Bab 2 Pria Kaya Sudah Pergi

by Anderson 18:02,Jan 31,2024
Kejutan yang tiba-tiba ini membuat pikiran Anna dan ibunya menjadi kosong.

Ibu Anna tersadar, mencubit dirinya sendiri dengan kuat untuk menjaga kakinya yang gemetar tetap tenang. Lalu berlari dengan senyum tersanjung di wajahnya. "Oh, aku baru saja bilang, kenapa waktu aku bangun ada burung murai di luar jendela? Ternyata kabar baiknya adalah kedatangan CEO Derrick!"

"Apa kamu Nona Anna?"

Derrick memandang Anna di sebelahnya dan bertanya dengan sopan.

Biasanya orang-orang seperti ini bahkan tidak akan Derrick lirik.

Tadi Tuan Muda menelepon dan memintanya menyiapkan hadiah untuk pacarnya. Derrick mana berani bersikap ceroboh terhadap wanita Tuan Muda? Setelah menerima perintah tersebut, dia langsung menyiapkannya bahkan mengantarkannya secara pribadi untuk menunjukkan kesungguhannya.

"Ya ... ya, benar!"

Melihat peluang besar, Anna mengangguk dengan gugup.

Setelah memastikannya, Derrick melambaikan tangannya dan beberapa bawahannya membawakannya kunci mobil mewah, kunci vila, puluhan perhiasan berharga, jam tangan dan lainnya.

Melihat hadiah mahal tersebut, Anna dan ibunya membelalak dan napas mereka menjadi cepat.

"CEO Derrick, hadiah ini ...."

Anna hanya mau menanyakan alasannya.

Pada saat itu, Wilson juga keluar dari komunitas dan berkata kepada Derrick, "Ambil kembali semua barangmu."

"Kamu gila, ya. Kenapa kamu datang ke sini untuk mencari masalah? Kenapa kamu tidak segera pergi dari sini?"

Melihat kedatangan Wilson, ibu Anna berhenti dan mengutuk, "Sampah masyarakat sepertimu punya hak apa untuk berbicara di depan CEO Derrick?"

"Kenapa orang yang tidak berguna sepertimu berani sekali keluar dan mempermalukan diri sendiri? Apa kamu tidak melihat kalau ini adalah hadiah dari CEO Derrick? Bahkan kalau kamu bekerja keras selama sepuluh kehidupan, kamu tidak akan bisa menghasilkan uang sebanyak itu."

Anna senang karena Wilson tidak setuju untuk menerimanya.

Anna menduga Derrick memerhatikannya dan jatuh cinta dengan kecantikannya. Kalau tidak, kenapa dia tiba-tiba memberikannya hadiah.

Kalau seperti itu, maka Anna akan benar-benar menjadi kaya raya.

"Tuan Muda!"

Melihat Wilson datang, Derrick menyambutnya dengan hormat.

Wilson melambaikan tangannya dan berkata, "Ayo, pergi."

Awalnya, Wilson mau memberi hadiah kepada Keluarga Franda, tapi sekarang tidak perlu.

Mampu mencapai status orang terkaya, Derrick secara alami bisa mengamati emosi orang. Melihat sikap Anna dan ibunya terhadap Wilson, Derrick secara kasar menebak apa yang sedang terjadi dan segera meminta anak buahnya untuk menyingkirkan barang-barang tersebut.

Wilson juga ikut naik ke mobil Derrick.

"Apa yang terjadi?"

Anna dan ibunya tercengang. Kenapa mereka tiba-tiba pergi dan Wilson masuk ke mobil Derrick?

"Bu, tadi CEO Derrick, kayaknya ... kayaknya memanggil Wilson Tuan Muda."

Anna kembali tersadar dan berkata dengan bingung.

Ibu Anna mengangguk dan berkata, "Aku juga mendengarnya dan CEO Derrick sangat menghormati Wilson. Bagaimana ini bisa terjadi?"

Seingat mereka keluarga Wilson sangat miskin dan hanya punya seorang ibu yang masih bekerja.

"Cepat, Anna, aborsi dan berdandanlah. Ayo kita cari Wilson dan minta maaf."

Tiba-tiba, ibu Anna menarik Anna dan pergi ke rumah sakit, tidak memedulikan risiko apa pun.

Tidak peduli apa yang terjadi pada Wilson, mereka baru saja menyaksikan sikap hormat Derrick terhadap Wilson dan mereka harus memegang erat menantu kaya seperti Wilson.

Kalau dipikir-pikir, Wilson tidak mau menikahi Anna karena dia tidak menyukai kehamilannya. Jika Anna mengugurkannya, Wilson mungkin saja berubah pikiran.



"Tuan Muda, bagaimana kalau kamu tinggal di Villa Embrace mulai sekarang."

Saat mengantar Wilson pulang, Derrick menyadari kalau Wilson tinggal di daerah perkotaan yang miskin. Dia tidak berani bertanya, jadi dia hanya memberi saran.

Villa Embrace adalah Villa terbesar dan termewah di Kota Jakarta, memiliki berbagai fasilitas hiburan dan restoran kelas atas, merupakan salah satu properti Derrick.

Di dalamnya juga terdapat manor, dengan lingkungan elegan yang cocok untuk status Tuan Muda.

"Beberapa hari lagi saja!"

Sekarang Wilson mau pulang untuk bertemu kembali dengan ibunya. Kalau dia langsung pindah ke rumah mewah seperti itu, dia takut ibunya akan berpikir terlalu banyak.

Derrick tidak berani mengatakan apa pun. Dia menyerahkan kunci Villa kepada Wilson dan pergi dengan hormat.

"Minggir, jangan menghalangi jalan."

Wilson hendak berjalan ke desa di kota ketika Range Rover melaju di belakangnya. Melihat Wilson menghalangi jalan, orang-orang di dalam mobil pun berteriak.

Wilson berbalik tanpa sadar dan tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut.

Beberapa orang turun dari mobil dan salah satunya adalah Peter yang sudah melumpuhkannya dan melemparkannya ke pegunungan tandus lima tahun lalu.

"Itu kamu? Kamu ... kamu manusia atau hantu?"

Peter yang melihat Wilson dengan jelas pun mundur dengan ketakutan. Setelah dia mencari orang untuk menghabisi Wilson, dia sudah hampir mati dan dibuang ke gunung tandus. Dia tidak mungkin selamat.

"Kalau kamu tidak datang, aku hampir lupa."

Wilson baru saja kembali hari ini dan belum punya waktu menemui Peter untuk menyelesaikan masalah.

Mendengar Wilson berbicara, Peter menyadari kalau Wilson benar-benar hidup dan segera mendapatkan kembali kesombongannya. "Sepertinya nasibmu benar-benar baik, kamu tidak mati bahkan setelah dihabisi seperti itu."

"Tuan Muda Peter, siapa anak laki-laki ini?"

Orang yang mengikutinya bertanya.

Keluarga Janika bergerak di bidang konstruksi dan berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Mereka hampir memonopoli seluruh industri real estate Kota Jakarta. Hari ini mereka datang karena berencana untuk menghancurkan desa di kota ini.Tanpa diduga, mereka malah bertemu Wilson.

"Hanya orang bodoh!"

Peter terlalu malu untuk menyebutkan kalau dia sudah menggoda Anna dan dipukul oleh Wilson.

Lalu, dia menunjuk ke arah Wilson dan berkata, "Beri dia pelajaran lalu tarik dia ke samping. Jangan sampai tunda urusan kita."

"Baik!"

Beberapa orang segera mengepung Wilson.

Wilson melangkah maju dan mendatangi Peter.

"Bang!"

Setelah menendang Peter terbang, Wilson terus melangkah maju dan meremukkan kakinya.

"Ah …."

Peter menjerit kesakitan.

Wilson merasa kurang nyaman kalau membunuhnya di depan rumahnya.

"Wah, kamu … berani menyentuh Tuan Muda Peter. Kamu tahu tidak siapa dia?"

Orang-orang lainnya tahun dengan adegan mengerikan itu dan tidak berani melangkah maju.

Melihat Wilson tidak berbicara, salah satu dari mereka berkata, "Ayah Tuan Muda Peter adalah anggota Serikat Dagang Jakarta. Hari ini, bahkan kalau dewa datang, mereka tidak akan bisa melindungimu."

Beberapa waktu lalu, Keluarga Janika baru saja memenuhi syarat untuk bergabung dengan Serikat Dagang Jakarta. Meski hanya berada di urutan terbawah, mereka sudah di luar jangkauan orang biasa.

Serikat Dagang Jakarta?

Wilson akhirnya ingat kalau Ketua Serikat Dagang Jakarta juga datang menemuinya hari ini.

"Siapa nama ayahnya?" tanya Wilson.

Pria yang mengancamnya akhirnya mendapatkan kepercayaan diri dan menjawab, "Ayah Tuan Muda Peter adalah Ricardo Janika yang terkenal. Kenapa kamu tidak berlutut dan bersujud kepada Tuan Muda Peter sesegera mungkin?"

Setelah mengetahui namanya, Wilson mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Ketua Serikat Dagang Jakarta dan berkata dengan tenang, "Kmendengar Ricardo bergabung dengan Serikat Dagang milikmu? Aku tidak terlalu menyukai putranya."

Setelah mengatakan itu, Wilson pun menutup telepon.

"Sialan, aku akan membuat hidupmu lebih buruk dari kematian, tunggu saja."

Setelah mengatur napasnya kembali, Peter menatap Wilson dengan ganas dan hendak memanggil seseorang.

Namun, teleponnya berdering terlebih dahulu dan begitu dia menjawabnya, suara amukan ayahnya terdengar, "Dasar sialan, siapa yang kamu singgung? Keluarga Janika diusir dari Serikat Dagang, mereka bilang kamu menyinggung orang besar yang seharusnya tidak kamu singgung. Ketua secara pribadi mengeluarkan pesan untuk mengepung dan menekan semua properti Keluarga Janika."

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

150