Bab 6 Membenci Selamanya
by Anderson
18:02,Jan 31,2024
"Keluar, keluar!"
Meskipun panik, Clarice tetap mempertahankan sikap CEO-nya yang gagah dan memarahi Wilson.
"Aku tidak suka berutang budi!"
Wilson berkata pada dirinya sendiri.
Sebelum Clarice sempat bereaksi, Wilson sudah menariknya ke meja dan memberbaringkannya.
"Lepaskan... Satpam, Asisten Marry, cepat kemari!"
Karena Wilson menahannya di atas meja, Clarice tidak bisa menjaga ketenangannya dan mulai menelepon orang.
"Maaf."
Melihat dia memanggil seseorang, Wilson mengetuk titik akupunturnya dua kali. Sekarang Clarice tidak bisa bergerak atau berbicara lagi.
Lalu, Wilsin menarik pakaian Clarice sampai bagian bawah perutnya terlihat.
Bahkan Wilson mau tidak mau melihat kulit halus dan putihnya, tetapi dia dengan cepat mengerutkan kening dan melihat aura gelap di atas pusar Clarice.
Aura semacam ini tidak bisa dilihat oleh orang biasa, jadi Clarice tidak akan menyadari adanya sesuatu yang aneh.
"Sungguh gelap."
Dengan mengatakan itu, Wilson meletakkan telapak tangannya di pusar Clarice tak kasat mata menyerap energi hitam di pusarnya.
Clarice tidak bisa berbicara dan hanya bisa menatap Wilson dengan getir.
Dia tidak menyangka Wilson begitu berani hingga berani menyerangnya di kantor. Dia sudah memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Mungkinkah keperawanan yang sudah dia jaga selama lebih dari dua puluh tahun, akan direnggut oleh Wilson seperti ini?
Clarice tidak mau dan tidak berdaya.
Linangan air mata jatuh dari sudut mata Clarice ….
Setelah sekitar dua menit, Wilson menarik kembali telapak tangannya dan menyadari kalau Clarice menangis. Dia tidak bisa menahan senyum pahit dan berkata, "Kenapa kamu masih menangis?"
"Brengsek, aku akan membunuhmu."
Setelah Wilson melepaskan titik akupunkturnya, Clarice menampar Wilson dengan keras.
Wilson meraih pergelangan tangannya. "Percaya atau tidak ini tidak seperti yang kamu pikirkan."
"Pasti ada sesuatu yang tidak menyenangkan di rumahmu. Dari sinilah masalahmu berasal. Aku hanya menyelesaikan masalahmu, kalau kamu tidak menyingkirkan barang-barang di rumahmu, sesuatu yang bahkan lebih serius akan terjadi selanjutnya."
Wilson ragu-ragu sejenak dan kemudian memberikan peringatan.
Baru saja dia mengetahui kalau energi gelap di pusar Clarice adalah energi jahat, kalau tidak ditangani, Clarice akan mati paling lama dua hari.
Oleh karena itu, Wilson menyimpulkan kalau Clarice pasti sudah melakukan kontak dengan sesuatu yang mengandung benda jahat. Dia sudah mengamati kantor tersebut dan menemukan kalau tidak ada benda jahat, jadi benda pasti ada di rumah Clarice.
"Pergi, pergi!"
Bagaimana Clarice bisa memercayai ini? Menunjuk ke pintu, dia menyuruh Wilson keluar.
"Percaya atau tidak, itu urusanmu sendiri."
Wilson tidak berkata apa-apa lagi dan meninggalkan kantor.
Dia sudah menyelesaikan masalah yang dihadapi Clarice sesuai dengan instruksi ibunya.
Setelah menenangkan diri beberapa saat, Clarice menghapus air mata di wajahnya dan merias wajahnya kembali.
Untungnya, binatang buas seperti Wilson tidak sesembrono itu, jadi Clarice masih bisa menjaga hal paling berharganya.
Kalau tidak, dia tidak tahu apa dia punya keberanian untuk hidup ....
Wilson pergi ke departemen HR untuk menyelesaikan formalitas dan ditugaskan ke departemen penjualan. Dia baru saja kuliah lebih dari setahun ketika sesuatu terjadi. Setelah dia mengambil pekerjaan itu, dia tidak mengerti apa-apa dan bisa hanya duduk di depan komputer dalam keadaan linglung.
Pada saat ini, seorang pria berjas berbadan gemuk mendatangi Wilson sambil membawa dokumen di tangannya.
Ada kebingungan dan rasa jijik di wajahnya. "Wilson, kamu putus sekolah di tahun keduamu dan tidak memiliki keahlian khusus. Aku sangat terkejut, Kenapa perusahaan merekrutmu? Apa kamu punya koneksi?"
Prosperous Pharmaceutical memiliki persyaratan rekrutmen yang sangat tinggi, karyawan departemen penjualan harus memiliki gelar sarjana dan berkualifikasi profesional.
Wilson melirik lencananya, direktur penjualan, Gerald Fanandi.
"Halo, Direktur Gerald!"
Wilson menyapa.
"Tidak perlu menggunakan trik ini, aku bertanya kamu punya koneksi, ya?"
Gerald bertanya.
Wilson mengangkat bahu, "Tidak!"
"Heh!"
Gerald tiba-tiba mencibir.
Kalau tidak punya koneksi maka gampang diatasi.
"Plak!"
Setumpuk dokumen dilemparkan ke depan Wilson, "Periode penilaian adalah satu minggu. Kalau kamu tidak bisa lulus, kemasi barangmu dan pergi."
Sebelum Wilson sempat berbicara, Gerald sudah berbalik dan pergi.
"Sepertinya tempat kerja ini ... tidak sesederhana itu!"
Wilson tersenyum pahit dan menggelengkan kepalanya.
Namun, suaya ibunya bisa merasa tenang, Wilson tidak akan mengeluh.
"Hei, sobat! Apa ini pertama kalinya kamu bekerja?"
Seorang rekan di sebelahnya mencondongkan kepalanya dan bertanya sambil tersenyum.
Wilson mengangguk.
Rekan tersebut menambahkan, "Sekilas aku tahu kalau kamu adalah pendatang baru yang tidak memiliki pengalaman. Sebagai seseorang yang pernah berada di posisimu, aku mau mengingatkanmu kalau di departemen penjualan, Direktur Gerald adalah bosnya. Nanti malam kamu siapkan hadiah dan berikan padanya besok. Kujamin kamu lulus penilaian dengan lancar."
"Terima kasih!"
Seorang kepala departemen kecil berani mencai masalah dengan Wilson, tetapi pihak lain dengan baik hati mengingatkannya, jadi dan Wilson sangat berterima kasih.
Di sore hari.
Ketika tiba waktunya untuk pulang kerja, Wilson menerima telepon dari Vanessa. Saat mengetahui kalau Wilson sudah bekerja, Vanessa dengan senang hati meminta Wilson untuk menraktir Clarice makan malam sebagai ucapan terima kasih.
"CEO Clarice, datanglah ke rumahku untuk makan!"
Setelah bekerja, Wilson pergi ke kantor untuk mencari Clarice.
Melihat Wilson, wajah Clarice langsung menggelap dan tatapannya penuh dengan kebencian. Dia tidak akan pernah melupakan perlakuan sembrononya pagi tadi.
"Tidak ada waktu, keluarlah."
Clarice berkata tanpa mengangkat kepalanya.
"Ibuku menyuruhmu pergi ke sana apa pun yang terjadi, kalau tidak, dia tidak akan merasa nyaman."
Wilson menjelaskan.
Clarice sedikit terkejut, setelah ragu sejenak, dia akhirnya meletakkan dokumen di tangannya. "Kita akan pergi dengan terpisah, aku tidak mau orang-orang di perusahaan salah paham."
Pada saat yang sama.
Ricardo berdiri dengan rendah hati di depan seorang pria paruh baya sambil memohon, "Tuan Lamhot, tolong bantu aku."
Pria paruh baya itu menyalakan cerutu di tangannya dan menghisapnya perlahan, tatapan tajamnya menatap Ricardo untuk waktu yang lama.
Dia perlahan berbicara, "Tuan Ricardo, nama keluargaku adalah Saun. Aku berutang budi memang padamu, tapi Wilson yang kamu sebutkan berhubungan dengan Serikat Dagang, menyentuhnya akan sangat merugikanku."
Pria paruh baya itu adalah Lamhot Saun adalah penguasa bawah tanah Kota Jakarta.
Bahkan kalau orang lain tidak tahu tentang orang terkaya Derrick atau Serikat Dagang, reputasi jahat Lamhot jelas sangat terkenal sampai bisa dibicarakan orang-orang.
Dia melakukan sesuatu dengan tidak bermoral dan kejam.
Ricardo yang putus asa, mencari Lamhot untuk menyingkirkan Wilson. Kalau pun harus mati, dia akan membawa Wilson bersamanya.
Meskipun panik, Clarice tetap mempertahankan sikap CEO-nya yang gagah dan memarahi Wilson.
"Aku tidak suka berutang budi!"
Wilson berkata pada dirinya sendiri.
Sebelum Clarice sempat bereaksi, Wilson sudah menariknya ke meja dan memberbaringkannya.
"Lepaskan... Satpam, Asisten Marry, cepat kemari!"
Karena Wilson menahannya di atas meja, Clarice tidak bisa menjaga ketenangannya dan mulai menelepon orang.
"Maaf."
Melihat dia memanggil seseorang, Wilson mengetuk titik akupunturnya dua kali. Sekarang Clarice tidak bisa bergerak atau berbicara lagi.
Lalu, Wilsin menarik pakaian Clarice sampai bagian bawah perutnya terlihat.
Bahkan Wilson mau tidak mau melihat kulit halus dan putihnya, tetapi dia dengan cepat mengerutkan kening dan melihat aura gelap di atas pusar Clarice.
Aura semacam ini tidak bisa dilihat oleh orang biasa, jadi Clarice tidak akan menyadari adanya sesuatu yang aneh.
"Sungguh gelap."
Dengan mengatakan itu, Wilson meletakkan telapak tangannya di pusar Clarice tak kasat mata menyerap energi hitam di pusarnya.
Clarice tidak bisa berbicara dan hanya bisa menatap Wilson dengan getir.
Dia tidak menyangka Wilson begitu berani hingga berani menyerangnya di kantor. Dia sudah memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Mungkinkah keperawanan yang sudah dia jaga selama lebih dari dua puluh tahun, akan direnggut oleh Wilson seperti ini?
Clarice tidak mau dan tidak berdaya.
Linangan air mata jatuh dari sudut mata Clarice ….
Setelah sekitar dua menit, Wilson menarik kembali telapak tangannya dan menyadari kalau Clarice menangis. Dia tidak bisa menahan senyum pahit dan berkata, "Kenapa kamu masih menangis?"
"Brengsek, aku akan membunuhmu."
Setelah Wilson melepaskan titik akupunkturnya, Clarice menampar Wilson dengan keras.
Wilson meraih pergelangan tangannya. "Percaya atau tidak ini tidak seperti yang kamu pikirkan."
"Pasti ada sesuatu yang tidak menyenangkan di rumahmu. Dari sinilah masalahmu berasal. Aku hanya menyelesaikan masalahmu, kalau kamu tidak menyingkirkan barang-barang di rumahmu, sesuatu yang bahkan lebih serius akan terjadi selanjutnya."
Wilson ragu-ragu sejenak dan kemudian memberikan peringatan.
Baru saja dia mengetahui kalau energi gelap di pusar Clarice adalah energi jahat, kalau tidak ditangani, Clarice akan mati paling lama dua hari.
Oleh karena itu, Wilson menyimpulkan kalau Clarice pasti sudah melakukan kontak dengan sesuatu yang mengandung benda jahat. Dia sudah mengamati kantor tersebut dan menemukan kalau tidak ada benda jahat, jadi benda pasti ada di rumah Clarice.
"Pergi, pergi!"
Bagaimana Clarice bisa memercayai ini? Menunjuk ke pintu, dia menyuruh Wilson keluar.
"Percaya atau tidak, itu urusanmu sendiri."
Wilson tidak berkata apa-apa lagi dan meninggalkan kantor.
Dia sudah menyelesaikan masalah yang dihadapi Clarice sesuai dengan instruksi ibunya.
Setelah menenangkan diri beberapa saat, Clarice menghapus air mata di wajahnya dan merias wajahnya kembali.
Untungnya, binatang buas seperti Wilson tidak sesembrono itu, jadi Clarice masih bisa menjaga hal paling berharganya.
Kalau tidak, dia tidak tahu apa dia punya keberanian untuk hidup ....
Wilson pergi ke departemen HR untuk menyelesaikan formalitas dan ditugaskan ke departemen penjualan. Dia baru saja kuliah lebih dari setahun ketika sesuatu terjadi. Setelah dia mengambil pekerjaan itu, dia tidak mengerti apa-apa dan bisa hanya duduk di depan komputer dalam keadaan linglung.
Pada saat ini, seorang pria berjas berbadan gemuk mendatangi Wilson sambil membawa dokumen di tangannya.
Ada kebingungan dan rasa jijik di wajahnya. "Wilson, kamu putus sekolah di tahun keduamu dan tidak memiliki keahlian khusus. Aku sangat terkejut, Kenapa perusahaan merekrutmu? Apa kamu punya koneksi?"
Prosperous Pharmaceutical memiliki persyaratan rekrutmen yang sangat tinggi, karyawan departemen penjualan harus memiliki gelar sarjana dan berkualifikasi profesional.
Wilson melirik lencananya, direktur penjualan, Gerald Fanandi.
"Halo, Direktur Gerald!"
Wilson menyapa.
"Tidak perlu menggunakan trik ini, aku bertanya kamu punya koneksi, ya?"
Gerald bertanya.
Wilson mengangkat bahu, "Tidak!"
"Heh!"
Gerald tiba-tiba mencibir.
Kalau tidak punya koneksi maka gampang diatasi.
"Plak!"
Setumpuk dokumen dilemparkan ke depan Wilson, "Periode penilaian adalah satu minggu. Kalau kamu tidak bisa lulus, kemasi barangmu dan pergi."
Sebelum Wilson sempat berbicara, Gerald sudah berbalik dan pergi.
"Sepertinya tempat kerja ini ... tidak sesederhana itu!"
Wilson tersenyum pahit dan menggelengkan kepalanya.
Namun, suaya ibunya bisa merasa tenang, Wilson tidak akan mengeluh.
"Hei, sobat! Apa ini pertama kalinya kamu bekerja?"
Seorang rekan di sebelahnya mencondongkan kepalanya dan bertanya sambil tersenyum.
Wilson mengangguk.
Rekan tersebut menambahkan, "Sekilas aku tahu kalau kamu adalah pendatang baru yang tidak memiliki pengalaman. Sebagai seseorang yang pernah berada di posisimu, aku mau mengingatkanmu kalau di departemen penjualan, Direktur Gerald adalah bosnya. Nanti malam kamu siapkan hadiah dan berikan padanya besok. Kujamin kamu lulus penilaian dengan lancar."
"Terima kasih!"
Seorang kepala departemen kecil berani mencai masalah dengan Wilson, tetapi pihak lain dengan baik hati mengingatkannya, jadi dan Wilson sangat berterima kasih.
Di sore hari.
Ketika tiba waktunya untuk pulang kerja, Wilson menerima telepon dari Vanessa. Saat mengetahui kalau Wilson sudah bekerja, Vanessa dengan senang hati meminta Wilson untuk menraktir Clarice makan malam sebagai ucapan terima kasih.
"CEO Clarice, datanglah ke rumahku untuk makan!"
Setelah bekerja, Wilson pergi ke kantor untuk mencari Clarice.
Melihat Wilson, wajah Clarice langsung menggelap dan tatapannya penuh dengan kebencian. Dia tidak akan pernah melupakan perlakuan sembrononya pagi tadi.
"Tidak ada waktu, keluarlah."
Clarice berkata tanpa mengangkat kepalanya.
"Ibuku menyuruhmu pergi ke sana apa pun yang terjadi, kalau tidak, dia tidak akan merasa nyaman."
Wilson menjelaskan.
Clarice sedikit terkejut, setelah ragu sejenak, dia akhirnya meletakkan dokumen di tangannya. "Kita akan pergi dengan terpisah, aku tidak mau orang-orang di perusahaan salah paham."
Pada saat yang sama.
Ricardo berdiri dengan rendah hati di depan seorang pria paruh baya sambil memohon, "Tuan Lamhot, tolong bantu aku."
Pria paruh baya itu menyalakan cerutu di tangannya dan menghisapnya perlahan, tatapan tajamnya menatap Ricardo untuk waktu yang lama.
Dia perlahan berbicara, "Tuan Ricardo, nama keluargaku adalah Saun. Aku berutang budi memang padamu, tapi Wilson yang kamu sebutkan berhubungan dengan Serikat Dagang, menyentuhnya akan sangat merugikanku."
Pria paruh baya itu adalah Lamhot Saun adalah penguasa bawah tanah Kota Jakarta.
Bahkan kalau orang lain tidak tahu tentang orang terkaya Derrick atau Serikat Dagang, reputasi jahat Lamhot jelas sangat terkenal sampai bisa dibicarakan orang-orang.
Dia melakukan sesuatu dengan tidak bermoral dan kejam.
Ricardo yang putus asa, mencari Lamhot untuk menyingkirkan Wilson. Kalau pun harus mati, dia akan membawa Wilson bersamanya.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved