan. Karena bukankah tuan muda memiliki kemampuan bela diri yang handal? Judo, jujitsu, karate, taekwondo semua dikuasainya,” jelas Benny membuat Charles mengangguk, terpaksa mengakui kalau soal bertarung putranya itu memang sangat handal! Tidak heran kalau berkelahi adalah kemampuannya!
“Ucapanmu memang benar. Tapi kamu tau sendiri kalau Axel biasanya hanya bisa membuat masalah! Bagaimana bisa sekarang mengawal orang lain?” balas Charles membuat Benny meringis kecil, tidak bisa menjawab ucapan tuan besarnya.
“Sudahlah, sekarang perintahkan beberapa orang ke Seoul untuk mengawasi Axel dan cari tau apa motifnya sampai nekat melakukan pekerjaan itu! Berikan laporan padaku setiap hari!” perintah Charles yang dijawab anggukan Benny.
“Baik, Tuan!”
Sepeninggalan Benny, Charles masih berpikir, bingung dengan tindakan putra tunggalnya yang di luar jalur! Selama ini sebebas apapun Axel berkelana ke beberapa negara, tapi anak itu tidak pernah bekerja, apalagi sebagai seorang bodyguard! Axel hanya tau bersenang-senang dari waktu ke waktu!
Tidak heran kalau tindakan Axel sekarang membuat Charles bingung sampai harus memutar otak memikirkan alasan yang mendasarinya! Alasan yang dirasanya masuk akal, namun sampai pening otaknya berpikir, Charles masih belum mendapatkan jawaban!
‘Apa mungkin Axel bertindak seperti itu karena tidak ingin menjadi penerusku?’ batin Charles mencoba menebak-nebak.
Sayangnya pertanyaan itu hanya bisa dijawab oleh Axel langsung, dirinya sebagai seorang ayah hanya bisa menduga saja.
“Aku tidak tau apa motif yang mendasari keputusanmu itu, Axel, tapi aku tidak akan membiarkan penerusku bekerja seperti itu!” lirih Charles sambil menatap foto keluarga yang ada di atas meja. Foto Charles bersama dengan Axel dan juga almarhumah istrinya.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

163