Bab 3 Benda Untuk Memperpanjang Hidup?!

by Hendrick 16:38,Feb 02,2024
"Tuan Rudy, ada apa denganmu?"

Melihat Rudy sudah lama datang, Nyonya Sania pun tidak tahan ingin bertanya, "Masakan hari ini tidak sesuai dengan keinginanmu? Bagaimana kalau aku singkirkan makanan Padang ini?"

"Ini ... barang yang begitu berharga, kalian buang di tempat sampah?"

Jika Rudy Qadir tidak mendengar apa yang dikatakan Nyonya Sania, dia tetap melihat Truffle Merah yang setengah dipotong di tempat sampah.

Dengan itu ...

Seperti hatinya berdarah.

"Barang berharga? Tuan Rudy, tidak tahu apa yang kamu bicarakan ...?"

Semua anggota Keluarga Luardi terlihat bingung.

"Itu Truffle Merah."

Rudy mengambil Truffle Merah di tempat sampah dengan gemetar, kemudian mencucinya dengan air, dan ...

Dia benar-benar memakannya di depan semua orang.

"Ini?!"

Pemandangan ini sangat mengejutkan semua orang di Keluarga Luardi.

Gina pun langsung tersipu.

Truffle Merah yang dimakan Rudy adalah makanan yang baru saja dia muntahkan ...

"Tuan Rudy, apa yang kamu lakukan?" Nyonya Sania kaget dengan tindakannya.

Seorang ahli seni bela diri yang bermartabat.

Master terbaik di Bandung memakan jamur busuk dari tempat sampah?

"Haha, aku membuat kalian tertawa. Memang benar hal-hal yang memperpanjang hidup jarang terjadi di Negeri Sembilan. Aku cukup beruntung bisa menemukan Truffle Merah, jadi tidak tahan ingin memakannya ..."

Suasana hati Rudy sedang bagus.

"Memperpanjang hidup?"

Keluarga Luardi bingung lagi mendengar ini.

"Truffle Merah bisa memperpanjang hidupmu setengah bulan, dan benda langka di pegunungan seperti itu tidaklah murah, satunya bisa bernilai setidaknya tiga juta, dan ada yang tak ternilai harganya. Artinya, di Keluarga Luardi, jika tidak... dengan identitasku, khawatir tidak memenuhi syarat untuk makan Truffle Merah ini.

Rudy tersenyum.

"Tiga juta? Memperpanjang hidup setengah bulan?"

Kata-kata Rudy bagaikan pedang tajam, menusuk hati semua anggota keluarga Luardi yang ada disana.

Tapi detik berikutnya.

Sshh!

Gina dan yang lainnya melihat Stella di kursi roda.

Karena ...

Stella makan sembilan belas Truffle Merah sebelumnya.

"Tuan Rudy, apa kamu ... yakin Truffle Merah ini bisa memperpanjang umur? Apakah kamu bercanda?" Tidak mau menyerah, Gina bertanya lagi pada Rudy.

Karena dia benar-benar tidak paham.

Bagaimana mungkin Dicky, orang desa dari pegunungan bisa menawarkan hadiah pertunangan senilai puluhan juta! Kalau Dicky seperti itu, apa dia bersedia menikahi wanita cacat yang belum pernah dia temui sebelumnya?

"Sungguh lancang! Bagaimana kamu, orang kecil dari Jabar, berani mempertanyakan Tuan Rudy?"

Sebelum Rudy berbicara, Nona Quincy sudah memarahi Gina dengan dingin.

"Gina! Cepat minta maaf pada Tuan Rudy!"

Nyonya Sania bahkan memarahinya.

Menyinggung Rudy.

Keluarga Luardi bisa menghilang dari Provinsi Jabar besok.

"Tuan Rudy, maafkan aku, aku ceroboh, aku tidak seharusnya mempertanyakan kamu."

Gina seperti kucing yang ketakutan, menundukkan kepalanya untuk meminta maaf.

"Tidak tahu kalau salah. Lagi pula, dengan statusmu sebagai Keluarga Luardi, kamu tidak punya syarat untuk berhubungan dengan harta langka seperti Truffle Merah ini."

Rudy tidak menyalahkan Gina. Dia duduk dan makan beberapa suap makanan Padang itu, kemudian berdiri dan berencana untuk pergi, "Semuanya, masih ada urusan yang harus aku kerjakan, jadi aku harus pergi, kalian makan saja."

"Aku akan mengantar Tuan Rudy pergi."

Nyonya Sania berdiri untuk mengantarnya..

Tapi Rudy menggelengkan kepalanya, "Tidak perlu."

Rudy tiba-tiba berhenti begitu sampai di depan pintu Keluarga Luardi. Dia menghadap Nyonya Sania, "Sania, demi Truffle Merah, aku ingin memberi kamu peringatan pada Keluarga Luardi."

"Kedepannya, di Provinsi Jabar, berikan perhatian lebih pada seorang pemuda yang dikenal sebagai 'Lord Yama'."

"Aku dengar kalau dia datang ke Provinsi Jabar untuk mencari pernikahan. Kalau kalian bisa berhubungan baik dengannya."

"Jangan bicara tentang Tiga belas kota lainnya di Jabar, seluruh Soreang, kalian Keluarga Luardi bisa dengan mudah dibuang."

"Lord Yama?" Nyonya Sania bertanya dengan rasa ingin tahu, "Tuan Rudy, bolehkah aku bertanya siapa Lord Yama? Apa dia sangat hebat?"

"Hebat?"

Rudy tidak bisa menahan tawa, "Bahkan dewa perang Negeri Sembilan Negara Zoro saja rentan di hadapan Lord Yama."

"Kalau seni bela diri ada akhir".

"Menurutku, Lord Yama ... adalah akhir dari seni bela diri."

Wajah Rudy penuh dengan kerinduan.

"Tuan Rudy, aku ingin tahu siapa nama lengkap Lord Yama? Dari mana asalnya?" Gina menjadi tertarik melihat Rudy sangat mengagumi Lord Yama.

"Aku tidak tahu siapa Lord Yama, tapi Yang Mulia Tommy sepertinya memanggilnya Lord Yama Tuan Dicky."

Kata Rudy dengan ragu.

Setelah Rudy dan Nona Quincy pergi, keluarga Luardi berpikir keras.

"Dewa Perang Negara Zoro saja rentan padanya?"

"Apa Lord Yama ini begitu menakutkan?"

Memikirkan dewi perang legendaris di perbatasan Utara, Gina tiba-tiba tersipu.

Jika dirinya bisa menikahi Lord Yama, bukankah sangat baik?

"Dicky! Ada apa dengan Truffle Merah itu?" Saat ini, seorang tetua dari Keluarga Luardi memarahinya dengan tegas, "Mengapa kamu tidak memberitahuku ada barang yang begitu berharga yang bisa memperpanjang hidup? Dan membiarkan dijadikan sup ayam, kamu sengaja membuat Keluarga Luardi malu?"

Semua orang memandanga Stella dengan sedikit iri dan cemburu saat ini!

"Paman ketiga, jangan salahkan Dicky. Mungkin Dicky tidak tahu kalau Truffle Merah bisa memperpanjang umur."

Sebelum Dicky membuka suara, Stella tertawa sendiri, "Tidak ada seorang pun yang mau menyia-nyiakan puluhan juta mahar untuk menikah denganku, seorang penyandang cacat."

"Benar! Dicky pasti hoki saja bisa mendapatkan Truffle Merah itu dari gunung. Kalau dia benar-benar tahu nilai Truffle Merah, apa dia menyerah padaku dan menikahi Stella? Saat dia tahu dia tidak baik untukku, Dicky baru akan bisa berkompromi."

Gina juga terlihat menghina, "Sayang sekali Stella orang yang tidak berguna. Kalaupun dia bisa hidup satu setengah tahun lagi, apa gunanya? Hanya membuang-buang sumber daya alam!"

"Benar. Stella, kenapa kamu tidak mencuci ususmu? Coba lihat apa kamu bisa mencuci beberapa Truffle Merah yang belum tercerna untuk kita makan?" Saran dari tetua Keluarga Luardi.

"Itu ide yang bagus!"

Anggota keluarga Luardi lainnya juga menjadi semangat.

"Semuanya, apa kalian tidak bertindak terlalu jauh?" Melihat keluarga Luardi yang serakah, Dicky dengan sungguh-sungguh berkata, "Stella adalah istriku, kalau kalian berani menyakitinya, jangan salahkan kalau bersikap kasar!"

"Dicky, hanya mencuci usus saja, apa bahayanya?"

Beberapa anggota keluarga Luardi menolak.

Tapi Dicky tidak bergeming.

"Sudahlah, Paman Ketiga, apa gunanya berdebat dengan orang udik seperti Dicky? Aku tidak akan makan apa pun dari perut Stella. Bagaimana kalau cacatnya menular kepadaku?"

Kata Gina dengan ekspresi jijik.

"Kalau Gina tidak memakannya, aku juga tidak akan memakannya. Hanya memperpanjang hidup setengah bulan saja, aku tidak peduli!" Kata anggota lain dari Keluarga Luardi.

"Sudah, berhenti berdebat! Apa gunanya mengkhawatirkan jamur busuk? Stella pasti sudah mencernanya saat kalian pergi membersihkan usus."

Nyonya Sania berbicara, "Karena keluarga Luardi sedang ada di sini hari ini, ada sesuatu yang ingin aku umumkan."

"Setengah bulan yang lalu, orang-orang dari Keluarga Zuri di Bogor datang ke Jabar untuk berinvestasi di sekolah musik internasional. Siapa di antara kalian yang ingin pergi diskusi dengan Keluarga Zuri? Jika bisa berhasil, aku akan memberikannya Vila Mawar di tepi Danau Zumara!

Wow--

Gina dan yang lainnya terkejut mendengar ini.

Vila Mawar.

Itu salah satu industri inti Keluarga Luardi.

"Nenek, aku belajar musik dari kecil, aku ingin mewakili Keluarga Luardi dan Keluarga Zuri dari Bogor untuk membahas kerjasama Sekolah Musik Internasional."

Tiba-tiba terdengar suara.

Orang yang berbicara adalaha Stella.

"Kamu ingin mendiskusikan kerja sama dengan Keluarga Zuri dari Bogor?"

Gina terkejut mendengar perkataan Stella, lalu tertawa terbahak-bahak, "Stella, kamu belum bangun tidur, ya?"

"Keluarga Zuri dari Bogor adalah keluarga super kaya di Provinsi Padang, dibelakangnya ada dukungan dari Raja Panjalu. Jangankan Tuan Rudy, Ketua Menteri pun tidak bisa menyinggung perasaannya! Untuk membahas kerja sama dengan kekuatan sebesar itu, Keluarga Luardi setidaknya harus mengirim seorang pengusaha yang hebat atau orang yang berlatih seni bela diri, kiamu hanya orang cacat, ingin mewakili Keluarga Luardi? Bukankah sedang bercanda?"

"Benar, Stella, kamu jangan ikut campur dalam urusan keluarga. Kalau orang-orang di Padang melihat kamu yang pergi mendiskusikan kerja sama, mereka mungkin akan berpikir kalau Keluarga Luardi kita tidak ada kekuatan." Kata tetua Keluarga Luardi yang mengenakan setelan barat dengan serius.

"Aku ..."

Menghadapi pertentangan semua orang, Stella ragu untuk berbicara lagi. Akhirnya, dia melihat Nyonya Sania dengan tatapan bantuan, berharap neneknya bisa memberinya kesempatan.

Sayang sekali ...

Nyonya Sania mengabaikan pandangannya dan dengan dingin berkata, "Kamu! Tidak! Boleh!"

"Nenek, aku bisa melakukannya. Tolong beri aku kesempatan ..."

Stella memohon.

Benar-benar ...

Vila Mawar sangat penting untuknya, itu adalah tempat yang dia sepakati dengan mendiang ayahnya.

Da juga.

Vila Mawar berisi seluruh masa kecil Stella.

Kalau ayahnya tidak meninggal ... Stella mungkin masih tinggal di Vila Mawar.

"Jika tidak boleh, tetap tidak boleh! Kamu orang cacat! Tidak memenuhi syarat untuk mewakili Keluarga Luardi!"

Kata Nyonya Sania dengan marah.

"... " Stella langsung menangis mendengar ini.

Melihat istrinya yang cantik tapi tak berdaya dan sedih, Dicky berkata pada Nyonya Sania, "Nenek Luardi, apa selama kaki Stella bisa disembuhkan, kamu bersedia membiarkan dia mendiskusikan kerja sama dengan Keluarga Zuri dari Bogor?"

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

200