Bab 1 Tidak Ingin Membunuh Orang
by Gembeel_Elite
22:08,Dec 23,2023
Di musim panas yang sangat terik, di stasiun MRT Kota Sarubaya.
Sosok tubuh kurus muncul di tengah keramaian, sangat menarik perhatian.
Seorang pemuda mengenakan kaos oblong, topi pet, dan tas kain di badannya.
Terlihat sangat biasa.
Dia memegang KTP di tangannya, terlihat pemuda ini bernama Adrian Murphy.
"Lima tahun."
Adrian berjalan keluar dari stasiun MRT, tapi tiba-tiba langkah kakinya berhenti saat gedung tertinggi di Sarubaya muncul dihadapannya.
Dia mendongakkan kepala, tatapannya setajam elang dan bergumam, "Sarubaya! Aku, Adrian, telah kembali! Lima tahun lalu, saat pesta makan di Villa Matahari, semua keluargaku dibunuh, hanya tinggal aku sendiri. Jika ibuku tidak mendorongku ke Sungai Lumpur, mungkin tidak ada lagi keluarga Murphy di Sarubaya!"
Mengingat pembunuhan itu, Adrian tiba-tiba mengepalkan tangannya, roh jahat menyebar ke segala arah. Orang sekitar merasakan tangan tak terlihat seolah mencekik leher mereka!
Dalam sekejap seperti di neraka!
"Peter Marcello! Tuan Besar! Dan mereka yang menyaksikan orang tuaku dibunuh! Kalian tidak tahu kalau aku masih hidup!"
"Aku ingin berterima kasih. Jika bukan karena kalian, aku tidak akan diselamatkan oleh lelaki tua itu, dan aku tidak akan kembali dengan ilmu medis yang sangat hebat!"
"Aku bersumpah, siapa pun yang terlibat dalam pembunuhan waktu itu, aku akan membuat kalian membayarnya seribu kali lipat!"
...
Beberapa detik kemudian, Adrian melepas kepalan tangannya. Dia memanggil taksi, lalu menuju ke pusat kota.
Jika terlambat beberapa detik lagi, orang yang lewat di sekitarnya tidak akan selamat.
Sepanjang perjalanan, ingatan masa lalu terlintas dibenak Adrian, membuatnya kesakitan seperti di cekik.
Dia terlahir di keluarga besar, meski selalu dibilang sampah oleh orang-orang di sekitarnya, namun keluarga yang terdiri dari tiga orang itu selalu hidup bahagia.
Tapi, karena pesta makan di Villa Matahari lima tahun yang lalu! Nasibnya telah berubah!
Ayahnya menyinggung seorang pria dari ibu kota karena menyelamatkan seorang gadis kecil!
Pria itu sangat marah! Dia menampar ayahnya dan membunuh ayahnya di depan banyak orang!
Tidak ada yang berdiri untuk menghentikan pria itu!
Termasuk keluarga-keluarga yang dulu menjilat keluarganya!
Teman-teman lama ayahnya juga tidak menghentikan pria itu!
Bahkan paman yang selalu dia percaya juga tidak menghentikannya!
Dia sangat marah, tanpa berpikir panjang dia berlari mengambil pisau di atas meja dan menyerang pria itu!
Tapi pria itu menghentikannya hanya dengan satu tangan!
Dia dengan jelas mengingat tatapan sinis dan kata-kata dingin pria itu.
"Keluarga Murphy di Sarubaya? Bahkan jika keluargamu dari ibu kota, aku bisa menghancurkannya! Kamu adalah anak kecil yang terlalu percaya diri. Aku dengar kamu adalah sampah yang terkenal di Kota ini? Haha! Kamu masih ingin membunuhku? Kalau aku memberimu waktu seratus tahun pun, itu tidak akan mengubah kenyataan kalau kamu adalah sampah!"
Tiba-tiba seorang wanita berlari mendekati pria itu dan mendorong anak itu ke Sungai Lumpur, membuat semua orang tercengang.
Saat anak itu terjatuh ke sungai, dia melihat ibunya berlari mendekati pria itu!
Bertekad untuk mati.
Adrian mengira hidupnya sudah berakhir, tapi dia tidak menyangka, seorang lelaki tua di hilir Sungai Lumpur menyelamatkannya.
Orang tua itu membawanya ke tempat yang terisolasi dari dunia. Mengajarinya ilmu medis tingkat tinggi dan mengajarinya berlatih "Keputusan Sembilan Surga".
Dalam lima tahun terakhir, tidak ada yang tahu apa yang terjadi pada Adrian di negeri yang berkabut itu.
Yang pasti, iblis telah lahir di sana dengan nama Naga Haus Darah!
...
Grup Summit Wealth, Kota Sarubaya.
Adrian melihat catatan alamat di tangannya, lalu melihat nama di pintu gerbang, setelah merasa yakin barulah dia masuk.
Dia awalnya berencana langsung pergi ke ibu kota untuk mencari pria yang muncul di Villa Matahari waktu itu. Dalam lima tahun terakhir, pria itulah yang paling ingin dia bunuh. Adapun petunjuk tentang pria itu, dia hanya tahu semua orang memanggilnya Tuan Besar dari ibu kota, tidak ada berita apa pun.
Tapi sebelum pergi, lelaki tua itu memintanya pergi ke Sarubaya mencari seorang wanita bernama Maya Smith.
Lelaki tua itu pernah pergi ke Sarubaya, terlibat cinta dan benci dengan nenek Maya. Adrian sempat mengira Maya adalah cucu lelaki tua itu.
Tiga hari yang lalu, lelaki tua itu berhasil memecahkan rahasia masa depan, lelaki tua itu melihat masa depan Maya yang akan mengalami bencana dalam seratus hari, bencana ini kemungkinan besar akan membuatnya mati. Rahasia masa depan Adrian terlalu unik, bahkan Dewa sekali pun tidak bisa mengetahuinya. Hanya Adrian sendiri yang bisa memecahkan rahasia masa depan ini.
Adapun cara memecahkan rahasia ini, lelaki tua itu tidak memberitahunya. Lelaki tua itu hanya membiarkan Adrian mengambil langkah demi langkah.
...
"Berhenti!"
Tiba-tiba terdengar suara dingin, terlihat dua pria kekar dengan tinggi 1,9 meter berdiri di depan Adrian. Keduanya mengenakan seragam satpam. Mereka memiliki kulit gelap, mata yang tajam dan lengan yang berotot, membuat orang merasa takut saat melihatnya.
Adrian mengerutkan keningnya. Dia tidak ingin membuat masalah dengan kedua satpam ini, dia hanya menjelaskan, "Halo, aku mencari Maya Smith."
Saat mendengar nama Maya Smith, salah satu satpam mencibir, "Kamu mau menemui Nona Maya? Apa sudah membuat janji?"
"Belum." Kata Adrian jujur.
"Apa kamu punya kartu kerja Grup Summit Wealth?"
"Tidak."
Saat mendengarnya, wajah satpam itu menjadi semakin arogan. Dia menatap Adrian, lalu menunjuk ke pintu dan berkata dengan jijik, "Karena tidak ada, disana pintu keluarnya. Cepat pergi!"
Grup Summit Wealth adalah salah satu dari 500 perusahaan teratas di Indonesia, dan juga salah satu perusahaan terkemuka di Kota Sarubaya. Sebagai satpam Grup Summit Wealth, mereka merasa lebih unggul dari yang lain.
Mereka tidak perlu melihat wajah siapa pun, mereka hanya perlu mengusir sampah yang datang!
Pada saat ini, beberapa pria berjas dan sepatu kulit keluar dari mobil Mercedes Benz E200. Mereka pergi ke meja resepsionis mencari Maya Smith, hasil yang mereka dapatkan persis sama dengan Adrian. Setelah berpikir beberapa saat, mereka akhirnya memilih menunggu dan pergi ke sofa di lobi.
Adrian tidak berniat bertengkar dengan kedua satpam di depannya, dia menunjuk ke sofa di lobi, "Aku akan menunggu di sana sebentar."
Selesai berbicara, dia pergi berjalan ke sofa.
Setelah berjalan beberapa langkah, tiba-tiba dia dihentikan oleh kedua satpam itu.
"Nak, apa kamu tuli? Jangan paksa aku mengatakan untuk yang ketiga kalinya, disana pintu keluarnya!" Salah satu satpam menunjuk ke pintu dan berteriak mengancam.
Adrian mengerutkan kening. Dia baru saja datang ke Sarubaya, dia tidak pernah menyinggung kedua orang ini. Kenapa mereka mempersulitnya?
Adrian menunjuk pria berjas yang duduk di sofa, lalu bertanya, "Kenapa mereka bisa menunggu, tapi aku tidak bisa?"
Salah satu satpam melihat Adrian dari atas ke bawah, lalu mencibir, "Orang udik sepertimu masih ingin bertemu dengan Nona Maya? Lebih baik kamu bercermin. Cepat pergi, kalau tidak, kamu akan menerima akibatnya."
Adrian menggelengkan tak berdaya, dia akhirnya mengerti bahwa kedua satpam ini sangat sombong. Dia tahu dia tidak layak duduk dengan pakaian seperti ini!
Tak di sangka, lima tahun kemudian, Sarubaya masih menjadi Sarubaya yang sama!
“Bagaimana kalau aku tidak mau pergi?” Wajah Adrian menjadi gelap.
"Tidak ingin pergi? Kamu cari mati!"
Selesai bicara, salah satu satpam memegang bahu Adrian, pembuluh darah di lengannya menonjol!
Ada senyum kejam di sudut mulutnya, selama dia mengerahkan sedikit tenaga, bocah kurus di depannya pasti akan terbang!
Beberapa hari yang lalu, ada orang bodoh yang menentangnya, dia hanya menggunakan satu tangan mengusirnya, orang itu masih terbaring di rumah sakit sampai sekarang!
Satpam itu mengerahkan kekuatannya, tapi Adrian tidak bergerak sama sekali!
Senyum satpam itu membeku! Wajahnya menjadi pucat!
Pemuda di depannya seperti gunung! Sama sekali tidak bisa mengangkatnya!
Pada saat yang sama, mati rasa menyebar dari lengan menuju punggungnya!
Seluruh tubuhnya basah oleh keringat!
Satpam lain merasakan ada yang tidak beres, dia berkata kepada temannya sambil tersenyum, "Bro, kamu tidak bisa melakukannya. Siang hari kamu terlalu banyak berkeringat. Apa tadi malam istrimu memerasmu? Biar aku saja yang melakukannya."
Setelah selesai bicara, salah satu tangannya bergerak ke arah Adrian.
"Pergi! Aku tidak ingin membunuh orang."
Suara dingin Adrian terdengar seperti guntur yang menggelegar!
Dia sedikit menggerakkan kaki kirinya, angin muncul di sekujur tubuhnya, langsung mengenai kedua satpam itu!
Keduanya hanya merasakan kekuatan tak terlihat menghantam dada mereka, mereka tidak tahan dan memuntahkan seteguk darah lalu terbang seperti layangan putus!
Mereka mengenai kaca aula yang keras!
"Prang!"
Semua kaca pecah!
Sosok tubuh kurus muncul di tengah keramaian, sangat menarik perhatian.
Seorang pemuda mengenakan kaos oblong, topi pet, dan tas kain di badannya.
Terlihat sangat biasa.
Dia memegang KTP di tangannya, terlihat pemuda ini bernama Adrian Murphy.
"Lima tahun."
Adrian berjalan keluar dari stasiun MRT, tapi tiba-tiba langkah kakinya berhenti saat gedung tertinggi di Sarubaya muncul dihadapannya.
Dia mendongakkan kepala, tatapannya setajam elang dan bergumam, "Sarubaya! Aku, Adrian, telah kembali! Lima tahun lalu, saat pesta makan di Villa Matahari, semua keluargaku dibunuh, hanya tinggal aku sendiri. Jika ibuku tidak mendorongku ke Sungai Lumpur, mungkin tidak ada lagi keluarga Murphy di Sarubaya!"
Mengingat pembunuhan itu, Adrian tiba-tiba mengepalkan tangannya, roh jahat menyebar ke segala arah. Orang sekitar merasakan tangan tak terlihat seolah mencekik leher mereka!
Dalam sekejap seperti di neraka!
"Peter Marcello! Tuan Besar! Dan mereka yang menyaksikan orang tuaku dibunuh! Kalian tidak tahu kalau aku masih hidup!"
"Aku ingin berterima kasih. Jika bukan karena kalian, aku tidak akan diselamatkan oleh lelaki tua itu, dan aku tidak akan kembali dengan ilmu medis yang sangat hebat!"
"Aku bersumpah, siapa pun yang terlibat dalam pembunuhan waktu itu, aku akan membuat kalian membayarnya seribu kali lipat!"
...
Beberapa detik kemudian, Adrian melepas kepalan tangannya. Dia memanggil taksi, lalu menuju ke pusat kota.
Jika terlambat beberapa detik lagi, orang yang lewat di sekitarnya tidak akan selamat.
Sepanjang perjalanan, ingatan masa lalu terlintas dibenak Adrian, membuatnya kesakitan seperti di cekik.
Dia terlahir di keluarga besar, meski selalu dibilang sampah oleh orang-orang di sekitarnya, namun keluarga yang terdiri dari tiga orang itu selalu hidup bahagia.
Tapi, karena pesta makan di Villa Matahari lima tahun yang lalu! Nasibnya telah berubah!
Ayahnya menyinggung seorang pria dari ibu kota karena menyelamatkan seorang gadis kecil!
Pria itu sangat marah! Dia menampar ayahnya dan membunuh ayahnya di depan banyak orang!
Tidak ada yang berdiri untuk menghentikan pria itu!
Termasuk keluarga-keluarga yang dulu menjilat keluarganya!
Teman-teman lama ayahnya juga tidak menghentikan pria itu!
Bahkan paman yang selalu dia percaya juga tidak menghentikannya!
Dia sangat marah, tanpa berpikir panjang dia berlari mengambil pisau di atas meja dan menyerang pria itu!
Tapi pria itu menghentikannya hanya dengan satu tangan!
Dia dengan jelas mengingat tatapan sinis dan kata-kata dingin pria itu.
"Keluarga Murphy di Sarubaya? Bahkan jika keluargamu dari ibu kota, aku bisa menghancurkannya! Kamu adalah anak kecil yang terlalu percaya diri. Aku dengar kamu adalah sampah yang terkenal di Kota ini? Haha! Kamu masih ingin membunuhku? Kalau aku memberimu waktu seratus tahun pun, itu tidak akan mengubah kenyataan kalau kamu adalah sampah!"
Tiba-tiba seorang wanita berlari mendekati pria itu dan mendorong anak itu ke Sungai Lumpur, membuat semua orang tercengang.
Saat anak itu terjatuh ke sungai, dia melihat ibunya berlari mendekati pria itu!
Bertekad untuk mati.
Adrian mengira hidupnya sudah berakhir, tapi dia tidak menyangka, seorang lelaki tua di hilir Sungai Lumpur menyelamatkannya.
Orang tua itu membawanya ke tempat yang terisolasi dari dunia. Mengajarinya ilmu medis tingkat tinggi dan mengajarinya berlatih "Keputusan Sembilan Surga".
Dalam lima tahun terakhir, tidak ada yang tahu apa yang terjadi pada Adrian di negeri yang berkabut itu.
Yang pasti, iblis telah lahir di sana dengan nama Naga Haus Darah!
...
Grup Summit Wealth, Kota Sarubaya.
Adrian melihat catatan alamat di tangannya, lalu melihat nama di pintu gerbang, setelah merasa yakin barulah dia masuk.
Dia awalnya berencana langsung pergi ke ibu kota untuk mencari pria yang muncul di Villa Matahari waktu itu. Dalam lima tahun terakhir, pria itulah yang paling ingin dia bunuh. Adapun petunjuk tentang pria itu, dia hanya tahu semua orang memanggilnya Tuan Besar dari ibu kota, tidak ada berita apa pun.
Tapi sebelum pergi, lelaki tua itu memintanya pergi ke Sarubaya mencari seorang wanita bernama Maya Smith.
Lelaki tua itu pernah pergi ke Sarubaya, terlibat cinta dan benci dengan nenek Maya. Adrian sempat mengira Maya adalah cucu lelaki tua itu.
Tiga hari yang lalu, lelaki tua itu berhasil memecahkan rahasia masa depan, lelaki tua itu melihat masa depan Maya yang akan mengalami bencana dalam seratus hari, bencana ini kemungkinan besar akan membuatnya mati. Rahasia masa depan Adrian terlalu unik, bahkan Dewa sekali pun tidak bisa mengetahuinya. Hanya Adrian sendiri yang bisa memecahkan rahasia masa depan ini.
Adapun cara memecahkan rahasia ini, lelaki tua itu tidak memberitahunya. Lelaki tua itu hanya membiarkan Adrian mengambil langkah demi langkah.
...
"Berhenti!"
Tiba-tiba terdengar suara dingin, terlihat dua pria kekar dengan tinggi 1,9 meter berdiri di depan Adrian. Keduanya mengenakan seragam satpam. Mereka memiliki kulit gelap, mata yang tajam dan lengan yang berotot, membuat orang merasa takut saat melihatnya.
Adrian mengerutkan keningnya. Dia tidak ingin membuat masalah dengan kedua satpam ini, dia hanya menjelaskan, "Halo, aku mencari Maya Smith."
Saat mendengar nama Maya Smith, salah satu satpam mencibir, "Kamu mau menemui Nona Maya? Apa sudah membuat janji?"
"Belum." Kata Adrian jujur.
"Apa kamu punya kartu kerja Grup Summit Wealth?"
"Tidak."
Saat mendengarnya, wajah satpam itu menjadi semakin arogan. Dia menatap Adrian, lalu menunjuk ke pintu dan berkata dengan jijik, "Karena tidak ada, disana pintu keluarnya. Cepat pergi!"
Grup Summit Wealth adalah salah satu dari 500 perusahaan teratas di Indonesia, dan juga salah satu perusahaan terkemuka di Kota Sarubaya. Sebagai satpam Grup Summit Wealth, mereka merasa lebih unggul dari yang lain.
Mereka tidak perlu melihat wajah siapa pun, mereka hanya perlu mengusir sampah yang datang!
Pada saat ini, beberapa pria berjas dan sepatu kulit keluar dari mobil Mercedes Benz E200. Mereka pergi ke meja resepsionis mencari Maya Smith, hasil yang mereka dapatkan persis sama dengan Adrian. Setelah berpikir beberapa saat, mereka akhirnya memilih menunggu dan pergi ke sofa di lobi.
Adrian tidak berniat bertengkar dengan kedua satpam di depannya, dia menunjuk ke sofa di lobi, "Aku akan menunggu di sana sebentar."
Selesai berbicara, dia pergi berjalan ke sofa.
Setelah berjalan beberapa langkah, tiba-tiba dia dihentikan oleh kedua satpam itu.
"Nak, apa kamu tuli? Jangan paksa aku mengatakan untuk yang ketiga kalinya, disana pintu keluarnya!" Salah satu satpam menunjuk ke pintu dan berteriak mengancam.
Adrian mengerutkan kening. Dia baru saja datang ke Sarubaya, dia tidak pernah menyinggung kedua orang ini. Kenapa mereka mempersulitnya?
Adrian menunjuk pria berjas yang duduk di sofa, lalu bertanya, "Kenapa mereka bisa menunggu, tapi aku tidak bisa?"
Salah satu satpam melihat Adrian dari atas ke bawah, lalu mencibir, "Orang udik sepertimu masih ingin bertemu dengan Nona Maya? Lebih baik kamu bercermin. Cepat pergi, kalau tidak, kamu akan menerima akibatnya."
Adrian menggelengkan tak berdaya, dia akhirnya mengerti bahwa kedua satpam ini sangat sombong. Dia tahu dia tidak layak duduk dengan pakaian seperti ini!
Tak di sangka, lima tahun kemudian, Sarubaya masih menjadi Sarubaya yang sama!
“Bagaimana kalau aku tidak mau pergi?” Wajah Adrian menjadi gelap.
"Tidak ingin pergi? Kamu cari mati!"
Selesai bicara, salah satu satpam memegang bahu Adrian, pembuluh darah di lengannya menonjol!
Ada senyum kejam di sudut mulutnya, selama dia mengerahkan sedikit tenaga, bocah kurus di depannya pasti akan terbang!
Beberapa hari yang lalu, ada orang bodoh yang menentangnya, dia hanya menggunakan satu tangan mengusirnya, orang itu masih terbaring di rumah sakit sampai sekarang!
Satpam itu mengerahkan kekuatannya, tapi Adrian tidak bergerak sama sekali!
Senyum satpam itu membeku! Wajahnya menjadi pucat!
Pemuda di depannya seperti gunung! Sama sekali tidak bisa mengangkatnya!
Pada saat yang sama, mati rasa menyebar dari lengan menuju punggungnya!
Seluruh tubuhnya basah oleh keringat!
Satpam lain merasakan ada yang tidak beres, dia berkata kepada temannya sambil tersenyum, "Bro, kamu tidak bisa melakukannya. Siang hari kamu terlalu banyak berkeringat. Apa tadi malam istrimu memerasmu? Biar aku saja yang melakukannya."
Setelah selesai bicara, salah satu tangannya bergerak ke arah Adrian.
"Pergi! Aku tidak ingin membunuh orang."
Suara dingin Adrian terdengar seperti guntur yang menggelegar!
Dia sedikit menggerakkan kaki kirinya, angin muncul di sekujur tubuhnya, langsung mengenai kedua satpam itu!
Keduanya hanya merasakan kekuatan tak terlihat menghantam dada mereka, mereka tidak tahan dan memuntahkan seteguk darah lalu terbang seperti layangan putus!
Mereka mengenai kaca aula yang keras!
"Prang!"
Semua kaca pecah!
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved